PAPARAN KULIAH
BAHAN BAKAR DAN PELUMAS
Disusun untuk perkuliahan Bahan bakar dan pelumas
Disusun Oleh:
Dr. Supraptono, MPd.
dan
TIM
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah dipanjatkan ke hadlirat Allah SWT yang berkat rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, buku ajar dengan judul Bahan Bakar dan Pelumas dapat
diselesaikan.
Buku ini ditulis untuk menunjang perkuliahan mata kuliah Bahan Bakar dan
Pelumas, pada jurusan Teknik Mesin, baik Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin Strata S1 maupun Program Studi Teknik Mesin D3. Penyusunan buku ajar
ini berdasar kepada silabus yang telah disusun pada Jurusan Teknik Mesin FT-
Unnes. Kompetensi yang dapat dimiliki setelah mempelajari buku ajar ini,
meliputi pengenalan bahan bakar, hakekat bahan bakar, energi dan pembakaran,
analisis pembakaran, kebutuhan udara pembakaran, dan pelumas dan sistem
pelumasan, karakteristik minyak pelumas, serta sistem pelumasan yang biasa
digunakan pada kehidupan dan teknologi permesinan.
Buku ini ditulis dengan mengambil beberapa sumber maupun dari hasil
pengalaman praktek di laboratorium, maupun pengalaman lapangan. Untuk
melengkapi informasi yang terkandung didalam buku ajar ini, diperoleh sumber
dari Isuzu, sehingga aplikasi dan implikasi dari sistem bahan bakar dan pelumas
dapat terpampang jelas. Namun demikian untuk menyempurnakan buku ajar ini
diharapkan adanya masukan yang membangun, dan untuk itu diucapkan terima
kasih.
Penyusun/Pengampu
4
DAFTAR ISI
PENGANTAR……….
DAFTAR ISI…………
DAFTAR TABEL……
DAFTAR GAMBAR…
BAB I. PENGENALAN BAHAN BAKAR
Pengertian bahan bakar
Macam-macam bahan bakar
Cara perolehan bahan bakar
Syarat bahan bakar dalam pemakaian
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I.
PENGENALAN BAHAN BAKAR
Bahan bakar adalah bahan–bahan yang di gunakan dalam proses
pembakaran. Tanpa adanya bahan bakar tersebut pembakaran tidak akan mungkin
dapat berlangsung. Jenis bahan bakar yang dikenal dalam kehidupan sehari–hari,
digolongkan berdasar asal bahan bakar dapat di bagi menjadi tiga, yaitu: (1) bahan
bakar nabati, (2) bahan bakar mineral, dan (3) bahan bakar fosil. Berdasarkan
bentuknya, digolongkan menjadi tiga bentuk, yaitu: (1) bahan bakar padat, (2)
bahan bakar cair, dan (3) bahan bakar gas.
DESKRIPSI
Materi dalam bab 1. akan dipelajari tentang: (1) Pengertian bahan bakar,
(2) Macam-macam bahan bakar, (3) Cara perolehan bahan bakar, dan (4) Syarat
bahan bakar dalam pemakaian.
masing tingkatan tersebut berbeda dan titik didihnya berbeda, yang mana tidak
bisa dipisahkan dengan fraksinasi dan prevalent. Kesulitan pemisahan dan
kemajemukan dari hidrokarbon tersebut menjadikan minyak sebagai obyek
penelitian yang menarik di bidang kimia perminyakan.
Jenis rangkaian hidrokarbon, dari jenis rangkaian hidrokarbon yang
terdapat dalam perminyakan hanya beberapa yang telah diteliti melalui
pengembangan komersiil yang cukup berhasil. Jenis terbaik dan telah diketahui
adalah paraffin, olefin, nephtane, aromatis, diolefin, dan asetilen.
Jenis rangkaian paraffin (CnH2n+2), senyawa ini mempunyai sifat yang
stabil. Penamaan dalam senyawanya diakhiri dengan “ane” methane, ethane,
hexane, dan hexadekane. Dalam suhu ruangan jenis-jenis ini tidak tereaksi oleh
penguapan asam belerang, terkonsentrasi alkali, asam nitris atau bahkan oleh
asam krom oksida kuat, kecuali yang berisi sebuah atom karbon tersier. Mereka
bereaksi secara lambat dengan klorin dalam sinar mata hari dan begitu juga blorin,
apabila terdapat katalis. Reaksi biasanya terjadi dari substitusi unsur dan senyawa
kimia atom hydrogen. Tingkatan terendah telah teridentifikasi disebagian besar
minyak mentah, tetapi menurut Mabery , bahwa Mahoning County, Ohio, minyak
mentah tidak berisi hidrokarbon paraffin. Jenis tingkatan paraffin yang lebih
tinggi dimungkinkan menghasilkan minyak yang lebih banyak walaupun minyak
mentah itu masuk secara bebas dari bak yang tidak berisi hidro karbon paraffin
yang bertitik didih rendah. Bak paraffin mungkin terdiri dari urutan berantai
hidrokarbon paraffin lurus dan bercabang. Egloff, Schaad dan Lowry telah
membuat penelitian melalui pembusukan hidrokarbon paraffin.
Jenis rangkaian olefin atau etilen (CnH2n). Senyawa ini mempunyai
komposisi hidro karbon tak jenuh contohnya jenis dari rangkaian ini
memungkinkan mengelompok secara langsung dengan material yang lain seperti
klorin, bromin, asam hidroklorin dan asam belerang tanpa salah penempatan asam
hydrogen. Nama-nama dari hidrokarbon ini adalah berakhiran “ene”, sebagai
etana (etilen), propena (propilen), dan butana (butilen). Senyawa-senyawa yang
tak jenuh bereaksi dan larut dalam asam belerang dan berubah dari minyak bumi
10
tapi mereka berada dalam hasil yang terpecah. Egloff, Schaad dan Lowry teleh
membuat penelitian yang sangat luar biasa dari literature hidrokarbon olefin.
Jenis rangkaian naptin (CnH2n) . Rangkaian ini mempunyai jenis rumus
yang sama pada jenis olefin hanya saja pada senyawa ini mempunyai sifat-sifat
yang berbeda. Naptin adalah senyawa lingkaran atau siklik, mengingat olefin
adalah senyawa rantai yang lurus, dimana dua ikatan tersebut menghubungkan
atom-atom karbon. Naptin adalah senyawa-senyawa jenuh dan olefin adalah
senyawa tak jenuh. Senyawa tak jenuh dapat bereaksi dengan senyawa kombinasi
serta bahan-bahan yang lain, tetapi senyawa jenuh hanya dapat bereaksi oleh
penempatan hydrogen bahan-bahan lain. Banyak literatur kimia menyebutkan
bahwa naptin disebut metilen. Contohnya, tetrametilen, pentametilen, dan
heksametilen. Hal ini mengingat penamaan yang ada sekarang adalah siklobutana,
siklopentana, dan sikloheksana. Sebagaimana contoh tersebut hubungan dari
rangkaian ke rangkaian siklik yang lain mempertimbangkan benzana dan
sikloheksana. Baik senyawa-senyawa berisi enam (6) atom-atom karbon per
molekul, tapi enam atom hydrogen itu harus ditambahkan benzana untuk
menghasilkan sikloheksana. Molekul sikloheksana bersifat jenuh, tetapi molekul-
molekul benzana adalah sangat tak jenuh, jadi molekul-molekul benzana tersebut
mempunyai tiga kombinasi dari tiga atom karbon. Ikatan-ikatan tripel yang
terbentuk adalah benzana yang sangat aktif sehingga disebut bahan yang sangat
aktif, namun sikloheksana tidak mempunyai ikatan yang ganda dan juga tidak
bereaksi. Bagaimanapun kebanyakan dari reaksi-reaksi benzana adalah dengan
mensubstitusikan dari pada mengkombinasi. Naptana tidak seperti isomer-
isomernya olefin, mereka tidak dapat larut dengan mudah dalam asam belerang.
Neptana telah banyak diketemukan di semua jenis minyak mentah. Tapi sekali
lagi minyak mentah Mahoning County adalah sebuah pengecualian. Minyak
mentah ini berisi rangkaian hidrokarbon CnH2n-2 dan CnH2n-4, tapi tidak ada
paraffin atau neptana yang sederhana. Egloff, Bollman dan Levinson telah
melakukan riset dari siklohidrokarbon yang menghasilkan formulasi sebagai
terlihat pada gambar di bawah ini.
11
H H H H H H H H H H H H
l l l l l l l l l l l l
H–C–C–C–C–C–C–H H–C–C–C–C–C=C
l l l l l l l l l l l
H H H H H H H H H H H
Gb. (a) Normal Heksana C6H14 Gb. (b) Normal Heksana C6H12
H
H H C
H H H C C H
C
H– C C - H
H– C C H H C C H
C
H H C
H H
H
Gb. (c) Cycloheksana C6H12 Gb. (d) Benzena C6H6
H H H H H H H H H H H
l l l l l l l l l l l
C = C - C - C - C = C H–C - C - C - C - C-H
l l l l l l l l
H H H H H H H H
H-C-H
I
H
Gb. (e) Heksadiena –1,5, C6H10. Gb. (f) Isomeric isofarafin compound
12
dimetil butana, memiliki tipe formula yang sama yaitu CnH2n+2 atau C6H14 .
