Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Bakar Pelumas

Dosen pengampu: Dr. M Paloboran S.T., MT., IPM

Disusun oleh:
MUHAMMAD AL FAJRI 220203601016

A.MUH. FARDI 220203601017

MUH RAIHAN 220203601015

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat Nya lah sehingga penulis dapat menyusun dan menyajikan makalah yang berisi
tentang “Karakteristik pembakaran bahan bakar fosil”.

Tidak lupa pula saya ucapan banyak terima kasih, kepada semua pihak terutama bagi
para penulis buku-buku maupun sumber bacaan yang telah menjadi inspirasi dan data
awal dalam menyelesaikan tugas makalah ini, dan tidak lupa pula saya ucapan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bahan Bakar Pelumas, Bapak Dr. M
paloboran. ST, MT., IPM

Makalah tentang Karakteristik pembakaran bahan bakar fosil yang saya buat
ini supaya memberikan berbagai pemahaman mengenai karakteristik pembakaran
bahan bakar fosil.

Proses diatas, Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, apabila
ada kesalahan baik dalam penulisan maupun isi yang teradapat di dalam makalah ini
saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya
membangun demi melengkapi dan menyempurnakan penulisan makalah yang
selanjutnya.

Makassar, 23 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I .......................................................................................................................... iv
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ iv
1.2 Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... v
1.3 Manfaat Pembelajaran .................................................................................... v
BAB II ........................................................................................................................ vi
2.1 Bahan Bakar Bensin ....................................................................................... vi
2.2 Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Pertalite .................................. vi
2.2.1 Pembakaran bahan bakar Pertalite pada Sepeda Motor 4 Langkah........... viii
2.2.2 Pembakaran Bahan Bakar Pertalite Pada Mesin Motor Yamaha ................. xi
2.2.3 Pembakarang Bahan Bakar Pertalite Pada motor Honda Fit X NF 100 SE xii
BAB III ........................................................................................................................ 0
PENUTUP................................................................................................................... 0
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 0
Referensi.................................................................................................................. 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan bakar fosil masih menjadi kebutuhan sehari-hari didunia. Bahan bakar
fosil terbentuk batu bara, minyak bumi, gas alam, minyak serpih,bitumen, pasirtar, dan
minyak berat. Bahan bakar fosil merupakan salah satu bahan yang mengandung
hidrokarbon asalbiologis. Energi ini ditemukan dalam kerak bumi dan dapat digunakan
sebagai sumber energi.

jutaan bahkan miliaran tahun lalu. Semua bahan yang mengandung karbon dan
terbentuk sebagaihasil dari fotosintesis, sebuah proses yang dimulai pada Archean
Eon (4,0 miliar hingga 2,5 miliar tahun yang lalu).

2 jutahingga 358,9 juta tahun yang lalu) berasal dari alga dan bakteri,
sedangkan sebagian besar bahan karbon yang terjadi selama dan setelah interval
tersebut berasal dari tumbuhan.

Semua bahan bakar fosil dapat dibakar untuk menyediakan sumber panas.
Panas ini dapat digunakan secara langsung, seperti dalam tungku rumah dan
digunakanmenghasilkan uap untuk menggerakkan generator yang dapat memasok
listrik. Contoh lainnya, pada turbin gas yang digunakan dalam pesawat jet, panas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil berfungsi untuk meningkatkan baik
tekanan maupun suhu produk pembakaran untuk menghasilkan tenaga penggerak.

Meskipun berbagai pilihan bahan bakar terus dikembangkan, cadangan bahan


bakar fosil utama yang tersisa di Bumi sudah sangat terbatas. Jumlah bahan bakar fosil
yang dapat diperoleh kembali secara ekonomis sulit untuk diperkirakan, terutama
karena perubahan tingkat konsumsi dan nilai masa depan serta perkembangan
teknologi.
1.2 Tujuan Pembelajaran
a) Apa itu karakteristik bahan bakar bensin?
b) Mampu memahami proses pembakaran pada bahan bakar Pertalite?
c) Proses pembakaran bahan bakar pertalite pada Sepeda Motor 4 Langkah

1.3 Manfaat Pembelajaran


a) Mampu memahami karakteristik pembakaran bahan bakar fosil
b) Mampu memahami sifat-sifat Pembakaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahan Bakar Bensin


Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk
kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari
hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata
lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang
terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.Bensin adalah
salah satu bahan bakar.

