Anda di halaman 1dari 7

A.

TUJUAN

Adapun tujuan dari observasi manajemen di sekolah / madrasah adalah :

1. Untuk mengetahui manajemen sekolah khususnya sarana dan prasarana


di sekolah MI Al Iman

2. Untuk memahamkan mahasiswa tentang manajemen sekolah

3. Untuk mengolah pikiran mahasiswa untuk menemukan sebuah solusi


dalam permasalahan pendidikan khususnya di MI Al Iman

4. Untuk mengetahui kemanajemenan sekolah yang baik dan benar

B. GAMBARAN UMUM

PROFIL LEMBAGA

PROFIL MI AL IMAN

1. Nama Sekolah / Madrasah Ibtidaiyah : MI Al Iman


2. Nomor Induk Sekolah / Madrasah (NIS/NIM) : 110180
3. Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 111233740013
4. Alamat Madrasah : Jalan Taman
Siswa Banaran No. 105
Kecamatan : Gunungpati
Kabupaten/Kota : Semarang
Propinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50299
No Telp : (024) 8508021 /
081575097338
5. Berdiri Tahun : 1967
6. Nama Lembaga : Yayasan Al
Iman Banaran
7. Luas Tanah Sekolah / Madrasah : 1953 m2
8. Luas Bangunan Sekolah / Madrasah : 778 m2
9. Status Tanah : Milik Sendiri
10. Status Bangunan : Mili Sendiri
7782 m2
11. Nomor Sertifikat Tanah : Leter D
(Sertifikat dalam Proses)
12. Status Akreditasi :

VISI
“Mewujudkan generasi penerus yang : Cerdas, Terampil, dan Sehat Jasmani
dan Rohani”

MISI
1. Memberikan waktu yang cukup leluasa kepada siswa untuk berekspresi
baik dalam berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam hal
umum dan agama
2. Menciptakan lingkungan yang islami, kondusif dana man untuk
terlaksananya proses belajar mengajar
3. Mewujudkan pendidik yang berkualitas tinggi dalam ilmu agama, dan
umum

TUJUAN
Tujuan MI Al Iman :
1. Memiliki dasar-dasar akidah yang kuat
2. Memiliki budi pekerti yang luhur yang senantiasa tercermin dalam
pemikiran, ucapan, dan perbuatannya
3. Memiliki keterampilan dasar “baca, tulis, hitung” yang tinggi
4. Memiliki semangat untuk senantiasa maju dan berprestasi
5. Memiliki keterampilan hidup yang bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungan sekitarnya
6. Meningkatkan jumlah siswa yang diterima di sekolah favorit / unggul

SEJARAH SINGKAT
MI Al Iman didirikan berdasarkan kehendak dan aspirasi masyarakat sekitar
yang menghendaki tersedianya sarana pendidikan yang berbasis padaa
nilai agama islam, tepatnya MI Al Iman dirintis pada tahun 1965 dengan
diketahui oleh Bapak Suhud yang pada waktu itu sebagai ketua GP
Ansor Ranting Sekaran dengan diibantu para tokoh yang lain. Adapun
cikal bakal MI Al Iman dimulai dengan nama Madrasah Diniyah mulai
tahun 1965-1966 dengan pembukaan atau murid pertama sebanyak 40
siswa dan guru 3 orang dan Bapak Suhud menjadi Kepala Madrasah
Diniyah dengan kegiatan belajar mengajar dilakukan pada waktu sore
hari dengan bertempat dirumah-rumah warga diantaranya bertempat
dirumah Bapak Suhud, Bapak Sapawi, Ibu Supiyah, dan Bapak Saeun.
Selanjutnya pada tahun 1967 koordinator Madrasah Kecamatan
Gunungpati, Bapak Rusdi menginstruksikan kepada Guru yang memiliki
Madrasah Diniyah untuk dimasukkan pagi hari dan mengganti Madrasah
Diniyah menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB). Karena
perkembangan MWB semakin maju dan pada waktu itu jumlah murid-
murid semakin banyak sampai 90 orang, muali kelas I-VI. Rumah-rumah
yang digunkana untuk belajar tidak muat lagi. Akhirnya pada tahun 1970
Bapak Suhud mengajukan pembangunan gedung di tanah bengkok
Suparno, namun ketika pembangunan dimulai Bapak Camat Gunungpati
Bapak Sumianto melarangnya baru 2 tahun setelah itu tepatnya pada
tahun 1974 Bapak Sariban mendapatkan tanah kubangan bekas jalan
kerbau untuk bangunan MWB dengan luas tanah panjang 15 meter dan
lebar 5 meter. Kemudian dibangunlah gedung MWB di tanah tersebut 3
local dengan ukuran 5x6 m. pada tahun 1979 MWB mendapat bantuan
dari pemerintah, namun untuk memenuhi syarat bantuan MWB harus
diganti menjadi MI. Maka pada tahun itu juga bapak Suhhud selaku
Kepala Sekolah menggant MWB menjadi MI Al Iman. Karena Bapak
Suhud kurang sehta maka Kepala Sekolah diserahkan kepada Bapak
Zaenal.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Keterbatasan ruang kelas
Setiap tahun peserta didik baru dipertimbangkan karena jumlah kelas
yang tidak mencukupi untuk menampung siswa yang lebih banyak..
Sebenernya peminat peserta didik di MI Al Iman lumayan banyak bisa
mencapai 4 kelas. Akan tetapi karena keterbasan sarana kelas yang ada,
maka jumlah siswa dibatasi hanya sampai 3 kelas saja.
2. Sarana transportasi / kendaraan sekolah
Ketika ada kegiatan di luar madrasah seperti lomba misalnya, sekolah
terkendala dengan transportasi. Madrasah biasanya masih perlu untuk
meminjam bahkan biasanya menyewa kendaraan untuk memfasilitasi
kebutuhan peserta didik. Maka sangat diperlukan kendaraan sekolah guna
untuk memfasilitasi peserta didik atau pihak lainnya dalam suatu acara yang
berada diluar madrasah.
3. Pengelolaan / perawatan sarana olahraga dan alat laboratorium
Sarana olahraga atau alat lab yang digunakan oleh peserta didik sering
terjadi kehilangan atau kerusakan pada saat kegiatan belajar mengajar