Kelompok atom seperti kelompok metil menurut kandungannya biasa disebut
alkil group atau radikal. Bagian-bagian ini mengacu pada kelompok atom-atom
karbon dan hidrogen yang berada dalam satu unit, karena atom ini berperan
seperti kelompok dalam reaksi kimia. Atom-atom tersebut didefinisikan sebagai
hidrokarbon menovalent yaitu kelompok yang memiliki formula secara umum
CnH2n+1 . Biasanya kelompok radikal terdiri dari metil (CH3), etil (C2H5) dan
propile (C3H7). Radikal-radikal tersebut bukan kelompok ikatan individu karena
harus selalu ditarik radikal lainnya, elemen seperti kelompok atom lain.
Ada dua isomer butana yang mungkin yaitu viz n-butana dan 2-metil
propana, 3 pentana, 5 heksana, 9 heptana. Jumlah isomer hidrokarbon yang
mungkin tersebut dapat meningkat secara cepat sesuai dengan jumlah atom-atom
karbon yang meningkat, ikatan-ikatan dari atom-atom yang mempunyai jenis
rumus kimia CnH2n-4 memungkinkan pembentukan isomer. Rangkaian ini
mengindikasikan sejumlah isomer yang mungkin tapi tak jenuh, molekul
hidrokarbon tinggi yang kuat dalam minyak yang mungkin sedikit atau isolasi dari
ikatan tersebut adalah komplek yang membuktikan jumlah hidrokarbon isomer
yang munkin (CnH2n+2) berupa rangkaian yang terpisah-pisah.
2. Minyak Tanah
Minyak tanah merupakan campuran kompleks antara beratus- ratus macam
hidro karbon dalam minyak tanah terdapat karbon tak jenuh, tetapi hasil kracking
yaitu penyulingan pada suhu dan tekanan yang tinggi terjadi pula senyawa hidro
karbon yang tidak jenuh. Adapun terjadinya minyak tanah ini berdasarkan
pertimbangan geologis maupun dasar pertimbangan kimia yang telah di ketahui,
15
menyatakan bahwa minyak tanah terjadi dari sisa – sisa hewan dan tumbuhan. Hal
ini nampak dalam beberapa fraksi minyak tanah mempunyai kegiatan optik dan
terdapatmya porpirin yang ada hubunganya dengan khlorofil maupun hemin.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa sisa–sisa tumbuhan mengandung khlorofil,
sedang sisa–sisa hewan mengandung haemoglobin.
Pengambilan minyak tanah dilakukan dengan jalan pengeboran minyak
bumi sampai dengan lapisan tertentu, kemudian di lakukan penyulingan. Hasil
dari penyulingan meperoleh sejumlah fraksi yang berhasil di pisahkan,antara lain :
(1) Petroleum eter, fraksi pertama yang mendidih antara 35°C sampai dengan
80°C, (2) Gassoline / bensin, fraksi kedua yang mendidih antara 50°C sampai
dengan 220°C, (3) Kerosin, fraksi ketiga yang mendidih antara 200°C sampai
dengan 300°C, (4) Parafin padat, cair, petroleum, fraksi yang mempunyai
temperatur tertinggi, dan (5) Residu, fraksi yang terakhir.
3. Minyak Solar
Minyak solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi
mentah, bahan bakar ini mempunyai warna kuning cokelat yang jernih. Minyak
solar ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pada semua jenis motor Diesel
dan juga sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung di dalam dapur–dapur
kecil yang menghendaki hasil pembakaran yang bersih. Minyak ini sering di sebut
juga sebagai gas oil, ADO, HSD, atau Dieseline. Pada temperatur biasa, artinya
pada suhu kamar tidak menguap, dan titik nyalanya jauh lebih tinggi dari pada
bahan bakar bensin.
Kualitas solar dinyatakan dengan angka setane atau cetane number (CN).
Bilangan setane yaitu besar prosentase volume normal cetane dalam campuranya
dengan methylnapthalene yang menghasilkan karakteristik pembakaran yang
sama dengan solar yang bersangkutan (Drs. Warsowiwoho : 1976). Secara umum
solar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Light Diesel Fuel (LDF)
mempunyasi CN = 50, (2) Medium Diesel Fuel (MDF) mempunyasi CN = 50, dan
(3) Heavy Diesel Fuel (HDF) mempunyasi CN = 35.