Bahan bakar bensin yang sering digunakan dalam kendaraan bermotor adalah
jenis premium dan pertamax, namun saat ini muncul bahan bakar tipe baru yaitu
pertalite. Pertalite merupakan bahan bakar bensin jenis baru yang diproduksi
Pertamina, Jika Dibandingka dengan premium, pertalite memiliki kualitas bahan bakar
lebih sebab memilik kadar Research Oktan Number (RON) 90, di atas premium yang
hanya memiliki RON 88. Berdasarkan uji tes antara pertalite dan premium maka
dapat dikatakan bahwa penggunaan bahan bakar pertalite akan membuat kendaraan
dalam pemakaian BBM lebih irit, karena pertalite memiliki RON yang lebih tinggi.

Proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna didalam ruang bakar
akan menghasilkan emisi gas buang yang mengandung unsur-unsur pencemar
lingkungan yang seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrokarbon
(HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx), dan particle matter (PM) yang
Sangat berpengaruh bagi kesehatan manusia. Kadar emisi gas buang yang dihasilkan
dari proses pembakaran bahan bakar telah distandarkan menurut standar emisi
kendaraan bermotor di eropa yaitu EURO (European Emission Standards).

2.2 Karakteristik Pembakaran Bahan Bakar Pertalite.


Secara teori, bahan bakar yang memiliki kadar oktan yang tinggi memiliki
banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar yang beroktan rendah.
Beberapa keunggulannya yaitu kendaraan lebih ramah lingkungan, menjaga kualitas
mesin, tenaga yang dihasilkan lebih tinggi dan lebih irit. Beberapa hasil uji coba
menunjukkan bahwa Pertalite lebih hemat 10-16% dibandingkan dengan premium.
Pertalite merupakan salah satu produk bahan bakar bensin yang baru dipasarkan pada
konsumen bahan bakar minyak di Indonesia. Pertalite dihasilkan dengan penambahan
zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertalite varian bahan bakar
dengan kualitas di atas premium, tetapi dengan harga yang lebih murah daripada
pertamax, bahan bakar jenis ini menjadi penengah antara Premium dan Pertamax.
Menurut Nargis (2005), berikut adalah karakteristik bahan bakar pertalite:

• Specific Gravity0,77
• Angka Oktana Riset (RON) 90,0.
• Stabilitas oksidasi minimal 360 menit.
• Kandungan sulfur maksimal 0,05% m/m setara dengan 500 ppm.
• Tidak boleh mengandung timbal. - Tidak ada kandungan logam (mangan dan
besi).
• Kandungan oksiden maksimal 2,7% m/m.
• Distilasi 10% penguapan maksimal 74 derajat celsius, titik didih akhir maksimal
215 derajat celsius.
• Residu maksimal 2,0%.
• Sedimen 1 mg/liter.
• Sulfus Mercaptan maksimal 0,002% massa setara dengan 20 ppm.
• Unwashed gum maksimal 70 mg/100 ml.
• Washed gum maksimal maksimal 5 mg/ 100 ml.
• Berat jenis pada suhu 15 derajat celsius minimal 715 kg/m3 maksimal 770
kg/m3.
• Penampulan visual jernih dan terang.
• Berwarna hijau.
• Kandungan pewarna maksimal 0,13 gram/100 liter.
RON 90 membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini
lebih baik dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON 88. Sehingga sesuai
digunakan untuk kendaraan roda dua hingga kendaraan multi purpose vehicle (mobil)
ukuran menengah.

