Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Pubertas yaitu dimulainya kehidupan seksual dewasa, sedangkan menarche


dimulainya mentruasi. Periode pubertas terjadi karena kenaikan sekresi hormon
gonadotropin oleh hipofise yang perlahan. Dimulai dari tahun ke-8 dari kehidupan dan
mencapai puncak pada saat terjadi mentruasi pada usia 11-16 tahun.
Pubertas pada wanita dalam masa ini mulai produktif artinya masa mendapat
keturunan yang berlangsungkira-kira 30 tahun. Setelah itu, wanita memasuki masa
klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium
(kemunduran) . Haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan kemudian berhenti
sama sekali yang disebut menopouse. Selanjutnya terjadi kemunduran alat-alat reproduksi,
organ tubuh, dan kemampuan fisik.
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah
dari alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi, selaput lendir
rahimdari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan mengalami empat
masa (stadium).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari menstruasi?
2. Apa saja siklus menstruasi?
3. Apa saja aspek hormonal dalam siklus menstruasi?
4. Apa pengertian dari PMS?
5. Apa itu etiologi PMS?
6. Apa saja faktor resiko terjadinya PMS
7. Apa saja gejala PMS?
8. Apa saja diagnosis PMS?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampumengetahui arti dari menstruasi.
2. Tujuan Khusus
a). Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari menstruasi
b). Mahasiswa mampu mengetahui siklus menstruasi
c). Mahasiswa mampu mengetahui aspek hormonal dalam siklus menstruasi
d). Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari PMS

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 1


e). Mahasiswa mampu mengetahui arti etiologi PMS
f). Mahasiswa mampu mengetahui apa saja faktor resiko terjadinya PMS
g). Mahasiswa mampu mengetahui apa saja gejala PMS
h). Mahasiswa mampu mengetahui apa saja diagnosis PMS

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama
yang berkaitan dengan menstruasi.

2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengerti mengenai apa itu menstruasi.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 2


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa
uterus secara berkala. Menstruasi terjadi dalam interval-interval kurang lebih
teratur, siklis, dan dapat diperkirakan waktu-waktunya, sejak menarke sampai
menopause kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi, atau mengalami intervensi
farmakologis (Cunningham, 2005).
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara
tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak
diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak
dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang
siklus haid yang normal atau dianggap siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi
variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita
yang sama. Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama
haid itu tetap (Winkjosastro, 2008).
2. Siklus Menstruasi
Alat kandungan pada saat lahir belum berkembang. Setelah pancaindera
menerima rangsangan yang diteruskan ke pusat dan diolah oleh hipotalamus,
dilanjutkan oleh hipofise melalui “system fortal” dikeluarkan hormone
gonadotropik perangsang folikel dan luteinizing hormone untuk merangsang
indung telur. Hormone perangsang folikel (FSH), merangsang folikel primordial
yang dalam perjalanannya mengeluarkan hormone estrogen untuk pertumbuhan
tanda seks sekunder (pertumbuhan rambut, pertumbuhan payudara, penimbunan
jaringan lemak, sesuai dengan pola wanita yaitu dibokong dan dipayudara).
Pertumbuhan rambut meliputi rambut kemaluan yang berbentuk segitiga serta
rambut pada ketiak.
Pada permulaan hanya estrogen saja yang dominan dan perdarahan
(menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali yang disebut menarch pada umur 12-
13 tahun. Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena
menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder.
Itu sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur karena bentuk
menstruasinya anovulatoir (tanpa pelepasan telur). Baru setelah umur wanita
mencapai remaja sekitar 17-18 tahun, menstruasi teratur dengan interval 26-32
hari.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 3


Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur), hormone
estrogen dikeluarkan makin lama makin meningkat yang menyebabkan lapisan
dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase proliferasi).
Peningkatan estrogen ini menekan pengeluaran hormone perangsang folikel
(FSH), tetapi merangsang hormone luteinizing (LH) sehingga dapat merangsang
folikel Graff yang telah dewasa, untuk pelepasan telur yang disebut sebagai
proses ovulasi. Telur ini akan ditangkap oleh rumabi pada tuba fallopi, dan
dibungkus oleh korona radiata yang akan memberikan nutrisi selama 48 jam.
Folikel Graff yang mengalami ovulasi menjadi korpus rubrum dan segera menjadi
korpus luteum dan mengeluarkan dua macam hormone indung telur yaitu estrogen
dan progesterone.
Hormone estrogen yang menyebabkan lapaisan dalam Rahim
(endometrium) berkembang dan bertumbuh dalam bentuk proliferasi., maka
setelah dirangsang oleh korpus luteum dengan mengeluarkan estrogen dan
progesterone lapisan dalam Rahim berubah menjadi fase sekresi, dimana
pembuluh darah makin dominan dan mengeluarkan cairan (fase sekresi). Bila
tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum (telur) maka korpus luteum
mengalami kematian. Korpus luteum berumur 8 hari, sehingga setelah
kematiaannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam Rahim, oleh
karena hormone estrogen dan progesterone berkurang sampai menghilang.
Berkurang dan menghilangnya hormone estrogen dan progesterone, menyebabkan
terjadi fase vasokonstriksi (pengerutan) pembuluh darah, sehingga lapisan dalam
Rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti
dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan darah dalam
bentuk perdarahan yang disebut “menstruasi”. Pengeluaran darah menstruasi
berlangsung antara 3-7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc
tanpa bekuan darah. Bila perdarahan disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi
perdarahan banyak, yang merupakan keadaan yang abnormal pada menstruasi.
Oleh karena terjadinya kematian dari korpus luteum, maka hormone
estrogen berkurang yang menyebabkan rangsangan untuk pengeluaran FSH
sehingga siklus yang berhubungan dengan hipotalamus-hipofise-indung telur
berulang kali. Siklus menstruasi pada wanita tidak sama dengan variasi normal
anatara 26-32 atau 28-35 hari. Oleh karena korpus luteum mempunyai umur
sekitar 8-10 hari maka dapat diperhitungkan terdapat pergeseran dari ovulasi
(pelepasa telur) yang mempengruhi perhitungan minggu subur. Mengetahui
minggu subur sangat penting berkaitan dengan upaya dapat hamil bagi yang
menginginkan atau menghindari hubungan seksual bagi yang keluarga berencana
dengan system “pantang berkala”.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 4


