Anda di halaman 1dari 21

1

PAPARAN KULIAH
BAHAN BAKAR DAN PELUMAS
Disusun untuk perkuliahan Bahan bakar dan pelumas

Disusun Oleh:
Dr. Supraptono, MPd.
dan
TIM

TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
2

TINJAUAN MATA KULIAH

A. Nama dan Kode Mata Kuliah : Bahan Bakar dan Pelumas.

B. Jurusan/Program Studi : PTM S1/TM S1.

C. Deskripsi Mata Kuliah : Mahasiswa dapat menguasai tentang dasar


pengertian yang berkaitan dengan bahan bakar dan pelumas beserta fungsi
dan kegunaan bagi kehidupan.

D. Kegunaan Mata Kuliah : dapat mengetahui energi yang ditimbulkan


oleh pembakaran bahan bakar yang meliputi pengenalan bahan bakar,
hakekat bahan bakar, energi dan pembakaran, analisa pembakaran,
kebutuhan udara pembakaran, pelumas dan sistem pelumasan,
karakteristik minyak pelumas, dan sistem pelumasan.

E. Tujuan Instruksional Umum : mahasiswa dapat mengetahui tentang


fungsi bahan bakar dan pelumas dalam pemakaian.

F. Susunan dan materi pengajaran: pengenalan bahan bakar, hakekat bahan


bakar, energi dan pembakaran, analisa pembakaran, kebutuhan udara
pembakaran, pelumas dan sistem pelumasan, karakteristik minyak
pelumas, dan sistem pelumasan

G. Petunjuk Pelajaran Bagi Mahasiswa: pembelajaran dilakukan dengan multi


media, buku ajar, diskusi, dan tugas-tugas sebagai pengayaan materi
sehingga diharapkan mahasiswa mempersiapkan diri sebelum perkuliahan
dilaksanakan. Untuk memperlajari mata kuliah ini mahasiswa harus sudah
menempuh mata kuliah kimia teknik.
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah dipanjatkan ke hadlirat Allah SWT yang berkat rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, buku ajar dengan judul Bahan Bakar dan Pelumas dapat
diselesaikan.

Buku ini ditulis untuk menunjang perkuliahan mata kuliah Bahan Bakar dan
Pelumas, pada jurusan Teknik Mesin, baik Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin Strata S1 maupun Program Studi Teknik Mesin D3. Penyusunan buku ajar
ini berdasar kepada silabus yang telah disusun pada Jurusan Teknik Mesin FT-
Unnes. Kompetensi yang dapat dimiliki setelah mempelajari buku ajar ini,
meliputi pengenalan bahan bakar, hakekat bahan bakar, energi dan pembakaran,
analisis pembakaran, kebutuhan udara pembakaran, dan pelumas dan sistem
pelumasan, karakteristik minyak pelumas, serta sistem pelumasan yang biasa
digunakan pada kehidupan dan teknologi permesinan.

Buku ini ditulis dengan mengambil beberapa sumber maupun dari hasil
pengalaman praktek di laboratorium, maupun pengalaman lapangan. Untuk
melengkapi informasi yang terkandung didalam buku ajar ini, diperoleh sumber
dari Isuzu, sehingga aplikasi dan implikasi dari sistem bahan bakar dan pelumas
dapat terpampang jelas. Namun demikian untuk menyempurnakan buku ajar ini
diharapkan adanya masukan yang membangun, dan untuk itu diucapkan terima
kasih.

Demikianlah, buku ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi yang


menggunakannya, dan dapat membantu dalam kegiatan proses belajar-mengajar
beserta pengembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Terima kasih dan
semoga bermanfaat bagi yang mustahak.

Penyusun/Pengampu
4

DAFTAR ISI
PENGANTAR……….
DAFTAR ISI…………
DAFTAR TABEL……
DAFTAR GAMBAR…
BAB I. PENGENALAN BAHAN BAKAR
Pengertian bahan bakar
Macam-macam bahan bakar
Cara perolehan bahan bakar
Syarat bahan bakar dalam pemakaian

BAB II. HAKEKAT BAHAN BAKAR


Komposisi bahan bakar
Sifat-sifat bahan bakar
Tara kalor mikanik

BAB III. ENERGI DAN PEMBAKARAN


Dasar pengertian pembakaran
Unsur yang terkandung dalam bahan bakar
Proses pembakaran dan hasilnya

BAB IV. ANALISA PEMBAKARAN


Nomenklatur
Stoichiometri massa dan volume
Emisi gas buang

BAB V. KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN


Udara pembakar
Pengaruh pencemaran lingkungan
Persyaratan kesehatan

BAB VI. PELUMAS DAN SISTEM PELUMASAN


Dasar pengertian pelumasan
Macam minyak pelumas
Guna dan fungsi minyak pelumas

BAB VII. KARAKTERISTIK MINYAK PELUMAS


Sifat fisika dan kimia minyak pelumas
Aditif, fungsi dan kegunaannya
Karakteristik minyak pelumas

BAB VIII. SISTEM PELUMASAN


Macam-macam teknik pelumasan
Pelumasan pada otomotif.

DAFTAR PUSTAKA
5

BAB I.
PENGENALAN BAHAN BAKAR
Bahan bakar adalah bahan–bahan yang di gunakan dalam proses
pembakaran. Tanpa adanya bahan bakar tersebut pembakaran tidak akan mungkin
dapat berlangsung. Jenis bahan bakar yang dikenal dalam kehidupan sehari–hari,
digolongkan berdasar asal bahan bakar dapat di bagi menjadi tiga, yaitu: (1) bahan
bakar nabati, (2) bahan bakar mineral, dan (3) bahan bakar fosil. Berdasarkan
bentuknya, digolongkan menjadi tiga bentuk, yaitu: (1) bahan bakar padat, (2)
bahan bakar cair, dan (3) bahan bakar gas.

DESKRIPSI
Materi dalam bab 1. akan dipelajari tentang: (1) Pengertian bahan bakar,
(2) Macam-macam bahan bakar, (3) Cara perolehan bahan bakar, dan (4) Syarat
bahan bakar dalam pemakaian.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari materi pada bab 1. mahasiswa dapat mengetahui: (1)
Dasar pengertian bahan bakar, (2) Macam-macam bahan bakar yang digunakan
dalam kehidupan, (3) Cara perolehan bahan bakar, dan (4) Syarat-syarat yang
harus dipenuhi bahan bakar dalam pemakaian.
6

BAB I. PENGENALAN BAHAN BAKAR

A. Pengertian Bahan Bakar

Bahan bakar adalah bahan–bahan yang di gunakan dalam proses


pembakaran. Tanpa adanya bahan bakar tersebut pembakaran tidak akan mungkin
dapat berlangsung. Banyak sekali jenis bahan bakar yang kita kenal dalam
kehidupan kita sehari–hari. Penggolongan ini dapat dibagi berdasar dari asalnya
bahan bakar dapat di bagi menjadi tiga golongan, yaitu: (1) bahan bakar nabati,
(2) bahan bakar mineral, dan (3) bahan bakar fosil. Apabila dilihat dari bentuknya,
maka bahan bakar di bagi menjadi tiga bentuk, yaitu: (1) bahan bakar padat, (2)
bahan bakar cair, dan (3) bahan bakar gas. Namun demikian hingga saat ini bahan
bakar yang paling sering di pakai adalah bahan bakar mineral cair. Hal ini
dilakukan karena banyaknya keuntungan–keuntungan yang di perolah dengan
menggunakan bahan bakar dengan jenis mineral tersebut.
Setiap bahan bakar memiliki karakteristik dan nilai pembakaran yang
berbeda–beda. Karakteristik inilah yang menentukan sifat–sifat dalam proses
pembakaran, dimana sifat yang kurang menguntungkan dapat di sempurnakan
dengan jalan menambah bahan-bahan kimia ke dalam bahan bakar tersebut,
dengan harapan akan mempengaruhi daya anti knocking atau daya letup dari
bahan bakar, dan dalam hal ini menunjuk apa yang dinamakan dengan bilangan
oktan (octane number). Proses pembakaran bahan bakar dalam motor bensin atau
mesin pembakaran dalam sangat di pengaruhi oleh bilangan tersebut, sedangkan
di motor Diesel sangat di pengaruhi oleh bilangan setana (cetane number).
Adapun tujuan dari pembakaran bahan bakar adalah untuk memperoleh
energi yang di sebut dengan energi panas (heat energy). Hasil pembakaran bahan
bakar yang berupa energi panas dapat di bentuk menjadi energi lain, misalnya :
energi untuk penerangan, energi mekanis dan sebagainya. Dengan demikian setiap
hasil pembakaran bahan bakar akan di dapatkan suatu bentuk energi yang lain
yang dapat di sesuaikan dengan kebutuhan. Sisa–sisa hasil pembakaran dalam
bahan bakar harus di perhatikan. Oleh karena itu sisa dari hasil pembakaran yang
kurang sempurna akan dapat berpengaruh negatif terhadap lingkungan. Sisa
7

pembakaran ini akan mengandung gas-gas beracun, yang terutama di timbulkan


oleh pembakaran pada motor bensin. Sedangkan hasil pembakaran yang di
timbulkan oleh motor Diesel akan dapat menimbulkan gas asap yang berwarna
gelap yang akan mengotori lingkungan. Namun pada kenyataanya, polusi yang di
timbulkan oleh pembakaran pada motor Diesel ini tidak berbahaya bagi
lingkungan, jika di bandingkan dengan gas sisa hasil pembakaran pada motor
bensin.

B. Pengertian Bahan Bakar Minyak


Bahan bakar minyak adalah bahan bakar mineral cair yang di peroleh
dari hasil tambang pengeboran sumur – sumur minyak, dan hasil kasar yang di
peroleh di sebut dengan minyak mentah atau crude oil. Hasil dari pengolahan
minyak mentah ini akan menghasilkan bermacam bahan bakar yang memiliki
kualitas yang berbeda-beda. Minyak dalam hal ini merupakan bahan bakar yang di
Indonesia pemakaianya telah lama kita pergunakan dalam kehidupan sehari–hari.
Sebelumnya, lebih banyak di gunakan orang dengan istilah minyak tanah, yang
artinya minyak yang di hasilkan dari dalam tanah (R.P. Koesoemadinata : 1980).
Berdasar asal-muasalnya yaitu dengan di ketahuinya minyak tanah atau
minyak mentah itu terdapat bersama–sama dengan gas alam, maka istilah yang
lazim digunakan sekarang ini adalah minyak dan gas bumi.dalam beberapa bahasa
lain, misalnya : petroleum (Bahasa Inggris) yang berasal dari kata “petro” yang
berarti batu dan “oleum” yang berarti minyak. Jadi dengan kata lain petrolium
berarti minyak yang berasal dari batu. Sebenarnya istilah minyak bumi lebih tepat
digunakan, sebab minyak terdapat di bumi dan bukan dalam tanah, atau juga tepat
apabila disebut sebagai minyak mentah, artinya minyak yang belum di kilang.
Istilah lain yang biasa di pakai adalah natural gas atau gas alam.
Adapun istilah minyak tanah kita kenal sebagai kerosin, yaitu salah satu
hasil pengilangan minyak bumi, yang juga sering di sebut sebagai minyak latung,
yang dalam hal ini latung berarti batu, dengan demikian minyak latung sama
pengertiannya petro-oleum.
8

