Anda di halaman 1dari 5

Nama: Adinda Reyna Fauziah

NPM: 2021510020
Lembar Jawaban Ujian Tengah Semester
Dosen: DR. Warasman Marbun, S.H., M.H
Soal dan Jawaban:
1
a. Sebutkan dan Jelaskan penafsiran suatu aturan hukum berdasarkan prinsip
menemukan hukum dan berikan contohnya.
 Prinsip objektivitas (Penafsiran berdasarkan pada arti secara literatur dari
aturan hukum berdasarkan) :
- Hakekat dari suatu aturan hukum
- Harus dibuat sejelas mungkin untuk perkembangan selanjutnya
 Prinsip kesatuan
- Setiap norma harus dibaca dengan teks dan tidak secara terpisah
- Bagian harus berasal dari keselarasan
- Keseluruhan harus berasal dari bagiannya
 Prinsip penafsiran genetis
- Melakukan penafsiran terhadap teks
- Keberadaan teks asli harus dijadikan pertimbangan
- Aspek objektivitas menjadi pertimbangan
- Aspek tata bahasa menjadi pertimbangan
- Aspek budaya dan kondisi sosial pembentukan hukum
 Prinsip perbandingan (Membandingkan suatu teks hukum dengan teks hukum
lainnya menyangkut hal yang sama disuatu hukum)
b. Apa yang saudara ketahui mengenai Metode Penemuan Hukum? Jelaskan dan
berikan contohnya.
Jawaban: Metode penemuan hukum adalah kegiatan mencari dan memberi makna
terhadap hukum. Penemuan hukum (Rechtisvinding) merupakan proses pembentukan
hukum oleh subyek atau pelaku penemuan hukum dalam upaya menerapkan
peraturan hukum umum terhadap peristiwanya berdasarkan kaidah-kaidah atau
metode-metode tertentu yang dapat dibenarkan dalam ilmu hukum, seperti
interpretasi, argumentasi atau penalaran. Kegiatan ini tidak mudah, mengingat
terminology “hukum” tidaklah tunggal. Dalam ulasan di bawah ini, makna hukum
tersebut akan lebih dipersempit kepada norma-norma positif dalam sistem
perundang-undangan.
2.
a. Apa gunanya Penemuan Hukum, jelaskan dan berikan contohnya.
Jawaban: Kegunaan dari penemuan hukum adalah mencari dan menemukan kaidah
hukum yang dapat digunakan untuk memberikan keputusan yang tepat atau benar, dan
secara tidak langsung memberikan kepastian hukum juga didalam masyarakat. Selain
itu, penemuan hukum berguna untuk memecahkan masalah hukum yang konkrit,
belum tentu ada hukum yang lengkap dan jelas. Metode penemuan hukum sebagai
upaya untuk mewujudkan hukum yang pasti dan berkeadilan menguraikan tentang
metode-metode penemuan hukum dengan sistematis dan jelas. Contohnya saat ada
suatu perkara yang sebelumnya belum ada dasar hukumnya, maka disinilah guna
penemuan hukum dalam rangka mengisi kekosongan hukum.
b. Mengapa penting Penemuan Hukum, jelaskan dan berikan contohnya.
Jawaban: Penemuan hukum merupakan kegiatan utama dari Hakim dalam
melaksanakan Undang-undang apabila terjadi peristiwa konkrit. Undang-undang
sebagai kaedah umumnya adalah untuk melindungi kepentingan manusia. Oleh sebab
itu harus dilaksanakan atau ditegakkan. Kegunaan dari penemuan hukum adalah
mencari dan menemukan kaidah hukum yang dapat digunakan untuk memberikan
keputusan yang tepat atau benar, dan secara tidak langsung memberikan kepastian
hukum juga didalam masyarakat. Hasil penemuan hukum ini yang dijadikan dasar
dalam mengambil suatu keputusan. Contohnya jika tidak ada penemuan hukum, maka
saat terjadi kasus hukum yang dasar hukumnya belum ada, maka saat mengambil
keputusan di suatu sidang, akan terjadi kekeliruan hukum.
3
a. Mengapa Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili perkara?
Jelaskan dan berikan contohnya.
Jawaban: Berdasarkan Pasal 20 AB “Hakim harus mengadili berdasarkan Undang-
Undang” dan Pasal 22 AB + Pasal 14 Undang-undang No. 14 tahun 1970 mewajibkan
“Hakim untuk tidak menolak mengadili perkara yang diajukan kepadanya dengan
alasan tidak lengkap atau tidak jelas Undang-undang yang mengaturnya melainkan
wajib mengadilinya”. hakim sebagai organ pengadilan:
 dianggap memahami hukum;
 oleh karena itu harus memberi pelayanan kepada setiap pencari keadilan yang
memohon keadilan kepadanya;
 apabila hakim dalam memberi pelayanan menyelesaikan sengketa, tidak
menemukan hukum tertulis, hakim wajib menggali hukum tidak tertulis untuk
memutus perkara berdasar hukum sebagai orang yang bijaksana dan
bertanggung-jawab penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan adagium ius curia novit atau
curia novit jus, hakim dianggap mengetahui dan memahami segala hukum.
Dengan demikian, hakim yang berwenang menentukan hukum objektif mana
yang harus diterapkan (toepassing) sesuai dengan materi pokok perkara yang
menyangkut hubungan hukum pihak-pihak yang beperkara dalam konkreto.
Contohnya (seorang hakim di pengadilan negeri kota A menolak suatu perkara dengan