a. Siklus Endometrium
Menurut Ganong (2001), Cunningham et al (2005), dan Sherwood
(2001), siklus menstruasi endometrium terdiri dari dua fase, yaitu fase
proliferatif dan fase sekretorik (Cunningham, 2005; Sherwood, 2001;
William, 2001).
Pada fase proliferatif, di bawah pengaruh estrogen dari folikel yang
sedang tumbuh, ketebalan endometrium cepat meningkat dari hari kelima
sampai keempat belas siklus menstruasi. Seiring dengan peningkatan
ketebalan, kelenjar-kelenjar uterus tertarik keluar sehingga memanjang
tetapi kelenjar-kelenjar tersebut belum berkelok-kelok atau mengeluarkan
sekresi. Fase ini juga disebut fase praovulasi atau folikular (Cunningham,
2005; Sherwood, 2001; William, 2001).
Pada fase sekretorik, setelah terjadinya ovulasi, vaskularisasi
endometrium menjadi sangat meningkat dan endometrium menjadi agak
sembab di bawah pengaruh estrogen dan progesteron dari korpus luteum.
Kelenjar-kelenjar mulai bergelung-gelung dan menggumpar, lalu mulai
menyekresikan cairan jernih.
Endometrium diperdarahi oleh dua jenis arteri. Stratum fungsional
dipasok oleh arteri spiralis yang panjang dan berkelok-kelok dan stratum
basale diperdarahi oleh arteri basilaris yang pendek dan lurus (Cunningham,
2005; Sherwood, 2001; William, 2001).
Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum
yang menyekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan
kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme,
sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan
menstruasi dimulai (Cunningham, 2005; Sherwood, 2001; William, 2001).
b. Peran Aksis Hipotalamus - Hipofisis Anterior – Ovarium
Ovarium memiliki dua unit endokrin terkait yaitu penghasil estrogen
selama paruh pertama siklus, dan korpus luteum, yang mengeluarkan
progesteron dan estrogen selama paruh akhir siklus. Unit-unit ini secara
sekuensial dipicu oleh hubungan hormonal siklis yang rumit antara
hipotalamus, hipofisis anterior, dan kedua unit endokrin ovarium
(Sherwood, 2001).
Fungsi gonad pada wanita secara langsung dikontrol oleh hormon-
hormon gonadotropik hipofisis anterior, yaitu follicle-stimulatin hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini pada gilirannya
diatur oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus
yang sekresinya pulsatif serta efek umpan-balik hormon-hormon gonad
(Sherwood, 2001; William, 2001).

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 5


Selama fase folikel, folikel ovarium mengeluarkan estrogen di
bawah pengaruh FSH, LH dan estrogen itu sendiri. Kadar estrogen yang
rendah tetapi tetap terus meningkat tersebut pertama menghambat sekresi
FSH, yang menurun selama bagian terakhir fase folikel, dan kedua secara
inkomplit menekan sekresi LH, yang terus meningkat selama fase folikel.
Pada saat pengeluaran estrogen mencapai puncaknya, kadar estrogen yang
tinggi itu akan memicu lonjakan sekresi LH pada pertengahan siklus.
Lonjakan LH ini menyebabkan ovulasi folikel yang matang. Sekresi
estrogen merosot sewaktu folikel mati pada ovulasi (Sherwood, 2001).
Sel-sel folikel lama diubah menjadi korpus luteum, yang
mengeluarkan progesteron serta estrogen selama fase luteal. Progesteron
sangat menghambat FSH dan LH, yang terus menurun selama fase luteal.
Korpus luteum bergenerasi dalam waktu sekitar dua minggu apabila ovum
yang dikeluarkan tidak dibuahi atau tertanam di uterus. Kadar progesteron
dan estrogen menurun secara tajam pada saat korpus luteum berdegenerasi,
sehingga pengaruh inhibitorik pada sekresi FSH dan LH lenyap. Kadar
kedua hormon hipofisis anterior ini kembali meningkat dan merangsang
berkembangnya folikel-folikel baru seiring dengan dimulainya fase folikel
(Sherwood, 2001).
Fase-fase di uterus yang terjadi pada saat yang bersamaan
mencerminkan pengaruh hormon-hormon ovarium pada uterus. Pada awal
fase folikel, lapisan endometrium yang kaya akan nutrien dan pembuluh
darah terlepas. Pelepasan ini terjadi akibat merosotnya estrogen dan
progesteron ketika korpus luteum tua dan berdegenerasi pada akhir fase
luteal sebelumnya. Pada akhir fase folikel, kadar estrogen yang meningkat
menyebabkan endometrium menebal. Setelah ovulasi, progesteron dari
korpus luteum menimbulkan perubahan vaskuler dan sekretorik di
endometrium yang telah dirangsang oleh estrogen untuk menghasilkan
lingkungan yang ideal untuk implantasi. Sewaktu korpus luteum
berdegenerasi, dimulailah fase folikel dan fase haid uterus yang baru
(Sherwood, 2001).