Komposisi utama pertalite adalah nafta yang memiliki RON 65-70, agar RON-
nya menjadi RON 90 maka dicampurkan HOMC (High Octane Mogas Component),
HOMC bisa juga disebut Pertamax, percampuran HOMC yang memiliki RON 92-95,
selain itu juga ditambahkan zat aditif EcoSAVE. Zat aditif EcoSAVE ini bukan untuk
meningkatkan RON tetapi agar mesin menjadi bertambah halus, bersih dan irit. Nafta
adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerosin. Sedangkan
HOMC yaitu merupakan produk naphtha (komponen minyak bumi) yang memiliki
struktur kimia bercabang dan ring (lingkar) berangka oktan tinggi (daya bakar lebih
sempurna dan instant cepat), Oktan diatas 92, bahkan ada yang 95, sampai 98 lebih.
Kebanyakan merupakan hasil olah lanjut Naphtha jadi ber-angka oktane tinggi atau
hasil perengkahan minyak berat menjadi HOMC. Terbentuknya oktane number tinggi
adalah hasil perengkahan katalitik ataupun sintesa catalityc di reaktor kimia Unit
kilang RCC/FCC/RFCC atau Plat Forming atau proses polimerisasi katalitik lainnya.

2.2.1 Pembakaran bahan bakar Pertalite pada Sepeda Motor 4 Langkah


Sebelum mengeluarkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, Pertamina
sudah memasarkan beberapa jenis BBM seperti Premium, Pertamax dan Pertamax
Plus. Keunggulan dari Pertalite adalah Pertalite dinilai lebih bersih daripada Premium
karena memiliki Research Octant Number (RON) di atas 88 yang terkandung dalam
Premium. Kemudian harga jual Pertalite yang lebih murah dari Pertamax dengan kadar
RON 92. Meskipun sudah disampaikan keunggulannya, namun belum disampaikan
hasil riset resmi untuk mengetahui kinerja pemakaian Pertalite.

Sementara itu dengan semakin menipisnya cadangan bahan bakar minyak


(BBM) yang merupakan bahan bakar fosil yang menurut sifatnya termasuk bahan
bakar tak-terbaharukan.penggunaan bahan bakar alternatif menjadi sangat penting
dan tidak dapat dihindarkan lagi jika tidak ingin menjadi krisis energi yang serius.
Salah satu bahan bakar alternatif yang di maksudkan disini adalah penambahan
Naphthalene (kapur barus) pada bahan bakar pertalite, hal ini bisa mendapatkan
konsumsi bahan bakar yang irit dan performa mesin yang optimal. Penulis
menggunakan alat uji Dynotest untuk mengukur torsi dan daya.
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja. Torsi
merupakan parameter yang baik dalam menentukan prestasi dari mesin, torsi
didefinisikan sebagai gaya yang bekerjapada jarak sesaat dengan satuan (Nm) atau
(lbf.ft).Torsi dirumuskan sebagaiberikut:
Tr = F . r
Dimana:
T = Torsi benda berputar (N.m)
F = gaya sentrifugal dari benda yangberputar (N)
r = jarak benda ke pusat rotasi/jari-jari(m)

Daya motor merupakan salah satuparameter dalam menentukan performamotor.


Dengan demikian jumlah putaran (rpm) dan besarnya momen putar atau torsi
mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh sebuah motor. Daya dirumuskansebagai
berikut:
P= (kW)

Keterangan :
P : Daya (kW)
T : Torsi (Nm)
n : Banyak putaran permenit (RPM)
Konsumsi bahan bakar mf diartikan sebagai jumlah bahan bakar yang
dipergunakan oleh kendaraan dalam rentan waktu. Konsumsi bahan bakar mf dapat
dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

Ρ
Dimana :
𝑚𝑓 = Konsumsi bahan bakar (kg/jam) ρ = massa jenis pertalite adalah 0,77
𝑉𝑓 = Volume bahan bakar yang diuji (ml)
𝑡𝑓 = Waktu untuk menghabiskan bahanbakar yang diuji (s)
Pertalite adalah bahan bakar minyak terbaru dari Pertamina dengan RON 90.
Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di
kilang minyak. Pertalite diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi
konsumen yangmenginginkan BBM dengan kualitas di atas Premium, tetapi dengan
harga yang lebih murah dari pada Pertamax.
Naphthalene adalah hidrokarbon kristlalin aromatik berbentuk padatan
berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena
yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk
padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naphthalene memiliki
kemiripan sifat yang memungkinkan menjadi aditif pertalite untukmeningkatkan
angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaranbaik, mudah menguap
sehingga tidakmeninggalkan getah padat pada bagian- bagian mesin.