alasan bahwa hukum yang berlaku tidak memiliki kejelasan sehingga hakim tersebut
dapat dituntut dengan alasan menolak suatu perkara)
b. Apa saja dasar hukum, bahwa Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan
mengadili perkara?
Jawaban: Dasar hukum hakim tidak boleh menolak memeriksa dan mengadili suatu
perkara yaitu:
 Ketentuan Algemene Bepalingan Van Wetgiving (AB) Pasal 22 AB( “ Hakim
yang menolak perkara dengan alasan membisu, hukumnya tidak jelas,
hukumnya tidak ada, dapat dituntut karena menolak untuk mengadili”
 UU No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 14 ayat (1) ( “
Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu
perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas,
melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”
 UU No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 28 ayat (1) ( “
Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti, dan
memahami nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat”
4.
a. Sebutkan Sistem Penemuan Hukum dan berikan contohnya.
Jawaban: Ada 2 sistem yaitu
 Penemuan Hukum Heteronom (Typisch Logictisch)
( Penemuan hukum yang diperoleh faktor-faktor dari luar penemuan hukum
itu sendiri khususnya pengaruh undang-undang, hukum pemerintahan dan
pengaruh sosial ekonomi dan politik. Penemuan hukum sebagai kejadian yang
teknik dan kognitif yang mengutamakan undang-undang.
 Penemuan Hukum Otonom (Materiel Juridish)
( penemuan hukum yang bersumber dari hati nurani sendiri, hakim tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya
b. Apa saja alasan Penemuan Hukum oleh Hakim? Jelaskan dan berikan contohnya.
Jawaban: Terkait penemuan hukum, Utrecht mengemukakan bahwa penemuan hukum
terjadi jika ada suatu perundang-undangan yang belum diatur atau dapat juga terjadi
jika ada aturan yang tidak jelas pengaturannya; dan hakim dapat bertindak sesuai
inisiatifnya dalam rangka menyelesaikan perkara tersebut.
 Penjeleasan pasal UU tidak memberi kejelasan yang tegas
 Penjelasan pasal UU dinyatakan “cukup jelas” padahal tidak jelas seharusnya
diberikan penjelasan
 Substansi pasal suatu UU tidak tuntas
 UU tidaklah selalu lengkap dan tidak sempurna untuk mencakup keseluruhan
kepentingan masyarakat
 Ketentuan UU yang berlaku umum dan bersifat abstrak tidak dapat diterapkan
begitu saja secara langsung pada peristiwa konkrit
 Setiap UU bersifat statis dan tidak dapat mengikuti perkembangan ke
masyarakat, sehingga menimbulkan ruang kosong yang perlu diisi oleh para
hakim
 Apabila pasal dalam UU tidak dapat diterapkan, maka hakim wajib
menentukan berdasarkan inisiatifny
5.
a. Bagaimana peranan Hakim untuk menemukan hukum? Jelaskan dan berikan
contohnya.
Jawaban: Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan yang juga berfungsi sebagai
penemu yang dapat menentukan mana yang merupakan hukum dan mana yang bukan
hukum. Seolah-olah Hakim berkedudukan sebagai pemegang kekuasaan legislatif
yaitu badan pembentuk per Undang-undangan.
 Mencari dan menemukan hukum yang dapat digunakan untuk memberikan
keputusan yang tepat atau benar
Contoh: sebuah kasus yang sedang diadili sedang dicari hukum yang dapat
digunakan sehingga hakim dapat memberikan keputusan yang tepat
 Secara tidak langsung memberikan kepastian hukum kepada pencari keadilan
 Contoh: adanya penemuan hukum dapat dijadikan tempat mencari keadilan
oleh orang-orang yang membutuhkan
 Perkara dipengadilan untuk membuat putusan menyelesaikan masalah hukum
yang sedang dihadapi
Contoh: adanya sebuah penemuan hukum maka perkara-perkara yang ada di
pengadilan dapat diselesaikan dengan keputusan yang tepat
b. sebutkan dan Jelaskan asas-asas umum peradilan yang baik menemukan hukum serta
berikan contohnya.
 Asas kebebasan hakim ( kekuasaan kehakiman yang merdeka)
contoh: hakim bebas memberikan keputusan yang tepat sesuai dengan UU
yang berlaku
 Iudex ne procedot ex officio ( hakim bersikap menunggu datangnya tuntutan
hak diajukan kepadanya. contoh: hakim menunggu berkas perkara yang akan
diadilinya
 Res publica audientia patens ( sidang pemeriksaan perkara terbuka untuk
umum). contoh: beberapa persidangan dibuka untuk umum agar masyarakat
dapat melihat langsung perkara yang diadili
 Activae judex ( hakim aktif). contoh: hakim aktif dalam mengikuti rangkaian
prosedur dalam suatu perkara
 Iudex essed possiblis ( hakim bersikap pasif)
 Ad Examan Apeta adalah pemeriksaan berlangsung terbuka
 Audiet Alteram Partem adalah asas kesamaan
 Principum objektivas adalah asas objektivitas
 Causa Est Iudicium adalah putusan disertai alasan

Anda mungkin juga menyukai