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 6


Gambar 2.1 : Hubungan antara kadar hormon dan perubahan siklus ovarium dan uterus
(Sherwood, 2001).

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 7


Tabel penjelasan gambar 2.1 :

Terjadi perubahan kadar hormon dan perubahan di dalam ovarium dan endometrium
selama siklus menstruasi.

Fase Menstruasi Fase Ovulasi Fase luteal Fase Pra-


folikular awal luteal menstruas
awal dan lanjut i
lanjut
Hari 1-5 6-8 9-13 14 15-19 20-25 26-28
LH Kadar LH tetap rendah Puncak LH Kadar LH kembali pada nilai basal
sampai saat ovulasi. segera dan menetap hingga ovulasi berikut
setelah
peningkata
n cepat
estradiol
yang
dikeluarkan
oleh folikel
utama.
FSH Kadar FSH Sekresi Kadar FSHPuncak gonadotropin Kadar FSH
berangsur FSH meningkatpada pertengahan meningkat
turun. fulsatil. sejalan siklus. tajam.
dengan Produksi
puncak LH.
Kadar FSH kembali steroid
seperti sebelum turun
ovulasi hormone karena
luteolisis.
Estrogen Rendah E2 Penurunan Peningkata Sekresi Penurunan
dihasilkan cepat di n sekresi E2 max E2 cepat
oleh sel sekresi E2 pasca- pasca- sekresi
Sintesis di granulosa pada saat ovulasi oleh ovulasi estrogen.
jaringan folikel ovulasi dan korpus (tetapi
ekstra- utama; segera luteum. kadar Selama
glandular kadarnya setelah itu. pra- mens-
cepat ovulasi truasi,
Sekresi E2 meningka tak estrogen
t dan tercapa yang
kadar i dibuat di
maksi- luar
mum jaringan
dicapai ovarium
tepat merupakan
sumber

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 8


sebelum estrogen
LH surge terpenting.

Progesteron Kadar Kadar Pening- Progesterone Penurunan


rendah pro- katan kadar disintesis oleh korpus cepat
gesteron progesteron luteum sekresi
Produksi rendah pro-
pro-gesteron (tidak ada Sekresi progesterone gesteron.
minimal oleh sintesis tetap tinggi sampai
kelenjar oleh sel akhirfase luteal
adrenal. granu-
losa).
Involusi
korpus
luteum dari
siklus
sebelumnya.
Ovarium Pembentuka Pema- Ovulasi Vaskulari- Korpus Involusi
n korpus tangan sasi lutein luteum korpus
albikans dari folikel Luteinisasi granulosa matur luteum
korpus dominan sel
luteum siklus atau granulosa Pemben- Atresia Penge-
sebelumnya. utama pada folikel tukan folikel rahan
yang ruptur korpus lebih folikel
Pengerahan luteum lanjut untuk
folikel. atresia siklus
folikel berikutnya
Endometriu Peluruhan Proliferas Munculnya Migrasi Vakuol Degene-
m dan i endotel vakuolisasi vakuol terdis- rasi sel
reorganisasi disertasi inti dan menuju torsi stroma
epitel banyak peningkata permukaan ketika
kelenjar mitosis n sel epitel proses Infiltrasi
endomerium kandungan desi- leukosit
glikogen Aktivitas duali- dan per-
endomet- mitosis sasi darahan
rium menurun interstisial
Edema
Kelenjar stroma
endomet- dan
rium kini pem-
berkelok- besaran
kelok sel
stroma

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 9


 Proses terjadinya menstruasi dalam satu siklus terdiri dari 4 fase yaitu :
a. Fase datang bulan (keluar darah haid)
Proses yang terjadi pada tubuh: hari pertaa menstruasi yang dihitung
sebagai hari pertama atau awal dari siklus haid. Alasan mengapa timbul kram atau
nyeri haid pada beberapa hari pertama haid adalah karna lapisan dinding rahm
mengalami proses peluruhan. Proses peluruhan tersebut membuat yang meupakan
jaringan otot, berkontraksi atau mengencang.
Dampaknya : karena banyak darah dan cairan tubuh yang
keluarbersamanya, maka selama haid, tubuh cenderung kurang berenergidan
mengalami nyeri dan sakit
b. Fase folikuler (persiapan untuk ovulasi)
proses yang terjadi pada tubuh : setelah hari terakhir menstruasi, tubuh
lalu siap untuk ovulasi. Dalam hal ini, hormon FSH (follicle-stimulation hormone)
agar menghasilkan sel telur yang matang.
Proses pematangan sel telur ini menghasilkan estrogen, hormon yang membuat
lapisan dinding rahim menebal dengan berbagai nutrisi dan aliran darah yang
banyak sehingga nantinya menjadi tempat yang subur bagi sel telur yang matang
danyang berhasil dibuahi (kehamilan).
Dampaknya : karena kadar estrogen meningkat,maka mood lebih baik,
begitu pula dengan energi. Selama fase ini, orgen intim wanita juga mengeluarkan
cairan bening atau putih lengket, dan ini adalah hal yang normal.
c. Fase ovulasi
Proses yang terjadi pda tubuh : selama ovulasi, sel telur matang tadi
akhirnya dilepas induk telur kesaluran tubafalopi llalu menuju rahim. Sel telur ini
hanya dapat hidup selama 12-24 jam saja.
Pada waktu ini, sel telur bisa dibuahi oleh sperma, ataupun juga tidak, jadi ingatlah
pada tahap ini, ada beberapa pada masa subur. Bagi yang tidak ingin hamil, jangan
lupa mengunakan kontrasepsi semisal kondom ketika bercinta.
Dampaknya : pada tahap ni, tubuh sangat berenergi dan bersemagat. Hasrat
berintim juga meningkat.
d. Fase luteal
Proses yang terjadi pada tubuh : setelah sel telur sampai kerahim, tubuh
mulai memproduksi hormon progesteron yang tugasnya memastikan rahim terus
membangun lapisan tebal.
Namun, sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen dan progesteron akan menurun
drastis. Ini berrti rahim tak perlu terus mempertahankan lapisan dinding tebal tadi

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 10


sehingga terjadilah kembali proses peluruhan atau menstrusi atau proses terjadi
menstruasi terulang kembali.
Dampaknya : seiring meningkatnya kadar progesteron dalam tubuh, anda
biasanya lebih mudah stres, mood, mudah marah, atau gelisah tampa
sebab.payudara juga lebi sensitif dari biasanya.
3. Aspek hormonal dalam siklus menstruasi
Dari artikel penelitian yang ditulis oleh Razi Maulana (2008) mengutip dari
sumber Syahrum et. al. (1994), Greenspan et. al. (1998), dan (Deuster et.,al. (1999),
menyatakan bahawa hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ
tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan
siklus menstruasi ialah :
a. Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis meliputi :
1) Luteinizing Hormon (LH)
LH dihasilkan oleh sel-sel asidofilik (afinitas terhadap
asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel
telur, merangsang terjadinya ovulasi, pembentukan korpus luteum,
serta sintesis steroid seks. Folikel yang melepaskan ovum selama
ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan
disebut korpus (Maulana, 2008).
2) Folikel Stimulating Hormon (FSH)
FSH dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap
basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat
berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH
mengembangkan folikel primer yang mengandung oosit primer dan
keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan
estrogen (Maulana, 2008).
3) Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang
sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon
pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, thyroid
stmulating hormone, Somatotropin). Secara sinergis dengan
estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta
berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum(Maulana,
2008).
b. Steroid ovarium
Ovarium menghasilkan progesteron, androgen, dan estrogen.
Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal
atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-
prekursor steroidlain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 11


ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium
(Maulana, 2008).
1) Estrogen
Fase pubertas terjadi perkembangan sifat seks primer.
Kemudian juga terjadi perkembangan sifat seks sekunder.
Selanjutnya akan berlangsung siklus pada uterus, vagina dan
kelenjar mammae. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen. Terhadap uterus, hormon estrogen menyebabkan
endometrium mengalami proliferasi, yaitu lapisan endometrium
berkembang dan menjadi lebih tebal. Hal ini diikuti dengan lebih
banyak kelenjar-kelenjar, pembuluh darah arteri maupun vena.
Hormon estrogen dihasilkan oleh teka interna folikel. Estradiol (E2)
merupakan produk yang paling penting yang disekresi oleh ovarium
karena memiliki potensi biologik dan efek fisiologik yang beragam
terhadap jaringan perifer sasaran (Maulana, 2008).
Peninggian kadar estradiol plasma berkorelasi erat dengan
peningkatan ukuran folikel pra-ovulasi. Setelah lonjakan LH, kadar
estradiol serum akan mencapai kadar terendah selama beberapa hari
dan terjadi peningkatan kedua kadar estradiol plasma yang akan
mencapai puncaknya pada pertengahan fase luteal, yang akan
mencerminkan sekresi estrogen oleh korpus luteum. Studi
kateterisasi telah menunjukkan bahwa peningkatan kadar estradiol
plasma pada fase pra-evolusi dan pertengahan fase luteal dari siklus
(Maulana, 2008).
2) Progesteron
Kadar progesteron adalah rendah selama fase folikuler,
kurang dari 1 ng/ml (3,8 nmol/l) dan kadar progesteron akan
mencapai puncak yaitu antara 10-20 mg/ ml (32-64 nmol) pada
pertengahan fase luteal. Selama fase luteal, hampir semua
progesteron dalam sirkulasi merupakan hasil sekresi langsung
korpus luteum (Maulana, 2008).
Pengukuran kadar progesteron plasma banyak dimanfaatkan
untuk memantau ovulasi. Kadar progesteron di atas 4-5 ng/ml (12,7-
15.9 nmol/l) mengisyaratkan bahwa ovulasi telah terjadi.
Perkembangan uterus yang sudah dipengaruhi hormon estrogen
selanjutnya dipengaruhi progesteron yang dihasilkan korpus luteum
menjadi stadium sekresi, yang mempersiapkanendometrium
mencapai optimal. Kelenjar mensekresi zat yang berguna untuk
makanan dan proteksi terhadap embrio yang akan berimplantasi.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 12


Pembuluh darah akan menjadi lebih panjang dan lebar (Maulana,
2008).

3) Androgen
Androgen merangsang pertumbuhan rambut di daerah aksila
dan pubes serta mampu meningkatkan libido. Androgen terbentuk
selama sintesis steroid di ovarium dan adrenal, sebagai pembekal
estrogen. Androgen pada wanita dapat berakibat maskulinisasi,
maka pembentukan yang berlebih akan menyebabkan gangguan
yang berarti. Fase folikuler dan fase luteal kadar rata-rata testosteron
plasma berkisar antara 0,2 ng/mg-0,4ng/mg (0,69-1,39 nmol/l) dan
sedikit meningkat pada fase pra-ovulasi (Maulana, 2008).
4. Gangguan Menstruasi
Parameter Kategori Definisi Etiologi Terapi
Jumlah Normal 2-5 tampon Siklus normal Tidak ada
perdarahan atau
pembalut/hari
Hipermenorea Lebih dari 5 *Penyakit Kuretase
tampon atau organik : atau biopsy
pembalut/hari Endometritis endometrium
Polip uterus pada pasien
Pibroid yang lebih
Endometriosis tua: atau
Karsinoma terapi
dengan pil
kombinasi
selama 2-3
bulan
*Insufisiensi Pil
luteal kombinasi
mulai hari
ke-16 sampai
ke-25 setiap
siklus
Pil
*Defisiensi kombinasi
estrogen
Hipomenorea Kurang dari 2 Endometrium Tidak
tampon atau abnormal memerlukan
pembalut/hari terapi
Durasi Normal 3-5 hari Siklus normal Tidak
perdarahan memerlukan
terapi

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 13


Menoragia 6 hari atau Penyebab Kuretase
lebih organik, atau pil
misalnya kombinasi
fibroid, pada
karsinoma keadaan
tidak adanya
patologi
yang
memrlukan
pembedahan
Metroragia Perdarahan Penyebab Kuretase, pil
terus- organik, kombinasi,
menerus misalnya atau operasi
fibroid, jika terdapat
karsinoma patologi
Brakimenorea 3 hari atau Endometrium Tidak perlu
kurang abnormal terapi
Menometroragia Perdarahan Lihat
memanjang menoragia
dan banyak dan
(khususnya, metroragia
lazim pada
perimeno-
pause)

B. Konsep Sindroma Pramenstruasi (PMS)


1. Definisi PMS
Sindroma pramenstruasi merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai
satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang
sesudah haidnya datang, walau pun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid
berhenti (Winkjosastro, 2008).
Menurut kamus kedokteran, PMS merujuk kepada tanda dan gejala yang
terjadi antara waktu ovulasi dan sebelum terjadinya menstruasi. Gejala yang
ditunjukkan berupa perubahan fisik, psikologis dan perilaku (Anon (b), 2008).
Kejadian PMS terjadi beberapa hari sehingga 2 minggu sebelum haid dan
menghilang saat haid. Walaupun kebanyakan wanita akan mengalami tanda dan
gejala yang berhubungan dengan siklus menstruasi, kebanyakan tanda dan gejala
ini hanya ringan yang merupakan reflek dari perubahan fisiologi tubuh.
Walaubagaimanapun, sedikit wanita mengalami gejala yang mengganggu kerja,
hubungan, dan aktivitas sosial mereka (Anon (a), 2007) .
2. Etiologi PMS
Etiologi PMS tidak jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang
peranan ialah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron dengan akibat

