Anda di halaman 1dari 19

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah
kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain
yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan
transportasi.

Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi,
dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:

 PKN yang berada di wilayah kabupaten;


 PKW yang berada di wilayah kabupaten;
 PKL yang berada di wilayah kabupaten;
 PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan
 Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah daerah kabupaten.

Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah daerah kabupaten, dalam hal ini meliputi:

 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi


untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan
 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan
bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi:

 sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang


memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya
yang berada dalam wilayah kabupaten; dan
 sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten,
terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:

 kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;


 kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka
mendukung kegiatan sosial ekonomi;
 daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten; dan
 ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

 mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah


provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang
berbatasan;
 jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada
wilayah kabupaten bersangkutan;
 pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten yang
memenuhi ketentuan.

Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi


ketentuan sebagai berikut:

 terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta
pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten
yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah
provinsi;
 memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan
(PPL); dan
 harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait
menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

Pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud di atas dengan ketentuan sebagai


berikut:

 pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL
(dengan notasi PKLp);
 pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan
(PPK); dan
 pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) harus ditetapkan sebagai
kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di
dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk
memenuhi kriteria PKL.
Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai
sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Merujuk pada ketentuan struktur
ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas:

 Sistem prasarana utama pembentuk ruang dan


 Sistem prasarana lainnya.

Sistem Prasarana Utama

Sistem prasarana utama yang merupakan sistem jaringan transportasi, yang terdiri atas:

 Sistem jaringan transportasi darat,


 Sistem jaringan transportasi laut,
 Sistem jaringan transportasi udara,

Sistem jaringan transportasi darat

Jaringan jalan

 jaringan jalan nasional yang berada pada wilayah kabupaten;


 jaringan jalan provinsi yang berada pada wilayah kabupaten; dan
 jaringan jalan kabupaten yang terdiri atas: jalan kolektor primer yang tidak termasuk
dalam jalan nasional dan provinsi; jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa,
antaribukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antar desa; jalan
sekunder; dan jalan strategis kabupaten;
 jalan khusus, berupa jalan yang dibangun dan dipelihara oleh orang atau instansi
untuk melayani kepentingan sendiri;
 jalan dan jembatan, yang meliputi pembangunan jalan/jembatan baru untuk membuka
kawasan terisolasi, untuk meningkatkan kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi,
serta untuk meningkatkan kelancaran kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya lainnya;
 lokasi terminal sesuai dengan jenis, kelas pelayanan sebagai terminal antarwilayah
(type A), wilayah kota (tipe B), atau lokal (tipe C) sesuai dengan hirarki pusat
kegiatan dalam sistem nasional, provinsi/metropolitan, atau sub terminal; dan
 pengembangan prasarana dan sarana angkutan umum massal wilayah, misalnya
berupa jalur bus (bus way).

Ketentuan lebih rinci mengenai jaringan transportasi jalan raya pada wilayah kabupaten
mengikuti ketentuan Menteri Pekerjaan Umum tentang fungsi jalan.

Jaringan kereta api

 jaringan jalur kereta api umum yang berada pada wilayah kabupaten, yang terdiri atas
jaringan jalur kereta api antarkota dan jaringan jalur kereta api perkotaan, termasuk
subway dan monorel;
 jaringan jalur kereta api khusus yang berada pada wilayah kabupaten; dan
 stasiun kereta api.

Jaringan sungai, danau, dan penyeberangan

 alur pelayaran untuk kepentingan angkutan sungai dan alur pelayaran untuk kegiatan
angkutan danau yang terdapat pada wilayah kabupaten;
 lintas penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten;
 pelabuhan sungai dan pelabuhan danau yang terdapat pada wilayah kabupaten; dan
 pelabuhan penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten.

Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pelabuhan laut yang terdapat pada wilayah kabupaten, yang terdiri atas:

 pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan


regional, dan pelabuhan lokal; dan
 pelabuhan khusus.

Alur pelayaran yang terdapat pada wilayah kabupaten baik internasional maupun nasional.

Sistem Jaringan Transportasi Udara

Bandar udara, baik bandar udara umum maupun bandar udara khusus yang terdapat pada
wilayah kabupaten;

Ruang udara untuk penerbangan, yang terdiri atas:

 ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar
udara;
 ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan;
dan
 ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.

Sistem Prasarana Lainnya

Sistem prasarana lainnya terdiri atas:

 Sistem jaringan energi/kelistrikan


 Sistem jaringan telekomunikasi
 Sistem jaringan sumberdaya air

Sistem jaringan energi/kelistrikan

Rencana sistem jaringan energi/kelistrikan dapat meliputi:


1. pembangkit listrik (skala besar maupun kecil) di wilayah kabupaten; dan
2. jaringan prasarana energi yang mencakup:

 penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi, dalam wilayah kabupaten (jika ada);
 penjabaran jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Udara Tegangan Ultra Tinggi
(SUTUT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kabupaten (jika ada); dan
 lokasi gardu induk distribusi maupun pembangkit listrik.

Sistem jaringan telekomunikasi

Rencana sistem jaringan telekomunikasi dapat meliputi:

 infrastruktur telekomunikasi yang berupa jaringan kabel telepon;


 infrastruktur telepon nirkabel antara lain lokasi menara telekomunikasi termasuk
menara Base Transceiver Station (BTS); dan
 jaringan telekomunikasi satelit pada wilayah terpencil.

Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi disesuaikan dengan kondisi wilayah.


Untuk wilayah berbukit/pegunungan dapat diutamakan sistem nirkabel dengan penutupan
wilayah blankspot, sedangkan untuk wilayah pulau/kepulauan diarahkan pada penggunaan
kabel bawah laut dan/atau sistem telekomunikasi satelit pada sistem utama.

Sistem jaringan sumber daya air


Rencana sistem jaringan sumber daya air dapat meliputi:

 Jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas kabupaten/kota
yang berada pada wilayah kabupaten;
 Wilayah sungai kabupaten, termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah
kabupaten;
 Jaringan irigasi yang berfungsi mendukung produktivitas usaha tani terdiri atas
bangunan, bangunan pelengkapnya, dan saluran yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan
air irigasi. Jaringan irigasi terdiri atas jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier,
serta jaringan irigasi air tanah;
 Jaringan air baku untuk air bersih;
 Jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan
 Sistem pengendalian banjir di wilayah kabupaten.

Prasarana Wilayah Lainnya

Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya dapat meliputi jaringan prasarana
lingkungan, mencakup:

 prasarana pengelolaan lingkungan yang terdiri atas sistem jaringan persampahan,


sumber air minum kota, jalur evakuasi bencana, dan
 sistem jaringan prasarana kabupaten lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengembangan kabupaten.

Pemetaan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten


Pemetaan struktur ruang wilayah kabupaten mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten harus menggambarkan rencana struktur ruang
wilayah nasional dan wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten;

 Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama digambarkan pada satu lembar peta
wilayah kabupaten secara utuh;

 Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
kabupaten secara utuh atau dapat digambarkan pada peta tersendiri;
 Sistem perkotaan yang terdiri atas PKN, PKW, PKL, PKSN, PPK, dan PPL
digambarkan dengan simbol;
 PKLp digambarkan dengan simbol;

 sistem jaringan prasarana jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan yang
sebenarnya;
 Rencana struktur ruang wilayah kabupaten harus digambarkan dengan ketelitian peta
skala minimum 1:50.000 dan mengikuti ketentuan sistem informasi geografis. Untuk
wilayah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu dilengkapi dengan
peta batrimetri (yang menggambarkan kontur laut); dan
 Notasi penggambaran rencana struktur ruang wilayah kabupaten harus mengikuti
RTRWN dan peraturan perundangan-undangan terkait pemetaan rencana tata ruang.
http://www.penataanruang.com/rencana-struktur-ruang.html
Penataan Ruang

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengen-dalian pemanfaatan ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,


pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

Hal tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.

