Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

VOLUME 11 No. 01 Maret l 2008 Halaman 21 - 26


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Artikel Penelitian

EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN


ANAK BALITA
EVALUATION OF SUPPLEMENT FEEDING’S PROGRAMME
TO CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD

Lina Handayani, Surahma Asti Mulasari, Nani Nurdianis


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ABSTRACT balita diperlukan adanya evaluasi terhadap program. Penelitian


Background: In a way to increase status of children less ini bertujuan untuk mengevaluasi program PMT-anak balita di
than five years old nutrition at Puskesmas Mungkid, one of Puskesmas Mungkid. Penelitian ini perlu dilakukan dengan
way was to heal supplement feeding’s programmed (PMT) alasan masih banyak ditemukan kasus gizi kurang dan untuk
children under five years old. To see the successful of PMT mengetahui kinerja pengelola program PMT-anak balita
programmed has been needed evaluation to program. The menggunakan standar pedoman petunjuk teknis program yang
purpose of the research has to evaluated the development of telah ditetapkan oleh Depkes.
extra nutrition programmed for children under five years old Metode: Deskriptif kualitatif menggunakan rancangan sumatif.
(PMT) at Puskesmas Mungkid. The research need to do Subyek penelitian ini adalah kepala puskesmas serta pengelola
because many malnutricious still founded and also to know program PMT-anak balita. Alat pengumpulan data yang
the work of manager to run the programmed with use the digunakan adalah pedoman wawancara, tape recorder serta
standard technical guidelines programmed legally by healthy alat tulis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis
department. deskriptif kualitatif.
Method: Descriptive qualitative with use summative planning. Hasil: Hasil penelitian ini meliputi evaluasi terhadap: (1) Evaluasi
Subjects are the leader of health public service and manager terhadap input di lakukan meliputi unsur tenaga, dana, sarana,
of PMT children under five years old. The untility to collect data bahan dan metode. Evaluasi tenaga sudah sesuai dengan buku
on the research are interview guideline, tape recorder and pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan oleh
stationary. The analysis use descriptive qualitative. Depkes. Evaluasi terhadap dana tidak ditemui permasalahan
Result: The result consist of evaluation to: (1) Input evaluation mengenai anggaran. Evaluasi terhadap sarana belum
consist of force raw material, fund, facilities, material, and tersedianya buku petunjuk teknis program yang ditetapkan
method. Force evaluation had fit with standard technical Depkes. Evaluasi terhadap bahan dan metode telah sesuai
guidelines programmed from healthy department, there was dengan pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan
no hard problem with fund evaluation consider with the budget. oleh Departemen Kesehatan. (2) Evaluasi terhadap proses
Facilities evaluation there was no standard technical guidelines belum sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang
programmed yet from healthy department. Material and method telah ditetapkan oleh Depkes terutama dalam hal perencanaan
had fit with standard technical guidelines programmed from sasaran program penerima PMT-anak balita. (3) Evaluasi
healthy department (2) Process evaluation not fit with standard tehadap output belum sesuai dengan tujuan PMT-anak balita
technical guidelines programmed from healthy department karena masih banyak balita status gizi kurang.
specially planning on target of acceptance PMT programmed. Simpulan: Evaluasi terhadap input adalah sarana yang
(3) Output evaluation, not fit yet with purpose of PMT because tersedia belum lengkap. Evaluasi terhadap proses adalah tidak
still many children under five years old on malnutricious status. semua sasaran program memiliki kartu keluarga miskin (Gakin),
Resume: Input evaluation has facilities not complete yet. masih ada sasaran program tidak mengambil paket PMT-anak
Process evaluation was not every target programmed had balita sesuai jadwal, serta tidak semua makanan PMT-anak
unhealthy family card (Gakin), still there is target programmed balita dimakan oleh sasaran program. Evaluasi terhadap output
have not been tooked the packed as schedule also not every adalah mengalami perbaikan status gizi setelah program
meals packed had been eated by children which is seatled as dilaksanakan meskipun masih banyak status gizi kurang.
target programmed. Output evaluation was have increase
nutrition status after PMT children under five years old Kata Kunci: evaluasi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
programmed although still found many malnutrition status. anak balita

