Anda di halaman 1dari 7

PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini

Volume 4 Nomor 2Agustus 2018


P-ISSN: 2599-0438; E-ISSN: 2599-042X

PERMAINAN EDUKATIF DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF


ANAK USIA DINI

Nina Veronica
Universitas Muhammadiyah Surabaya
veronicanina44@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan yang perlu untuk
diberikan stimulasi sejak anak usia dini. Perkembangan kognitif berhubungan dengan pola berfikir,
pemecahan masalah dan imajinasi anak. Perkembangan kognitif anak dapat dikembangkan melalui
permainan, karena bermain merupakan hal yang dekat dengan anak dan dunia anak adalah dunia
bermain. Permainan tidak semuanya berdampak baik bagi anak, sehingga orang tua dan guru harus
mengetahui tujuan dan manfaat dari permainan itu sendiri bagi anak. Dalam kajian teori berikut
akan membahas tentang permainan yang sesuai dengan kebutuhan anak terutama untuk
mengembangkan aspek kognitif anak usia dini.

Kata Kunci: permainan edukatif, kognitif, anak usia dini

ABSTRACT
Cognitive development is one of the aspects of development that need to be given
stimulation since early childhood. Cognitive development-related patterns of thinking, problem
solving and imagination of the child. Cognitive development of children can be developed through
game play, because it is close to the child and the child's world is the world of the play. Not all
games have an impact is good for kids, so parents and teachers should know the purpose and
benefits of the game itself for the child. In theory the following will discuss about the game that
suits your child's needs particularly to develop the cognitive aspects of early childhood.

Keywords: educational games, cognitive, early childhood

PENDAHULUAN orang tua menciptakan aura dan


Usia dini merupakan masa lingkungan dimana anak dapat
dimana anak belum mampu mengeksplorasi pengalaman yang
mengembangkan potensi yang ada memberikan kesempatan untuk
pada dirinya. Peran dari orang tua, mengamati, meniru dan mencoba
guru atau masyarakat merupakan dengan melibatkan potensi dan
faktor untuk membantu anak dalam kecerdasan anak. Untuk itu
mengembangkan potensinya. pentingnya pendidikan bagi anak usia
Kebanyakan orang tua melimpahkan dini baik itu formal, informal dan
kepada sekolah untuk nonformal harus tetap terlaksana guna
mengembangkan potensi anak, mengembangkan pertumbuhan dan
sedangkan menurut Sujiono (2013) aspek perkembangan kearah yang
pendidikan pada anak usia dini pada lebih baik untuk masa yang akan
dasarnya meliputi seluruh upaya dan datang.
tindakan yang dilakukan pendidik dan

49
Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Prinsip pendidikan anak usia dalam menunjang tahap