Materi Penataan Ruang


 Istilah dan Definisi
 Azas dan Tujuan
 Klasifikasi Penataan Ruang
 Tugas dan Wewenang
 Pengaturan dan Pembinaan
 Pelaksanaan Penataan Ruang

 Pengawasan Penataan Ruang

 Hak, Kewajiban, dan Peran Masyarakat


 Sengketa, Penyidikan dan Pidana

Sub Menu
1. Perencanaan Tata Ruang

 Umum
 Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
 Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
 Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
 Perencanaan Tata Ruang Wilahah (RTRW) Kota

2. Pemanfaatan Ruang

 Umum
 Pemanfaatan Ruang Wilayah
3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
4. Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
5. Penataan Ruang Kawasan Perdesaan

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota


Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kota mengacu pada:

 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;
 pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
 rencana pembangunan jangka panjang daerah.

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kota harus memperhatikan:

 perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang kota;
 upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kota ;
 keselarasan aspirasi pembangunan kota ;
 daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
 rencana pembangunan jangka panjang daerah;
 rencana tata ruang wilayah kota yang berbatasan; dan
 rencana tata ruang kawasan strategis kota.

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata Ruang

Rencana tata ruang wilayah kota memuat:


 tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota ;
 rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait denga
sistem jaringan prasarana wilayah kota ;
 rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan lindung kota dan kawasan budi daya kota;

 penetapan kawasan strategis kota;


 arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima ta
 ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan umum peraturan zona
ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

Rencana tata ruang wilayah kota menjadi pedoman untuk:

 penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;


 penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
 pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota;
 mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor;
 penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
 penataan ruang kawasan strategis kota.

Rencana tata ruang wilayah kota menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan adminis

Jangka waktu rencana tata ruang wilayah kota adalah 20 (dua puluh) tahun.

Rencana tata ruang wilayah kota sebagaimana dimaksud ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar yang ditetapkan
undangan dan/atau perubahan batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupaten yang dite
Undang, rencana tata ruang wilayah kota ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Rencana tata ruang wilayah kota ditetapkan dengan peraturan daerah kota.

Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan dengan peraturan daerah kota.

Ruang Terbuka Hijau


Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud di atas berlaku mutatis mutandi
wilayah kota, dengan ditambahkan:

 rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;


 rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan
 rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, keg
ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelay
pertumbuhan wilayah.

Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud di atas terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka h

Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah

Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud di atas disesuaikan dengan sebaran penduduk da
memperhatikan rencana struktur dan pola ruang.
http://www.penataanruang.com/perencanaan-tata-ruang-wilayah-kota.html
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
Umum

Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan pada:

 kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau


 kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupate
wilayah provinsi.

Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud di atas menurut besarannya dapat berbentuk kawasan perkotaan k
sedang, kawasan perkotaan besar, kawasan metropolitan, atau kawasan megapolitan.

Kriteria mengenai kawasan perkotaan menurut besarannya sebagaimana dimaksud diatur dengan peraturan pe

Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan

Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah rencana rinci tata r

Dalam perencanaan tata ruang kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud di atas berlaku sebagaimana perenc
dengan memperhatikan ruang terbuka hijau.

Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu a
merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah.

Rencana tata ruang sebagaimana dimaksud di atas berisi arahan struktur ruang dan pola ruang yang bersifat li

Rencana tata ruang kawasan metropolitan


Rencana tata ruang kawasan metropolitan merupakan alat koordinasi pelaksanaan
pembangunan lintas wilayah.
Rencana tata ruang kawasan metropolitan dan/atau kawasan megapolitan berisi:

 tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan;
 rencana struktur ruang kawasan metropolitan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan
metropolitan dan/atau megapolitan;
 rencana pola ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang meliputi kawasan lindung dan k
 arahan pemanfaatan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang berisi indikasi program u
interdependen antarwilayah administratif; dan
 ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang berisi ar
kawasan metropolitan dan/atau megapolitan, arahan ketentuan perizinan, arahan ketentuan insentif da
sanksi.

Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan

Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten merupakan bagian peman
kabupaten.

Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kot
provinsi dilaksanakan melalui penyusunan program pembangunan beserta pembiayaannya secara terkoordina
terkait.

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan

Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten merupakan
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/ko
wilayah provinsi dilaksanakan oleh setiap kabupaten/kota.

Untuk kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota yang mempunyai lemba
pengendaliannya dapat dilaksanakan oleh lembaga dimaksud.
Kerja Sama Penataan Ruang Kawasan Perkotaan

Penataan ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota dilaksanakan m
antardaerah.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan ruang kawasan perkotaan diatur dengan peraturan pemerintah.
http://www.penataanruang.com/penataan-ruang-kawasan-perkotaan.html
RTRWN

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara.

Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan ketentuan Pasal 20 ayat (6) Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Materi RTRWN
Istilah dan Definisi

Tujuan, Kebijakan dan Strategi

 Tujuan
 Kebijakan dan Strategi

Rencana Struktur Ruang

 Sistem Perkotaan
 Rencana Struktur Ruang
 Sistem Transportasi (darat, laut, dan udara)
 Sistem Energi
 Sistem Telekomunikasi
 Sistem Sumber Daya Air

Rencana Pola Ruang

 Kawasan Lindung
 Kawasan Budi Daya

Kawasan Strategis

Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Ruang

 Peraturan Zonasi
 Perizinan
 Insentif dan Disinsentif
 Sanksi

Sistem Perkotaan Nasional


Sistem Perkotaan Nasional

Sistem perkotaan nasional terdiri atas

 Pusat Kegiatan Nasional atau PKN


 Pusat Kegiatan Wilayah atau PKW, dan
 Pusat Kegiatan Lokal atau PKL.

PKN, PKW, dan PKL dapat berupa:

 kawasan megapolitan;
 kawasan metropolitan;
 kawasan perkotaan besar;
 kawasan perkotaan sedang; atau
 kawasan perkotaan kecil.

Selain sistem perkotaan nasional sebagaimana disebutkan di atas juga dikembangkan Pusat
Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan
perbatasan negara.

Kriteria Pusat Kegiatan


Pusat Kegiatan Nasional atau KN ditetapkan dengan kriteria:

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau
 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

Pusat Kegiatan Wilayah atau PKW ditetapkan dengan kriteria:

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan
ekspor-impor yang mendukung PKN;
 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau
 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

Pusat Kegiatan Lokal atau PKL ditetapkan dengan kriteria:

 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
 kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN ditetapkan dengan kriteria:

 pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara
tetangga;
 pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga;
 pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan
wilayah sekitarnya; dan/atau
 pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.

Kriteria Kawasan Perkotaan

Kawasan megapolitan merupakan kawasan yang ditetapkan dengan kriteria memiliki 2


(dua) atau lebih kawasan metropolitan yang mempunyai hubungan fungsional dan
membentuk sebuah sistem.

Kawasan metropolitan merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria:

 memiliki jumlah penduduk paling sedikit 1.000.000 (satu juta) jiwa;


 terdiri atas satu kawasan perkotaan inti dan beberapa kawasan perkotaan di sekitarnya
yang membentuk satu kesatuan pusat perkotaan; dan
 terdapat keterkaitan fungsi antarkawasan perkotaan dalam satu sistem metropolitan.

Kawasan perkotaan besar merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria
jumlah penduduk lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa.

Kawasan perkotaan sedang merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria
jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu)
jiwa.

Kawasan perkotaan kecil merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria
jumlah penduduk lebih dari 50.000 (lima puluh ribu) sampai dengan 100.000 (seratus ribu)
jiwa.
http://www.penataanruang.com/sistem-perkotaan.html

Anda mungkin juga menyukai