Komposisi Minyak Bumi


Kebanyakan senyawa yang ditemukan dalam minyak bumi adalah
gabungan dari hydrogen dan carbon. Material-material ini disebut hidrokarbon,
senyawa lain yang ada seperti belerang, oksigen, dan nitrogen. Pengoperasian
fisik dari kilang minyak seperti: penguapan, penggesekan, dan pendinginan untuk
menentukan jenis hidrokarbon yang besar karena dalam material tersebut
merupakan bagian yang penting dalam minyak, tetapi pengoperasian secara
kimiawi, seperti: pengilangan dan penyaringan, hal ini dilakukan untuk
mengelompokkan senyawa belerang, oksigen dan nitrogen, dengan metode yang
sama seperti sejumlah hidrokarbon aktif untuk menyediakan senyawa-senyawa
tersebut. Minyak mentah Rusia dan minyak “naphtane utama” sebagian besar
berisi oksigen. Oksigen yang terdapat di dalamnya sering berkombinasi dalam
bentuk asam naphtene. Nitrogen juga sering ditemukan dalam “minyak naphtane
utama” dan pada umumnya seperti bentuk senyawa dasar yang mirip dengan alkil
quiolin. Belerang yang ada biasanya merupakan belerang bebas, hydrogen sulfida
atau sebagai senyawa organic, seperti: thiophenes, asam sulfonik, mercaptan, alkil
sulfida. Beberapa senyawa-senyawa belerang ditemukan di dalam minyak mentah,
tetapi senyawa-senyawa tersebut dihasilkan dari senyawa lain selama pengilangan
dan destilasi. Senyawa belerang biasanya menyebabkan masalah karena bersifat
korosif. Sebagian besar dari senyawa metal organic berisi besi, nikel, vanadium,
arsenik dan lain-lain, senyawa-senyawa tersebut di antaranya ditemukan di dalam
minyak, beberapa diantaranya beracun dan bersufat katalis.
Berbagai jenis rangkaian dari hidrokarbon ditemukan pada minyak mentah
dan jenis rangkaian lain dihasilkan dengan pemecahan dan hidroginasi. Banyak
jenis rangkaian tersebut diantaranya adalah jenis yang telah teridentifikasi di
dalam minyak dengan rumus kimia sebagai berikut: CnH2n+2, CnH2n, CnH2n-2,
CnH2n-4, CnH2n-6, CnH2n-8, CnH2n-10, CnH2n-14, CnH2n-20. Beberapa dari
senyawa tersebut mempunyai tingkatan yang tidak pernah dihasilkan secara
sintetis atau untuk kepentingan penelitian, dalam hal komposisi n = 5 s/d 16 . Hal
ini terdapat beberapa senyawa sebagai pembanding tingkatan dalam minyak.
Namun pemisahan senyawa-senyawa murni sangat sulit karena sifat dari masing-
9

masing tingkatan tersebut berbeda dan titik didihnya berbeda, yang mana tidak
bisa dipisahkan dengan fraksinasi dan prevalent. Kesulitan pemisahan dan
kemajemukan dari hidrokarbon tersebut menjadikan minyak sebagai obyek
penelitian yang menarik di bidang kimia perminyakan.
Jenis rangkaian hidrokarbon, dari jenis rangkaian hidrokarbon yang
terdapat dalam perminyakan hanya beberapa yang telah diteliti melalui
pengembangan komersiil yang cukup berhasil. Jenis terbaik dan telah diketahui
adalah paraffin, olefin, nephtane, aromatis, diolefin, dan asetilen.
Jenis rangkaian paraffin (CnH2n+2), senyawa ini mempunyai sifat yang
stabil. Penamaan dalam senyawanya diakhiri dengan “ane” methane, ethane,
hexane, dan hexadekane. Dalam suhu ruangan jenis-jenis ini tidak tereaksi oleh
penguapan asam belerang, terkonsentrasi alkali, asam nitris atau bahkan oleh
asam krom oksida kuat, kecuali yang berisi sebuah atom karbon tersier. Mereka
bereaksi secara lambat dengan klorin dalam sinar mata hari dan begitu juga blorin,
apabila terdapat katalis. Reaksi biasanya terjadi dari substitusi unsur dan senyawa
kimia atom hydrogen. Tingkatan terendah telah teridentifikasi disebagian besar
minyak mentah, tetapi menurut Mabery , bahwa Mahoning County, Ohio, minyak
mentah tidak berisi hidrokarbon paraffin. Jenis tingkatan paraffin yang lebih
tinggi dimungkinkan menghasilkan minyak yang lebih banyak walaupun minyak
mentah itu masuk secara bebas dari bak yang tidak berisi hidro karbon paraffin
yang bertitik didih rendah. Bak paraffin mungkin terdiri dari urutan berantai
hidrokarbon paraffin lurus dan bercabang. Egloff, Schaad dan Lowry telah
membuat penelitian melalui pembusukan hidrokarbon paraffin.
Jenis rangkaian olefin atau etilen (CnH2n). Senyawa ini mempunyai
komposisi hidro karbon tak jenuh contohnya jenis dari rangkaian ini
memungkinkan mengelompok secara langsung dengan material yang lain seperti
klorin, bromin, asam hidroklorin dan asam belerang tanpa salah penempatan asam
hydrogen. Nama-nama dari hidrokarbon ini adalah berakhiran “ene”, sebagai
etana (etilen), propena (propilen), dan butana (butilen). Senyawa-senyawa yang
tak jenuh bereaksi dan larut dalam asam belerang dan berubah dari minyak bumi
10

