Anda di halaman 1dari 13

A.

ANALISA SWOT
Dari hasil pengkajian dilakukan analisa swot dan diberikan scoring
berdasarkan sub system dalam MAKP yang meliputi : 1). Penerapan MAKP, 2).
dokumentasi, 3). Timbang terima, 4). Ronde Keperawatan, 5), Supervisi, 6)
Sentralisasi Obat.
1) Model MAKP

Faktor - Faktor Internal Bobot Rating Bobot X


rating
STRENGTH
1. Memiliki visi, misi dan motto rumah sakit. 0.08 3 0.24
2. SDM terdiri dari : S1+Ners 4 orang, S1 5 0.08 3 0.24
orang,D4 2 orang,D3 16 orang, SPK 2 orang, TU
3 orang,
3. Rumah sakit pemerintah tipe C di daerah
kabupaten Lombok Tengah sekaligus sebagai 0.08 3 0.24
rumah sakit pendidikan
4. Mempunyai Standar Askep
(Typoid,Anemia,GGK,DM
0.13 2 0.26
Ganggren,Melena,Dyspepsia,Serulitis,CHF,PPOK
,Hipertensi,dan TB Paru) yang dibuat oleh tim
keperawatan RSUD Praya
5. Model MAKP yang dilaksanakan diruangan
model modifikasi team primer
0.05 4 0.10
6. Ada pengembangan staf
0.12 2 0.48
7. Terdapat sarana dan prasarana yang memadai
1.07 2 0.14
8. Jumlah tenaga perawat yang tersedia melebihi
dari tingkat ketergantungan klien
0.08 2 0.16
WEAKNESS
1. SDM Keperawatan masih ada yang belum
memenuhi standar Keparawatan profesional
0.11 2 0.22
2. MAKP yang diterapkan belum optimal
0.10 2 0.20
3. Pemahaman terhadap model MAKP Primery

35
Nursing masih kurang 0.05 2 0.14
4. Supervisi MAKP belum Optimal
0.05 4 0.20

Total 1.00 2.58

Faktor – Faktor Eksternal Bobot Rating Bobat X Rating

OPPORTUNITY
1. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan formal dari dari DIII ke
S1+Ners.
2. Adanya kebijakan pemerintah tentang
profesioanalisasi perawat.
3. Adanya program pelatihan atau seminar
yang diselenggarakan secara berkala oleh
organisasi profesi (PPNI)
4. Adanya kerja sama yang baik antara
mahasiswa STIkes QH.Bagu yang Praktik
Profesi Ners manajemen keperawatan
dengan perawat klinik Ruangan Tunjung
Wanita.
5. Terbukanya kesempatan rumah sakit untuk
mengatur rumah tangga sendiri ( adanya
BLUD )
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang profesional.
2. Adanya UU perlindungan konsumen.
3. Makin meningkatnya pengetahuan
masyarakat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam hukum keperawatan
(aspek legal).

36
4. Meningkatnya jumlah klinik-klinik swasta
dengan penawaran fasilitas dan pelayanan
yang lebih baik.

2) Dokumentasi Keperawatan

Faktor Faktor Internal Bobot Rating Bobot X Rating

STRENGTH

1. Adanya format asuhan keperawatan 0.05


4 0.20
2. Adanya standard Askep beberapa kasus 0.05 4 0.20
3. Adanya kemauan dan kemampuan perawat 0.15
4 0.60
untuk melaksanakan pendokumentasian
4. Pendokumentasian menggunakan system 0.05
3 0.15
SOAP
5. Pendekatan pengkajian kombinasi system 0.05
4 0.20
dengan pola fungsi kesehatan menurut
Gordon.
6. Adanya buku dokumentasi penunjang 0.05 3 0.15
7. Adanya lembar asuhan keperawatan. 0.05
4 0.20
8. Tersedianya SDM yang memenuhi standar 0,05 4 0,20

WEAKNESS
1. Perawat belum optimal dalam melakukan 0.12
0.36
dokumentasi asuhan keperawatan.. 3
2. Belum ada reward bagi SDM dengan 0.14 4
kinerja terbaik 0.56

3. Tingkat pendidikan perawat belum merata 0.12


4
4. Standar Askep yang ada diruangan jarang 0.48
0.06
diterapkan pada dokumentasi asuhan 4
0.24
keperawatan.
5. Belum ada program seminar dokumentasi 0,06
4
asuhan keperawatan 0,24

37
Total 1.00 3.78

Faktor – Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating

OPPORTUNITY

Adanya kerja sama yang baik antara


mahasiswa STIkes QH.Bagu yang Praktik
Profesi Ners manajemen keperawatan
dengan perawat klinik diruang Tunjung
Wanita

THREATENED

1. Adanya tuntutan masyarakat untuk


mendapatkan pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Semakin kritis pola pikir masyarakat
terhadap aspek legal perawat.
3. Adanya profesi lain yang berkepentingan
terhadap pendokumentasian

3) Timbang Terima

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating

STRENGTH

1. Kepala ruangan bertanggungjawab terhadap


timbang terima setiap pagi hari. 0.05 4 0.20

38
2. Timbang terima telah dilaksanakan setiap
pergantian shif. 0.15 3 0.45
3. Adanya buku laporan timbang terima yang
diisi secara rutin 0.10 3 0.30
4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan
timbang terima. 0.05 3 0.15
5. Timbang terima pada pagi hari selalu 0.09 3 0.27
dilaksanakan tepat waktu.
WEAKNESS
1. Materi timbang terima terfokus pada 0.10 3 0.30
diagnosa medis, sedangkan masalah dan
intervensi keperawatan belum dilakukan.
2. Kegiatan timbang terima belum dilakukan
0.10 4 0.40
secara langsung ke klien (diluar shif pagi)
3. Ketepatan waktu pergantian shif dari siang
ke sore,sore ke malam belum maksimal
0.10 4 0.40
4. Belum ada protap yang jelas tentang
timbang terima.
0.08 4 0.32
5. Pendokumentasian timbang terima belum
mengarah pada masalah keperawatan klien
0.08 4 0.32
6. Intervensi keperawatan masih kurang
dilaporkan pada waktu timbang terima
0,10 3 0,30

Total 1.00 3.41

FAKTOR – FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating

OPPORTUNITY

1. Adanya struktur organisasi di ruangan


2. Perputaran shif berjalan sesuai jadwal
3. Perlengkapan pendokumentasian
keperawatan tersedia lengkap.
4. Rata-rata Tingkat pendidikan SDM

39
memenuhi standard pelayanan keperawatan.

THREATENED

1. Adanya tuntutan masyarakat untuk


mendapatkan pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Banyaknya masalah keperawatan klien
dengan penyakit kritis dan komplikasi.
3. Adanya tingkat pendidikan tenaga perawat
yang belum standar

4) Ronde Keperawatan

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating

STRENGTH

1. Adanya kemauan dan kemampuan perawat 0.15 2 0.30


untuk melakukan ronde keperawatan.
2. Banyaknya kasus Interna yang memerlukan 0.15 3 0.45
asuhan keperawatan secara khusus.
3. SDM lulusan S1+Ners 1 orang,S1 8 0.10 3 0.30
orang,D IV Keperawatan 1 orang dan DIII
Keperawatan 16 orang
4. Adanya sarana dan prasarana yang 0.10 3 0.30
mendukung kegiatan ronde keperawatan
5. Tersedianya kesempatan untuk
bekerjasama dengan profesi lain (dokter
0.05 3 0.15
umum,dokter spesialis,ahli gizi,fisioterapi
dan apoteker)

40
WEAKNESS

1. Ronde keperawatan telah dilaksanakan oleh


mahasiswa praktik Praktik Profesi Ners 0,10 4 0.40

manajemen keperawatan sebelumnya tetapi


sosialisasi ruangan belum optimal.
2. Perawat ruangan sebagian besar belum
memahami tentang pengertian, alur, dan 0.10 4 0.40
masalah yang harus dibahas pada kegiatan
ronde.
3. Perawat ruangan berasumsi bahwa diskusi 0.10 4 0.40
sama dengan ronde keperawatan.
4. Team kesehatan lain (dokter, gizi,
rehabilitasi) belum terlibat dalam ronde 0.10 1 0.10
keperawatan karena tidak selalu ada
ditempat.
5. Jadwal ronde secara rutin belum ada.
0,10 4 0,40

Total 1.00 3.20

FAKTOR – FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating

OPPORTUNITY

1. Adanya kesempatan melanjutkan


pendidikan formal.
2. Adanya mahasiswa STIKes QH.Bagu yang
melakukan praktik manajemen
keperawatan.
3. SDM yang tersedia sebagian besar
memenuhi standar

41
4. Adanya tenaga konsultan (profesi lain)

THREATENED

1. Persaingan dalam pemberian asuhan


keperawatan pada klien di rumah sakit.
2. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang
profesional.

5) Supervisi

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating

STRENGTH

1. Adanya kemauan perawat untuk berubah. 0.15 2 0.30


2. Rumah sakit pemerintah tipe C di wilayah 0.10 4 0.40
Kabupaten Lombok Tengah sebagai rumah
sakit pendidikan
3. Rumah Sakit Umum Daerah Praya cukup
memiliki tenaga profesi Ners yang dapat di
0.10 2 0.20
fungsikan sebagai supervisor keperawatan.
4. Terdapat struktur organisasi di Ruang
0.05 3 0.15
Tunjung Wanita.
5. Adanya hubungan yang baik antara Karu,
0.15 2 0.30
manager klinik ,Peanggung Jawab dan
perawat pelaksana di Ruang Tunjung
Wanita.
6. Standar MAKP mengaharuskan adanya
supervise melekap ( Karu,menejer klinik
dan PP) 0.05 4
0.20
WEAKNESS

42
1. Beban kerja Karu terlalu tinggi serta
banyaknya tindakan/ kegiatan yang perlu 0.05 4 0.20
disupervisi.
2. Belum mempunyai SOP yang baku dalam
pelaksanaan supervisi keperawatan. 0.05 3 0.15
3. Fungsi Supervisi melekat dari
karu,manajer klinik dan PP belum 0.10 4 0.40
optimal
4. Belum ada pendokumentasian tentang
supervisi.
0.05 4 0.20

5. Belum ada jadwal secara rutin untuk 0.60


kegiatan supervisi.
0.15 4

Total 1.00 3.10

FAKTOR – FAKTOR EKSTERNAL


Bobot Rating Bobot X Rating

OPPORTUNITY
1. Tersedianya SDM yang memenuhi
standar
2. Standar MAKP mengharuskan adanya
supervise melekat
3. Adanya mahasiswa STIKes QH.Bagu
yang melakukan Praktik Profesi Ners
manajemen keperawatan.
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Persaingan antar rumah sakit semakin
ketat dalam meningkatkan mutu pelayanan

43
keperawatan
3. Reword terhadap tenaga pelaksana
supervisi melekat belum ada.

6) Sentralisasi Obat

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating

STRENGTH
1. Kemauan dan kemampuan perawat untuk
2 0.26
melakukan sentralisasi obat. 0.13

2. Adanya buku injeksi (identitas pasien,


2 0.20
nama obat, dosis obat, waktu pemberian). 0.10

3. Adanya sarana penyimpanan obat yang


3 0.15
dapat difungsikan 0.05

4. Adanya lembar observasi pemberian obat.


3 0.15
5. Adanya kepercayaan pasien/ keluarga 0.05
3 0.15
terhadap sentralisasi obat. 0.05

6. Rumah Sakit Pemerintah Daerah Tipe C


3 0.15
sekaligus rumah sakit pendidikan . 0.05

WEAKNESS
1. Belum adanya format inform consent
3 0.45
sentralisasi obat. 0,15
2. Mobilitas pasien cepat sehingga kesulitan
dalam penyimpanan obat. 3 0.15
0.05
3. Sarana dan prasarana untuk sentralisasi
obat ada tetapi kurang dimanfaatkan. 3 0.60
0.20
4. Pendokumentasian obat oral belum ada.
5. Alur pembelian obat (dokter – perawat- 4 0.52
0.12
keluarga – apotik – di simpan keluarga) 3 0.15
0.05

44
Total 1.00 2,95

FAKTOR – FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating Bobot X Rating

OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa STIKes QH.Bagu


yang melakukan praktik Praktik Profesi
Ners manajemen keperawatan
keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara
mahasiswa STIKes QH.Bagu dengan
perawat klinik.
3. Tersedianya SDM yang memadai baik
secara kuantitas maupun kualitas
4. Adanya kemauan dari pihak apoteker
rumah sakit.

THREATENED

1. Masih adanya ketidak percayaan klien


terhadap pengelolaan sentralisasi obat
2. Masih ada image negative dari masyarakat
tentang pendistribusian obat (saat pasien
pulang obat lupa dikembalikan)

45
3. Kurang pengetahuan klien dan keluarga
tentang pentingnya system sentralisasi
obat.
4. Catport obat belum maksimal

B. RUMUSAN MASALAH

Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan


SWOT serta dilakukan scoring maka kelompok dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1) Belum terlaksananya MAKP secara optimal
2) Sudah dilakukan timbang terima hanya belum dilakukan secara
optimal, materi timbang terima belum terfokus pada masalah
keperawatan.
3) Ronde keperawatan masih perlu disosialisasikan.
4) Sentralisasi obat sudah pernah dilakukan oleh perawat ruangan dan
mahasiswa Profesi Ners yang Praktika manajemen namun belum
berhasil.
5) Supervisi belum berjalan optimal
6) Sistem pendokumentasian belum berjalan dengan optimal karena
masih adanya duplikasi dalam pencatatan.

46
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusun suatu prioritas
masalah yaitu :
1. Dokumentasi Keperawatan : 3,78
2. Timbang Terima : 3,41
3. Ronde Keperawatan : 3,20
4. Supervisi : 3,10
5. Sentralisasi Obat : 2,95

47

Anda mungkin juga menyukai