Anda di halaman 1dari 2

Kesadahan merupakan salah satu parameter tentang kualitas air sehat,

karena kesadahan menunjukkan ukuran pencemaran air oleh kandungan


mineral-mineral terlarut air. Seperti garam kalsium dan magnesium yang
terlarut dalam air yang dinyatakan dalam (mg/L) kalsium karbonat
(Megawati, 2013). Kesadahan pada air dapat dibagi menjadi kesadahan
sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh
adanya ion-ion kalsium dan bikarbonat dalam air. Dapat dihilangkan melalui
pemanasan air Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium
atau magnesium sulfat. Tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan
melainkan juga mereaksikan air tersebut dengan zat kimia tertentu. Kadar
kesadahan air ini berbeda–beda di masing–masing tempat tergantung pada
kondisi tanah daerah tersebut. Kesadahan dalam air menunjukkan bahwa
terjadi kontak antara formasi geologi dengan badan air tersebut. Kadar
maksimum kesadahan air yang sesuai dengan Permenkes RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air
bersih adalah 500 mg/L. Apabila kadar kesadahan air melewati batas
maksimum, maka perlu diturunkan kadarnya yang biasa disebut dengan
pelunakan air (water softening) (Ningtyas dkk, 2014).
Air berdasarkan tingkat kesadahannya dikategorikan sebagai berikut :
kesadahan < 50 mg/L tergolong air lunak, 50-150 mg/L tergolong air
menengah, 150-300 mg/L tergolong air sadah, dan > 300 mg/L merupakan air
sangat sadah. Kesadahan dalam air dapat mengakibatkan air menjadi keruh
dan proses penyabunan menjadi terganggu sebagai akibat dari mineral ion Ca
dan Mg yang bereaksi dengan anion sabun (Megawati, 2013). Prinsip
penentuan kesadahan air melalui metode titrasi kompleksometri didasarkan
atas pembentukan senyawa kompleks antara logam dengan ligan (zat
pembentuk kompleks), sebagai larutan standard pembentuk kompleks yang
digunakan merupakan jenis dinatrium etilen diamina tetra asetat (Na2EDTA).
Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator logam. Salah satu
indikator yang digunakan pada titrasi kompleksometri adalah eriokrom black
T (Bakhtra dkk, 2015).
Dalam proses kompleksometri terjadi dua macam reaksi, yaitu reaksi
pembentukan kompleks dan reaksi kestabilan kompleks. Reaksi pembentukan
kompleks terjadi saat EDTA2- ditambahkan membentuk Ca.EDTA(aq) dan
Mg.EDTA(aq) dan reaksi kestabilan ion komplekspun terjadi dimana
kestabilan ikatan dari Ca.EDTA(aq) dan Mg.EDTA(aq) harus lebih kuat dari
ion [Ca(EBT)]2+ dan [Mg(EBT)]2+ . Dengan kata lain ikatan indicator dengan
ikatan logam harus lebih lemah dari ikatan ion logam dengan EDTA2-
(Pereira et al., 2011).

Bakhtra, Dwi Dinni Aulia., Zulharmita., dan Valeria Pramudita. 2015.


Penetapan Kadar Zink Pada Sediaan Farmasi Dengan Metode
Kompleksometridan Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Farmasi Higea,
Vol. 7 No.2 : 181-189.

Megawati, Ni Made Shinta., Anak Agung Bawa Putra., dan James Sibarani.
2013. Pemanfaatan Arang Batang Pisang (Musa paradisiacal) untuk
Menurunkan Kesadahan Air. Jurnal Kimia Vol. 7., No. 2., Hal: 153-162.
Ningtyas, Ike Yohanita., M. Fairuz Abadi., dan I. A. Maik Partha Sutema.
2014. Analisis Kesadahan Air Sumur Pompa dengn Metode Titrasi
Kompleksometri di Banjar Tuban Griya Kelurahan Tuban. Chemistry
Laboratory Vo. 1., No.2.
Pereira, Claudia Mara., Cristhiane Anete Neiverth., Shizuo Maeda., Marcela
Guiotoku dan Luziane Franciscon. 2011. Complexometric Titration With
Potenciometric Indicator To Determination Of Calcium And Magnesium In
Soil Extracts. R. Bras. Ci. Solo, 35:1331-1336.

Anda mungkin juga menyukai