tapi mereka berada dalam hasil yang terpecah. Egloff, Schaad dan Lowry teleh
membuat penelitian yang sangat luar biasa dari literature hidrokarbon olefin.
Jenis rangkaian naptin (CnH2n) . Rangkaian ini mempunyai jenis rumus
yang sama pada jenis olefin hanya saja pada senyawa ini mempunyai sifat-sifat
yang berbeda. Naptin adalah senyawa lingkaran atau siklik, mengingat olefin
adalah senyawa rantai yang lurus, dimana dua ikatan tersebut menghubungkan
atom-atom karbon. Naptin adalah senyawa-senyawa jenuh dan olefin adalah
senyawa tak jenuh. Senyawa tak jenuh dapat bereaksi dengan senyawa kombinasi
serta bahan-bahan yang lain, tetapi senyawa jenuh hanya dapat bereaksi oleh
penempatan hydrogen bahan-bahan lain. Banyak literatur kimia menyebutkan
bahwa naptin disebut metilen. Contohnya, tetrametilen, pentametilen, dan
heksametilen. Hal ini mengingat penamaan yang ada sekarang adalah siklobutana,
siklopentana, dan sikloheksana. Sebagaimana contoh tersebut hubungan dari
rangkaian ke rangkaian siklik yang lain mempertimbangkan benzana dan
sikloheksana. Baik senyawa-senyawa berisi enam (6) atom-atom karbon per
molekul, tapi enam atom hydrogen itu harus ditambahkan benzana untuk
menghasilkan sikloheksana. Molekul sikloheksana bersifat jenuh, tetapi molekul-
molekul benzana adalah sangat tak jenuh, jadi molekul-molekul benzana tersebut
mempunyai tiga kombinasi dari tiga atom karbon. Ikatan-ikatan tripel yang
terbentuk adalah benzana yang sangat aktif sehingga disebut bahan yang sangat
aktif, namun sikloheksana tidak mempunyai ikatan yang ganda dan juga tidak
bereaksi. Bagaimanapun kebanyakan dari reaksi-reaksi benzana adalah dengan
mensubstitusikan dari pada mengkombinasi. Naptana tidak seperti isomer-
isomernya olefin, mereka tidak dapat larut dengan mudah dalam asam belerang.
Neptana telah banyak diketemukan di semua jenis minyak mentah. Tapi sekali
lagi minyak mentah Mahoning County adalah sebuah pengecualian. Minyak
mentah ini berisi rangkaian hidrokarbon CnH2n-2 dan CnH2n-4, tapi tidak ada
paraffin atau neptana yang sederhana. Egloff, Bollman dan Levinson telah
melakukan riset dari siklohidrokarbon yang menghasilkan formulasi sebagai
terlihat pada gambar di bawah ini.
11

H H H H H H H H H H H H
l l l l l l l l l l l l
H–C–C–C–C–C–C–H H–C–C–C–C–C=C
l l l l l l l l l l l
H H H H H H H H H H H

Gb. (a) Normal Heksana C6H14 Gb. (b) Normal Heksana C6H12
H

H H C
H H H C C H
C
H– C C - H

H– C C H H C C H
C
H H C
H H
H
Gb. (c) Cycloheksana C6H12 Gb. (d) Benzena C6H6

H H H H H H H H H H H
l l l l l l l l l l l
C = C - C - C - C = C H–C - C - C - C - C-H
l l l l l l l l
H H H H H H H H
H-C-H
I
H
Gb. (e) Heksadiena –1,5, C6H10. Gb. (f) Isomeric isofarafin compound
12

