Anda di halaman 1dari 19

BAB II

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

2.1 Umum

Komunikasi dapat diartikan sebagai pengiriman informasi dari satu pihak

ke pihak yang lain. Pengiriman informasi ini dilakukan dengan memodulasikan

informasi pada gelombang elektromagnetik yang bertindak sebagai pembawa

(carrier) sinyal informasi tersebut. Selanjutnya setelah tiba di tujuan, maka untuk

memperoleh informasi yang asli dilakukan demodulasi. Pada masa era informasi

saat ini, komunikasi serat optik semakin banyak digunakan. Bukan hanya sebagai

pengganti dari jenis sistem transmisi sebelumnya, tetapi dikarenakan sistem

transmisi serat optik ini memberikan keuntungan yang jauh efektif dan efisien

dibandingkan dengan jenis yang lain. Jenis serat optik ini juga tidak bersifat

menghantarkan arus listrik, sehingga dapat digunakan didaerah - daerah terisolasi

listrik.

Karena memiliki kapasitas dengan informasi yang tinggi, maka jalur-jalur

saluran dapat diringkas menjadi kabel-kabel yang jauh lebih kecil, sehingga dapat

mengurangi arus traffic pada jalur-jalur kabel yang sudah sangat padat. Pada

sistem komunikasi serat optik ini sinyal awal yang berbentuk sinyal listrik pada

transmitter akan dirubah oleh transducer menjadi gelombang cahaya yang

kemudian di transmisikan melalui kabel serat optik menuju penerima (receiver)

yang terletak pada ujung kabel lainnya. Pada penerima sinyal optik ini

akan dirubah kembali oleh transducer menjadi sinyal listrik.


2.2 Struktur Dasar Kabel Serat Optik

Serat optik terbuat dari bahan dielektrik yang berbentuk seperti kaca

(glass). Didalam serat inilah energi listrik diubah menjadi cahaya yang akan

ditransmisikan sehingga dapat diterima di ujung unit penerima (receiver) melalui

transducer. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat struktur dasar kabel serat optik [1].

Gambar 2.1 Struktur Dasar Kabel Serat Optik.

Struktur serat optik terdiri dari [1] :

1. Inti (core)

Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang

cahaya yang dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih

besar dari lapisan kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter antara

2µm-125µm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya.

2. Cladding

Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat

merambat ke ujung lainnya. Dengan adanya cladding ini cahaya dapat

merambat dalam core serat optik. Cladding terbuat dari bahan gelas dengan

indeks bias yang lebih kecil dari core. Cladding merupakan selubung dari

core. Diameter cladding antara 5µm-250µm, hubungan indeks bias antara


core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (yaitu

mempengaruhi besarnya sudut kritis).

3. Jaket (coating)

Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan identitas

kode warna terbuat dari bahan plastik. Berfungsi untuk melindungi serat optik

dari kerusakan.

2.3 Jenis-jenis Serat Optik

Berdasarkan keperluan yang berbeda-beda, maka serat optik dibuat dalam

dua jenis utama yang berbeda, yaitu single-mode fibers dan multi-mode fibers.

1. Serat Optik Single-mode Fibers

Single-mode Fibers mempunyai inti sangat kecil (yang memiliki diameter

sekitar 9x10-6 meter atau 9 mikro meter). Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana

perambatan gelombang terjadi pada sistem single-mode fibers [1].

Cahaya yang merambat secara paralel di tengah membuat terjadinya sedikit

dispersi pulsa. Single-mode fibers mentransmisikan cahaya laser inframerah

(panjang gelombang 1300 - 1550 nm). Jenis serat ini digunakan untuk

mentransmisikan satu sinyal dalam setiap serat. Serat ini sering dipakai dalam

pesawat telepon dan TV (televisi) kabel.

Gambar 2.2 Perambatan Gelombang pada Single-mode Fibers


2. Serat Optik Multi-mode Fibers

Multi-mode Fibers mempunyai ukuran inti lebih besar (berdiameter sekitar

6,35x10- meter atau 63,5 mikro meter) dan mentransmisikan cahaya


5

inframerah (panjang gelombang 850-1300 nm) dari lampu light-emitting diodes

(LED) dan pada Gambar 2.3 dapat dilihat bagaimana perambatan gelombang

terjadi pada sistem multi-mode fibers [1].