Keywords: evaluation, supplement feeding’s programmed


(PMT), children under five years old PENGANTAR
Tujuan utama pembangunan nasional adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
ABSTRAK yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya
Latar Belakang: Dalam rangka peningkatan status gizi anak
balita di Puskesmas Mungkid, salah satu upayanya adalah peningkatan kualitas SDM dimulai melalui
dengan mengadakan program pemberian makanan tambahan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Perhatian
(PMT) balita. Untuk mengukur keberhasilan program PMT-anak utamanya terletak pada proses tumbuh kembang

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 l 21


Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ...

anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa BAHAN DAN CARA PENELITIAN
muda.1 Unsur gizi merupakan salah satu faktor Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas kualitatif berupa penelitian evaluasi dengan
yaitu manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. rancangan sumatif. Rancangan ini dipilih karena
Gangguan gizi pada awal kehidupan akan dengan evaluasi dapat diketahui efektivitas program
mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi PMT-anak balita yang telah dilaksanakan dalam
kurang pada balita tidak hanya menimbulkan peningkatan status gizi balita penerima PMT-anak
gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga balita. Subjek penelitian adalah kepala puskesmas
mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas ketika dengan latar belakang pendidikan dokter gigi dan
dewasa.2 Berbagai upaya untuk mengatasi masalah telah bertugas selama 2 tahun sebagai kepala
gizi telah dilakukan oleh pemerintah antara lain Puskesmas Mungkid serta dua petugas pengelola
melalui program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga PMT-anak balita yang terdiri dari petugas gizi
(UPGK), pemberian kapsul vitamin A untuk anak 1- puskesmas dengan latar belakang pedidikan diploma
4 tahun, distribusi kapsul yodium untuk penduduk tiga gizi yang telah bertugas selama 11 tahun sebagai
pada daerah rawan Gangguan Akibat Kekurangan petugas gizi puskesmas, dan petugas promosi
Yodium (GAKY), pemberian tablet Fe untuk ibu hamil kesehatan.
dan upaya pemantauan tingkat konsumsi gizi Pengumpulan data dilakukan dengan cara
penduduk secara berkala, Pemberian Makanan wawancara mendalam yang direkam pada tape
Tambahan (PMT), serta Pemantauan Status Gizi recorder dengan kepala puskesmas dan pengelola
(PSG) anak balita. 3 program PMT-anak balita, serta dengan
Status gizi merupakan indikator kesehatan yang menggunakan check list dokumen. Analisis data
penting karena anak usia di bawah lima tahun dengan cara hasil wawancara ditranskripkan dalam
merupakan kelompok yang rentan terhadap catatan tertulis dan dikelompokkan sesuai dengan
kesehatan dan gizi.4 Salah satu upaya peningkatan bidang-bidang yang akan dianalisis kemudian
status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas dilakukan penafsiran data secara narasi dan
Mungkid Magelang yaitu dengan mengadakan PMT- interpretasi kemudian dibandingkan dengan standar
anak balita. Sasaran program PMT-anak balita ini Depkes yang telah ditetapkan dan teori dari beberapa
adalah anak balita yang mempunyai masalah gizi pustaka.
dan berasal dari keluarga miskin sebanyak 76 balita.
Status gizi balita penerima PMT di wilayah kerja HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Mungkid yaitu gizi buruk sebanyak 21 Dalam bidang kesehatan, evaluasi adalah suatu
balita, gizi kurang sebanyak 48 balita serta gizi baik kegiatan yang penting untuk menilai kualitas,
sebanyak 7 balita.5 Program ini dilaksanakan selama rasionalitas, efektivitas, efisiensi, dan equity pada
90 hari yaitu mulai bulan April sampai bulan Juni pelayanan kesehatan.6 Evaluasi program kesehatan
2007. yang menyeluruh adalah evaluasi yang dilakukan
Melakukan evaluasi terhadap program PMT- terhadap tiga komponen yaitu input, proses dan
anak balita merupakan kegiatan manajerial yang output.7 Hal ini mengandung pengertian bahwa
mutlak dilakukan. Pelaksanaan program PMT telah evaluasi program kesehatan termasuk program PMT-
dilengkapi dengan suatu panduan dalam bentuk anak balita dapat dilakukan dengan menggunakan
Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis pendekatan sistem.
Program JPS-BK bagi Puskesmas dari Departeman
Kesehatan (Depkes). Walaupun demikian bukan Input
berarti bahwa pelaksanaan PMT-anak balita akan 1. Tenaga
berjalan tanpa menemui masalah sehingga perlu Puskesmas Mungkid Magelang dipimpin oleh
diadakannya evaluasi terhadap pelaksanaan program seorang dokter gigi yang telah bertugas lebih dari
PMT yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk dua tahun sebagai Kepala Puskesmas Mungkid.
perbaikan pelaksanaan program PMT pada masa Dalam pelaksanaan program PMT-anak balita di
yang akan datang. Dengan menelaah latar belakang puskesmas memerlukan suatu masukan (input)
di atas, maka peneliti berminat untuk mengevaluasi berupa tenaga. Namun dalam operasionalnya tenaga
program PMT-anak balita yang telah terlaksana di yang ada harus sesuai dengan kebutuhan yang
Puskesmas Mungkid Magelang. diperlukan, kuantitas maupun kualitasnya. Tenaga

22 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

yang dianalisis berdasarkan kuantitas dan kualitas program PMT-anak balita karena telah disesuaikan
dengan latar belakang pendidikan, lama bekerja, dan dengan jumlah sasaran program. Hal ini didukung
pelatihan yang pernah diikuti. Tenaga adalah orang oleh pernyataan Hasibuan11, yaitu besar biaya
yang bertanggung jawab dan mengkoordinir program tergantung dari jumlah sasaran penerima program.
PMT-anak balita sasaran program di wilayah kerja
Puskesmas Mungkid. Tenaga yang bertanggung 3. Sarana
jawab atas terlaksananya program PMT-anak balita Berdasarkan hasil data sekunder yang didapat,
adalah petugas gizi di Puskesmas Mungkid. Hasil sarana yang terdapat dalam pelaksanaan program
penelitian memberikan informasi bahwa Puskesmas PMT-anak balita adalah kartu pencatatan dan formulir
Mungkid mempunyai petugas gizi berjumlah 1 orang. pelaporan. Kedua buku tersebut dimiliki oleh petugas
Petugas gizi berlatar belakang pendidikan Diploma gizi di puskesmas. Selain itu sarana untuk mengukur
III gizi. Petugas gizi di puskesmas telah berat badan balita yaitu timbangan tersedia dan
mendapatkan pelatihan tentang PMT-anak balita. terawat baik. Untuk dapat mengukur berat badan
Dalam pelaksanaan PMT, Tenaga Pelaksana Gizi balita dari setiap penimbangan ibu balita sasaran
(TPG) puskesmas dan bidan di desa bertugas program PMT-anak balita membawa Kartu Menuju
melaksanakan pembinaan teknis lapangan.8 Sehat (KMS) setiap pengambilan paket, sedangkan
Selain petugas gizi yang melaksanakan buku petunjuk teknis Program Jaring Pengamanan
program PMT-anak balita dibantu oleh tenaga Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) bagi puskesmas
promosi kesehatan Puskesmas Mungkid yang tidak dimiliki oleh puskesmas. Sarana merupakan
berjumlah satu orang. Tenaga promosi kesehatan faktor pendukung untuk keberhasilan program. Buku
belum pernah mengikuti pelatihan PMT-anak balita. petunjuk teknis program JPS-BK bagi puskesmas
Sekalipun tenaga promosi kesehatan belum pernah tidak tersedia di puskesmas sedangkan kartu
mengikuti pelatihan PMT-anak balita, bukan berarti pencatatan dan formulir pelaporan tersedia di
tidak bisa melaksanakan program PMT-anak balita Puskesmas Mungkid. Kartu pencatatan dan formulir
karena tenaga promosi sudah sering mengikuti pelaporan merupakan sarana yang sangat penting
pelaksanaan program PMT. Input tenaga atau dalam program PMT-Balita agar pengelola dapat
petugas puskesmas sebagai pelaksana program memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
PMT-anak balita cukup memadai kualitasnya karena program.11
petugas gizi puskesmas sebagai penanggung jawab
program PMT-Balita telah mendapatkan pelatihan 4. Bahan
tentang program PMT. Pelatihan adalah proses Bahan paket pada program PMT-anak balita
mengajarkan keahlian dan memberikan pengetahuan adalah berisi kacang hijau, biskuit, gula, susu, telur
yang perlu serta sikap agar dapat melaksanakan serta multivitamin. Pengelola program PMT-anak
tanggung jawabnya sesuai dengan standar.9 Petugas balita membeli secara langsung bahan paket PMT-
gizi puskesmas telah bertugas selama sebelas tahun balita. Isi paket tersebut harus berkualitas baik,
sehingga mempunyai pengalaman dan terampil bebas dari bahan-bahan asing dan bahan-bahan
dalam mengelola program perbaikan gizi salah yang mengganggu kesehatan seperti serangga dan
satunya adalah program PMT-anak balita. Hal ini kombinasi jamur. Bahan paket yang diberikan telah
sesuai dengan pernyataan Agus10, yaitu masa kerja sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program.
berkaitan dengan pengalaman masa kerja seseorang Bahan paket makanan yang bisa dibawa pulang
yang didapat dalam menjalankan tugasnya, makin beras, telur, gula, dan kacang-kacangan. 8
lama masa kerja seseorang kecakapan mereka akan
lebih baik karena mereka sudah menyesuaikan diri 5. Metode
dengan pekerjaannya. Metode pemberian paket PMT-anak balita
diberikan secara langsung di puskesmas kepada
2. Dana sasaran program setiap bulan sekali selama 3 bulan
Dana mempunyai peranan yang sangat penting dengan penjelasan atau pengarahan kepada ibu
dalam melaksanakan program PMT-Balita. Sumber sasaran harus memberikan kepada balita yang telah
dana didapatkan dari pemerintah daerah atau dari menjadi target sasaran penerima PMT. Metode
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). adalah peraturan, standar pelayanan dan kebijakan
Dana yang tersedia telah cukup untuk pelaksanaan yang ada di suatu organisasi. 12 Dalam hal ini metode
program PMT-Balita. Dana tersebut digunakan untuk yang dimaksud adalah cara penyelenggaraan
pengadaan bahan paket PMT-anak balita. Dana yang pemberian paket PMT-anak balita kepada sasaran
tersedia telah mencukupi kebutuhan pelaksanaan program. Metode pemberian paket PMT-anak balita

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 l 23


Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ...

di Puskesmas Mungkid secara langsung b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)


dilaksanakan di puskesmas karena jumlah Penggerakan pelaksanaan merupakan fungsi
sasarannya tidak banyak serta letak tempat tinggal kedua dari manajemen kesehatan. Penggerakan dan
sasaran program yang berjauhan. Hal tersebut telah pelaksanaan di puskesmas merupakan tahapan
sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang perlu dilakukan setelah tahap perencanaan
yang ditetapkan oleh Depkes. selesai dikerjakan. Pelaksanaan kegiatan PMT-anak
balita efektif dilaksanakan pada bulan April 2007 dan
6. Proses telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Proses pada penelitian ini adalah faktor-faktor oleh Depkes. Kegiatan PMT-anak balita dikoordinir
yang akan dievaluasi meliputi perencanaan (P1), oleh petugas gizi puskesmas dan penentuan jenis
pelaksanaan pengawasan (P2) dan pengawasan makanannya disepakati bersama dengan kepala
pengendalian dan penilaian (P3) program PMT-Balita. puskesmas dan petugas kesehatan puskesmas.
Bahan isi paket PMT-Balita dibeli secara langsung
a. Perencanaan (P1) oleh petugas puskesmas karena untuk menghindari
Perencanaan merupakan salah satu fungsi bahan-bahan yang sudah rusak. Pelaksanaan
manajemen kesehatan yang harus dilaksanakan oleh program pemberian paket PMT-Balita di Puskesmas
puskesmas dalam upaya mencapai tujuan dari suatu Mungkid sudah sesuai dengan jumlah sasaran yang
program. Perencanaan tenaga dimaksudkan untuk telah ditetapkan. Metode pemberian paket PMT-
sekedar menunjuk penanggung jawab atau Balita di Puskesmas Mungkid disesuaikan dengan
pemegang program. Petugas gizi puskesmas keadaan wilayah kerja puskesmas. Metode
merupakan penanggung jawab program PMT-anak pemberian paket secara langsung dari puskesmas
balita akan tetapi dibantu oleh tenaga kesehatan yang kepada sasaran berdasarkan pengalaman program
lain. Sasaran program PMT adalah anak balita yang PMT-anak balita sebelumnya mendapatkan kendala
berada di bawah garis merah (BGM) dan berasal dalam pemberian paket PMT kepada sasaran.
dari keluarga miskin. Dalam perencanaan target
sasaran balita yang mendapat program paket PMT- c. Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3)
anak balita tidak berdasarkan data dari kelurahan Pengawasan pengendalian dan penilaian
maupun data dari kecamatan namun berdasarkan merupakan fungsi ketiga dari manajemen kesehatan.
laporan dari bidan-bidan desa dan petugas gizi Pelaksanaan pengawasan pengendalian dan
puskesmas. Penetapan sasaran yang belum tepat penilaian sangat diperlukan agar tahapan
karena masih ada sasaran program yang tidak penggerakan pelaksanaan dapat dilaksanakan
mempunyai kartu Keluarga Miskin (Gakin) yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dalam
dapat memungkinkan bahwa keluarga tersebut program PMT-anak balita. Untuk memudahkan
berasal dari keluarga cukup mampu. Dari 76 jumlah pelaksanaan pengawasan terutama mengenai
sasaran program PMT hanya 25 yang mempunyai ketepatan sasaran, pencatatan dan pelaporan
kartu Gakin Perencanaan sasaran program penerima kegiatan penyelenggaraan pemberian paket PMT
paket PMT-Balita belum sesuai dengan petunjuk merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan dari
teknis program yang ditetapkan oleh Depkes. program PMT-anak balita. Pencatatan dan pelaporan
Sasaran program PMT-anak balita adalah anak umur dilakukan dengan mengisi register yang telah
12-23 bulan dan anak umur 24-59 bulan dari keluarga ditetapkan pada petunjuk teknis yang telah
miskin. 8 Pelatihan petugas gizi puskesmas ditetapkan oleh Depkes. Mekanisme pengawasan
direncanakan dan dilaksanakan oleh Dinas dilakukan oleh kepala puskesmas, petugas gizi
Kesehatan Kota. Selama setahun ini sudah puskesmas dan bidan di masing-masing desa
dilaksanakan pelatihan PMT sebanyak dua kali. terhadap sasaran program PMT-anak balita dengan
Jadwal pendistribusian program PMT-Balita di pelaksanaan sesuai dengan pada petunjuk teknis
puskesmas terjadwal tiga kali selama 90 hari atau 3 yang sudah ditetapkan. Pengawasan terhadap
bulan yaitu pada bulan April, Mei dan pada bulan sasaran program sering dilakukan oleh pengelola
Juni. Jadwal pemberian paket PMT-Balita kepada program PMT-anak balita. Keterbatasan petugas
sasaran terjadwal setiap bulan. dalam memberikan pengawasan terhadap makanan

24 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

tambahan agar sampai pada balita yang telah kekurangpahaman masyarakat dalam meningkatkan
menjadi sasaran program karena petugas kesehatan dan mempertahankan status gizi balita. Status gizi
puskesmas maupun petugas kesehatan di desa kurang dan buruk dapat disebabkan oleh kurang
tidak mungkin mengawasi ke rumah-rumah sasaran seimbangnya asupan gizi sehari-hari akibat
program PMT-Balita. Setiap pembagian paket PMT- kurangnya daya beli ataupun kekurangpahaman
Balita masih didapatkan sasaran program tidak masyarakat mengenai makanan bergizi.14
mengambil paket PMT-Balita yang seharusnya
diambil. Penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan KESIMPULAN DAN SARAN
untuk mengetahui kegiatan yang direncanakan sudah Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
dilaksanakan sesuai dengan rencana atau ketersediaan input dalam pengelolaan program PMT-
sebaliknya.13 Penilaian keberhasilan program PMT- anak balita di puskesmas seperti ketersediaan
Balita dapat dilihat dari perubahan status gizi balita bahan paket, metode serta tenaga sebagai pengelola
sebelum program PMT-Balita dan setelah program program telah sesuai dengan buku pedoman
dilaksanakan. petunjuk teknis program Depkes, ketersediaan dana
telah cukup dalam pengadaan bahan paket
Output sedangkan ketersediaan sarana masih kurang.
Tujuan dari program PMT adalah Pelaksanaan program PMT-anak balita di
mempertahankan dan meningkatkan status gizi balita Puskesmas Mungkid Magelang belum dapat
dari keluarga miskin. Perubahan status gizi anak balita dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan petunjuk
setelah mendapatkan paket PMT-anak balita di teknis yang telah ditetapkan oleh Depkes. Terutama
Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang (Tabel 1). dalam hal perencanaan sasaran program PMT-anak
balita. Status gizi balita mengalami perbaikan
Tabel 1. Perubahan Status Gizi Balita sebelum dan meskipun masih banyak status gizi kurang.
sesudah Pemberian PMT-Balita
Ketersediaan buku petunjuk teknis hendaknya
Status Jumlah % Status Jumlah %
Gizi (balita) Gizi (balita) tersedia di puskesmas sehingga petugas puskesmas
sebelum sesudah dengan mudah melaksanakan program PMT.
PMT- PMT- Perbaikan perencanaan program terutama dalam hal
Balita Balita
Buruk 21 27,63 Buruk 6 7,89
penetapan sasaran program agar sesuai dengan
Kurang 48 63,16 Kurang 57 75 petunjuk teknis program dan tepat sasaran.
Baik 7 9,21 Baik 13 17,11 Pelaksanaan program PMT perlu disertai dengan
Total 76 100 Total 76 100 pendidikan dan penyuluhan gizi kepada masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
Dari Tabel 1 terlihat adanya perubahan status perilaku masyarakat akan asupan gizi yang baik
gizi balita setelah mendapatkan paket PMT-anak terutama dalam peningkatan status gizi balitanya.
balita yaitu dari 76 balita penerima paket PMT
dengan status gizi buruk sebelum pemberian paket KEPUSTAKAAN
PMT berjumlah 21 balita (27,63%) setelah pemberian 1. Departemen Kesehatan, RI. Pedoman Makanan
paket PMT menurun menjadi 6 balita (7,89%). Status Pedamping ASI (MP-ASI). Jakarta. 2002.
gizi kurang sebelum PMT berjumlah 48 balita 2. Atmojo, S.M., dan Surjono, A. Keragaan Status
(62,16%) setelah pemberian paket PMT meningkat Gizi Anak Bawah Lima Tahun Pada Berbagi
menjadi 57 balita (75%) karena ada perubahan status Keadaan Sosial dan Ekonomi Rumah Tangga
gizi dari status gizi buruk meningkat menjadi status di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita
gizi kurang mengalami peningkatan sejumlah 15 Kedokteran Masyarakat, 1998;14(3):169-78.
balita (11,84%), status gizi baik sebelum pemberian 3. Departemen Kesehatan, RI. Profil Kesehatan
paket PMT berjumlah 7 balita (9,21%) dari 76 balita Indonesia. Jakarta. 1998.
setelah pemberian paket PMT-anak balita meningkat 4. Suhardjo. Perencanaan Pangan dan Status Gizi.
dengan jumlah 13 balita (17,11) karena ada Bumi Aksara. Jakarta. 2003.
perubahan status gizi dari gizi kurang menjadi gizi 5. Puskesmas Mungkid. Laporan Hasil
baik meningkat dengan jumlah 6 balita (7,9%). Masih Penimbangan Balita Penerima PMT di
banyaknya kasus status gizi kurang setelah Puskesmas Mungkid. Magelang. 2007.
dilaksanakannya program PMT-anak balita 6. Trisnantoro, L. Prinsip-Prinsip Manajemen
disebabkan masyarakat yang sangat tergantung Pelayanan Kesehatan. Gadjah Mada University
pada program PMT-anak balita dan Press. Yogyakarta. 1996.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 l 25


Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ...

7. Dhaki, R.H., Hadi, H., dan Sudargo, T. Evaluasi 11. Hasibuan, D.S. Evaluasi Program Pemberian
Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan dalam Makanan Tambahan Pendamping Air Susu Ibu
Program Jaringan Perlindungan Sosial Bidang Blended Food Pada Bayi Usia 6-11 Bulan di
Kesehatan di Kodya Yogyakarta. Jurnal Kota Medan, Tesis. Pascasarjana Universitas
Manajemen Pelayanan Kesehatan.2000; 02 Gadjah Mada. Yogyakarta.2003.
(04): 195-205. 12. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan
8. Departemen Kesehatan, RI. Petunjuk Teknis Kesehatan. Airlangga University Press.
Program JPS-BK Bagi Puskesmas. Jakarta. Surabaya. 1999.
1999. 13. Mantra, I.B. Monitoring dan Evaluasi. Pusat
9. Cushway, B. Human Resources Managemen. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Depkes RI.
Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta. Jakarta. 1997.
1999. 14. Persagi. Direktori Gizi Indonesia dalam Rangka
10. Agus, M.T. Manajemen Sumber Daya Manusia, Mensuksesikan Program Perbaikan Gizi
Ghalia, Jakarta. 1992. Indonesia. Jakarta. 1999.

26 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008

Anda mungkin juga menyukai