Anda di halaman 1dari 10

PENEMUAN HUKUM

Dr. Sri Walny Rahayu, S.H., M. Hum

1/27/24
SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I 1
A. Terminologi Penemuan Hukum

v merupakan proses pembentukan hukum oleh subjek atau pelaku penemuan


hukum dalam upaya menerapkan peraturan hukum umum terhadap
peristiwanya berdasarkan kaidah-kaidah atau metode-metode tertentu yang
dibenarkan dalam ilmu hukum.
v Metode yang digunakan seperti, interpretasi, penalaran, eksposisi (konstruksi
hukum) dan lain-lain.
v Kaidah-kaidah atau metode-metode tersebut digunakan agar penerapan aturan
hukum terhadap suatu peristiwa dapat dilakukan secara tepat dan relevan
menurut hukum, sehingga hasil yang diperoleh dari proses tersebut diterima
dan dipertanggungjawabkan dalam ilmu hukum.
SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I
1/27/24 2
Penmuan Hukum dilakukan ketika :

q Penemuan hukum terutama dilakukan oleh hakim dalam memeriksa


dan memutus suatu perkara. Melalui putusannya yurisprudensi kuat,
hakim juga membuat hukum.
q Penemuan hukum dilakukan ketika terminologi yang diatur oleh
undang-undang tidak jelas/tidak lengkap, atau undang-undang tidak
mengatur masalah yang dihadapi atau undang-undang yang ada
bertentangan dengan situasi yang dihadapi.
q Boleh karena itulah hakim dalam hal ini melakukan pembentukan
hukum (rechtsvorming), analogi (rechtsanalogie), penghalusan hukum
(rechtsvervijning) atau penafsiran (interpretatie). Kegiatan-kegiatan
semacam itu dalam sistem hukum kontinental disebut sebagai
penemuan hukum (rechtsvinding).

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 3
q Ketika ditemukan Undang-undang tersebut belum jelas, belum lengkap atau tidak
dapat membantu seorang Hakim dalam penyelesaian suatu perkara atau masalah
hukum, hakim tidak dapat menolak menyelesaikan perkara tersebut. Artinya,
seorang ahli hukum harus bertindak atas inisiatif sendiri untuk menyelesaikan
perkara yang bersangkutan.
q Seorang ahli hukum harus mampu berperan dalam menetapkan atau menentukan
apa yang akan merupakan hukum dan apa yang bukan hukum, walaupun
peraturan perundang-undangan yang ada tidak dapat membantunya.

Tindakan Hakim/seorang ahli hukum dalam situasi semacam itulah yang dimaksudkan
dengan pengertian penemuan hukum atau Rechtsvinding.

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 4
a. Hakim harus mampu menyesuaikan kaidah-kaidah hukum yang
konkrit (perundang-undangan) terhadap tuntutan nyata yang ada di
dalam masyarakat, dengan selalu memperhatikan kebiasaan,
pandangan-pandangan yang berlaku, cita-cita yang hidup didalam
masyarakat, serta perasaan keadilannya sendiri.
b. Peraturan perundang-undangan pada dasarnya tidak selalu dapat
ditetapkan untuk mengatur semua kejadian yang ada didalam
Dalam proses pengambilan keputusan masyarakat. Perundang-undangan hanya dibuat untuk mengatur
hukum, seorang ahli hukum pada hal-hal tertentu secara umum saja.
dasarnya dituntut untuk melaksanakan
tugas atau fungsi utama, diantaranya
yaitu : b. Hakim/Seorang ahli hukum senantiasa harus dapat memberikan
penjelasan, penambahan, atau melengkapi peraturan perundang-
undangan yang ada, dikaitkan dengan perkembangan yang terjadi di
dalam masyarakat.
c. Hal ini perlu dijalankan sebab ada kalanya pembuat Undang-undang
(wetgever) tertinggal oleh perkembangan-perkembangan di dalam
masyarakat.

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 5
v Hakim tidak boleh menangguhkan atau menolak menjatuhkan
putusan dengan alasan karena hukumnya tidak lengkap atau tidak
jelas.
v Hakim dilarang menolak menjatuhkan putusan dengan dalih tidak
sempurnanya undang-undang.
v hakim haruslah mencari, menggali dan mengkaji hukumnya
v hakim harus menemukan hukumnya dengan jalan melakukan
penemuan hukum (rechtsvinding).