dini menjadi salah satu yang perlu perkembangan anak.
diperhatikan oleh lembaga Perkembangan anak usia dini
diantaranya a) mengembangakan meliputi perkembangan kognitif,
kebutuhan anak b) belajar melalui sosial emosional, bahasa, fisik
bermain c) lingkungan yang kondusif motorik, dan nilai agama moral.
d) pembalajaran dalam bermain e) Perkembangan kognitif anak usia
mengambangkaan berbagai dapat distimulasi melalui bermain,
kecakapan atau keterampilan hidup f) karena bagi anak bermain adalah
menggunakan berbagai media atau hidup dan hidup adalah permainan
permainan edukatif g) dilaksanakan (Mayesty, 1990). Semua anak senang
secara bertahap dan berulang bermain, setiap anak menyukai
(Suyadi,2009:12). permainan karena melalui bermain
Pelaksanaan pembelajaran anak belajar untuk memahami
pada anak usia dini perlu lingkungan sekitar. Salah satu bentuk
memperhatikan cara kerja yang bermain yang dapat mengembangkan
tersistem dan teratur guna kognitif yaitu bermain simbolik.
memudahkan proses pembelajaran. Bermain simbolik menurut Vygotsky
Metode merupakan salah satu upaya dalam Naughton (2003) adalah
mensistemkan pembelajaran seperti bermain dengan cara memainkan
yang dikemukakan oleh Mursid peran, dengan begitu bermain tersebut
(2015:26) yaitu metode merupakan penting dalam berfikir abstrak.
alat yang digunakan untuk mencapai Apabila anak sudah mulai bermain
tujuan dengan langkah-langkah yang pura-pura, maka anak menjadi
telah tersistem dan teratur. Salah satu mampu berfikir tentang makna objek
metode pada pendidikan anak usia yang telah direpresentasikan secara
dini adalah metode bermain sambil independen.
belajar. Bermain merupakan aktivitas
yang paling disukai oleh seluruh PERKEMBANGAN KOGNITIF
orang terlebih lagi oleh anak usia dini ANAK USIA DINI
yang dimana dunia mereka adalah Kognitif merupakan proses
bermain. Piaget dalam Mayesty berfikir anak, dimana memunculkan
(1990:42) menyatakan bermain kemampuan menghubungkan, menilai
merupakan kegiatan yang dilakukan dan mempertimbangkan kejadian atau
berulang-ulang demi kesenangan. peristiwa. Pengertian kognitif
Bermain bagi anak usia dini menurut Piaget (dalam Musbikin,
merupakan wadah belajar secara tidak 2010:56) adalah kemampuan
langung, aktivitas bermain juga dapat seseorang merasakan dan mengingat,
mengembangkan mental, spiritual, serta membuat alasan untuk
bahasa, sosial dan keterampilan berimajinasi. Perkembangan kognitif
motorik anak yang sangat penting tidak hanya meliputi matematika dan
sains, namun juga pemecahan

50
Nina Veronica

masalah (Santrock, 2007:50) dan atau tindakan tertentu dalam pikiran


penguasaan konsep (Schunk, 2012), anak, sehingga jika dikaitkan dalam
hal tersebut dapat dikembangkan penyampaian pembelajaran, anak
melalui sosial dan budaya sekitar dalam tahapan ini memerlukan
anak. Menurut Billett (2017) kognisi sebuah media konkret untuk dapat
manusia lebih dari kepandaian membantu anak dalam mencapai
individu dan dibentuk melalui tingkat ketercapaian pembelajaran.
kontribusi dari dunia sosial. Sejalan Hal tersebut juga didukung oleh
dengan pendapat Billett, Wong (2017) Beaty (2014) bahwa anak usia 2-7
berpendapat bahwa dalam Tahun masih sering terkecoh oleh
perkembangan kognitif anak usia dini tampilan misalnya wadah tinggi dan
dapat dikembangkan melalui kecil yang berisi air lebih banyak
interkasi. Interaksi dapat dilakukan daripada yang ada pada wadah yang
dengan cara bermain atau dengan pendek dan lebar serta anak belajar
benda-benda yang ada disekitar. menduga efek satu tindakan ketika
Perkembangan kognitif anak anak menuang susu dari wadah ke
usia dini berbeda dengan anak usia gelas akan menjadikan berkurang
selanjutnya. Menurut Piaget (dalam pada susu yang ada di wadah.
Salkind, 2009:326) Perkembangan Perkembangan kognitif tahap
kognitif anak usia 0-2 Tahun berada praoprasional menurut Monks
pada tahap sensorimotor dimana bayi (1999:221) dimulai dengan
memahami dunia melalui tindakan penguasaan bahasa yang sistematis,
fisik dan nyata terhadap rangsangan permainan simbolis, imitasi dan
dari luar. Perilaku berkembang dari bayangan dalam mental. Hal ini
refleks-refleks sederhana melalui memberikan kita gambaran bahwa
beberapa tahap menuju seperangkat pola pikir anak pada tahapan ini
skema yang terorganisasi (perilaku masih bersifat egosentris karena anak
yang terorganisasi) sedangkan anak hanya akan berfikir melalui sudut
usia 2-7 Tahun berada pada tahap pra pandang mereka sendiri, mereka tidak
oprasional dimana anak dalam dapat memahami tempatnya di dunia
tahapan ini masih berfikir simbolik dan bagaimana hal tersebut
dan bahasa sudah mulai jelas terlihat berhubungan satu sama lain, anak
untuk menggambarkan objek dan kesulitan untuk memahami perasaan
kejadian, namun cara berfikir anak orang di sekitarnya dan belum bisa
belum logis dan belum menyerupai menyusun pikiran kearah yang
orang dewasa. sebaliknya. Untuk itu sangat
Anak usia dini yang berada diperlukan pemberian rangsangan
pada tahap praoprasional, berfikir untuk mengembangkan kognitif anak
secara simbolik. Pemikiran simbolis untuk menunjang tahapan
membuat anak mampu untuk selanjutnya.
membuat susunan kata dan gambar Pengembangan kognitif pada
yang menggambarkan suatu objek anak usia dini bertujuan untuk

51
Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

mengembangkan kemampuan berfikir mereka sendiri dan menemukan


anak dalam mengolah pemerolehan dunianya selain itu permainan juga
belajar, dapat mengemukakan penting sebagai wahana dalam belajar
macam-macam alternatif pemecahan (Cambridge University Press, 2014)
masalah, membantu anak untuk sehingga dalam memnggunakan
mengembangkan logika matematis permainan yang akan dilakukan oleh
dan pengetahuan akan ruang dan anak, pihak orang tua dan guru
waktu, selain itu juga anak dilatih hendaknya melihat unsur
untuk memiliki kemampuan dalam keedukatifan.
memilah, mengelompokkan, serta Permainan edukatif
mempersiapkan kemampuan berfikir merupakan segala bentuk permainan
secara teliti (Suyadi & Dahlia, 2015: yang dirancang agar memberikan
40). Dari tujuan ini diharapkan manfaat pengalaman pendidikan atau
terciptanya anak yang memiliki pengalaman belajar kepada
kreativitas, inovasi dan pemikir yang pemainnya termasuk anak-anak.
keritis guna menghadapi dunia yang Menurut Khobir (2009) permainan
dinamis. edukatif yaitu suatu kegiatan yang
Kognitif merupakan menyenangkan dan merupakan cara
kemampuan yang erat hubungannya atau alat pendidikan yang bersifat
dengan pengetahuan yang diperoleh mendidik. Permainan edukatif
oleh individu serta cara berfikir memiliki sifat-sifat seperti bongakar
individu terhadap suatu kejadian, pasang, pengelompokan, memadukan,
tindakan dan apa yang diamati di mencari padanan, merangkai,
sekitarnya. Cepat tidaknya individu membantuk, menyusun dan lain
dalam menyelesaikan masalah sangat sebagainya. Namun setiap permainan
bergantung pada perkembangan yang diterapkan di sekolah harus
kognitifnya. Oleh karena itu, melihat media, tempat, kecocokan
pengembangan kognitif individu dan tingkat kesukaran dari permainan
memiliki peran yang cukup besar itu sendiri. Mulyasa (2012:167)
dalam perkembangan potensi yang menyatakan bahwa bermain yang
ada dalam diri anak untuk tahap dijadikan sebagai pendekatan
berikutnya. pembelajaran hendaknya
memperhatikan tahapan
PERMAINAN EDUKATIF perkembangan anak. Dengan
Banyak sekali jenis-jenis demikian dalam bermain harus
permainan untuk anak usia dini yang memperhatikan kematangan atau
bisa dimainkan oleh anak. Namun perkembangan anak, alat yang akan
sebaiknya jika permaian itu bisa digunakan, dan tempat bermain anak
mengembangkan aspek-aspek itu sendiri.
perkembangan anak. Penggunaan Permainan edukatif tidak
permainan pada anak usia dini adalah hanya meliputi permainan modern
sebuah jalan untuk mengenal diri namun juga permainan tradisional.

52
Nina Veronica

Permainan modern tidak harus mahal, bahwa aspek kognitif anak usia 5-6
hanya saja yang perlu orang tua Tahun meningkat sebesar 94,73%
pahami adalah kegunaan dari melalui permainan tebak namaku
permainan itu sendiri. Menurut yang didalam permainan tersebut
Indrijati (2017:66) ada beberapa merupakan permainan menyusun
kriteria yang perlu dipenuhi ketika puzzle.
akan membeli permainan agar Permainan edukatif dalam
bermanfaat dan bersifat mendidik meningkatkan kognitif tidak hanya
bagi anak yaitu yang pertama dapat bermain puzzle, namun juga bermain
merangsang aktivitas fisik agar tubuh peran. Bermain peran merupakan
menjadi sehat, yang kedua aman bagi permainan yang menggunakan konsep
kesehatan dan fisik, yang ketiga dapat berpura-pura menjadi tokoh tertentu
membantu anak untu mengeksplorasi misalkan berpura-pura sebagai ibu,
dan bereksperimen, yang keempat ayah atau orang berjualan. Bermain
dapat dibongkar pasang, yang kelima peran yang dilakukan oleh anak
dapat memotivasi anak meniru biasanya menggunakan benda-benda
perilaku dan cara berfikir orang yang ada disekitar. Hal tersebut dapat
dewasa. Permainan tradisonal juga mendukung anak untuk
berpengaruh seperti yang telah mengembangkan aspek
diungkapkan oleh Indrijati (2017:66) perkembangan, salah satunya adalah
bahwa permainan tradisional penting aspek kognitif, karena anak belajar
untuk anak untuk menjaga warisan menggunakan benda-benda nyata dan
budaya dan memperkenalkan anak belum bisa berfikir secara abstrak.
dengan permainan tradisional daerah Keefektifan dari bermain
serta dalam permainan tradisonal peran juga diungkapkan
memiliki variatif dalam setiap Worthington&Oers (2016) melalui
permainannya. hasil risetnya pada anak usia 3—4
Contoh permainan edukatif sebanyak 7 anak di KotaBarat Daya
dalam meningkatkan kognitif anak Inggris, menunjukkan bahwa aktivitas
adalah bermain puzzle, bermain bermain peran yang berkaitan dengan
puzzle merupakan permainan ilmu matematika meningkat
menyusun suatu bentuk atau gambar sepanjang tahun, serta menunjukkan
tertentu. Menurut Soetjiningsih bagaimana pengetahuan anak-anak
(1995:110) contoh alat permainan akan budaya di rumah mendukung
anak yang dapat menstimulus kognitif permainan peran ini dan mampu
adalah puzzle. Puzzle merupakan mengedukasi anak dalam hal
permainan yang dapat meningkatkan matematika.
kognitif anak karena bermain puzzle Salah satu permainan
anak akan mencoba memecahkan tradisonal yang bisa meningkatkan
masalah yaitu menyusun gambar. Hal perkembangan kognitif adalah
tersebut didukung oleh penelitian congklak. Permainan congklak
yang dilakukan oleh Veronica (2015) merupakan permainan yang sering