Jenis rangkaian Aromatik (CnH2n-6), formula ini biasa disebut seri


benzena yang merupakan kimia aktif. Hidrokarbon ini mudah untuk melakukan
oksidasi dengan formasi asam organic. Aromatik tersebut bisa ditambahkan atau
disubstitusikan dengan produk tergantung pada reaksinya. Hanya beberapa jenis
minyak mengandung sejumlah kecil dari aromatik bertitik didih rendah seperti
benzena dan toluene. Mabery menemukan kuantitas relatif yang lebih banyak dari
aromatik dalam minyak di Ventura, Coalinga, Poentehills dan Chalifornia.
Beberapa minyak mentah di bagian Sumatra dan Kalimantan juga kaya akan
aromatik tersebut. Seri ini ditemukan pada bensin dengan katalis dan kandungan
yang tinggi untuk kualitas anti ketukan (knocking).
Jenis rangkaian Diolefin (CnH2n-2), formula ini seperti pada jenis olefin
memiliki dua atom hydrogen untuk mengadakan dua ikatan ganda dalam molekul
masing-masing. Ikatan ganda ini disebabkan karena sifatnya yang sangat reaktif.
Diolefin dikerjakan pada polimeresasi atau kombinasi dengan beberapa bentuk
ikatan molekul sangat berat dalam bentuk larutan padat diolefin dan karet, dari
proses ini tidak dikerjakan dengan pemecahan gaselin, tetapi kemungkinan tidak
ditemukan dalam petroleum mentah. Proses polemerisasi dibuat dengan asam
sulfur.
Jenis siklik dengan formulasi CnH2n-2, CnH2n-4, CnH2n-8. Masih ada
beberapa formulasi lain dengan komposisi yang tak begitu dikenal, namun
demikian banyak literature menyebutkan jenis-jenis yang menguasai dalam
minyak dengan titik didih tinggi, minyak gas, dan minyak pelumas. Sebagian
besar hidrokarbon dalam minyak pelumas adalah jenuh. Menurut Seyr bahwa
antara 20 % dari minyak pelumas larut dalam sulfur dioksida. Berdasar penelitian
Doubtles menemukan bahwa sekitar 20 % terikat dalam hidrokarbon jenuh.
Kandungan isomeric. Kerancuan pada pemahaman sering muncul yang
disebab kan adanya perbedaan kandungan tetapi memiliki formula molekul yang
sama. Kandungan isomeric memiliki formula molekul yang sama karena
perbedaan internal dalam struktur. Kandungan dari formula tipe CnH2n bisa jenuh
atau terserap. Formula dari kandungan jenuh cyclohehance dan kandungan terisap
hexane-1 dapat dijelaskan bahwa formula dari n-hexane, 2-metil pentane, dan 2-
13

dimetil butana, memiliki tipe formula yang sama yaitu CnH2n+2 atau C6H14 .
Kelompok atom seperti kelompok metil menurut kandungannya biasa disebut
alkil group atau radikal. Bagian-bagian ini mengacu pada kelompok atom-atom
karbon dan hidrogen yang berada dalam satu unit, karena atom ini berperan
seperti kelompok dalam reaksi kimia. Atom-atom tersebut didefinisikan sebagai
hidrokarbon menovalent yaitu kelompok yang memiliki formula secara umum
CnH2n+1 . Biasanya kelompok radikal terdiri dari metil (CH3), etil (C2H5) dan
propile (C3H7). Radikal-radikal tersebut bukan kelompok ikatan individu karena
harus selalu ditarik radikal lainnya, elemen seperti kelompok atom lain.
Ada dua isomer butana yang mungkin yaitu viz n-butana dan 2-metil
propana, 3 pentana, 5 heksana, 9 heptana. Jumlah isomer hidrokarbon yang
mungkin tersebut dapat meningkat secara cepat sesuai dengan jumlah atom-atom
karbon yang meningkat, ikatan-ikatan dari atom-atom yang mempunyai jenis
rumus kimia CnH2n-4 memungkinkan pembentukan isomer. Rangkaian ini
mengindikasikan sejumlah isomer yang mungkin tapi tak jenuh, molekul
hidrokarbon tinggi yang kuat dalam minyak yang mungkin sedikit atau isolasi dari
ikatan tersebut adalah komplek yang membuktikan jumlah hidrokarbon isomer
yang munkin (CnH2n+2) berupa rangkaian yang terpisah-pisah.

Sejumlah kemungkinan dari alifatik (CnH2n+2) hidrokarbon isomerik.


Atom Karbon Isomer
6 5
7 9
8 18
9 35
12 355
15 4.347
18 60.523
25 36.797.588
40 62.491.178.805.831
14

C. Macam–macam Bahan Bakar Minyak


1. Bensin
Bensin berasal dari kata benzana, lazim sebenarnya zat ini berasal dari gas
tambang yang mempunyai sifat beracun dan merupakan persenyawaan dari
hidrokarbon tak jenuh, artinya dapat bereaksi dengan mudah terhadap unsur–
unsur lain. Bentuk ikatan adalah rangkap, dan senyawa molekulnya di sebut
alkina. Bahan bakar jenis ini biasa disebut dengan kata lain gasoline. Bensin pada
dasarnya adalah persenyawaan jenuh dari hidro karbon, dan merupakan komposisi
isooctane dengan normal-heptana.Serta senyawa molekulnya tergolong dalam
kelompok senyawa hidrokarbon alkana. Kualitas bensin dinyatakan dengan angka
oktan, atau octane number.
Angka oktan adalah prosentase volume isooctane di dalam campuran
antara isooctane dengan normal heptana yang menghasilkan intensitas knocking
atau daya ketokan dalam proses pembakaran ledakan dari bahan bakar yang sama
dengan bensin yang bersangkutan. Isooctane sangat tahan terhadap ketokan atau
dentuman yang kita beri angka oktan 100, heptane yang sangat sedikit tahan
terhadap dentuman di beri bilangan 0. Pada motor percobaan, bermacam–macam
bensin di bandingkan dengan campuran isooctane dan normal heptana tersebut.
Bilangan oktan untuk bensin adalah sama dengan banyaknya prosen isooctane
dalam campuran itu. Semakin tinggi ON bahan bakar menunjukkan daya bakarnya
semakin tinggi. Bensin yang ada di pasaran di kenal ada tiga kelompok : (1)
Regular–grade, (2) Premium–grade, dan (3) Third-grade Gassoline. Adapun di
Indonesia pertamina mengelompokkanya menjadi : bensin, premium, aviation gas
dan super 98.

