DEFINISI
Mutu pada dasarnya adalah hal yang sudah tertanam dalam semua kegiatan
pekerjaaan sehari-hari dari tenaga kesehatan profesional di rumah sakit karena
berhubungan dengan asuhan pada pasien. Proses mutu selalu harus diperhatikan di
setiap tahapan proses pelayanan di rumah sakit termasuk di Laboratorium. Hal ini
harus ditanamkan pada semua staf di laboratorium sebagai bagian dari pekerjaannya
sehari-hari.
Suatu organisasi yang baik harus mempunyai sistem manajemen mutu yaitu
kebijakan, prosedur, dokumen dan lainnya yang bertujuan agar mutu pemeriksaan
dan sistem mutu secara keseluruhan berlangsung dengan pengelolaan yang baik dan
terkendali secara terus menerus.
Kebijakan, proses, program, prosedur dan instruksi harus didokumentasikan
(berupa dokumen tertulis yang disimpan dan dipelihara sedemikian hingga mudah
digunakan dan selalu terjaga kemutakhirannya) dan dikomunikasikan kepada semua
petugas yang terkait. Manajemen harus memastikan melalui proses sosialisasi,
pelatihan, penyeliaan, pengawasan atau cara lain yang menjamin bahwa dokumen itu
dimengerti dan diterapkan oleh mereka yang ditugaskan untuk menggunakannya.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
b. Tahap analitik
Uji presisi dan akurasi
c. Tahap pasca-analitik.
Pemantauan pelaporan hasil cito
Pemantauan pelaporan hasil kritis
Pemantauan pelaporan hasil laboratorium
2
BAB III
TATA LAKSANA
b. Pipet
Kalibrasi pipet dilakukan oleh pihak ketiga yang berwenang setiap
setahun sekali
c. Sentrifus (Centrifuge)
Kalibrasi sentrifus dilakukan oleh pihak ketiga yang berwenang setiap
saat dibutuhkan.
4. Kualitas reagen
a. Etiket/label wadah
3
Umumnya pada reagen komersial sudah tercantum nama atau kode
bahan, tanggal produksi dan batas kadaluwarsa serta nomor batch
reagen tersebut.
b. Batas kadaluwarsa
Perhatikan batas kadaluwarsanya
Masa kadaluwarsa yang tercantum pada kemasan hanya berlaku
untuk reagen yang disimpan pada kondisi baik dan belum pernah
dibuka, karena reagen yang wadahnya sudah pernah dibuka
mempunyai masa kadaluwarsa lebih pendek dari reagen yang
belum dibuka.
c. Keadaan fisik
Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak ada
perubahan warna.
d. Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan:
Melakukan pemeriksaan bahan kontrol assayed yang telah diketahui
nilainya dengan menggunakan reagen tersebut
4
Semakin kecil nilai KV (%) semakin teliti sistem/metode tersebut dan
sebaliknya.
Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidaktepatan) dipakai untuk
menilai adanya kesalahan acak atau sistematik atau keduanya (total).
Nilai akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya
yang telah ditentukan oleh metode standar.
5
y = ax + b dan r (koefisien korelasi)
y : persamaan regresi
a : slope, semakin mendekati 1 menunjukkan korelasi yang baik
b : intersep, semakin mendekati 0 menunjukkan korelasi yang baik
r : koefisien korelasi semakin mendekati 1 menunjukkan korelasi yang
baik.
e. Metode yang baik adalah yang mempunyai akurasi dan presisi yang
baik.
f. Jenis kesalahan
Dalam proses analisis dikenal 3 jenis kesalahan yaitu:
Inherent Random Error merupakan kesalahan yang hanya disebabkan
oleh limitasi metodik pemeriksaan.
Systematic Shift (kesalahan sistematik); suatu kesalahan yang terus-
menerus dengan pola yang sama. Hal ini dapat disebabkan oleh
standar, kalibrasi atau instrumentasi yang tidak baik. Kesalahan ini
berhubungan dengan akurasi (ketepatan).
Random Error (kesalahan acak); suatu kesalahan dengan pola yang
tidak tetap. Penyebabnya adalah ketidak-stabilan, misalnya pada
penangas air, reagen, pipet dan lain-lain. Kesalahan ini berhubungan
dengan presisi (ketelitian).
7. Bahan kontrol
Dalam penggunaannya bahan kontrol harus diperlakukan sama dengan
bahan pemeriksaan spesimen, tanpa perlakuan khusus baik pada alat, metode
pemeriksaan, reagen maupun tenaga pemeriksanya.
a. Uji ketelitian
Dalam melaksanakan uji ketelitian ini digunakan bahan kontrol
assayed. Prosedur pada periode kontrol ini tergantung dari bidang
pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan kimia
lingkungan caranya adalah sebagai berikut:
Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang
bersangkutan diperiksa.
Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir kontrol
Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S
(Standar Deviasi Index) dengan rumus:
Satuan SD = XI – mean
6
SD
Satuan S yang diperoleh diplot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X dalam
grafik kontrol menunjukkan hari/tanggal pemeriksaan sedangkan sumbu y
menunjukkan satuan S.
7
Hasil bahan yang berasal dari penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal
akan dibandingkan dengan semua laboratorium yang ikut serta. Untuk itu pada waktu
melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, jadi pada waktu
melakukan pemeriksaan harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melaksanakan
pemeriksaan tersebut serta menggunakan peralatan/reagen/metode yang biasa
dipakainya sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya.
Keikutsertaan adalah sebagai berikut :
1. Setiap tahun 1 (satu) kali dari penyelenggara Tingkat nasional/tingkat pusat dari
BBLK Palembang:
a. Hematologi
b. Kimia Darah
c. Imunologi
2. Hasil evaluasi yang diperolehnya dapat menunjukkan performance
(penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam bidang
pemeriksaan yang ditentukan.
3. Setiap nilai yang diterima dari penyelenggara di catat dan dievaluasi untuk
mencari penyebab-penyebab dan mengambil langkah-langkah perbaikan.
BAB IV
DOKUMENTASI
8
3. Salinan Laporan Uji kualitas air didapat dari unit yang mengelola sanitasi rumah
sakit disimpan di laboratorium
4. Pencatatan pemantapan mutu internal
5. Pencatatan monitoring reagen dengan form monitoring reagen