16
LDF dan MDF sering dikatakan sebagai solar no.1 dan 2. Kedua jenis
solar ini sebenarnya letak perbedaanya adalah pada efek pelumasanya saja. LDF
dalam hal ini lebih encer, jernih, dan ringan, sedang MDF lebih gelap, berat, dan
dan dalam pemakaianya dealam motor bakar di perlukan syarat- syarat khusus.
4. Minyak Diesel
Minyak Diesel adalah bahan bakar minyak jenis penyulingan kotor yang
mengandung fraksi–fraksi berat atau campuran dari jenis destilase dengan fraksi
yang berat (residual fuel oil) dan berwarna hitam dan gelap, tetapi tetap cair pada
suhu rendah. Minyak Diesel ini banyak di gunakan sebagai bahan bakar mesin
Diesel yang berputar sedang atau lambat dan juga sebagai bahan bakar untuk
pembakaran langsung dalam dapur–dapur industri. Bagi kehidupan sehari-hari
minyak ini sering disebut sebagai MDF (Medium Diesel Fuel).
5. Minyak Bakar
Minyak bakar adalah bahan bakar yang bukan berasal dari hasil
penyulingan, tetapi jenis residu. Minyak ini mempunyai tingkat kekentalan yang
tinggi dan juga titik tuang (pour point) yang lebih tinggi dari pada minyak Diesel,
serta berwarna hitam gelap. Bahan bakar jenis ini banyak di pergunakan sebagai
bahan bakar pada sistem pembakaran langsung dalam dapur–dapur industri yang
besar. Pembakaran langsung yang di maksud adalah pada sistem eksternal
combustion engine atau mesin pembakaran luar, misalnya: pada mesin uap, dapur-
dapur baja, dan lain sebagainya. Minyak ini di sebut juga sebagai MFO (Medium
Fuel Oil).
6. Bensol
Bensol adalah bahan bakar hasil tambahan dari pada industri gas batu bara
dan pabrik kokas. Bensol dapat di peroleh dengan cara mencuci gas yang keluar
dari dapur dengan ter yang ringan. Bahan bakar minyak ini sangat baik di gunakan
pada kendaraan bermotor, karena sangat tahan terhadap knocking atau dentuman,
sehingga memenuhi syarat pada motor dengan kompresi tekanan yang tinggi.
17
tanah dan sebagainya jika dikeringkan maka akan terdapat minyak yang dapat di
bakar hingga memberi nyala api. Namun perlu di ketahui bahwa minyak jenis
seperti itu sangatlah terbatas jumlahnya, sehingga bahan bakar yang demikian itu
sangat mahal harganya di pasaran, maka sebagian orang tidak lagi menggunakan
bahan bakar yang semacam itu karena dianggap kurang ekonomis. Untulk
menanggulangi hal itu, maka sekarang ini banyak di produksi jenis minyak
tersebut dengan jalan peragian (arsenium), misalnya tetes tebu, ketela pohon,
kentang dan sebagainya.
Bahan bakar jenis ini banyak di gunakan untuk bahan pembuatan alkohol.
Walaupun pembuatanya menggunakan fasilitas yang relatif lebih murah, namun
produksinya sangat rendah, sehingga kurang memadai apabila di bandingkasn
dengan jumlah penggunanya. Bahan bakar yang di hasilkan dengan jalan seperti
di atas sering di sebut sebagai bahan bakar alkohol dan spiritus.
sedikit perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama di simpan. Selain itu juga
bensin harus mencegah pengendapan pada sistem intake, (4) Angka octane, adalah
suatu angka untuk mengukur bahan bakar bensin terhadap daya anti knock
characteristic. Bensin dengan nilai oktan yang tinggi akan tahan terhadap
timbulnya engine knocking.
cara untuk mengontrol bahan bakar solar dalam kemampuan untuk mencegah
terjadinya knocking, tingkat yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih
baik.
Ringkasan simpulan.
Berdasar uraian di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan bakar adalah bahan–bahan yang diperlukan untuk pembakaran
2. Bahan bakar yang di pakai di masyarakat beraneka macam, maka harus pandai
memilih bahan bakar yang baik dan tepat untuk proses pembakaran.
3. Bahan bakar yang sering di pakai adalah bensin, solar dan minyak tanah.
Untuk mengetahui bensin yang baik dengan melihat angka octan-nya, sedang
solar yang baik dapat di lihat dari angka cetan-nya.