2. Minyak Tanah
Minyak tanah merupakan campuran kompleks antara beratus- ratus macam
hidro karbon dalam minyak tanah terdapat karbon tak jenuh, tetapi hasil kracking
yaitu penyulingan pada suhu dan tekanan yang tinggi terjadi pula senyawa hidro
karbon yang tidak jenuh. Adapun terjadinya minyak tanah ini berdasarkan
pertimbangan geologis maupun dasar pertimbangan kimia yang telah di ketahui,
15

menyatakan bahwa minyak tanah terjadi dari sisa – sisa hewan dan tumbuhan. Hal
ini nampak dalam beberapa fraksi minyak tanah mempunyai kegiatan optik dan
terdapatmya porpirin yang ada hubunganya dengan khlorofil maupun hemin.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa sisa–sisa tumbuhan mengandung khlorofil,
sedang sisa–sisa hewan mengandung haemoglobin.
Pengambilan minyak tanah dilakukan dengan jalan pengeboran minyak
bumi sampai dengan lapisan tertentu, kemudian di lakukan penyulingan. Hasil
dari penyulingan meperoleh sejumlah fraksi yang berhasil di pisahkan,antara lain :
(1) Petroleum eter, fraksi pertama yang mendidih antara 35°C sampai dengan
80°C, (2) Gassoline / bensin, fraksi kedua yang mendidih antara 50°C sampai
dengan 220°C, (3) Kerosin, fraksi ketiga yang mendidih antara 200°C sampai
dengan 300°C, (4) Parafin padat, cair, petroleum, fraksi yang mempunyai
temperatur tertinggi, dan (5) Residu, fraksi yang terakhir.

3. Minyak Solar
Minyak solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi
mentah, bahan bakar ini mempunyai warna kuning cokelat yang jernih. Minyak
solar ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pada semua jenis motor Diesel
dan juga sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung di dalam dapur–dapur
kecil yang menghendaki hasil pembakaran yang bersih. Minyak ini sering di sebut
juga sebagai gas oil, ADO, HSD, atau Dieseline. Pada temperatur biasa, artinya
pada suhu kamar tidak menguap, dan titik nyalanya jauh lebih tinggi dari pada
bahan bakar bensin.
Kualitas solar dinyatakan dengan angka setane atau cetane number (CN).
Bilangan setane yaitu besar prosentase volume normal cetane dalam campuranya
dengan methylnapthalene yang menghasilkan karakteristik pembakaran yang
sama dengan solar yang bersangkutan (Drs. Warsowiwoho : 1976). Secara umum
solar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Light Diesel Fuel (LDF)
mempunyasi CN = 50, (2) Medium Diesel Fuel (MDF) mempunyasi CN = 50, dan
(3) Heavy Diesel Fuel (HDF) mempunyasi CN = 35.
16

LDF dan MDF sering dikatakan sebagai solar no.1 dan 2. Kedua jenis
solar ini sebenarnya letak perbedaanya adalah pada efek pelumasanya saja. LDF
dalam hal ini lebih encer, jernih, dan ringan, sedang MDF lebih gelap, berat, dan
dan dalam pemakaianya dealam motor bakar di perlukan syarat- syarat khusus.

4. Minyak Diesel
Minyak Diesel adalah bahan bakar minyak jenis penyulingan kotor yang
mengandung fraksi–fraksi berat atau campuran dari jenis destilase dengan fraksi
yang berat (residual fuel oil) dan berwarna hitam dan gelap, tetapi tetap cair pada
suhu rendah. Minyak Diesel ini banyak di gunakan sebagai bahan bakar mesin
Diesel yang berputar sedang atau lambat dan juga sebagai bahan bakar untuk
pembakaran langsung dalam dapur–dapur industri. Bagi kehidupan sehari-hari
minyak ini sering disebut sebagai MDF (Medium Diesel Fuel).

5. Minyak Bakar
Minyak bakar adalah bahan bakar yang bukan berasal dari hasil
penyulingan, tetapi jenis residu. Minyak ini mempunyai tingkat kekentalan yang
tinggi dan juga titik tuang (pour point) yang lebih tinggi dari pada minyak Diesel,
serta berwarna hitam gelap. Bahan bakar jenis ini banyak di pergunakan sebagai
bahan bakar pada sistem pembakaran langsung dalam dapur–dapur industri yang
besar. Pembakaran langsung yang di maksud adalah pada sistem eksternal
combustion engine atau mesin pembakaran luar, misalnya: pada mesin uap, dapur-
dapur baja, dan lain sebagainya. Minyak ini di sebut juga sebagai MFO (Medium
Fuel Oil).

