PENDAHULUAN
MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai
sumber daya lokal. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro serta
tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati
pertanaman yang berazaskan daur ulang hara secara hayati (Sutanto, 2002).
Pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama dikenal Sejak ilmu bercocoktanam
bahan alamiah.
penerapan teknologi secara terkendali yang sesuai dengan ketentuan yang telah
dalam menunjang keamanan dan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sistem pertanian organik merupakan salah satu solusi untuk menggantikan sistem
Pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah,
menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan
unsur mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu, pupuk
mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.
kandungan bahan organik dalam tanah, dan dapat mengecilkan nilai erodibilitas
tanah yang pada akhirnya meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk
pertumbuhan bibit tanaman, karena pupuk kandang ayam mengandung hara yang
Pupuk kandang ayam mengandung unsur makro dan mikro seperti nitrogen
(N), fosfat (P), kalium (K), magnesium (Mg) dan mangan (Mn) yang dibutuhkab
nutrisi bagi tanaman. Pupuk tersebut memiliki kandungan hara sebagai berikut
57% kadar air, 29% bahan organik, 1,5 % nitrogen, 1,3% P2O5, 0,8% K2O, 4,0%
CaO dan 9-11% rasio C/N. Pupuk kandang ayam memiliki unsur hara yang lebih
Hal ini disebabkan karena kotoran padat pada hewan ternak tercampur dengan
karena cepat bereaksi di dalam tanah, dan tergolong pupuk panas. Zamriyetti
terhadap tinggi tanaman, total luas daun, dan berat janten per plot. Selain itu,
respon tanaman yang terbaik dibandingkan dengan kotoran hewan lainnya. Hal
ini dikarenakan pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi dan
memiliki hara lebih tinggi dibandingkan dengan kotoran hewan lainnya dengan
intensif. Keterbatasan ini disebabkan oleh harga benih yang relatif mahal,
dan penyakit yang masih rendah dan kebutuhan pupuk yang cukup tinggi. Di
samping itu juga karena kurangnya informasi dan pengetahuan petani mengenai
diusahakan secara efektif dan efisien (Sudarsana, 2000). Menurut Badan Statistik
Sumatera Utara (2017) total produksi tanaman jagung pada tahun 2015, yaitu
dengan luas lahan 243.277,0 ha dengan hasil produksi 1.519.407,0 ton/ha, dan
pada tahun 2016 dengan luas lahan 252.729,2 ha dengan hasil produksi
1.557.462,8 ton/ha. Didaerah Sumatra Utara, produksi jagung manis pada tahun
ton/ha.
Pengaruh bahan organik yaitu dapat meningkatkan daya serap dan kapasitas
tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah
berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar
kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang
meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK
menahan unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan
organik dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah.
hara.
organik serta KTK tanah. Bahan organik yang diberikan ke dalam tanah akan
terdekomposisi sehingga meningkatkan C-organik dan Norganik tanah.Tanah
yang sifat fisiknya menjadi baik, memberikanketersediaan air dan udara menjadi
berkembang dengan baik. Kondisi tanah yang baik dengan ditambah pemberian
NPK yang diberikan akan menambah asupan hara lebih cepat sehingga laju
vegetatif tanaman sangat memerlukan unsur hara seperti N, P dan K serta unsur
Rasio C/N adalah salah satu parameter penting untuk mengetahui kualitas
kompos. Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah kompos sudah cukup
‘matang’ atau belum (Isroi, 2008). Setiap limbah organik memiliki rasio C/N
yang berbeda. Misalnya bahan-bahan seperti kotoran kambing dan kulit buah
kopi. Kotoran kambing memiliki rasio C/N 21,12 (Syafrudin, 2007), dan juga
urinenya yang juga mengandung unsur hara. Sedangkan kulit buah kopi memiliki
C/N Ratio Tanah Serta Produksi Jagung Mini (Zea Mays L.Saccharata)
1.2 Tujuan Penelitian
terhadap kapasitas tukar kation dan C/N ratio tanah serta produksi jagung mini
1. Diduga jenis MOL dapat mempengaruhi Kapasitas Tukar kation dan C/N
kation dan C/N ratio tanah serta produksi jagung mini (baby corn).
3. Diduga ada pengaruh interaksi jenis MOL dan dosis pupuk kandang ayam
terhadap Kapasitas Tukar kation dan C/N ratio tanah serta produksi jagung
1. Untuk memperoleh kombinasi optimum dari jenis MOL dan dosis pupuk
kandang ayam terhadap Kapasitas Tukar kation dan C/N ratio tanah serta
2. Sebagai bahan informasi bagi berbagai pihak yang terkait dalam usaha