a) persiapan alat dan bahan, menyalakan alat dynotest dan memasang sensor
b) Menghidupkan mesin dan pengecekan serta melakukan percobaan.
c) Motor dengan menggunakan campuran bahan bakar pertalite murni,5 gram
naphthalene dan 10 gram naphthalene dilakukan pengujiaan.
d) Setelah pengujian secara berurutanpada masing-masing campuran pada alat uji
mencapai torsi dan daya pada rpm tertentu pengambilan data selesai
(memperhentikan proses pengambilandata pada dynotest).
e) Mematikan motor.
f) persiapan alat dan bahan, menyalakan alat untuk pengujian konsumsi bahanbakar
dengan volume 50 ml padamasing-masing campuran.
g) Motor dengan menggunakan campuran bahan bakar pertalite murni,5 gram
naphthalene dan 10 gram naphthalene dilakukan pengujiaan.
h) Setelah bahan bakar dengan volume 50 ml habis dan mencapai waktu pada rpm
tertentu pengambilan data selesai (memperhatikan pengambilan data pada
stopwatch).
i) mencatat hasil pencapaian waktu pada masing-masing campuran.
j) Mematikan motor
k) Cabut sensor alat pengujian, dan matikan alat dan mesin motor,Pengujian selesai.
Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Pada hasil pengujian konsumsi
bahan bakar dan setelah melakukan proses perhitungan maka data yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini:

Tabel 1. Rata-rata Konsumsi Bahan Bakar


Konsumsi bahan bakar (kg/jam)
Putaran Mesin
Pertalite Murni 5 gram 10 gram
4000 0,380 0,278 0,269
5000 0,439 0,310 0,301
6000 0,561 0,345 0,338
7000 0,612 0,369 0,361
8000 0,680 0,390 0,381
9000 0,786 0,423 0,405
Rata-rata 0,576 0,352 0,342

Adapun keuntungan bahan bakar pertalite:

a) Durability, pertalite dikategorikan sebagai bahan bakar kendaraan yang


memenuhi syarat dasar durability atau ketahanan, dimana bahan bakar ini tidak
akan menimbulkan gangguan serta kerusakan mesin.
b) Fuel economy, kesesuaian oktan 90 pada pertalite dengan perbandingan
kompresi kendaraan yang beroperasi sesuai dengan rancangannya.
Perbandingan Air Fuel Ratio (AFR) yang lebih tinggi dengan konsumsi bahan
bakar menjadikan kinerja mesin lebih optimal dan efisien untuk menempuh
jarak yang lebih jauh.
c) Performance, kesesuaian angka oktan pertalite dan aditif yang dikandungnya
dengan spesifikasi mesin akan menghasilkan performa mesin yang lebih baik
dibandingkan ketika menggunakan oktan 88. Hasilnya adalah torsi mesin lebih
tinggi dan kecepatan meningka

2.2.2 Pembakaran Bahan Bakar Pertalite Pada Mesin Motor Yamaha


Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (Yamaha) merupakan salah satu
perusahaan otomotif yang sudah sangat terkenal di Indonesia dan selalu memberikan
teknologi terbaru untuk setiap motor ciptaanya. Dan salah satu teknologi terbaru yang
sangat laris belakangan ini adalah motor berteknologi Blue Core. Teknologi Blue Core
dapat anda temukan pada motor matic Yamaha keluaran terbaru (All New Soul
GT, Mio M3, NMAX).