6. Bensol
Bensol adalah bahan bakar hasil tambahan dari pada industri gas batu bara
dan pabrik kokas. Bensol dapat di peroleh dengan cara mencuci gas yang keluar
dari dapur dengan ter yang ringan. Bahan bakar minyak ini sangat baik di gunakan
pada kendaraan bermotor, karena sangat tahan terhadap knocking atau dentuman,
sehingga memenuhi syarat pada motor dengan kompresi tekanan yang tinggi.
17

Kadang–kadang di pakai sebagai campuran bensin untuk mempertinggi sifat anti


dentuman (knoking). Bensol membeku pada temperatur 5°C di bawah nol.
Dengan menambahkan tuluol dan xylol titik beku dari bahan bakar ini dapat di
turunkan.

D. Cara Perolehan Bahan Bakar


1. Bahan bakar yang berasal dari tumbuhan
Sebenarnya bahan bakar, terutama bahan bakar minyak telah lama di kenal
oleh bangsa Indonesia. Hanya saja pada saat itu minyak hanya di gunakan sebatas
sebagai penerangan rumah tangga di waktu malam hari. Namun pengenalan
minyak masih sangat sederhana, misalnya pada penggunaan obor, yang semua itu
sebenarnya merupakan bahan bakar minyak yang di pergunakan dalam bentuk
yang lain. Bahan bakar minyak ini dapat diperoleh melalui proses peragian atau
dengan jalan penggilingan yang berasal dari tumbuh–tumbuhan yang telah
terkubur sekian tahun lamanya. Adapun proses terjadinya adalah sebagai berikut,
di tinjau bagaimana benih suatu tumbuhan mulai tumbuh dari lembaganya, maka
benih tersebut keluar akar yang kemudian masuk ke dalanm tanah, sedagkan
batangnya muncul di udara. Akar dari tumbuhan ini mengambil makanan dari
dalam tanah. Daun pada batang mengambil makanan dari udara atau sebagai
dapur untuk memasak makanan tersebut. Akan tetapi sebelumnya bibit kecil itu
memerlukan persediaan makanan sedikir sekali sebagai bekalnya. Modal
tumbuhan itu terdapat di dalam benihnya. Sesungguhnya makanan sebenarnya
adalah sebagian besar merupakan benih tumbuhan, misalnya tanaman padi yang di
tumbuk atau di giling menjadi beras, buah–buahan yang bertempurung seperti
kelapa, pala, kemiri dan sebagainya adalah benih pohon atau selubung benih
tempat makanan persediaan untuk tumbuhan tadi. Bahan makanan yang
mengandung minyak mudah di simpan dan di timbun dalam jangka waktu yang
cukup lama. Demikian juga pada tumbuh-tumbuhan yang menyimpan makananya
dalam bentuk minyak pada bijihnya. Itulah sebabnya hampir semua bahan bakar
yang berbentuk minyak nabati berasal dari benih tumbuh-tumbuhan. Apalagi
benih tumbuhan yang mengandung minyak tadi, misalnya : kenari, kemiri, kacang
18

tanah dan sebagainya jika dikeringkan maka akan terdapat minyak yang dapat di
bakar hingga memberi nyala api. Namun perlu di ketahui bahwa minyak jenis
seperti itu sangatlah terbatas jumlahnya, sehingga bahan bakar yang demikian itu
sangat mahal harganya di pasaran, maka sebagian orang tidak lagi menggunakan
bahan bakar yang semacam itu karena dianggap kurang ekonomis. Untulk
menanggulangi hal itu, maka sekarang ini banyak di produksi jenis minyak
tersebut dengan jalan peragian (arsenium), misalnya tetes tebu, ketela pohon,
kentang dan sebagainya.
Bahan bakar jenis ini banyak di gunakan untuk bahan pembuatan alkohol.
Walaupun pembuatanya menggunakan fasilitas yang relatif lebih murah, namun
produksinya sangat rendah, sehingga kurang memadai apabila di bandingkasn
dengan jumlah penggunanya. Bahan bakar yang di hasilkan dengan jalan seperti
di atas sering di sebut sebagai bahan bakar alkohol dan spiritus.

2. Bahan bakar mineral


Bahan bakar minyak mineral ini di dapatn dari tambang sehingga sering
juga di sebut sebagai minyak bumi ataun minyak mineral atau juga minyak
tambang. Bahan bakar mineral ini sangat penting artinya bagi kehidupan manusia,
karena dunia memerlukanya begitu banyak sehingga manusia mencari di mana-
mana. Adanya kebutuhan yang banyak itu maka eksploitasi terhadap minyak bumi
dilakukan secara besar-besaran. Keadaan yang seperti itu, dikhawatirkan akan
memacu terjadinya kelangkaan minyak dunia. Teknologi modern tentang
pengolahan minyak telah ditemukan dengan cara melakukan penyulingan
terhadap minyak bumi. Proses dimulai dengan memasukkan saluran pipa ke dalam
sumur galian yang di dalamnya mengandung minyak, gas dan air. Pipa tersebut
kemudian di hubungkan dengan menara destilasi, yang mana di dalam menara itu
minyak mentah dan gas alam akan di proses dengan temperatur yang tinggi agar
mencair dan dapat dipisahkan menjadi jenis bahan bakar yang berbeda-beda.
19