Serat ini digunakan untuk mentransmisikan banyak sinyal dalam setiap serat

dan sering digunakan pada jaringan komputer dan Local Area Networks (LAN).

Gambar 2.3 Perambatan Gelombang pada serat optic Multi-mode Fibers

Berdasarkan susunan indeks biasnya, serat optik Multimode memiliki dua

profil yaitu:

1. Graded Index. Serat optik mempunyai indeks bias cahaya yang merupakan

fungsi dari jarak terhadap sumbu/poros serat optik, sehingga cahaya yang

menjalar melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada ujung

lainnya pada waktu yang bersamaan.

2. Step Index. Serat optik mempunyai indeks bias cahaya sama. Sinar yang

menjalar pada sumbu akan sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi).

Hal ini dapat terjadi karena lintasan yang melalui poros lebih pendek

dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat optik,

sehingga terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang
frekuensi. Oleh karena hal ini, maka yang sering dipergunakan sebagai

transmisi serat optik Multimode adalah Graded Index.

2.4 Konsep Dasar Sistem Transmisi Serat Optik

Prinsip dasar dari sistem komunikasi serat optik adalah pengiriman sinyal

informasi dalam bentuk sinyal cahaya. Pemancar kabel serat optik dan penerima

merupakan komponen dasar yang digunakan dalam sistem komunikasi serat optik.

Pemancar berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal optik, kabel

serat optik berfungsi sebagai media transmisi dan penerima berfungsi untuk

mengubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik kembali [1].

Proses pengiriman informasi yang melalui serat optik menggunakan

prinsip pemantulan sinyal optik yang berupa cahaya dengan panjang gelombang

tertentu. Secara umum, konfigurasi sistem transmisi serat optik ditunjukkan

seperti Gambar 2.4[2].

Gambar 2.4 Konfigurasi Sistem Transmisi Serat Optik


Selama perambatannya dalam serat optik, gelombang cahaya akan

mengalami redaman di sepanjang serat dan pada titik persambungan serat optik.

Oleh karena itu, untuk transmisi jarak jauh diperlukan adanya penguat yang

berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang mengalami redaman[4].

2.5 Keuntungan dan Kerugian Serat Optik

Adapun keuntungan dari kabel serat optik, yaitu:

1. Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwidth yang lebar).

2. Frekuensi pembawa optik bekerja pada daerah frekuensi yang tinggi yaitu

sekitar 1013Hz sampai dengan 1016 Hz, sehingga informasi yang dibawa

akan menjadi banyak.

3. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat

dari tembaga, terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang gelombang

sekitar 1300 nm yaitu 0,2 dB/km.

4. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat dari

kaca atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi

medan magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik.

5. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi.

Kemampuan fiber optik dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi, sangat

cocok untuk pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan

kecepatan beberapa Mbit/s hingga Gbit/s.

6. Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan.

7. Diameter inti fiber optik berukuran micro sehingga pemakaian ruangan lebih

ekonomis.

8. Tidak mengalirkan arus listrik terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak

dapat dialiri arus listrik (terhindar dari terjadinya hubungan pendek).


9. Sistem dapat diandalkan (20 - 30 tahun) dan mudah pemeliharaannya.

Adapun kerugian yang terdapat pada kabel serat optik, yaitu:

1. Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan

lapisan penguat sebagai proteksi.

2. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang

berlebihan.

3. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan

pada pemasangan repeater.