Penggunaan motor berteknologi Blue Core tentunya akan semakin lincah jika
dipadukan dengan Pertalite. Pertalite sendiri merupakan varian bahan bakar terbaru
Pertamina yang memiliki level research octane number (RON) 90, atau dapat
dikatakan presentase molekul oktan dalam Pertalite adalah 90%. Dari perpaduan Blue
Core dan Pertalite, maka akan dihasilkan tenaga atau performa yang lebih besar. bahan
bakar serta akselerasi yang lebih halus. Hal ini dikarenakan adanya kadar oktan yang
mencapai angka 90.

hadirnya Pertalite kian membantu konsumen karena dengan kadar oktannya 90


sudah cukup besar apalagi harganya terjangkau. Karena itu, Yamaha mendukung
konsumennya untuk menggunakan Pertalite sebagai bahan bakar kendaraannya.
Terlebih dengan keunggulan Pertalite yang tidak menimbulkan kotoran/kerak pada
mesin, ramah lingkungan, pembakaran lebih optimal, mesin lebih bertenaga dan halus.
Hal itu sesuai dengan kualitas motor Yamaha yang diproduksi dengan berbagai
keunggulan, sehingga dengan menggunakan Pertalite akan makin menguntungkan
konsumen. Beberapa spek Pertalite berdasarkan keputusan Dirjen Migas No
313.K/10/DJM.T/2013

a) Bilangan oktana : 90
b) Stabilitas Oksidasi: 360 menit
c) Kandungan sulfur : 0,05%m/m atau setara 500 ppm
d) Tidak ada kandungan timbal
e) Tidak ada kandungan logam
f) Kandungan oksigen 2,7 % m/m
g) Warna hijau
h) Kandungan pewarna 0,13 g/100 liter
i) Berat jenis minimal 715 kg/m3 maksimal 770 kg/m3

2.2.3 Pembakarang Bahan Bakar Pertalite Pada motor Honda Fit X NF 100 SE
Alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan ini yaitu,

1) Sepeda motor Honda Fit X NF 100 SE


2) Tachometer digital
3) Stopwatch
4) Neraca pegas
5) Gelas ukur
6) Pipa penghubung

Berikut bahan yang digunakan sebagai bahan uji pada eksperimen dalam penelitian
ini adalah, Yaitu Pertalite (RON 90)

Pertalite memiliki

nilai sebesar 4,67 kW.

Pertalite nilai maksimum konsumsi

bahan bakar spesifik terhitung sebesar

0,224 kg/kWh.

4) Pada kondisi putaran

Pertalite memiliki nilai efisiensi ratarata sebesar 54%, ini membuktikan bahwa
memberikan peforma yang sangat baik Pertalite terhadap karakteristik motorHonda Fit
X NF 100 SE. Dari penelitian bahan bakar jenis Pertalite karakteristik motor Honda
Fit X NF 100 SE yang telah dilakukan ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga
diperlukan pengembangan untuk penelitian yang selanjutnya. Adapun saran untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1) Saat melakukan pengukukuran atau pengujian untuk mendapatkan nilai daya


poros efektif yang dihasilkan, sebaiknya kondisi raantai yang menghubungkan
antara roda gigi depan dan ban belakang harus dalam kondisi ketegangan yang
ideal, dalam artia rantai tidak boleh terlalu kencang ataupun terlalu kendor,
pelumas pada rantai juga perlu diperhatikan.

2) Kondisi kampas rem roda belakang harus dalam keadaan baru untuk
memaksimalkan hasil yang diperoleh saat megukur torsi pada motor tersebut
maupun saat melakukan pengujian pembebanan pada variasi putaran yang
telah ditentukan.
3) Karburator padaa kendaraan yang digunakan dalam pengujian harus dalam
kondisi prima, dalam artian saluran bahan bakar yang masuk kedalam
karburator harus lancar dan tidak tersumbat oleh kotoran.

4) Bahan bakar yang digunakan dalam pengujian, yaitu Pertalite untuk


memastikan tingkat kemurnian bahan bakar, kandungan nilai oktan, dan
kebersihan bahan bakar atau dalam artian tidak ada residu lain yang terkandung
dalam bahan bakar tersebut.

5) Pastikan Pipa penghubung dan gelas ukur harus dalam keadaan yang bersih
dari segala kotoran-kotoran.

