Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah
kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain
yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan
transportasi.
Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi,
dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:
Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah daerah kabupaten, dalam hal ini meliputi:
Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan
bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten.
terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta
pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten
yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah
provinsi;
memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan
(PPL); dan
harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait
menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL
(dengan notasi PKLp);
pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan
(PPK); dan
pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) harus ditetapkan sebagai
kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di
dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk
memenuhi kriteria PKL.
Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai
sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Merujuk pada ketentuan struktur
ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas:
Sistem prasarana utama yang merupakan sistem jaringan transportasi, yang terdiri atas:
Jaringan jalan
Ketentuan lebih rinci mengenai jaringan transportasi jalan raya pada wilayah kabupaten
mengikuti ketentuan Menteri Pekerjaan Umum tentang fungsi jalan.
jaringan jalur kereta api umum yang berada pada wilayah kabupaten, yang terdiri atas
jaringan jalur kereta api antarkota dan jaringan jalur kereta api perkotaan, termasuk
subway dan monorel;
jaringan jalur kereta api khusus yang berada pada wilayah kabupaten; dan
stasiun kereta api.
alur pelayaran untuk kepentingan angkutan sungai dan alur pelayaran untuk kegiatan
angkutan danau yang terdapat pada wilayah kabupaten;
lintas penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten;
pelabuhan sungai dan pelabuhan danau yang terdapat pada wilayah kabupaten; dan
pelabuhan penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten.
Pelabuhan laut yang terdapat pada wilayah kabupaten, yang terdiri atas:
Alur pelayaran yang terdapat pada wilayah kabupaten baik internasional maupun nasional.
Bandar udara, baik bandar udara umum maupun bandar udara khusus yang terdapat pada
wilayah kabupaten;
ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar
udara;
ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan;
dan
ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi, dalam wilayah kabupaten (jika ada);
penjabaran jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Ultra Tinggi
(SUTUT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kabupaten (jika ada); dan
lokasi gardu induk distribusi maupun pembangkit listrik.
Jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas kabupaten/kota
yang berada pada wilayah kabupaten;
Wilayah sungai kabupaten, termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah
kabupaten;
Jaringan irigasi yang berfungsi mendukung produktivitas usaha tani terdiri atas
bangunan, bangunan pelengkapnya, dan saluran yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan
air irigasi. Jaringan irigasi terdiri atas jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier,
serta jaringan irigasi air tanah;
Jaringan air baku untuk air bersih;
Jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan
Sistem pengendalian banjir di wilayah kabupaten.
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya dapat meliputi jaringan prasarana
lingkungan, mencakup:
Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama digambarkan pada satu lembar peta
wilayah kabupaten secara utuh;
Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
kabupaten secara utuh atau dapat digambarkan pada peta tersendiri;
Sistem perkotaan yang terdiri atas PKN, PKW, PKL, PKSN, PPK, dan PPL
digambarkan dengan simbol;
PKLp digambarkan dengan simbol;
sistem jaringan prasarana jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan yang
sebenarnya;
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten harus digambarkan dengan ketelitian peta
skala minimum 1:50.000 dan mengikuti ketentuan sistem informasi geografis. Untuk
wilayah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu dilengkapi dengan
peta batrimetri (yang menggambarkan kontur laut); dan
Notasi penggambaran rencana struktur ruang wilayah kabupaten harus mengikuti
RTRWN dan peraturan perundangan-undangan terkait pemetaan rencana tata ruang.
http://www.penataanruang.com/rencana-struktur-ruang.html
Penataan Ruang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengen-dalian pemanfaatan ruang.
Hal tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
Sub Menu
1. Perencanaan Tata Ruang
Umum
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Perencanaan Tata Ruang Wilahah (RTRW) Kota
2. Pemanfaatan Ruang
Umum
Pemanfaatan Ruang Wilayah
3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
4. Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
5. Penataan Ruang Kawasan Perdesaan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;
pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
rencana pembangunan jangka panjang daerah.
perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang kota;
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kota ;
keselarasan aspirasi pembangunan kota ;
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
rencana pembangunan jangka panjang daerah;
rencana tata ruang wilayah kota yang berbatasan; dan
rencana tata ruang kawasan strategis kota.
