Disusun oleh:
MUHAMMAD AL FAJRI 220203601016
Tidak lupa pula saya ucapan banyak terima kasih, kepada semua pihak terutama bagi
para penulis buku-buku maupun sumber bacaan yang telah menjadi inspirasi dan data
awal dalam menyelesaikan tugas makalah ini, dan tidak lupa pula saya ucapan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bahan Bakar Pelumas, Bapak Dr. M
paloboran. ST, MT., IPM
Makalah tentang Karakteristik pembakaran bahan bakar fosil yang saya buat
ini supaya memberikan berbagai pemahaman mengenai karakteristik pembakaran
bahan bakar fosil.
Proses diatas, Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, apabila
ada kesalahan baik dalam penulisan maupun isi yang teradapat di dalam makalah ini
saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya
membangun demi melengkapi dan menyempurnakan penulisan makalah yang
selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
jutaan bahkan miliaran tahun lalu. Semua bahan yang mengandung karbon dan
terbentuk sebagaihasil dari fotosintesis, sebuah proses yang dimulai pada Archean
Eon (4,0 miliar hingga 2,5 miliar tahun yang lalu).
2 jutahingga 358,9 juta tahun yang lalu) berasal dari alga dan bakteri,
sedangkan sebagian besar bahan karbon yang terjadi selama dan setelah interval
tersebut berasal dari tumbuhan.
Semua bahan bakar fosil dapat dibakar untuk menyediakan sumber panas.
Panas ini dapat digunakan secara langsung, seperti dalam tungku rumah dan
digunakanmenghasilkan uap untuk menggerakkan generator yang dapat memasok
listrik. Contoh lainnya, pada turbin gas yang digunakan dalam pesawat jet, panas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil berfungsi untuk meningkatkan baik
tekanan maupun suhu produk pembakaran untuk menghasilkan tenaga penggerak.
Bahan bakar bensin yang sering digunakan dalam kendaraan bermotor adalah
jenis premium dan pertamax, namun saat ini muncul bahan bakar tipe baru yaitu
pertalite. Pertalite merupakan bahan bakar bensin jenis baru yang diproduksi
Pertamina, Jika Dibandingka dengan premium, pertalite memiliki kualitas bahan bakar
lebih sebab memilik kadar Research Oktan Number (RON) 90, di atas premium yang
hanya memiliki RON 88. Berdasarkan uji tes antara pertalite dan premium maka
dapat dikatakan bahwa penggunaan bahan bakar pertalite akan membuat kendaraan
dalam pemakaian BBM lebih irit, karena pertalite memiliki RON yang lebih tinggi.
Proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna didalam ruang bakar
akan menghasilkan emisi gas buang yang mengandung unsur-unsur pencemar
lingkungan yang seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrokarbon
(HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx), dan particle matter (PM) yang
Sangat berpengaruh bagi kesehatan manusia. Kadar emisi gas buang yang dihasilkan
dari proses pembakaran bahan bakar telah distandarkan menurut standar emisi
kendaraan bermotor di eropa yaitu EURO (European Emission Standards).
• Specific Gravity0,77
• Angka Oktana Riset (RON) 90,0.
• Stabilitas oksidasi minimal 360 menit.
• Kandungan sulfur maksimal 0,05% m/m setara dengan 500 ppm.
• Tidak boleh mengandung timbal. - Tidak ada kandungan logam (mangan dan
besi).
• Kandungan oksiden maksimal 2,7% m/m.
• Distilasi 10% penguapan maksimal 74 derajat celsius, titik didih akhir maksimal
215 derajat celsius.
• Residu maksimal 2,0%.
• Sedimen 1 mg/liter.
• Sulfus Mercaptan maksimal 0,002% massa setara dengan 20 ppm.
• Unwashed gum maksimal 70 mg/100 ml.
• Washed gum maksimal maksimal 5 mg/ 100 ml.
• Berat jenis pada suhu 15 derajat celsius minimal 715 kg/m3 maksimal 770
kg/m3.
• Penampulan visual jernih dan terang.
• Berwarna hijau.
• Kandungan pewarna maksimal 0,13 gram/100 liter.
RON 90 membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini
lebih baik dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON 88. Sehingga sesuai
digunakan untuk kendaraan roda dua hingga kendaraan multi purpose vehicle (mobil)
ukuran menengah.
Komposisi utama pertalite adalah nafta yang memiliki RON 65-70, agar RON-
nya menjadi RON 90 maka dicampurkan HOMC (High Octane Mogas Component),
HOMC bisa juga disebut Pertamax, percampuran HOMC yang memiliki RON 92-95,
selain itu juga ditambahkan zat aditif EcoSAVE. Zat aditif EcoSAVE ini bukan untuk
meningkatkan RON tetapi agar mesin menjadi bertambah halus, bersih dan irit. Nafta
adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerosin. Sedangkan
HOMC yaitu merupakan produk naphtha (komponen minyak bumi) yang memiliki
struktur kimia bercabang dan ring (lingkar) berangka oktan tinggi (daya bakar lebih
sempurna dan instant cepat), Oktan diatas 92, bahkan ada yang 95, sampai 98 lebih.
Kebanyakan merupakan hasil olah lanjut Naphtha jadi ber-angka oktane tinggi atau
hasil perengkahan minyak berat menjadi HOMC. Terbentuknya oktane number tinggi
adalah hasil perengkahan katalitik ataupun sintesa catalityc di reaktor kimia Unit
kilang RCC/FCC/RFCC atau Plat Forming atau proses polimerisasi katalitik lainnya.
Keterangan :
P : Daya (kW)
T : Torsi (Nm)
n : Banyak putaran permenit (RPM)
Konsumsi bahan bakar mf diartikan sebagai jumlah bahan bakar yang
dipergunakan oleh kendaraan dalam rentan waktu. Konsumsi bahan bakar mf dapat
dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
Ρ
Dimana :
𝑚𝑓 = Konsumsi bahan bakar (kg/jam) ρ = massa jenis pertalite adalah 0,77
𝑉𝑓 = Volume bahan bakar yang diuji (ml)
𝑡𝑓 = Waktu untuk menghabiskan bahanbakar yang diuji (s)
Pertalite adalah bahan bakar minyak terbaru dari Pertamina dengan RON 90.
Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di
kilang minyak. Pertalite diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi
konsumen yangmenginginkan BBM dengan kualitas di atas Premium, tetapi dengan
harga yang lebih murah dari pada Pertamax.
Naphthalene adalah hidrokarbon kristlalin aromatik berbentuk padatan
berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena
yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk
padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naphthalene memiliki
kemiripan sifat yang memungkinkan menjadi aditif pertalite untukmeningkatkan
angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaranbaik, mudah menguap
sehingga tidakmeninggalkan getah padat pada bagian- bagian mesin.
a) persiapan alat dan bahan, menyalakan alat dynotest dan memasang sensor
b) Menghidupkan mesin dan pengecekan serta melakukan percobaan.
c) Motor dengan menggunakan campuran bahan bakar pertalite murni,5 gram
naphthalene dan 10 gram naphthalene dilakukan pengujiaan.
d) Setelah pengujian secara berurutanpada masing-masing campuran pada alat uji
mencapai torsi dan daya pada rpm tertentu pengambilan data selesai
(memperhentikan proses pengambilandata pada dynotest).
e) Mematikan motor.
f) persiapan alat dan bahan, menyalakan alat untuk pengujian konsumsi bahanbakar
dengan volume 50 ml padamasing-masing campuran.
g) Motor dengan menggunakan campuran bahan bakar pertalite murni,5 gram
naphthalene dan 10 gram naphthalene dilakukan pengujiaan.
h) Setelah bahan bakar dengan volume 50 ml habis dan mencapai waktu pada rpm
tertentu pengambilan data selesai (memperhatikan pengambilan data pada
stopwatch).
i) mencatat hasil pencapaian waktu pada masing-masing campuran.
j) Mematikan motor
k) Cabut sensor alat pengujian, dan matikan alat dan mesin motor,Pengujian selesai.
Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Pada hasil pengujian konsumsi
bahan bakar dan setelah melakukan proses perhitungan maka data yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini:
Penggunaan motor berteknologi Blue Core tentunya akan semakin lincah jika
dipadukan dengan Pertalite. Pertalite sendiri merupakan varian bahan bakar terbaru
Pertamina yang memiliki level research octane number (RON) 90, atau dapat
dikatakan presentase molekul oktan dalam Pertalite adalah 90%. Dari perpaduan Blue
Core dan Pertalite, maka akan dihasilkan tenaga atau performa yang lebih besar. bahan
bakar serta akselerasi yang lebih halus. Hal ini dikarenakan adanya kadar oktan yang
mencapai angka 90.
a) Bilangan oktana : 90
b) Stabilitas Oksidasi: 360 menit
c) Kandungan sulfur : 0,05%m/m atau setara 500 ppm
d) Tidak ada kandungan timbal
e) Tidak ada kandungan logam
f) Kandungan oksigen 2,7 % m/m
g) Warna hijau
h) Kandungan pewarna 0,13 g/100 liter
i) Berat jenis minimal 715 kg/m3 maksimal 770 kg/m3
2.2.3 Pembakarang Bahan Bakar Pertalite Pada motor Honda Fit X NF 100 SE
Alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan ini yaitu,
Berikut bahan yang digunakan sebagai bahan uji pada eksperimen dalam penelitian
ini adalah, Yaitu Pertalite (RON 90)
Pertalite memiliki
0,224 kg/kWh.
Pertalite memiliki nilai efisiensi ratarata sebesar 54%, ini membuktikan bahwa
memberikan peforma yang sangat baik Pertalite terhadap karakteristik motorHonda Fit
X NF 100 SE. Dari penelitian bahan bakar jenis Pertalite karakteristik motor Honda
Fit X NF 100 SE yang telah dilakukan ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga
diperlukan pengembangan untuk penelitian yang selanjutnya. Adapun saran untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
2) Kondisi kampas rem roda belakang harus dalam keadaan baru untuk
memaksimalkan hasil yang diperoleh saat megukur torsi pada motor tersebut
maupun saat melakukan pengujian pembebanan pada variasi putaran yang
telah ditentukan.
3) Karburator padaa kendaraan yang digunakan dalam pengujian harus dalam
kondisi prima, dalam artian saluran bahan bakar yang masuk kedalam
karburator harus lancar dan tidak tersumbat oleh kotoran.
5) Pastikan Pipa penghubung dan gelas ukur harus dalam keadaan yang bersih
dari segala kotoran-kotoran.
Berikut ini merupakan beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengambilan data
pengujian:
Laju aliran bahan bakar pada Pertalite lebih rendah dibandingkan, ini disebabkan
karena nilai oktan pada Pertalite sedikit rendah, sehingga proses pembakaran pada
Pertamax lebih cepat dibandingkan Pertalite.
Nilai konsumsi bahan b Nilai konsumsi bahan bakar spesifik berbanding terbalik
terhadap torsi yang dihasilkan sedangkan nilai torsi tegak lurus terhadap pembebanan
yang diberikan, yang mana ketika variasi putaran semakin naik maka nilai pemakaian
bahan bakar spesifik semakin rendah. Beda dengan Pertamax konsumsi bahan bakar
spesifik maksimum yang dihasilkan sebesar 0,215 kg/kWh, sedangkan pada Pertalite
nilai maksimum konsumsi bahan bakar spesifik terhitung sebesar 0,224 kg/kWh
Pertalite memiliki nilai efisiensi ratarata sebesar 54%, ini membuktikan bahwa
Pertamax memberikan peforma yang sangat baik dibandingkan dengan Pertalite
terhadap karakteristik motor Honda Fit X NF 100 SE
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan dari pengaruh perbandingan
penggunaan ampuran bahan bakar pertalite murni, 5gram naphthalene, dan 10gram
naphthalene terhadap konsumsi bahan bakar, torsi dan daya pada sepeda motor.
file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/YO0KC2PB/ad
mintm,+1-6+suka_(1)[1].pdf
file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/AURTSMIU/147
1-5120-1-PB[1].pdf
https://eprints.uny.ac.id/61536/1/LaporanProyekAkhir_OTO_WisnuAbiAkbar_125091340
11.pdf
https://eprints.uny.ac.id/61536/
file:///C:/Users/Admin/Downloads/1471-5120-1-PB%20(1).pdf