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 6
B. Fungsi Penemuan Hukum
mencari dan menemukan kaidah hukum yang dapat digunakan untuk memberikan keputusan
yang tepat atau benar, dan secara tidak langsung memberikan kepastian hukum juga didalam
masyarakat, sementara itu, kenyataan menunjukkan bahwa:
a. Adakalanya pembuat Undang-undang sengaja atau tidak sengaja menggunakan istilah-
istilah atau pengertian-pengertian yang sangat umum sifatnya, sehingga dapat diberi lebih
dari satu pengertian atau pemaknaan;
b. Adakalanya istilah, kata, pengertian, kalimat yang digunakan didalam peraturan perundang-
undangan tidak jelas arti atau maknanya, atau tidak dapat diwujudkan lagi dalam
kenyataan sebagai akibat adanya perkembangan-perkembangan didalam masyarakat;
c. Adakalanya terjadi suatu masalah yang tidak ada peraturan perudang-undangan yang
mengatur masalah tersebut.
Dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan itulah seorang hakim atau pengemban profesi
hukum lainnya harus dapat menemukan dan juga menentukan apa yang dapat dijadikan hukum
dalam rangka pembuatan keputusan hukum atau menyelesaikan masalah hukum yang sedang
dihadapi.

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 7
C. Penemuan Hukum Dalam Sistem Hukum Indonesia
Indonesia dalam perspektif keluarga-keluarga hukum didunia termasuk kedalam keluarga
hukum civil law yang sering diperlawankan dengan keluarga hukum common law. Kedua
sistem hukum ini merupakan dua sistem hukum utama yang banyak diterapkan di dunia,
namun selain dua sistem hukum. tersebut terdapat beberapa hukum lainnya yang diterapkan
di dunia yakni sistem hukum Islam (Islamic Law) dan sistem hukum komunis (Communist
Law).

Salah satu karakteristik utama dari civil law ialah penggunaan aturan-aturan yang tertulis dan
terbukukan (terkodifikasi) sebagai sumber hukumnya. Untuk menerjemahkan aturan-aturan
hukum tersebut, kepada peristiwa-peristiwa konkret, maka difungsikanlah seorang hakim.
Seorang hakim memiliki kedudukan pasif di dalam menerapkan aturan hukum tersebut, dia
akan menerjemahkan suatu aturan hukum apabila telah terjadi sengketa diantara individu
satu dengan yang lainnya di dalam masyarakat yang kemudian hasil terjemahan aturan hukum
tersebut ditetapkan di dalam suatu putusan pengadilan yang mengikat pada pihak-pihak yang
bersengketa.

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 8
C. Penemuan Hukum Dalam Sistem Hukum Indonesia
q Indonesia termasuk kedalam kelurga hukum civil law yang sering diperlawankan dengan keluarga
hukum common law.
q Kedua sistem hukum ini merupakan dua sistem hukum utama yang banyak diterapkan di dunia
q selain dua sistem hukum. tersebut terdapat beberapa hukum lainnya yang diterapkan di dunia yakni
sistem hukum Islam (Islamic Law) dan sistem hukum komunis (Communist Law), Sosialis

q Salah satu karakteristik utama dari civil law ialah penggunaan aturan-aturan yang tertulis dan
terbukukan (terkodifikasi) sebagai sumber hukumnya.
q Untuk menerjemahkan aturan-aturan hukum tersebut, kepada peristiwa-peristiwa konkret, maka
difungsikanlah seorang hakim.
q Seorang hakim memiliki kedudukan pasif di dalam menerapkan aturan hukum tersebut,
q Hakim akan menerjemahkan suatu aturan hukum apabila telah terjadi sengketa di antara individu
satu dengan yang lainnya di dalam masyarakat yang kemudian hasil terjemahan aturan hukum
tersebut ditetapkan di dalam suatu putusan pengadilan yang mengikat pada pihak-pihak yang
bersengketa.

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 9
Di dalam melakukan penafsiran suatu aturan hukum, hakim mengikuti beberapa prinsip
q Prinsip objektivitas : penafsiran hendaknya berdasarkan pada arti secara literal dari aturan hukum
dan berdasarkan hakekat dari aturan hukum tersebut harus dibuat sejelas mungkin untuk
perkembangan selanjutnya.
q Prinsip kesatuan: setiap norma harus dibaca dengan teks dan tidak secara terpisah. Bagian harus
berasal dari keseluruhan dan keseluruhan harus berasal dari bagiannya.
q Prinsip penafsiran genetis: selama melakukan penafsiran terhadap teks, keberadaan teks asli harus
dijadikan pertimbangan, terutama dalam aspek objektifitas, tata bahasa, budaya dan kondisi sosial
dari pembentukan hukum tersebut dan terutama dari pembuat hukum tersebut;
q Prinsip perbandingan: prinsip ini ialah prinsip untuk membandingkan suatu teks hukum dengan
teks hukum lainnya menyangkut hal yang sama di suatu waktu.
Ke-empat prinsip tersebut merupakan prinsip yang dijadikan panduan bagi penafsiran dalam rangka
menemukan hukum, sehingga kepastian hukum dan keadilan di dalam masyarakat dapat terjalin secara
baik.

SRI WALNY RAHAYU/PENEMUAN HUKUM/SESI I


1/27/24 10

Anda mungkin juga menyukai