Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENEGAKAN HUKUM

Dosen Pengampu :
Adzkiyak, S.S., M.A.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8

Mohamad Irfan M 211910301013


Rizky Igo Putra Bintara 211910301041
Dafin Alif Syafaah 211910301153

UNIVERSITAS JEMBER
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugerah-Nya hingga saat ini
kita masih diberikan nikmat iman, kesehatan, sehingga kita diberi kesempatan untuk
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Harmoni Hak dan Kewajiban Sebagai Negara
dan Warga Negara”.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas dari mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Adzkiyak, selaku Dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami dalam menyusun makalah ini.
2. Rekan-rekan yang telah memberikan saran dan kritik demi terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya dalam makalah ini masih ada beberapa kekurangan. Oleh
sebab itu, kami menerima segala kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca, untuk
kemudian kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap semoga makalah tentang
“Penegakan Hukum” ini dapat memberikan manfaat dengan menambah wawasan dan
mengamalkan setiap sila-sila Pancasila.

Jember, Juni 2022

Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut
subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula
diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit.

Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam
setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum
yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit,
dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur
penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum
berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila
diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Penegakan Hukum di Indonesia?
2. Bagaimana Kondisi Terjadinya Antinomi?
3. Bagaimana Penegakan Hukum oleh Hakim?

3. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Untuk Mengetahui Penegakan Hukum di Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Kondisi Terjadinya Antinomi.
3. Untuk Mengetahui Penegakan Hukum oleh Hakim.

4. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memahami pokok makalah ini, maka perlu dikemukakan sistematika penulisan
yang merupakan kerangka dan pedoman penulisan makalah ini. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut : Bab satu Pendahuluan yang membahas latar belakang,
rumusan masalah, tujuan makalah, manfaat, dan sistematika penulisan makalah. Bab dua
merupakan isi dan pembahasan yang berisi gambaran tentang pembahasan topik yang
bersangkutan secara menyeluruh. Bab empat berisi penutup.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Penegakan Hukum Di Indonesia


A. Problem Penegakan Hukum Di Indonesia.
Problema penegakan hukum di Indonesia nampaknya mulai menghadapi kendala.
berkaitandengan perkembangan masyarakat yang terjadi. Berbagai kasus yang terjadi
menggambarkan sulitnya penegak hukum mencari cara agar hukum nampak sejalan
dengan norma masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh sebagian ahli, bahwa
hukum mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak pernah hukum mendahului
perkembangan masyarakat atau dengan kata lain hukum hanya mengikuti dari
belakang

B. Fungsi-Fungsi Penegakan Hukum.


Dalam fungsinya sebagai perlindung an kepentingan manusia, hukum mempu
nyai tujuan. Hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai. Adapun tujuan pokok
hukum adalah menciptakan tatanan ma syarakat yang tertib di dalam masyarakat.
Konsekuensinya kepentingan manusia akan terlindungi.
Di dalam masyarakat terdapat banyak masalah sosial. Dari sekian banyak masalah
sosial tersebut harus diusahakan untuk menemukan atau menyeleksi masalah
hukumnya, untuk kemudian dirumuskan dan dipecahkan. Proses seleksi dalam rangka
menyelesaikan masalah itu tidaklah mudah seperti dibayangkan

C. Tujuan Hukum
Mengutip pernyataan Gustav Radbruch bahwa sesuatu yang dibuat pasti memiliki
cita-cita atau tujuan. Tujuan hokum yang utama ada 3, yaitu:
I. keadilan (gerechigkeit);
2. kepastian hukum (rechtssicherheit);
3. kemanfaatan (zweckmassigkeit).'

2. Kondisi Terjadinya Antimoni


A. Pengertian.
Antinomi adalah kondisi yang berten tangan satu sama lain (merupakan konflik
satu sama lain) akan tetapi tidak dapat di pisahkan karena sama-sama saling
membutuhkan. Dengan kata lain antinomi adalah konflik antara dua unsur, tetapi
kedua-dua nya membutuhkan satu sama lain
Di dalam sistem hukum kita sering di jumpai adanya antinomi. Dalam hukum
perdata sering terjadi antinomi, misalnya untuk bisa menentukan kewajiban para
pihak yang terikat pada perjanjian. Hal ini menyebabkan dua asas hukum dasar
berbenturan satu sama lain, yaitu asas pacta sunt servanda dan asas itikad baik yang
mengakibatkan dalam ke adaan tertentu dilarang membebani pihak lawan (salah satu
pihak) dengan kewajiban yang terlalu berat.

