Anda di halaman 1dari 2

1  

Mengapa ada Penemuan Hukum?


Oleh:Otong Rosadi4

2  Penemuan Hukum Sbg Pengembanan Hukum


Penemuan hukum, pada hakekatnya mewujudkan pengembanan hukum secara ‘ilmiah dan
secara praktikal’.Penemuan hukum sebagai sebuah reaksi terhadap situasi-situasi problematikal
yg dipaparkan orang dalam peristilahan hukum berkenaan dgn dgn pertanyaan-pertanyaan
hukum (rechtsvragen), konflik-konflik hukum atau sengketa-sengketa hukum.Penemuan hukum
diarahkan pada pemberian jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang hukum dan hal
pencarian penyelesaian-penyelesaian terhadap sengketa-sengketa konkret.Antara lain diajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang penjelasan (tafsiran) dan penerapan aturan-aturan hukum, dan
pertanyaan-pertanyaan tentang makna dari fakta-fakta yg terhadapnya hukum harus
diterapkan.Dan “Penemuan hukum” metode untuk menemukan penyelesaian-penyelesaian dan
jawaban-jawaban atas ‘problematika-peristiwa konkrit’ berdasarkan kaidah-kaidah hukum.

3  Mengapa harus ada Penemuan Hukum?


Sudikno juga menjelaskan latar belakang perlunya seorang hakim melakukan penemuan hukum
adalah karena hakim tidak boleh menangguhkan atau menolak menjatuhkan putusan dgn alasan
karena hukumannya tidak lengkap atau tidak jelas.Ketika undang-undang tidak lengkap atau
tidak jelas untuk memutus suatu perkara, saat itulah hakim harus mencari dan menemukan
hukumnya (rechtsviding).Larangan bagi hakim menolak perkara ini diatur juga dalam Pasal 10
ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Lalu, hasil temuan itu akan
menjadi hukum apabila diikuti oleh hakim berikutnya atau dgn kata lain menjadi yurisprudensi.

4  Kegunaan Penemuan Hukum


Kegunaan dari penemuan hukum adalah mencari dan menemukan kaidah hukum yg dapat
digunakan untuk memberikan keputusan yg tepat atau benar, dan secara tidak langsung
memberikan kepastian hukum juga didalam masyarakat. Sementara itu, kenyataan menunjukkan
bahwa :Adakalanya pembuat Undang-undang sengaja atau tidak sengaja menggunakan istilah-
istilah atau pengertian pengertian yga sangat umum sifatnya, sehingga dapat diberi lebih dari
satu pengertian atau pemaknaan;Adakalanya istilah, kata, pengertian, kalimat yg digunakan di
dalam peraturan perundang-undangan tidak jelas arti atau maknanya, atau tidak dapat
diwujudkan lagi dalam kenyataan sebagai akibat adanya perkembangan-perkembangan didalam
masyarakat;Adakalanya terjadi suatu masalah yg tidak ada peraturan perudang-undangan yg
mengatur masalah tersebut.Dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan itulah seorang
hakim atau pengemban profesi hukum lainnya harus dapat menemukan dan juga menentukan
apa yg dapat dijadikan hukum dalam rangka pembuatan keputusan hukum atau menyelesaikan
masalah hukum yg sedang dihadapi.

5  Penemuan Hukum dlm Sistem Hukum ‘Civil Law’


Untuk menyelesaikan persoalan ini, maka diberikanlah kewenangan kepada hakim untuk mampu
mengembangkan hukum atau melakukan penemuan hukum (rechtsvinding)Namun dalam
konteks sistem hukum civil law hal ini menjadi suatu persoalan.Hakim pada prinsipnya
merupakan corong dari undang-undang, dimana peranan dari kekuasaan kehakimanan hanya
sebagai penerap undang-undang (rule adjudication function) yg bukan merupakan kekuasaan
pembuat undang-undang (rule making function).Sehingga diperlukan batasan-batasan mengenai
penemuan hukum (rechtsvinding) oleh hakim dgn menggunakan konstruksi hukumIndonesia
masuk dalam keluarga-keluarga sistem hukum dunia, termasuk salah satu dari keluarga hukum
Eropa Kontinental (civil law).Sistem Eropa Kontinental ini, mengutamakan hukum tertulis dan
terkodifikasi sebagai sendi utama dari sistem hukum eropa kontinental iniPemikiran kodifikasi
dipengaruhi oleh konsepsi hukum abad ke-18 – 19. Untuk melindungi masyarakat dari tindakan-
tindakan sewenang-wenang dan demi kepastian hukum, kaidah-kaidah hukum harus tertulis
dalam bentuk undang-undang.
6  Suatu undang-undang harus bersifat umum (algemeen) dan lengkap
Umum baik mengenai waktu, tempat, orang atau obyeknyaHarus lengkap, tersusun dalam suatu
kodifikasi.Berdasarkan pandangan dan Hakim tidak lebih dari sebuah mesin yg bertugas
menerapkan undang-undang (secara mekanis).Berbeda dgn sistem anglo saxon (common law)
sistem hukum yg menjadikan yurisprudensi sbg sendi utama di dalam sistem hukumnya.
Yurisprudensi ini merupakan keputusan-keputusan hakim mengenai suatu perkara konkret yg
kemudian putusan tersebut menciptakan kaidah dan asas-asas hukum yg kemudian mengikat
bagi hakim-hakim berikutnya di dalam memutus suatu perkara yg memiliki karakteristik yg sama
dgn perkara sebelumnya. Aliran hukum ini menyebar dari daratan Inggris kemudian ke daerah-
derah persemakmuran Inggris (eks jajahan Inggris), Amerika Serikat, Canada, Australia dan lain-
lain.Pada perkembangannya kedua sistem hukum mengalami konvergensi (saling mendekat),
ditandai dg peranan yg cukup penting suatu peraturan perundang-undangan bagi sistem
common law dan sebaliknya peranan signifikan yurisprudensi dlm sistem Eropa Kontinental.

7  Kelemahan Undang-undang dan Penemuan Hukum


Peraturan perundang-undangan tidak fleksibel. Tak mudah menyesuaikan undang-undang dgn
perkembangan masyarakat. Pembentukan peraturan perundang-undangan membutuhkan waktu
dan tata cara tertentu. Sdg masyarakat berubah terus bahkan sangat cepat. Akibatnya maka
terjadi ‘kesenjangan’ antara keduanya. Dlm keadaan demikian, masyarakat akan menumbuhkan
hukum sendiri sesuai dgn kebutuhan. Bagi masyarakat yg tak mampu menumbuhkan hukum-
hukum sendiri “terpaksa” menerima peraturan-peraturan perundangan-undangan yg sudah
ketinggalan. Penerapan peraturan perundang-undangan yg tidak sesuai itu dpt dirasakan sbg
ketidakadilan dan dapat menjadi hambatan perkembangan masyarakat;Peraturan perundang-
undangan tidak pernah lengkap untuk memenuhi segala peristiwa hukum atau tuntutan hukum
dan menimbulkan apa yg lazim disebut kekosongan hukum atau rechstvacuum (baca:
kekosongan peraturan perundang-undangan). Karena menurut Cicero-ubi societas ubi ius- tidak
pernah ada kekosongan hukum. Dimana ada masyarakat disana ada (mekanisme)
hukum.Karena kelemahan dari peraturan perundang-undangan inilah yg kemudian menimbulkan
konsep penemuan hukum oleh hakim.

Anda mungkin juga menyukai