Berikut ini merupakan beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengambilan data
pengujian:

1. Langkah pertama bahan bakar jenis pertalite dimasukkan ke dalam botoll


injeksi.
2. Kemudian dengan menggunakan neraca pegas untuk mengatur beban pada
roda belakang 3) Stiker sensor tachometer digital dipasang pada poros gear
depan motor, sehingga putaran yang diinginkan dapat terlihat pada layar
tachometer digital.
3. Kemudian mesin dinyalakan dengan mengatur posisi tuas gigi pada kecepatan.
Selanjutnya gunakan tachometer untuk mengatur kecepatan putaran yang
diinginkan dalam pengujian.
4. Setelah kecepatan mesin mulai stabil, selanjutnya baru kita dapat mulai
menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan volume bahan bakar
sesuai yang sudah ditetapkan (10 ml) menggunakan stopwatch. Setelah
melakukan pengujia dapat kita simpulkan Bahwa:

Laju aliran bahan bakar pada Pertalite lebih rendah dibandingkan, ini disebabkan
karena nilai oktan pada Pertalite sedikit rendah, sehingga proses pembakaran pada
Pertamax lebih cepat dibandingkan Pertalite.

Nilai konsumsi bahan b Nilai konsumsi bahan bakar spesifik berbanding terbalik
terhadap torsi yang dihasilkan sedangkan nilai torsi tegak lurus terhadap pembebanan
yang diberikan, yang mana ketika variasi putaran semakin naik maka nilai pemakaian
bahan bakar spesifik semakin rendah. Beda dengan Pertamax konsumsi bahan bakar
spesifik maksimum yang dihasilkan sebesar 0,215 kg/kWh, sedangkan pada Pertalite
nilai maksimum konsumsi bahan bakar spesifik terhitung sebesar 0,224 kg/kWh

Pertalite memiliki nilai efisiensi ratarata sebesar 54%, ini membuktikan bahwa
Pertamax memberikan peforma yang sangat baik dibandingkan dengan Pertalite
terhadap karakteristik motor Honda Fit X NF 100 SE
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan dari pengaruh perbandingan
penggunaan ampuran bahan bakar pertalite murni, 5gram naphthalene, dan 10gram
naphthalene terhadap konsumsi bahan bakar, torsi dan daya pada sepeda motor.

1) Terdapat perbedaan konsumsi bahan bakar antara campuran bahan bakar


pertalite murni, 5gram naphthalene, dan 10gram naphthalene. Hal ini
dibuktikan oleh hasil rata-rata konsumsi bahan bakar campuran bahan bakar
1liter pertalite dengan pertalite murni sebesar 0,576 kg/jam, campuran bahan
bakar 1liter pertalite dengan 5gram Naphthalene sebesar 0,352 kg/jam, dan
campuran bahan bakar 1liter pertalite dengan 10gram Naphthalene sebesar
0.342 kg/jam.
2) Terdapat terdapat perbedaan torsi antara campuran bahan bakar pertalite
murni, 5gram naphthalene, dan 10gram naphthalene. Hal ini dibuktikan
dengan hasil rata-rata torsi bahan bakar pertalite murni didapatkan 7,11 N.m.
Sedangkan campuran bahan bakar 1liter pertalite dengan 5gram Naphthalene
menghasilkan rata-rata torsi sebesar 7.52 N.m. Serta campuran bahan bakar
1liter pertalite dengan 10gram Naphthalene menghasilkan rata-rata torsi
sebesar 7.86 N.m.
3) Terdapat terdapat perbedaan daya antara campuran bahan bakar pertalite
murni, 5gram naphthalene, dan 10gram naphthalene. Hal ini dibuktikan
dengan hasil rata-rata daya bahan bakar pertalite murni didapatkan 6,45 Hp.
Sedangkan campuran bahan bakar 1liter pertalite dengan 5gram Naphthalene
menghasilkan rata-rata daya sebesar 6,77 Hp. Serta campuran bahan bakar
1liter pertalite dengan 10gram Naphthalene menghasilkan rata-rata daya
sebesar 6.97 Hp
Referensi

file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/YO0KC2PB/ad
mintm,+1-6+suka_(1)[1].pdf

file:///C:/Users/Admin/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/AURTSMIU/147
1-5120-1-PB[1].pdf

https://eprints.uny.ac.id/61536/1/LaporanProyekAkhir_OTO_WisnuAbiAkbar_125091340
11.pdf

https://eprints.uny.ac.id/61536/

file:///C:/Users/Admin/Downloads/1471-5120-1-PB%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai