Adil tidak harus sama rata, tetapi sesuai dengan porsinya. Adil bermakna suatu sikap
yang terbebas dari diskriminasi ketidakjujuran. Memang menegakkan keadilan itu tidak
semudah membalikkan telapak tangan.
Dalam cita-cita bangsa yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar I945 alinea ke-2
yang berbunyi “Dan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakya Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Keadilan juga dijabarkan dalam Pancasila, sila ke-5 yaitu “Keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Tetapi pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam cita-cita
bangsa dan dasar Negara Indonesia. Kesejahteraan diberbagai bidang hanya dirasakan oleh
kalangan elite bangsa, itu menunjukkan bahwa adanya ketidakadilan di Indonesia.
Ketidakadilan dapat menimbulkan dampak-dampak yang cukup krusial bagi masyarakat
maupun negara. Dalam pembahasan kali ini, penulis akan membahas mengenai dampak
ketidakadilan, antara lain, berdirinya kelompok separatis, adanya disintegrasi, dan
ketidakpercayaan terhadap hukum.
1
tersebut memiliki sumber daya alam yang kaya, tetapi banyak dikuras oleh pemerintah pusat.
Sementara itu dalam kehidupan sosial, pengembangan pendidikan dan kesehatan jauh dari
yang diharapkan. Maka dari itu mereka belum merasa merdeka meskipun mereka hidup
dalam negara yang merdeka.
Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan yang perlu dibagi atau dipisahkan di dalam
konstitusi dikemukakan oleh van Vollenhoven dalam buku karangannyaStaatsrecht over Zee.
Ia membagi kekuasaan menjadi empat macam yaitu :
1) Pemerintahan (bestuur)
2) Perundang-undangan
3) Kepolisian
4) Pengadilan.
Van Vollenhoven menilai kekuasaan eksekutif itu terlalu luas dan karenanya perlu
dipecah menjadi dua jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan
kepolisian. Menurutnya kepolisian memegang jenis kekuasaan untuk mengawasi hal
berlakunya hukum dan kalau perlu memaksa untuk melaksanakan hukum.
3
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang
memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus
memiliki sifat yang lebih stabil dari pada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan
semangat pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga
perubahan suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem
penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter
karena terjadi perubahan dalam konstitusinya.
Kelompok yang terkecil daripada manusia dalam keadaan alamiah itu adalah keluarga
yang terdiri dari seorang ibu dan anak-anaknya. kalau dalam keluarga kecil itu si ibu
merupakan kepala keluarga, maka dalam faktanya si ibu itu menguasai kelompok tersebut,
dan apabila si ayah ada maka yang berkuasa adalah si ayah karena memiliki keunggulan dan
kelebihan, terlebih menang dalam hal jasmani, maka dialah yang berkuasa.
Jadi kesimpulannya, menurut teori kekuatan yang berkuasa adalah yang paling kuat
dan yang dimaksud dengan kekuatan disini adalah kuat secara jasmani atau fisik. kemudian
apabila keluarga tersebut berkembang menjadi sebuah masyarakat dan negara, maka bekas-
bekas kekuasaan asal tadi masih terbawa untuk tetap berkuasa di dalam masyarakat atau
negara. Adapun perkembangan keluarga menjadi negara dapat melalui beberapa fase seperti
peperangan, dimana yang kalah menggabungkan diri kepada yang menang, maka dapat
dikatakan bahwa asal mula kekuasaan adalah karena adanya keunggulan kekuatan dari pada
orang yang satu terhadap yang lainnya.
Atau bisa dikatakan yang berlaku adalah hukum rimba, siapa yang kuat maka dialah
yang menang, dimana negara adalah merupakan alat dari golongan yang kuat untuk menindas
golongan yang lemah. Dalam sejarah kita mencatat beberapa tokoh yang menganut teori ini
seperti jenggis khan, napoleon, mussolini dan hitler, hanya saja keunggulan kekuatan disini
bukan hanya terletak pada faktor fisik saja melainkan faktor-faktor lain juga seperti sistem
persenjataan, sistem politik, kebudayaan dan ekonomi.