53
Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

dilakukan oleh anak. Alat untuk Pedagogy and Education,


memainkan permainan ini adalah biji 68-86. DOI: 10.1007/978-
congklak dan papan uang yang ada 16 981-10-3130-4_4.
lubang untuk menyimpan biji Heryanti, Vera. (2014).Meningkatkan
congklak. Permainan ini biasanya Perkembangan Kognitif
dilakukan oleh dua orang pemain, Anak Melalui Permainan
kemudian biji congklak dibagi sama Tradisional (Congklak).
rata dan anak secara bergantian Universitas Bengkulu.
manaru biji congklak di lubnag papan Indrijati, Herdina. (2017). Psikologi
uang. Dari kegiatan tersebut anak bisa Perkembangan dan
berlatih menghitung dan hal terbut Pendidikan Anak Usia Dini.
didukung oleh peneletian yang Jakarta: Kencana Prenada
dilakukan oleh Heryanti (2014) Media Group.
bahwa perkembangan kognitif anak Khobir, A. (2009). Upaya Mendidik
usia 5-6 Tahun meningkat sebesar Anak Melalui Permainan
75% melalui permainan congklak. Edukatif. Jurnal Forum
Tarbiyah. 7 (2) hlm 195-208
KESIMPULAN Mayesty, M. (1990). CreativeActivitis
Berdasarkan kajian teori For Young Children4 th ed: Play,
yang telah dipaparkan dapat devlopment, and Creativity. New
disimpulkan bahwa perkembangan York: Delmark Publiser Inc.
kognitif anak usia dini dapat Monks, F J., A M P Knoers.,
berkembang melalui permainan Haditono, S T. (1999).
edukatif, baik permainan edukatif Psikologi Perkembangan:
yang modern maupun tradisonal. Pengantar dalam Berbagai
Sehingga orang tua dan guru dalam Bagiannya. Yogyakarta:
memilih permainan untuk anak Gadjah Mada University
harusnya memilih sesuai dengan Press.
kegunaan dan tujuan untuk Mulyasa, E. (2005).Menjadi Guru
perkembangan anak. Profesional.Bandung:PT.
Remaja Rosda Karya
Mursid. (2015). Belajar dan
DAFTAR PUSTAKA
Pembalajaran Paud. Bandung:
Beaty, J J. (2014). Observasi Rosdakarya.
Perkembangan Anak Usia Musbikin, I. (2010). Buku Pintar
Dini. Jakarta: Kencana PAUD. Jogjakarta: Laksana.
Prenada Media Group. Naughton, G Mac. (2003). Shaping
Billett, S. (2017). Theorising the Co- Early Childhood: Learners,
occurrence of Remaking Curriculum and contexts.
Occupational Practices and Midenhead, Berkshire: Open
Their Learning. Practice University Press.
Theory Perspectives on

54
Nina Veronica

Salkind, N J. (2009). Teori-teori Namaku pada Anak


Perkembangan Manusia. Bandung: Kelompok B TK Dharma
Nusa Media Wanita Sekargadung. Online
Santrock, J W. (2007). Perkembangan dalam http://karya-ilmiah-
Anak (Volume 1). Jakarta: um.ac.id/index.php/KSDP/se
Erlangga. arch/authors/view?fristName
Schunk, D H., (2012). Learning =VERONICA&affiliation=
Theories (Ed). Yogyakarta. Mahasiswa&country=ID
Pustaka Pelajar. Wong, R K S. (2017). Do Hong Kong
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Parents Engage in Learning
Kembang Anak. Jakarta: Buku Activities Conducive to
Kedokteran EGC. Preschool Children’s
Sujiono, Y N. (2013). Konsep Dasar Mathematics Development?.
Pendidikan Anak Usia Dini. Early Mathematics Learning
Jakarta:PT Indeks. and Development, 2, 165-
Suyadi&Dahlia. (2014). Implementasi 178. DOI: 10.1007/978-981-
Dan Inovasi Kurikulum Paud 10-2553-2_10.
2013. Program Pembelajaran Worthington, M., Oers, B V. (2016).
Berbasis Multiple Pretend Play and The
Intelligences. Bandung: PT Cultural Foundations Of
Remaja Rosda karya. Mathematics. European
Suyadi. (2009). Psikologi Belajar Early Childhood Education
Paud.Yogyakarta: Pedagogja. Research Journal. 24 (1),
Veronica, Nina. (2015). Peningkatan 51–66. DOI:
Kemampuan Kognitif 10.1080/1350293X.2015.112
Melalui Permainan Tebak 0520.

55

Anda mungkin juga menyukai