A. Pendahuluan
hakimjuga diakui sebagai sumber hukum formal. Dengan demikian oleh peraturan
hukum.
kepentingan manusia (seluruh manusia tanpa terkecuali). Oleh karena itu maka
Dalam pelaksanaannya, hukum dapat berlangsung secara normal dan damai, akan
hal ini hukum yang telah dilanggar itu harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum
inilah hukum ini menjadi kenyataan. Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang
ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi
peristiwa konkrit. Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku “fiat justitia et
pereat mundus” (meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan). Itulah yang
hukum, keadilan diperhatikan. Dalam pelaksanaan atau penegakan hukum harus adil.
Rumusan Masalah
B. PEMBAHASAN
secara ilmiah dan secara praktikal. Penemuan hukum sebagai sebuah reaksi terhadap
1
Baso Madiong, 2014, Sosiologi Hukum: Suatu Pengantar, (Makassar: Sah Media), 142
sengketa-sengketa konkret.2 Terkait padanya antara lain diajukan pertanyaan-
pertanyaan tentang makna dari fakta-fakta yang terhadapnya hukum harus diterapkan.
terjadi pada semua bidang hukum, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum
pemerintahan dan hukum pajak. Ia adalah aspek penting dalam ilmu hukum dan
praktek hukum. Dalam menjalankan profesinya, seorang ahli hukum pada dasarnya
fakta-fakta yang diajukan sebagai masalah hukum dalam kaitannya dengan kaidah-
Sementara itu, sumber hukum utama yang menjadi acuan dalam proses
analisis fakta tersebut adalah peraturan perundangan-undangan. Dalam hal ini yang
jelas, belum lengkap atau tidak dapat membantu seorang ahli hukum dalam
penyelesaian suatu perkara atau masalah hukum. Dalam situasi seperti ini, seorang
ahli hukum tidak dapat begitu saja menolak untuk menyelesaikan perkara tersebut. 4
Artinya, seorang ahli hukum harus bertindak atas inisiatif sendiri untuk
berperan dalam menetapkan atau menentukan apa yang akan merupakan hukum dan
apa yang bukan hukum, walaupun peraturan perundang-undangan yang ada tidak
dapat membantunya.
2
Jonaedi Efendi dkk, 2016, Kamus Istilah Hukum Populer, (Jakarta: Kencana), 107
3
Sudikno Mertokusumo, 2001, Penemuan Hukum, (Yogyakarta: Liberti), 37
4
Jonaedi Efendi dkk, 2016, Kamus Istilah Hukum Populer, (Jakarta: Kencana), 130
Tindakan seorang ahli hukum dalam situasi semacam itulah yang
pengambilan keputusan hukum, seorang ahli hukum pada dasarnya dituntut untuk
keadilannya sendiri. Hal ini perlu dilakukan oleh seorang ahli hukum karena
undangan hanya dibuat untuk mengatur hal-hal tertentu secara umum saja.
hukum lainnya yang ditugaskan untuk penerapan peraturan hukum umum pada
peraturan hukum (das sollen) yang bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa
konkrit (das sein) tertentu, jadi dalam penemuan hukum yang penting adalah
5
Baso Madiong, Sosiologi Hukum: Suatu Pengantar, 142
6
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2010), 58
Salah satu fungsi dari hukum ialah sebagai alat untuk melindungi
damai, normal tetapi dapat terjadi pula karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini
hukum yang telah dilanggar tersebut haruslah ditegakkan, dan diharapkan dalam
dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadinya peristiwa kongkrit, dengan kata lain
bahwa peristiwa tersebut tidak boleh menyimpang dan harus ditetapkan sesuai dengan
hukum yang ada (berlaku), yang pada akhirnya nanti kepastian hukum dapat
diwujudkan. Tanpa kepastian hukum orang tidak mengetahui apa yang harus
diperbuat yang pada akhirnya akan menimbulkan keresahan. Akan tetapi terlalu
menitik beratkan pada kepastian hukum, terlalu ketat mentaati peraturan hukum
akibatnya juga akan kaku serta tidak menutup kemungkinan akan dapat menimbulkan
rasa ketidakadilan. Apapun yang terjadi peraturannya adalah demikian dan harus
ditaati dan dilaksanakan. Dan kadang undang-undang itu sering terasa kejam apabila
terutama bagi para praktisi. Sedang kita sadar bahwa undang-undang itu tidaklah
kehidupan manusia secara tuntas. Ada kalanya undang-undang itu tidak lengkap atau
ada kalanya undang-undang tersebut tidak jelas. Tidak hanya itu, dalam Al-Qur’an
7
Tim Penulis Fakultas Hukum UB, 2010, Spirit Hukum: A Brilliant Idea of The Champ, (Malang: UB
Press), 287
sendiri yang merupakan rujukan kita (umat Islam) dalam menentukan hukum akan
suatu peristiwa yang terjadi, ada kalanya masih memerlukan suatu penafsiran
(terbuka) atasnya untuk dilakukan suatu penafsiran. Dalam hal terjadinya pelanggaran
undang-undang.
menjatuhkan putusan dengan alasan karena hukumnya tidak lengkap atau tidak jelas.
kongkrit tidak lengkap ataupun tidak jelas, maka dalam hal ini penegak hukum
dihadapkan pada peristiwa konkrit atau konflik untuk diselesaikannya, jadi sifatnya
konfliktif. Dan hasil penemuan hukum oleh hakim itu merupakan hukum karena
putusan. Di samping itu pula hasil penemuan hukum oleh hakim itu merupakan
sumber hukum.
hukum oleh hakim atau petugas-petugas hukum lainnya yang diberi tugas
melaksanakan hukum terhadap peristiwa hukum yang kongkrit. Hal ini merupakan
proses kongkretisasi dan individualisasi peraturan hukum yang bersifat umum dengan
8
Lihat Pasal 16 ayat (1) UU No.35 Tahun 1999 jo.UU No.48 Tahun 2009.
mengingat peristiwa kongkrit. Atau lebih lanjutnya dapat dikatakan bahwa penemuan
hukum adalah proses konkretisasi atau individualisasi peraturan hukum (das sollen)
yang bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa konkrit (das sein) tertentu.9
Undang-undang menurut tata bahasa atau kata-kata. Kata-kata atau bahasa merupakan
alat bagi pembuat undang-undang untuk menyatakan maksud dan kehendaknya. Kata-
kata itu harus singkat, jelas dan tepat. Untuk mempergunakan kata-kata tidak mudah.
Oleh karenanya hakim apabila hakim ingin mengetahui apa yang dimaksud Undang-
undang atau apa yang dikehendaki oleh pembuat Undang-undang, hakim harus
dari ahli bahasa. Inipun sering tidak cukup dan hakim harus mencari jalan lain.
dibuat. Disamping arti kata-kata itu sendiri dalam penafsiran kata-kata itu harus
beragam, apakah roda dua, roda empat atau kenderaan bermesin, bagaimana dengan
sepeda dan lain-lain (E. Utrecht). Jadi harus diperjelas dengan kendaraan mana yang
dimaksudkan. [b] Mengenai istilah “dipercayakan” yang tercantum dalam pasal 342
9
Mukti Arto, 2017, Teori & Seni Menyelesaikan Perkara Perdata di Pengadilan, (Jakarta: Kencana),
71.
10
Jhony Ibrahim, 2011, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia), 221
KUHP Mis. sebuah paket yang diserahkan kepada Dinas Perkereta Apian (PJKA).
Sedangkan yang berhubungan dengan pengiriman tidak ada selain Dinas tersebut
Ketentuan Undang-undang yang sudah tidak sesuai lagi disesuaikan dengan keadaan
Peraturan yang lama dibuat aktual. Penafsiran seperti ini yang harus dimiliki
Nasional harus diterjemahkan oleh para hakim sesuai kondisi sosial suatu daerah.
Umpamanya : Didaerah suku Dayak di Kalimantan, tanah dianggap seperti ibu yang
dapat dimiliki oleh setiap orang dan harus dijaga/dirawat layaknya menjaga/merawat
seorang ibu. Dalam hal ini hakim harus menserasikan pandangan sosial
pokok Agraria. Ataupun pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melawan hukum.
Sebelum putusan Hoge Raad 31 Januari 1919, yang dapat dihukum akibat perbuatan
11
Jazim Hamidi, 2011, Hermeunitika Hukum, Sejarah, Filasafat dan Metode Tafsir, (Malang: UB
Press), 41
yang dikatakan perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang melanggar UU,
yaitu: hijau, kuning, oranye, dan merah. Padahal di dalam regulasi Peraturan
Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam
pembagian zonasi dalam proses penanganan Covid-19, yang ada hanya wilayah yang
Besar (PSBB).
atas pandemi Covid-19 dirasa tidak tepat. Mengapa? Jika kita mengkaji secara Jika
kita mengkajinya secara gramatikal maka penggunaan kalimat zonasi zona merah
zona hijau dan kuning hanya menyematkan kondisi suatu daerah bahwa di daerah
tersebut ada yang yang terkenal positif covid 19 padahal belum tentu orang yang
positif covid 19 tinggal di daerah sana bisa jadi dia kerja di daerah tersebut dan ia
besar wilayah di Indonesia serta masyarakat yang juga belum disiplin menjalankan
implementasinya.
Upaya pemeriksaan (testing) dan pelacakan kasus (tracing) yang tidak
merata pada semua daerah di Indonesia. Hanya beberapa daerah yang telah menjalani
Sementara itu, secara teleologis PP No. 21 tahun 2020 tersebut masih belum
pelaksanaan PSBB baru bisa dilakukan Ketika wilayah tersebut sudah tidak
pelaksanaan PSBB terhadap zona hijau dan tidak membatasi akses keluar-masuk yang
ada. Hal ini membuat wilayah yang ingin memutus rantai penyebaran Covid-19
menjadi tidak terlaksana karena pembagian zonasi yang berimplikasi terhadap upaya
Daftar Pustaka
Kehakiman.
Arto, Mukti. 2017. Teori & Seni Menyelesaikan Perkara Perdata di Pengadilan.
Jakarta: Kencana.
Efendi, Jonaedi dkk. 2016. Kamus Istilah Hukum Populer. Jakarta: Kencana.
Efendi, Jonaedi dkk. 2016. Kamus Istilah Hukum Populer. Jakarta: Kencana.
Hamidi, Jazim. 2011. Hermeunitika Hukum, Sejarah, Filasafat dan Metode Tafsir.
Malang: UB Press.
Madiong, Baso. 2014. Sosiologi Hukum: Suatu Pengantar. Makassar: Sah Media.
Rifai, Ahmad. 2010. Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum
Tim Penulis Fakultas Hukum UB. 2010. Spirit Hukum: A Brilliant Idea of The