E. Syarat Bahan Bakar dalam Pemakaian


Ada beberapa tipe bahan bakar dan pelumas yang digunakan pada
kendaraan bermotor. Beberapa diantaranya berisi racun dan zat kimia yang mudah
terbakar dan ini harus di tangani dengan hati–hati. Penggunaan tipe bahan bakar
atau pelumas disesuaikan dengan karaktristik terhadap kebutuhan, agar tidak
terjadi kesalahan yang menyebabkan kerusakan pada mesin pembangkit tenaga.
Pemakaian bahan bakar yang tidak sesuai dengan karakter mesin mungkin dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem kerja mesin maupun efek yang lain, yaitu
berupa polusi lingkungan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk
mengetahui perbedaan tipe karakteristik pelumas dan bahan bakar, beserta cara
penangananya yang benar. Sampai saat ini bahan bakar yang biasa di gunakan
pada mobil dan sebagian kendaraan bermotor adalah bensin dan solar (Diesel),
dan beberapa negara ada yang menggunakan alkohol, LPG dan bahan bakar
lainya. Namun demikian secara garis besar penjelasan dan penggunaan tentang
bahan bakar yang ada dipasaran umum, yaitu berupa bensin dan solar (Diesel).

1. Bahan bakar bensin


Bensin mengandung hidro karbon hasil sulingan dari produksi minyak
mentah. Bensin mengandung gas yang mudah terbakar, umumnya bahan bakar ini
di pergunakan untuk mesin dengan pengapian busi. Sifat yang di miliki bensin
antara lain : (1) Mudah menguap pada temperatur normal, (2) Tidak berwarna,
tembus pandang dan berbau, (3) Titik nyala rendah (-10° sampai -15°C), (4) Berat
jenis rendah (0,60 s/d 0,78), (5) Dapat melarutkan oli dan karet, (6) Menghasilkan
jumlah panas yang besar (9,500 s/d 10,500 kcal/kg), dan (7) Setelah di bakar
sedikit meninggalkan karbon.
Adapun syarat–syarat bensin yang baik dan memberikan kerja mesin yang
lembut, yaitu : (1) Mudah terbakar, artinya mampu tercipta pembakaran serentak
di dalam ruang bakar dengan sedikit knocking atau dentuman, (2) Mudah
menguap, artinya bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk
memberikan campuran udara dengan bahan bakar yang tepat saat menghidupkan
mesin yang masih dingin, (3) Tidak beroksidasi dan bersifat pembersih, artinya
20

sedikit perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama di simpan. Selain itu juga
bensin harus mencegah pengendapan pada sistem intake, (4) Angka octane, adalah
suatu angka untuk mengukur bahan bakar bensin terhadap daya anti knock
characteristic. Bensin dengan nilai oktan yang tinggi akan tahan terhadap
timbulnya engine knocking.

2. Bahan bakar Diesel


Bahan bakar Diesel biasa juga di sebut debgan light oil atau solar, yaitu
suatu campuran dari hidro karbon yang telah di destilase setelah bensin dan
minyak tanah dari minyak mentah pada temperatur 200°C sampai 340°C. Bahan
bakar jenis ini atau biasa disebut sebagai bahan bakar solar sebagian besar di
gunakan untuk menggerakkan mesin Diesel. Bahan bakar Diesel mempunyai sifat
utama sebagai berikut : (1) Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan
berbau, (2) Encer dan tidak menguap di bawah temperatur normal, (3) Titik nyala
tinggi (40°C sampai 100°C), (4) Terbakar spontan pada 350°C, sedikit di bawah
bensin, (5) Berat jenis 0,82 s/d 0,86, (6) Menimbulkan panas yang besar (10,500
kcal/kg), dan (7) Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar di banding
dengan bensin.
Syarat–syarat pengunaan solar sebagai bahan bakar harus memperhatikan
kualitas solar, antara lain adalah sebagai berikut: (1) Mudah terbakar, artinya
waktu tertundanya pembakaran harus pendek/singkat, sehingga mesin mudah di
hidupkan. Solar harus memungkinkan kerja mesin yang lembut dengan sedikit
knocking, (2) Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku), menunjukan
Solar harus tetap cair pada suhu rendah sehingga mesin akan mudah di hidupkan
dan berputar lembut, (3) Daya pelumasan, artinya Solar juga berfungsi sebagai
pelumas untuk pompa injeksi dan nossel. Oleh karena itu harus mempunyai sifat
dan daya lumas yang baik, (4) Kekentalan, berkait dengan syarat melumas dalam
arti Solar harus memiliki kekentalan yang baik sehingga mudah untuk dapat di
semprotkan oleh injektor, (5) Kandungan sulfur, karakteristik Sulfuir yang dapat
merusak pemakaian komponen mesin sehingga mempersyaratkan kandungan
sulfur solar harus sekecil mungkin (< 1 %), dan (6) Angka cetane, Yaitu suatu
21

cara untuk mengontrol bahan bakar solar dalam kemampuan untuk mencegah
terjadinya knocking, tingkat yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih
baik.
Ringkasan simpulan.
Berdasar uraian di atas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan bakar adalah bahan–bahan yang diperlukan untuk pembakaran
2. Bahan bakar yang di pakai di masyarakat beraneka macam, maka harus pandai
memilih bahan bakar yang baik dan tepat untuk proses pembakaran.
3. Bahan bakar yang sering di pakai adalah bensin, solar dan minyak tanah.
Untuk mengetahui bensin yang baik dengan melihat angka octan-nya, sedang
solar yang baik dapat di lihat dari angka cetan-nya.

Anda mungkin juga menyukai