B. Hasrat Pada diri manusia


Dalam diri manusia terdapat tiga hasrat atau nafsu, yaitu hasrat yang
individualistis (egoistis atau otomistis), hasrat kolektivis tis (transpersonal atau
organis), dan hasrat yang bersifat mengatur atau menjaga kese imbangan. Sudah
menjadi sifat pembawaan manusia mempunyai hasrat yang bersifat individualistis.
Hal ini tampak pada ada I nya hasrat untuk berjuang mempertahankan hidupnya.
Perjuangan untuk hidup adalah pengakuan individualistis.
Di samping sifat individualistis, manu sia juga mempunyai hasrat atau nafsu yang
kolektivistis atau transpersonal. Hasrat itu yang menyebabkan manusia berhubungan
satu sama lain membentuk kehidupan ber sama, menghendaki ketertiban, kedamaian,
persatuan, cinta kasih, dan sebagainya
Kedua hasrat tersebut di atas saling bertentangan dan bertolak belakang. Hidup
akan selalu merupakan pertentangan antara dua hasrat tersebut, apabila tidak ada
hasrat yang ketiga pada pada diri manusia yang bersifat mengatur atau
mengkompromikan. Jika tidak ada fungsi yang bersifat meng atur atau menjaga
keseimbangan ini, kedua hasrat tersebut tidak dapat dikendalikan. Hasrat yang
bersifat mengatur ini memberi arah kepada kedua hasrat itu.

3. Penegakan Hukum Oleh Hakim


A. Tugas Hakim
Tugas hakim tidak semata-mata hanya sesuatu rutinitas mengadili perkara di
pengadiIan saja, tetapi seorang hakim yang baik harus dapat melihat, memahami, dan
mendalami perkembangan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan kemampuan kreativitas
dari hakim itu sendiri.
Adapun tugas konkret dari hakim sendiri ada 3, yaitu:
1. mengkonstatasi (mengkonstalir). yaitu mengakui atau membenarkan telah terjadi
peristiwa yang sudah diajukan ke pengadilan.
2. mengkwalifikasi (mengkualifisir), yaitu menemukan hukumnya terrhadap
peristiwa yang telah dikonstatir dengan jalan menerapkann peraturan hukum
terhadap perisliwa tersebut.
3. mengkonstitusi (mengkonstituir), yaitu menetapkan hukumnya dan meberii
keadilan kepada yang berberkara.
B. Putusan Hakim
Hakim dalam membuat keputusan harus mengambil suatu keesimpulan dari
adanya promis mayor, yaitu peraturan hukum dan premis minor, yaitu peristiwanya.
Contohnya A terbukti membunuh B, maka A harus dihukum.
Ketegasan harus dimiliki oleh hakim dalam mengambil suatu keputusan. Sikap
tegas ini sangat diperlukan, karena tidak jarang hakim dihadapkan pada keeadaan
yang meragukan antara terbukti dan tidak.
Putusan hakim di samping mempunyai kekuatan mengikat juga borus mernpunyai
wibawa Adanya kewibawaan pada putusan bukan disebabkan oleb pribadi hakim
yang menjalthkan putusan, melainkan karena pertimbangan-pertimbangan yang
menjadi dasar putusannya. Penimbangan tersebut sebagai pertanggung jawaban dari
putusan yang objektif atau tidak memihak
BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN
Tugas hakim adaIak melaksanakan hukum, yang berarti juga menegakkan hukum. Dalam
melaksanakan tugasnya tersebut salah satu problem yang dihadapi antaralain adalah konflik
antara kepastian hukum dan keadilan, kepastian hukum dan kemanaatan..

2. SARAN
Konflik atau antinomi tersebut akan selalu muncul dan selalu dibadapi oleh hakim dalam
rangka penegakan hukum. Untuk mcngatasi hal tersebut diperlukan sikap tegas dari hakim
berupa keberanian dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

WANTU, Fence M. Antinomi dalam penegakan hukum oleh hakim. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, 2007, 19.3.

ASSHIDDIQIE, Jimly. Penegakan Hukum. dalam http://www. jimly.


com/makalah/namafile/56/Penegakan_Hukum. pdf, 2010, 3.

Anda mungkin juga menyukai