Rencana tata ruang wilayah kota menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan adminis
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah kota adalah 20 (dua puluh) tahun.
Rencana tata ruang wilayah kota sebagaimana dimaksud ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar yang ditetapkan
undangan dan/atau perubahan batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupaten yang dite
Undang, rencana tata ruang wilayah kota ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Rencana tata ruang wilayah kota ditetapkan dengan peraturan daerah kota.
Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan dengan peraturan daerah kota.
Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud di atas terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka h
Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah
Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud di atas disesuaikan dengan sebaran penduduk da
memperhatikan rencana struktur dan pola ruang.
http://www.penataanruang.com/perencanaan-tata-ruang-wilayah-kota.html
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
Umum
Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud di atas menurut besarannya dapat berbentuk kawasan perkotaan k
sedang, kawasan perkotaan besar, kawasan metropolitan, atau kawasan megapolitan.
Kriteria mengenai kawasan perkotaan menurut besarannya sebagaimana dimaksud diatur dengan peraturan pe
Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah rencana rinci tata r
Dalam perencanaan tata ruang kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud di atas berlaku sebagaimana perenc
dengan memperhatikan ruang terbuka hijau.
Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu a
merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah.
Rencana tata ruang sebagaimana dimaksud di atas berisi arahan struktur ruang dan pola ruang yang bersifat li
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan;
rencana struktur ruang kawasan metropolitan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan
metropolitan dan/atau megapolitan;
rencana pola ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang meliputi kawasan lindung dan k
arahan pemanfaatan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang berisi indikasi program u
interdependen antarwilayah administratif; dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang berisi ar
kawasan metropolitan dan/atau megapolitan, arahan ketentuan perizinan, arahan ketentuan insentif da
sanksi.
Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten merupakan bagian peman
kabupaten.
Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kot
provinsi dilaksanakan melalui penyusunan program pembangunan beserta pembiayaannya secara terkoordina
terkait.
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten merupakan
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/ko
wilayah provinsi dilaksanakan oleh setiap kabupaten/kota.
Untuk kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota yang mempunyai lemba
pengendaliannya dapat dilaksanakan oleh lembaga dimaksud.
Kerja Sama Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
Penataan ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota dilaksanakan m
antardaerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan ruang kawasan perkotaan diatur dengan peraturan pemerintah.
http://www.penataanruang.com/penataan-ruang-kawasan-perkotaan.html
RTRWN
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara.
Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan ketentuan Pasal 20 ayat (6) Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Materi RTRWN
Istilah dan Definisi
Tujuan
Kebijakan dan Strategi
Sistem Perkotaan
Rencana Struktur Ruang
Sistem Transportasi (darat, laut, dan udara)
Sistem Energi
Sistem Telekomunikasi
Sistem Sumber Daya Air
Kawasan Lindung
Kawasan Budi Daya
Kawasan Strategis
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Ruang
Peraturan Zonasi
Perizinan
Insentif dan Disinsentif
Sanksi
kawasan megapolitan;
kawasan metropolitan;
kawasan perkotaan besar;
kawasan perkotaan sedang; atau
kawasan perkotaan kecil.
Selain sistem perkotaan nasional sebagaimana disebutkan di atas juga dikembangkan Pusat
Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan
perbatasan negara.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung PKN;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga;
pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga;
pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya; dan/atau
pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.
Kawasan perkotaan besar merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria
jumlah penduduk lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa.
Kawasan perkotaan sedang merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria
jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu)
jiwa.
Kawasan perkotaan kecil merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria
jumlah penduduk lebih dari 50.000 (lima puluh ribu) sampai dengan 100.000 (seratus ribu)
jiwa.
http://www.penataanruang.com/sistem-perkotaan.html