2.5.1 Parameter Serat Optik

Parameter serat optik antara lain :

1. Kecepatan Propagasi

2. Numerical Aperture (NA)

3. Dispersi

4. Penghamburan Rayleigh

5. Pemantulan dan Pembiasan

6. Pemantulan Fresnel

Keterangan:

1. Kecepatan Propagasi

Propagasi dalam serat optik disebabkan oleh adanya suatu refleksi (pantulan),

sedangkan refleksi terjadi akibatnya adanya perbedaan indeks bias antara core
dengan clading. Bila berkas cahaya datang dari suatu media yang lebih padat (n1)

ke media yang kurang padat (n2) dimana n1 > n2 maka pada bidang batas antara

kedua media terjadi pantulan. Bila sudut datang melebihi sudut kritis maka

diperoleh pantulan total dan bila sudut datang lebih kecil dari sudut kritis akan

terjadi pembiasan dan pemantulan sebagian.

Kecepatan perambatan cahaya pada medium memiliki kecepatan rambat yang

lebih kecil dari kecepatan rambat cahaya pada ruang hampa, kecepatan tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut:

V = C / n ................................................................................ (2.1)

dimana:

V = kecepatan rambat cahaya pada media

C = kecepatan rambat cahaya pada ruang hampa

n = indeks bias media yang dilalui berkas cahaya

2. Numerical Aperture (NA)

Numerical aperture (NA) adalah ukuran kemampuan sebuah serat untuk

menangkap cahaya, juga dipakai untuk mendefenisikan acceptance cone dari

sebuah serat optik. Jika medium dimana tempat cahaya memasuki serat umumnya

adalah udara maka = 1 sehingga NA = sin θa. NA digunakan untuk mengukur

source-tofiber power-coupling efficiencies, NA yang besar menyatakan source-to-

fiber power-coupling efficiencies yang tinggi. Nilai NA biasanya sekitar 0,20

sampai 0,29 untuk serat gelas, serat plastik memiliki NA yang lebih tinggi dapat

melebihi 0,5[3]. Numerical aperture dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.5 Numerical Aperture

Besarnya nilai Numerical Aperture (NA) dapat diperoleh dengan rumus :

NA = sin θc = n1 2 – n2

………................................................................(2.2)

dimana:

NA = Numerical Aperture

θ = Sudut cahaya yang masuk dalam serat optik

n1 = Indeks bias core

n2 = Indeks bias cladding

3. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui

sepanjang serat optik yang disebabkan oleh keterbatasan material dan efek linear

seperti polarisasi, material dan lainnya. Faktor dispersi ini akan mempengaruhi

kualitas sinyal yang akan ditransmisikan dalam jaringan. Dispersi akan

menyebabkan pulsa-pulsa cahaya memuai dan menjadi lebih lebar, sehingga pada

akhirnya mengakibatkan pulsa-pulsa tersebut saling tumpang tindih dengan satu

sama lain[3]. Jenis dispersi pada serat optik yang disebabkan oleh mekanisme

yang berbeda, yaitu:

a. Dispersi Intermodal
Cahaya dari sumber masuk ke dalam serat optik multimode dirambatkan

dalam beberapa mode. Setiap mode ada yang merambat sejajar sumbu inti dan

ada pula yang merambat zig-zag. Dengan demikian jarak yang ditempuh oleh

tiap mode akan berbeda-beda. Dispersi intermodal disebut juga pelebaran

pulsa.

b. Dispersi Kromatik

Dispersi material terjadi karena indeks bias bervariasi sebagai fungsi panjang

gelombang optik. Salah satu dispersi yang paling dominan dalam jaringan

optik adalah dispersi kromatik. Akibat pengaruh dispersi kromatik maka

digunakan DCF (Dispersion Compensating Fiber) sebagai pengkompensasi

akumulasi dispersi. DCF merupakan serat optik dengan panjang tertentu yang

dibuat dari material yang memiliki koefisien dispersi kromatik yang khusus

pada panjang gelombang operasinya. Koefisien dispersi kromatik ini bernilai

negatif dan bernilai lebih besar per unit panjangnya dibandingkan dengan

koefisien dispersi dari serat optik yang digunakan sistem. Dengan

karakteristik ini, maka panjang DCF yang cukup pendek dapat

mengkompensasi akumulasi dispersi kromatik pada serat optik yang

digunakan sistem.

c. Dispersi Bumbung Gelombang (Waveguide Dispersion)

Dispersi ini terjadi akibat dari karakteristik perambatan mode sebagai fungsi

perbandingan antara jari-jari inti serat dan panjang gelombang.

d. Dispersi Mode Polarisasi


Penyebab utamanya adalah ketidaksimetrisan bentuk serat optik akibat adanya

tekanan saat pengkabelan, ataupun saat instalasi. Dispersi mode polarisasi

pun akan meningkat dengan bertambahnya usia kabel optik[3].