D. SOLUSI
Berdasarkan solusi yang saya miliki adalah :
1. Terbatasnya ruang kelas
Dalam kaitannya hal ini madrasah hanya bisa menampung siswa
sebanyak 3 kelas. Padahal peminat peserta didik di madrasah Al Iman bisa
mencapai sekitar 4 kelas. Permasalahannya madrasah belum bisa terfokus
dengan perencanaan pembangunan kelas baru untuk saat ini, Karena dalam
waktu ini yang lebih terpenting adalah penyediaan kantin sekolah karena
sebelumnya kantin sekolah belum terlalu memadai dalam segi tempatnya
dan kurang bisa melengkapai kebutuhan siswa. Untuk itu anggaran terfokus
dalam pembangunan kantin sekolah terlebih dahulu yang lebih terpenting
karena menyangkut kenyamanan peserta didik MI Al Iman.
Karena madrasah ini statusnya swasta jadi masih minim dalam jumlah
anggaran yg dimiliki.
Sekolah yang swasta itu. Semua memang tetap dapat BOS dari
Kemenag. Tapi dananya tidak mencukupi untuk alokasi semua kegiatan di
sekolah, jadi harus selektif membagi dan mengalokasikannya.
Untuk itu solusi dalam permasalahan ini adalah menghemat dan
mengefesinsi mungkin dalam pengeluaran mengingat status lembaga yg
swasta. Dan juga diharapkan pemerintah tidak hanya memperhatikan
lembaga pendidikan negeri saja tetapi juga lembaga pendidikan swasta.
Karena hal ini juga menyangkut masa depan anak bangsa yang memang
harus sama-sama adil tercukupi kebutuhannya dalam dunia pendidikan.
Dengan tidak adanya bantuan lagi dari Pemda , dikhawatirkan sekolah
memungut biaya lagi dari masyarakat, padahal masyarakat sudah banyak
dibebani dengan berbagai hal, misalnya berobat bayar, biaya listrik mahal,
belum lagi kondisi ekonomi masyarakat yang tidak menentu.
Untuk itu, demi keberlangsungan pendidikan anak bangsa, lebih tepatnya
kalau ada persoalan di lingkungan pendidikan, semua pihak khususnya
pemerintah bisa duduk bersama saling koordinasi, untuk mencari jalan
terbaik, sehingga anak bangsa kita bisa menikmati pendidikan yang
semestinya, tidak terkendala dengan masalah lain.

2. Sarana transportasi / kendaraan sekolah


Dalam hal ini Madrasah Al Iman kesulitan dalam transportasi kegiatan
diluar sekolah seperti contohnya kegiatan lomba. Jadi madrasah Al Iman
seringkali meminjam atau menyewa mobil untuk transportasi ke suatu acara
/ kegiatan diluar Madrasah.
Menurut saya adanya mobil sekolah belum terlalu menjadi prioritas utama
untuk difikirkan. Karena dalam transportasi acara di luar sekolah itu juga
tidak begitu sering, hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Maka menurut
saya tidak perlu dipermasalahkan dalam hal meminjam atau menyewa
kendaraan.

3. Pengelolaan / perawatan sarana olahraga dan alat laboratorium


Sarana olahraga atau alat lab yang digunakan oleh peserta didik sering
terjadi kehilangan atau kerusakan. Untuk masalah ini yang namanya anak
MI/SD memang tidak bisa diaambil tnggung jawabnya. Jadi untuk itu setiap
pengampu harus bisa mengondisikan peralatan-peralatan yang dipinjamkan
kepada peserta didik tersebut. Karena anak MI/SD masih mempnyai sifat
karakter yang tidak bisa disamakan sperti orang dewasa, jadi tidak bisa
diambil tanggung jawbanya, selain dr pengampu/ guru itu sendiri yang
memang harus intens dalam megondisikan dan menghimbau dalam
penjagaan/perawatan peralatan sekolah.

D. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai