Dosen Pembimbing :
Oleh :
GINA AGUSTIANI
402019006
A. Definisi Apendisitis
penyebab dari penyakit akut abdomen dan beberapa indikasi untuk dilakukan
umumnya penyakit yang terjadi pada usia 20-an dengan penurunan setelah usia 30
Apendisistis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacaing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa
B. Etiologi Appendisitis
Etiologi apendisitis hingga saat ini belum diketahui. Jumlah asupan makanan
berserat, obstruksi lumen, dan faktor genetik diduga berperan dalam proses
Penelitian (Indri u, 2014), menyatakan resiko jenis kelamin pada pada kejadian
menurut (Nurhayati, 2011) mengatakan bahwa pola makan yang kurang serat
menyebabkan apendisitis, selain itu bahan makanan yang dikonsumsi dan cara
pengolahan serta waktu makan yang tidak teratur akan menyebabkan apendisitis,
kebiasaan pola makan yang kurang dalam mengkonsumsi serat yang berakibat
Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktor
predisposisi yaitu :
2. Infeksi dari colon yang paling sering adalah E.Coli dan Streptococus
3. Laki-laki lebih banyak dari wanita, dalam rentan usia 15-30 tahun (remaja
tersebut.
1. Apendisitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteria. Dan faktor
pencetusnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selain hyperplasia
jaringan limfa, filkait (tinja/batu), tumor apendiks, dan cacing askaris yang
dapat menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks karena parasit
(E.histolytica).
2. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan bawah
yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini terjadi bila serangan
apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. Namun, apendisitis tidak pernah
kembali kebentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan parut.
3. Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah
lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskropik dan
mikroskropik (fibrosis menyeluruh didinding apendiks, sumbatan parsial atau
lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lam dimukosa dan infiltasi
sel inflamasi kronik), dan keluhan menghilang stelah apendiktomi.
C. Tanda dan Gejala Appendisitis
Pada kasus apendisitis akut klasik, gejaa awal adalah nyeri atau rasa tidak enak
disekitar umbilikus. Gejala ini umumnya berlangsung lebih dari satu atau dua hari.
Dalam bebrapa jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dengan disertai oleh
anoreksia, mual dan muntah. Dapat juga terjadi nyeri tekan disekitar titik
McBurney. Kemudian dapat timbul spasme otot dan nyeri tekan lepas. Biasanya
ditemukan demam ringan dan lekosit sedang. Apabila terjadi ruptur apendiks, tanda
perforasi dapat berupa nyeri, nyeri tekan dan spasme. Penyakit ini sering disertai
oleh hilangnya rasa nyeri secara dramatis untuk sementara (Price, 2006).
D. Patomekanisme Appendisitis
oleh hyperplasia, folikel, benda asing, struktur karena fibrosis akibat peradangan
limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis, bakteri dan ulserasi mukosa. Pada
saat ini terjadi apendisitis akut local yang ditandai dengan nyeri pada epigastrum.
Bila sekresi mukus terus berlanjut tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
apendisitis supraktif akut. Bila aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding
apendiks yang diikuti dengan ganggren. Stadium ini disebut dengan apendisitis
gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah akan terjadi apendisitis
perforasi. Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang
berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang
Apendisitis
Ulcerasi Pirogen Endrogen keluar
Perforasi
Kronik Akut
Prostagladin
Asupan makan ↓
Anoreksia
menjadi : perforasi, abses, peritonitis. Perforasi secara umum terjadi sekitar 24 jam
setelah nyeri, gejala nyeri antara lain demam suhu 37,5º-38,5º C atau lebih tinggi,
penampilan toksik, meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran kanan
bawah dengan peritonitis umum atau abses yang terlokaliasi ileus, demam, malaise,
dan apendisitis komplikata (bila dijumpai satu atau lebih komplikasi ganggren,
2. Pemeriksaan Labolatorium
f. Pemeriksaan Urinalis
3. Pemeriksaan Radiografi
4. Pemeriksaan Mikrobiologi
5. Pemeriksaan Histopatologi
G. Penatalaksanaan Medis Appendisitis
diberikan antibiotik bersamaan degan pengobatan infeksi saluran kemih atau infeksi
persiapan pre operatif dan resusitasi cairan yang adekuat (Sawin, 2004)
Antibiotik dan cairan IV diberikan serta pasien diminta membatasi aktivitas fisik
dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal, secara terbuka ataupun dengan
cara laparoskopi yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif. Bila
apendiktomi terbuka, insisi Mc.Burney banyak dipilih oleh para ahli bedah.
yang tidak cukup serat lebih banyak terdiagnosa apendisitis akut, oleh karena itu
untuk memenuhi beberapa fungsi tersebut dan untuk mencegah apendisitis dapat
1. Soluble Fiber
Pectin terutama ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, seperti apel, jeruk dan
wortel. Bentuk lain soluble fiber/serat larut ditemukan pada gandum, padi dan
polong. Pengaruh serat larut dalam saluran cerna berhubungan dengan kemampuan
mereka untuk menahan air dan membentuk gumpalan/gel, serta berperan sebagai
2. Insoluble Fiber
Insoluble fiber terutama terdiri dari cellulose dan hemicelluloses. Serat jenis
tersebut memberikan struktur pada sel tumbuhan dan ditemukan pada semua jenis
material tumbuhan. Sumber utama serat ini berada dalam padi, sereal dan biji-
determinan serat, yaitu merupakan komponen utama yang ada di pohon dan
memberikan struktur pada bagian batang tumbuhan. Serat ini memiliki bagian yang
sangat kecil sekali dalam konsumsi makanan keseharian (1g/hari) dan paling sering
ditemukan di kulit buah yang dapat dimakan dan biji-bijian. Serat tidak larut kurang
mampu menahan air. Serat ini penting untuk memperbesar massa feses (bulky
Diagnosa
No Tujuan Perawatan (Noc) Intervensi Keperawatan (NIC) Rasional Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Agar berfokus untuk pengobatannya,
berhubungan dengan keperawatan Nyeri Akut dapat komprehensif yang meliputi lokasi, dan bisa mengetahui seberapa besar
Agen Cedera Fisik teratasi dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, tingkat nyeri ang dirasakan klien.
- Klien mampu untuk intensitas dan pencetus nyeri. 2. Merupakan obat anti inflamasi yang
mengontrol nyeri 2. Pemberian Analgesik dan pastikan berfungsi untuk mengurangi rasa
- Klien mampu bergerak bebas dilakukan dengan pemantauan yang 3. Agar pasien mampu mandiri dalam
- Klien mampu tidur tanpa 3. Dorong pasien untuk memonitor 4. Pada relaksasi benson terjadi
mengurangi nyeri (Hakam, 2009). selain nyeri. Pada teknik seft dimana
Nutrisi Kurang dari keperawatan Ketidak pada klien nutrisi pada klien
Kebutuhan Seimbangan Nutrisi Kurang 2. Kaji penurunan nafsu makan pada 2. Agar dapat dilakukan intervensi
berhubungan dengan dari Kebutuhan dapat teratasi klien dalam pemberian makan pada
ketidak mampuan dengan kriteria hasil : 3. Beri obat sebelum makan klien
mengabsorbsi - Nafsu makan klien membaik/ (penghilang rasa sakit) 3. Untuk menghilangkan nyeri pada
nutrien keinginan untuk makan 4. Pastikan makanan disajikan dengan saat klien makan
- Eliminasi usus normal/ cara yang menarik dan pada suhu 4. Untuk meningkatkan selera
3. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu sesering mungkin 1. Untuk mengetahui jika terjadi
berhubungan dengan keperawatan Hipertermi dapat 2. Berikan anti piretik peningkatan suhu diatas 37,5.
metabolisme rentang 36,5 – 37,5 hangat untuk menurunkan suhu hipotalamus untuk
- Klien mampu mengenali hangat dan sponge bath (Zahroh & menginduksi suhu tubuh.
tanda dan gejala hipertermia Khasanah, 2017). 3. Pada kompres hangat akan
4. Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah 1. Menghindari terjadinya penularan
keperawatan Resiko Infeksi tindakan keperawatan dari tangan, baik dari pasien
dapat teratasi dengan kriteria 2. Tingkatkan intake nutrisi ataupun luar pasien.
hasil : 3. Monitor tanda dan gejala infeksi 2. Dengan asupan nutrisi yang baik
- Tidak ada tanda dan gejala 4. Ajarkan cara menghindari infeksi dapat menjadikan sistem imun baik
terjadinya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas 4. Dapat mengurangi resiko terjadinya
normal infeksi
DAFTAR PUSTAKA