2.6 Redaman Serat Optik

Tahanan dari konduktor tembaga menyebabkan hilangnya sebagian dari

energi listrik yang mengalir dari suatu kabel. Core dari kabel serat optik menyerap

sebagian dari energi cahaya. Hal ini dinyatakan dalam redaman kabel. Satuan

yang digunakan untuk redaman serat optik adalah dB/km. redaman tergantung

dari beberapa keadaan. Tetapi yang utama adalah bahwa redaman tergantung pada

panjang gelombang dari cahaya yang digunakan [5].

Menurut rekomendasi ITU-T G.0653E, kabel serat optik harus

mempunyai koefisien redaman 0,5 dB/km untuk panjang gelombang 1310 nm dan

0,4 dB/km untuk panjang gelombang 1550 nm. Tapi besarnya koefisien ini bukan

merupakan nilai yang mutlak, karena harus mempertimbangkan proses pabrikasi,

desain & komposisi fiber, dan desain kabel.

Redaman (α) sinyal atau rugi-rugi serat didefenisikan sebagai

perbandingan antara daya output optik (Pout) terhadap daya input (Pin) sepanjang

serat L. Redaman dalam serat optik untuk berbagai panjang gelombang tidak

selalu sama karena redaman ini merupakan fungsi panjang gelombang (α) [1].

 10
L
log Pout  km
Pin dB …………………............ (2.3)

dimana:
L = Panjang serat optik (km)

Pin = Daya yang masuk kedalam serat

Pout = Daya yang keluar dari serat

Untuk itu terdapat range redaman yang masih diizinkan yaitu 0,3 sampai

0,4 dB/km untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0,17 sampai 0,25 dB/km,

untuk panjang gelombang 1550. Selain itu, koefisien redaman mungkin juga

dipengaruhi spektrum panjang gelombang yang diperoleh dari hasil pengukuran

pada panjang gelombang yang berbeda [1]. Redaman itu dapat terjadi karena

adanya dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

2.6.1 Faktor Intrinsik

Ada beberapa faktor intrinsik dari serat optik yang menyebabkan redaman,

yaitu [6]:

1. Absorption (penyerapan), peristiwa ini terjadi akibat ketidak murnian bahan

fiber optik yang digunakan. Bila cahaya menabrak sebuah partikel dari unsur

yang tidak murni maka sebagian dari cahaya tersebut akan terserap.

2. Scattering (penghamburan) terjadi akibat adanya berkas cahaya yang

merambat dalam materi dipancarkan/dihamburkan ke segala arah dikarenakan

struktur materi yang tidak murni. Biasanya scattering ini terjadi pada lokasi-

lokasi tertentu saja di dalam bahan, dan ukuran daerah yang terkena pengaruh

perubahan efek terpencarnya cahaya sangat kecil, yaitu kurang dari satu

panjang gelombang cahaya.

3. Microbending (pembengkokan pada saat pembuatan serat optik)


Pada umumnya timbul di dalam proses manufaktur. Penyebab yang biasa

dijumpai adalah perbedaan laju pemuaian (dan penyusutan) antara serat optik

dan lapisan-lapisan pelindung luarnya (jaket). Ketika kabel serat optik menjadi

terlalu dingin, lapisan jaket maupun bagian inti/mantel akan mengalami

penyusutan dan memendek sehingga dapat bergeser dari posisi relatifnya

semula dan menimbulkan lekukan-lekukan yang disebut microbend'[5].

2.6.2 Faktor Ekstrinsik

Ada beberapa faktor ekstrinsik dari serat optik yang menyebabkan

redaman, yaitu [6]:

1. Frasnel Reflection terjadi karena ada celah udara sehingga cahaya harus

melewati dua interface yang memantulkan sebagian karena perubahan index

bias dari inti ke udara dan inti lagi.

2. Mode Copling terjadi karena adanya sambungan antara sumber/detektor optik

dengan serat optik.

3. Macrobending, lekukan tajam pada sebuah kabel serat optik dapat

menyebabkan timbulnya rugi daya yang cukup serius, dan lebih jauh lagi

kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis (pecahnya serat optik). Rugi daya

yang ditimbulkan dengan melengkungkan sepotong pendek serat optik boleh

jadi lebih besar dari rugi daya total yang timbul pada seluruh kabel serat optik

sepanjang 1 km yang dipasang secara normal.

2.7 Sumber Optik


Sumber optik merupakan komponen dalam sistem komunikasi serat optik

yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal cahaya. Ada dua jenis sumber optik

yang sering digunakan, yakni LED (Light Emiting Diode) dan LASER (Light

Amplication by Stimulated Emission of Radition). LED memiliki keluaran daya

yang lebih sedikit, kecepatan switching yang lebih lambat, dan lebar spektrum

yang lebih besar. Namun demikian LED dipergunakan secara luas untuk aplikasi

jarak pendek dan menengah yang menggunakan serat kaca dan plastik karena

lebih sederhana, murah, handal, dan tidak terlalu bergantung pada temperatur.

Laser menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang tetap yang dapat

berada di dalam wilayah tampak, yaitu sekitar 635 nm . Cahaya tersebut memiliki

bandwidth yang sangat sempit, umumnya hanya memiliki lebar beberapa

nanometer. Hal ini memastikan bahwa dispersi kromatik dapat dipertahankan

pada nilai yang kecil dan kondisi ini memungkinkan terjadinya kecepatan

transmisi data yang tinggi. Laser dapat menghasilkan cahaya dengan intensitas

tinggi sehingga sesuai untuk digunakan pada sistem telekomunikasi optik jarak

jauh[3]. Proses pembentukan laser, yaitu:

a. Absorpsi foton; proses perpindahan elektron dari energi valensi ke energi

konduksi.

b. Emisi Spontan; proses di mana elektron dalam keadaan tereksitasi di energi

konduksi kembali ke energi dasar dengan melepas foton.

Emisi terangsang (stimulated); proses saat keadaan inversi populasi elektron

tereksitasi yang mendapat rangsangan (pacu) akan serentak melepaskan foton

dalam jumlah banyak.


2.7.1 Konektor

Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang

berfungsi sebagai kabel serat optik sebagai penghubung serat. Konektor ini mirip

dengan konektor listrik dalam hal fungsi dan tampilan luar tetapi konektor pada

serat optik memiliki ketelitian yang lebih tinggi.

Penyambungan serat optik menggunakan konektor bersifat tidak

permanen, artinya dapat dibongkar pasang. Konektor biasanya digunakan untuk

kontak dengan terminal perangkat aktif. Gambar 2.6 menunjukkan berbagai tipe

konektor [1].

Untuk memastikan didapatkannya rugi yang rendah, konektor harus

menghilangkan efek-efek pergeseran sudut dan lateral dan juga menjaga bahwa

kedua ujung fiber akan saling menutup dengan sempurna. Bermacam-macam

rancangan telah digunakan untuk membuat konektor-konektor semacam ini, di

mana sebagian adalah lebih berhasil dari pada yang lain. Konektor optik

merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai

penghubung serat seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6 [3].

FSMA Connectors FSD Connectors ST-Style Connectors


SC Connectors ESCON Connectors FC & D4 Connector

Gambar 2.6 Berbagai Tipe Connector

Syarat - syarat konektor yang baik adalah:

a. Kehilangan daya cukup rendah. Konektor yang dibentuk harus menjamin dari

kesalahan penyambungan dan dapat meminimumkan kesalahan secara

langsung.

b. Kemampuan pengulangan. Efisiensi kopling tidak berubah jika tidak ada

penyesuaian ulang.

c. Dapat diprediksi, artinya konektor memiliki efisiensi yang sama jika beberapa

konektor sejenis dikombinasi.

d. Umurnya panjang. Tidak ada penurunan efisiensi dalam waktu yang lama.

e. Kuat. Bahan konektor kuat terhadap tekanan.

f. Kompatibel dengan lingkungan. Penyambungan dapat dilakukan pada variasi

temperatur, tekanan tinggi, getaran, kelembaban dan kotoran.

g. Mudah mendapatkannya. Umum digunakan.

h. Mudah menggunakannya. Pemasangan dan penyesuaiannya mudah.

i. Ekonomis. Konektor yang presisi adalah mahal. Konektor murah, biasanya

plastik tetapi kualitasnya rendah.