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 14


retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang dengan
edema (Winkjosastro, 2008).
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial dan lain-lain juga
memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita PMS ialah wanita yang
lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-
faktor psikologis (Winkjosastro, 2008).
Terdapat bukti adanya hubungan sebab-akibat antara sekresi dan penarikan
progesteron dengan timbulnya PMS, walaupun begitu, dasar biologis dari
keterkaitan ini belum dipastikan. Di luar kehamilan, progesteron dihasilkan dalam
jumlah besar hanya selama fase luteal siklus ovarium. Akan tetapi tidak dijumpai
perbedaan nyata dalam kecepatan sekresi progesteron oleh korpus luteum dari
wanita yang menderita PMS dengan tidak. Berdasarkan anggapan ini, tidak
diketahui adanya efek progesteron yang jelas menunjukkan bahwa hormon ini
berperan dalam kejadian PMS, apalagi menjelaskan perbedaan yang besar dalam
tingkat keparahan dalam gejala-gejala yang dialamai wanita ini (Cunningham,
2005).
Sebagian wanita mengalami gejala-gejala PMS selama 7 – 10 hari terakhir
siklus menstruasi mereka yang diperkirakan disebabkan oleh retensi garam dan air.
Namun kecil kemungkinannya bahwa hal ini atau perubahan hormonal lain yang
terjadi selama fase luteal akhir berperan sebagai penyebab karena perjalanan waktu
dan keparahan gejala tidak berubah bila fase luteal dihentikan secara dini dan
menstruasi ditimbulkan dengan pemberian obat-obat (William, 2001).
Batas tertentu estrogen menyebabkan retensi garam dan air serta berat
badan bertambah. Mereka yang mengalami akan menjadi mudah tersinggung,
tegang dan perasaan tidak enak. Gejala-gejala dapat dicegah bila pertambahan berat
badan dapat dicegah. Peranan estrogen pada PMS tidak nyata, sebab ketegangan ini
timbul terlambat pada siklus tidak pada saat ovulasi waktusekresi estrogen berada
pada saat puncaknya. Kenaikan sekresi vasopresin kemungkinan berperan pada
retensi cairan pada saat pramenstruasi (William, 2001).
Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih
buruk, termasuk stres, kurangnya kegiatan fisik dan diet yang mengandung gula,
karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi (Anon (e),
2011).
3. Faktor Risiko Terjadinya PMS
Gejala ini biasanya terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan
hormonal dalam siklus haid. Di bawah ini dinyatakan beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya PMS (Anon (c), 2010, Anon (d), 2010).
a. Riwayat ibu kandung penderita yang pernah mengalami PMS.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 15


b. Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan
beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan
komplikasi).
c. Status perkahwinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami
PMS dibandingkan yang belum).
d. Usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia,
terutama antara usia 30 – 45 tahun).
e. Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
f. Diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat,
minuman bersoda, produk susu, makanan olahan akan memperberat gejala
PMS).
g. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama vitamin B6),
vitamin E, Vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak
linoleat.
h. Kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat memperberat gejala PMS.
i. Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan
semakin beratnya PMS).
Menurut Vliet, E.L., (2003), terdapat beberapa faktor lain yang
berhubungan dengan peningkatan kejadian PMS seperti :
a. Wanita yang menunda kehamilan dan menjalani sedikit kehamilan –
mengakibatkan lebih banyak siklus ovulasi.
b. Peningkatan obesitas yang signifikan, yang mengubah rasio estrogen dan
progesteron di dalam tubuh. Majoritas wanita yang menderita PMS adalah
dalam golongan obes.
c. Diet tinggi lemak, protein, garam, gula, alkohol dan minuman kafein yang
memperparah PMS.
d. Kekurangan magnesium dalam diet yang merupakan kofaktor penting
dalam sintesa neurotransmiter yang meningkatkan afek.
e. Kekurangan masukan B6 yang juga merupakan kofaktor penting dalam
sintesa neurotransmiter yang meningkatkan afek dan berhubungan dengan
metabolisma estrogen dan progesteron.
4. Gejala PMS
Gejala PMS sangat berbeda dari seorang wanita ke wanita yang lain dan
dari satu siklus ke siklus yang lain, dan dapat terjadi antara ringan hingga berat.
Sebagian wanita sadar akan gejala yang mereka hadapi itu menjadi semakin
memberat pada waktu meningkatnya stres dalam bentuk emosional dan fisikal.
Lebih dari 150 gejala telah dihubungkan dengan PMS, dan sebagiannya dinyatakan
seperti dibawah.
a. Gejala fisik:
 Pembengkakan dan nyeri payudara

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 16


 Kembung, retensi cairan, penambahan berat badan
 Perubahan kebiasaan buang air besar
 Jerawatan
 Rasa ingin makan yang berlebihan terutama makanan manis atau
masin
 Perubahan pola tidur
 Keletihan
 Penurunan nafsu seks
 Sakit. Yang biasa dikeluhkan adalah sakit kepala atau migrain, nyeri
payudara, nyeri sendi dan otot, nyeri punggung bawah oleh karena
perdarahan menstruasi
b. Gejala perilaku:
 Agresif
 Menjauhkan diri dari keluarga dan teman
 Gejala emosional dan kognitif
 Depresi, sedih, dan perasaan tidak berguna
 Mudah marah
 Perubahan mood yang cepat
 Penurunan waspada dan tidak upaya untuk konsentrasi (Anon (e),
2011)

5. Diagnosis PMS
Dalam penuntun diagnosis dari American Psychiatry Association (APA),
menyatakan kriteria mendiagnosis PMS sebagai berikut :
a. Gejala berhubungan dengan siklus menstruasi dan gejala muncul mulai
minggu terakhir fase luteal siklus menstruasi dan menghilang setelah
muncul menstruasi.
b. Diagnosis PMS ditegakkan bila ditemukan 5 gejala PMS dengan minimal
terdapat 1 gejala mayor. Gejala-gejala mayor PMS tersebut adalah : labilitas
afektif seperti menarik diri, semangat kerja menurun, tiba-tiba marah atau
sedih; iritabilitas seperti mudah marah dan tersinggung, tegang dan cemas;
perubahan suasana hati dan putus asa. Gejala minor PMS adalah :
pembengkakan pada anggota badan, nyeri/kembung pada perut, perubahan
nafsu makan, lekas lelah, nyeri kepala, mual/muntah, payudara
nyeri/tegang, gangguan tidur, gangguan buang air besar, dan susah
berkonsentrasi. Gejala fisik seperti edema, nyeri persendian atau nyeri otot,
dan pertambahan berat badan.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 17


Dalam DSM-IV diagnosa PMS pula ditegakkan hanya bila gangguan itu
secara nyata mengganggu pekerjaan atau fungsi peran. DSM-IV memasukkan
kriteria diagnostik PMS ini seperti berikut :
a. Pada sebagian besar siklus menstruasi selama tahun terakhir, lima (atau
lebih) gejala berikut ditemukan untuk sebagian besar waktu selama minggu
terakhir fase luteal, mulai menghilang dalam beberapa hari setelah onset
fase folikular, dan menghilang dalam minggu pascar menstruasi, dengan
sekurang-kurangnya salah satu gejala adalah(1),(2), (3), atau (4) :
1) Mood terdepresi yang jelas, perasaan putus asa, pikiran mencela diri
sendiri.
2) Kecemasan yang jelas, ketegangan, perasaan “bersemangat” atau
“tidak tenang”.
3) Labilitas afektif yang tidak jelas (misalnya, perasaan tiba-tiba sedih
atau menangis atau meningkatnya kepekaan terhadap penolakan)
4) Kemarahan atau iritabilitas yang menetap dan jelas atau
meningkatnya konflik interpersonal.
5) Menurunnya minat dalam aktivitas seharian (misalnya pekerjaan,
sekolah, teman, kegemaran).
6) Perasaan subjektif adalah kesulitan dalam berkonsentrasi.
7) Letargi, mudah lelah, atau kehilangan tenaga.
8) Perubahan yang jelas dalam nafsu makan, makan berlebihan atau
kecanduan makanan tertentu.
9) Hipersomnia atau insomnia.
10) Perasaan subjektif sedang terlanda atau keluar kendali.
11) Gejala fisik lain, seperti nyeri atau pembengkakan payudara, nyeri
kepala, nyeri sendi atau otot, sensasi “kembung”, kenaikan berat
badan.
Catatan : pada perempuan yang sedang menstruasi, fase luteal
berhubungan dengan periode antara ovulasi dan onset menstruasi,
dan fase folikuler dimulai saat menstruasi. Pada perempuan yang
tidak menstruasi (misalnya yang telah menjalani histerektomi),
penentuan waktu fase luteal dan folikuler mungkin memerlukan
pengukuran hormon reproduktif dalam sirkulasi.
b. Gangguan dengan jelas mengganggu pekerjaan, sekolah, atau aktivitas
sosial biasanya dan hubungan dengan orang lain (misalnya, menghindari
aktivitas sosial, menurunnya produktivitas dan efisiensi di pekerjaan atau
sekolah).
c. Gangguan tidak semata-mata suatu eksaserbasi gejala dari gangguan lain,
seperti gangguan depresif berat, gangguan panik, gangguan distimik, atau

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 18


gangguan kepribadian (walaupun mungkin bertumpang tindih dengan salah
satu gangguan tersebut).
d. Kriteria A, B, dan C harus ditegakkan oleh pencatatan harian prospektif
selama sekurang-kurangnya dua siklus simptomatik yang berturut-turut
(Diagnosa dapat dibuat sementara sebelum penegakan ini)

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menstruasi merupakan pengeluaran darah, dan debris sel dari mukosa uterus secara
berkala.
2. Siklus menstruasi
 Siklus endometrium
 Peran aksis hipotalamus, hipofisis anterior, ovarium
3. Aspek hormonal dalam siklus menstruasi
 Hormone-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis meliputi:
- Luteinizing Hormone (LH)
- Folikel Stimulating Hormone (FSH)
- Prolactin Releasing Hormon (PRH)
 Steroid ovarium
- Estrogen
- Progesterone
- Androgen
4. PMS merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid nya dating, walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
5. Etiologi PMS merupakan ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone
dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-
kadang dengan edema
6. Factor resiko tejadinya PMS
 Riwayat ibu kandung penderita yang pernah mengalami PMS
 Wanita yang pernah melahirkan
 Status perkawinan
 Usia
 Stress
 Diet
 Kekurangan zat-zat gizi

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 19


 Kebiasaan merokok
 Kurang berolahraga
7. Gejala PMS
 Gejala fisik
 Gejala prilaku
8. Diagnosis PMS
 Gejala berhubungan dengan siklus menstruasi dan gejala muncul mulai minggu
terakhir fase luteal siklus menstruasi dan menghilang setelah muncul
menstruasi.
 Diagnosis PMS ditegakkan bila ditemukan 5 gejala PMS dengan minimal
terdapat 1 gejala mayor.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
1. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk
menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
2. Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan
untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan seperti yang
telah dijelaskan pada bab pembahasan.
3. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan
tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut
yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang
pertama kali datang).
4. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 20


DAFTAR PUSTAKA

Rabe, Thomas. 2003. Buku Saku Ilmu Kandungan. Hipokrates. Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Repoduksi Wanita. Arcan. Jakarta.

Syaifuddin.

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 21


LAMPIRAN

SOAL

1. Seorang perempuan umur 16 tahun dtang ke bidan praktik mandiri ditemani ibunya
mengeluh belum pernah menstruasi, setiap bulan merasakan nyeri siklik ±5 hari. Hasil
pemeriksaan KU baik, muka pucat dan perut membesar dengan TFU 3jari bawah pusat,
serta teraba lunak dengan ballotemen negative, apakah jenis hymen pada kasus diatas ?
a. Anularis
b. Impervorata
c. Cribiformis
d. Septate
e. Seminularis
2. Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke rumah sakit mengeluh saat ini siklus
haidnya lebih panjang dari biasanya, yaitu lebih dari 35 hari. Sebelumnya, siklus haid
perempuan tersebut normal. Disebut apakah keadaan pada kasus diatas ?
a. Amenorea
b. Menoragia
c. Hipomenorea
d. Polimenorea
e. Oligomenorea
3. Seorang gadis berusia 16 tahun datang ke bidan praktik mandiri mengeluh saat ini siklus
haidnya lebih pendek, yaitu kurang dari 21 hari. Dia merasa ketakutan dengan
keadaannya. Apakah siklus menstruasi yang dialami gadis tersebut ?
a. Polimenorea
b. Hipomenorea
c. Dismenorea
d. Metroragja
e. Amenorea
4. Seorang remaja datanng ke BPM mengeluh sampai berumur 16 tahun ini belum pernah
menstruasi. Setiap bulannya ia merasa nyeri perut bagian bawah dan payudara terasa

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 22


tegang. Hasil pemeriksaan inspekulo terlihat benjolan berwarna kebiruan. Apakah
penyebab kasus tersebut ?
a. Amenorea
b. Dismenorea
c. Asternia
d. Atresia hymenalis
e. Hipermenore

5. Nn. R usia 20 tahun datang ke bidan praktik mandiri dengan keluhan dalam 3 bulan
terakhir haidnya tidak teratur dan saat haid darahnya berjumlah banyak dan lama ±13
hari. Kondisi yang dialami Nn. R adalah ?
a. Polimenorea
b. Oligomenorea
c. Menoragia
d. Metroragia
e. Menometroragia
6. Nn. D usia 17 tahun datang ke bidan praktik mandiri dengan keluhan nyeri perut saat haid
hingga ke bagian punggung, dan juga merasa mual. Diagnose kasus pada Nn. D adalah ?
a. Amenorea
b. Metroragia
c. Dismenorea
d. Polimenorea
e. Oligomenorea
7. Seorang anak perempuan dibawa oleh ibunya ke bidan untuk berkonsultasi mengenai
perkembangan anak tersebut. Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mendapatkan haid
padahal usianya masih muda. Kapankah diagnosis pubertas dini ditegakkan ?
a. Timbulnya ciri kelamin skunder <9 tahun
b. Timbulnya ciri kelamin skunder saat <10 tahun
c. Haid usia <10 tahun
d. Had usia 10 tahun
e. Haid usia <11 tahun
8. Seorang perempuan 22 tahun mendatangi poli kandungan. Mengeluhkan 3 bulan terakhir
mengeluarkan darah yang banyak saat menstruasi sehingga harus ganti pembalut 6-7 kali
dalam sehari, siklus normal 30 hari sekali. Disebut apakah keadaan seperti di atas ?
a. Metroragi
b. Menoragia
c. Hipomenorea
d. Polimenorea
e. Oligomenorea

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 23


9. Seorang remaja 17 tahun dibawa ibunya ke bidan. Mengatakan siklus haid pendek yaitu
15-20 hari sekali sehingga terkadang mengalami haid sebulan 2 kali. Dengan lama
menstrias 6-7 hari dan banyaknya perdarahan normal. Ia merasa khawatir akan
kondisinya. Disebut apakah kpndisi remaja tersebut ?
a. Hipermenore
b. Hipomenore
c. Oligomenore
d. Polimenore
e. Metroragi
10. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke bidan mengeluhkan sakit perut yang tak
tertahankan saat menstruasi hingga terkadang sampai pingsan. Penatalaksanaan apa yang
dapat diberikan ?
a. Paracetamol 500 mg 2 x sehari
b. Ibuprofen 400 mg 4 x sehari
c. Naproksen 250 mg 2 x sehari
d. Fenamat 250 mg 3 x sehari
e. Metronidazol 500 mg 3 x sehari

GAMBAR

Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 24


Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 25
Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 26
Makalah Proses Terjadinya Menstruasi Page 27

Anda mungkin juga menyukai