LP Hernia Untuk Askep
LP Hernia Untuk Askep
HERNIA INGUINALIS
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Hernia inguinalis hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Orang biasa
menyebutnya “turun bero” atau henia. Hernia inguinalis terjadi ketika
dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos ke bawah
melalui celah. Jika anda merasa ada benjolan di bawah perut yang
lembut,kecil, dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda mungkin
terkena hernia ini. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki
daripada perempuan.(Nanda NIC-NOC,2015, jilid 2).
3. Manifestasi Klinik
4. Klasifikasi
1. Hernia hiatal
Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun,
melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga
sebagian perut menonjol ke dada (toraks).
2. Hernia epigastrik
Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di
garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan
lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut
yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan
tidak dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali
ditemukan.
3. Hernia umbilikal
Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang
disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup
sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya.
4. Hernia inguinalis
Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis
terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus
menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini lebih sering
terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
5. Hernia femoralis
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
6. Hernia insisional
Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut.
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi
ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.
(Ester, 2010)
5. Komplikasi
1. Muntah.
2. Perdarahan.
3. Shok.
4. Kembung.
5. Radang paru.
6. Retensio urine
(Ester, 2010).
6. Patofisiologi dan Pathway
Jika cukup panjang akan menonjol keluar dari analus inguinalis eksternus
hernia
Kurang pengetahuan
7. Penatalaksanaan
a. Secara konservatif (non operatif)
Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung
dengan tangan
Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan
sementara, misalnya pemakaian korset
b. Secara operatif
Hernioplasti
Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasti
sering dilakukan pada anak – anak
Herniographi
Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan,
kantong diikat, dan dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan
pada orang dewasa
Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan
pada klien dengan hernia yang sudah nekrosis
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa.
1. Biodata : terdiri dari nama lengkap, jenis kelamin, umur,
penanggung jawab, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat, suku
bangsa.
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan masa lalu : Penyakit (masa kanak-kanak,
penyakit yang terjadi secara berulang-ulang, operasi yang
pernah dialami)
Alergi : Kebiasaan (merokok, minum kopi, dll).
4) riwayat kesehatan keluarga
Orang tua, Saudara kandung, Anggota keluarga lain. Faktor
resiko terhadap kesehatan (kanker hypertensi, DM, penyakit
jantung, TBC, Epilepsi, dll.
5) Keadaan psikologis
Perilaku, Pola emosional, Konsep diri, Penampilan intelektual,
Pola pemecahan masalah, Daya ingat.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum.
2) Tanda-tanda vital : Tekanan Darah, Suhu, Nadi, Respirasi.
3) Sistem Pencernaan
Bentuk bibir, lesi mukosa mulut, kelengkapan gigi, muntah,
kemampuan menelan, mengunyah, bentuk peut, BU, distensi
abdomen, dll.
4) Sistem Pernafasan
Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung, deformitas,
bersin, warna mukosa, perdarahan, nyeri sinus, bentuk dada,
kesimetrisan, nyeri dada, frekwensi pernafasan, jenis pernafasan,
bunyi nafas, dll.
5) Sistem cardiovaskuler
Konjungtiva anemis/tidak, akral dingin/hangat, CRT, JVP, bunyi
jantung, tekanan darah, pembesaran jantung, Cyanosis, dll.
6) Sistem integumen
Warna kulit, turgor kulit, temperatur, luka/lesi, kebersihannya,
integritas, perubahan warna, keringat, eritema, kuku, rambut
(kebersihan, warna, dll.)
7) Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran, kepala ukuran, kesimetrisan, benjolan,
ketajaman mata, pergerakan bola mata, kesimetrisan, reflek kornea,
reflek pupil, nervus 1 s.d. 12, kaku kuduk, dll.
8) Sistem endokrin
Pertumbuhan dan perkembangan fisik, proporsi dan posisi tubuh,
ukuran kepala dan ekstremitas, pembesaran kelaenjar tyroid,
tremor ekstremitas, dll.
9) Sistem muskuloskeletal
Rentang gerak sendi, gaya berjalan, posisi berdiri, ROM, kekuatan
otot, deformitas, kekakuan pembesaran tulang, atrofi, dll.
10) Sistem reproduksi
Laki-laki: penis skrotum, testis, dll.
Perempuan: pembengkakan benjolan, nyeri, dll.
11) Sistem perkemihan
Jumlah, warna, bau, frekwensi BAK, urgensi, dysuria, nyeri
pinggang, inkontinensia, retensi urine, dll.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik
2) Immobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak.
3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka insisi.
4) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan deficit cairan.
5) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan system
irigasi/drainase.
6) Resiko infeksi berhubungan dengan proses invasi kuman.
7) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai penyakitnya.
3. Perencanaan Keperawatan
Greenberg, M.I.; Hendrikson, R.G.: Silvenberg, M., 2011. Greenberg Teks Atlas:
Kedokteran Kedaruratan, Jakarta : Erlangga.
R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.