2.8 Link Power Budget


Power budget merupakan suatu hal yang sangat menentukan apakah suatu

sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik atau tidak. Karena

power budget menjamin agar penerima dapat menerima daya optik sinyal yang

diperlukan untuk mendapatkan bit error rate (BER) yang diinginkan. Perhitungan

dan analisis power budget merupakan salah satu metode untuk mengetahui

performansi suatu jaringan. Hal ini dikarenakan metode ini dapat digunakan untuk

melihat kelayakan suatu jaringan untuk mengirimkan sinyal dari pengirim sampai

ke penerima atau dari central office terminal ( COT ) sampai ke remote terminal

(RT). Tujuan dilakukannya perhitungan power budget adalah untuk menentukan

apakah komponen dan parameter desain yang dipilih dapat menghasilkan daya

sinyal di penerima sesuai dengan tuntutan persyaratan performansi yang

diinginkan [5].

Dalam perhitungan link power budget ada beberapa hal yang harus

dihitung, yaitu perhitungan rugi-rugi berdasarkan daya yang telah diketahui,

perhitungan redaman berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan standar ITU.T

(International telekommunication Union – Telecommunication Standardization

Sector)[5].

Link budget = Slope x jarak kabel .................................................................... (2.4)

Lossline = (Redaman Kabel/km x jarak) + (Redaman per splice x Jumlah Splice)

.+(Redaman Pathcore x Jumlah Connector)..................................(2.5)

Total Loss Perhitungan = ( Jarak x Redaman/km) + (Jumlah Sambungan x 0,15)

+(Jumlah Conector x Loss Conector) .................... (2.6)

Total loss Pengukuran = Jarak x Redaman/km ................................................ (2.7)


Level Margin = Redaman Nominal – Redaman Total ..................................... (2.8)

Tahap selanjutnya adalah menentukan power budget dari sistem, yaitu

dengan melakukan perhitungan daya yang mengacu kepada spesifikasi dari

peralatan yang digunakan. Hasil redaman total (Total link loss) yang terdapat pada

jalur fiber akan dikurangi dengan level margin. Sehingga akan diperoleh hasil

optical power budget yang digunakan untuk berkomunikasi. Rumus menghitung

nilai optical power budget ditunjukkan pada persamaan 2.9 [5].

Optical Power Budget = Total link loss pengukuran – Level Margin...............(2.9)

2.8.1 Jarak Transmisi Maksimum dengan Penguat Raman

Perhitungan jarak transmisi maksimum dengan penguat Raman dapat

dinyatakan dengan persamaan :

PTx – PRx – 2 αc + αs - MS

αs
Lsistem (Km) = .................................................................................................. (2.10)
............................(2.10)
αf +

dimana :

PTX = Daya pemancar (dBm)

PRX = Sensitivitas penerima(dBm)

αs = Redaman penyambungan (dB)

αc = Redaman konektor (dB)

Lsistem = Jarak transmisi tanpa repeater (Km)

Lkabel = Panjang potongan kabel optik per roll (Km)


αf = Redaman fiber (dB/Km)

Ms = Margin sistem (dB)

2.8.2 Jumlah Sambungan

Jumlah splice (sambungan kabel) yang diperlukan sepanjang link transmisi

dapat diperoleh berdasarkan persamaan :

N = ( Lsist / Lf ) – 1...............................................................................(2.11)

dimana :

Lsist = Panjang link transmisi

Lf = Panjang maksimum serat optik

Anda mungkin juga menyukai