DISUSUN OLEH :
NUR’AINI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu kesehatan, komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan peranan perawat
sebagai petugas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari
kegiatan komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal
balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan
dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan
tersebut atau partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik
melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan
bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya
selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan,
dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat
efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi
mencakup pencapaian informasi, pertukaran pikiran dan perasaan. Proses komunikasi
terapeutik sering kali meliputi kemampuan dan komitmen yang tulus pada pihak perawat
untuk membantuk klien mencapai keberhasilan keperawatan bersama. Komunikasi yang
berlangsung di tatanan kelompok ataupun komunitas biasanya lebih efektif dalam
mengkomunikasikan tentang kesehatan oleh petugas kesehatan seperti perawat salah
satunya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi?
2. Apa saja prinsip-prinsip Komunikasi?
3. Apa saja komponen dalam Komunikasi?
4. Apa tujuan komunikasi?
5. Apa yang menjadi factor yang mempengaruhi komunikasi?
6. Apa itu metode komunikasi SBAR?
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi.
2. Mengetahui tentang prinsip-prinsip Komunikasi.
3. Mengetahui komponen dalam Komunikasi.
4. Mengetahui tujuan komunikasi.
5. Mengetahui factor yang mempengaruhi komunikasi.
6. Mengetahui metode komunikasi SBAR.
BAB II
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Menurut Effendi (1995) Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk
mengubah sikap, pendapat atu prilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung
(tulisan). Sedangkan menurut Hoyland, Janis dan Kelley (1953), Komunikasi adalah suatu
proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain (khalayak).
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
4. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers yaitu :
• Perawat harus mengenal dirinya sendiri
• Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan menghargai
• Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien
• Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun mental
• Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi pasien
• Kejujuran dan terbuka
• Mampu sebagai role model
• Altruisme
• Bertanggung jawab
6. TUJUAN KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri, dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
strategis dan tujuan praktis.
1. Tujuan strategis merupakan fungsi dari program yang dirancang dalam bentuk paket
acara atau paket modul. Fungsinya adalah:
a. Relay information. Sumber yang diperoleh kemudian diteruskan ke pihak lain
secara berantai.
b. Enable informed decision making. Informasi yang diperoleh memungkinkan untuk
pengambilan keputusan.
c. Promote healthy behavior. Informasi dapat digunakan untuk mempromosikan
perilaku kesehatan..
d. Promote peer information exchange. Mempromosikan pertukaran informasi
antarsesama..
e. Promote self-care. Mempromosikan kepedulian untuk diri sendiri.
f. Manage demand for health service. Mengatur permintaan akan layanan kesehatan.
2. Tujuan praktis menurut Taibi Kahler, digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan, seperti berikut.
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif. Contohnya,
praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, berdialog, berdiskusi, bernegosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan dan
argumentasi.
b. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi. Contohnya, berkomunikasi yang
menyenangkan, berempati, berkomunikasi dengan kepercayaan diri, berkomunikasi
dengan membentuk kepercayaan publik dan pemberdayaan publik, membuat
pertukaran informasi atau gagasan menjadi menyenangkan, dan memberikan
apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian.
Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan
tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar
dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarnya.
f. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned (
1990 ) menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan
gaya komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman
baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari
kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung
keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk
mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika
ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat
pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan
baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h. Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang
berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan
cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran.
Demikian juga antara orang tua dan anak.
i. Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan
keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di
tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan
lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien. Begitu
juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan
sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
j. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa
aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika
seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat
dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali
berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak
yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k. Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial,
kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
l. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra
pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.
8. METODEKOMUNIKASI SBAR
SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri
dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini
digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien.
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna, serta
pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi dengan harapan si
penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilakunya.
Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal yang paling baik
miliki setiap individu adalah sikap asertif yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu menahan
diri terhadap intervensi orang lain. Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif harus
memerhatikan syarat-syarat dalam berkomunikasi antara lain saling menghormati, empati,
penyampaian jelas, dan rendah hati. Dalam kehidupan tidak mungkin akan berkomunikasi dengan
diri sendiri, tetapi juga perlu berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi terdiri dari
komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, komunikasi massa, dan komunikasi interkultural. Komunikasi yang dilakukan dengan
juga pasti tidak akan selalu berjalan lancar, terdapat berbagai hambatan yang mengharuskan pihak
yang berkomunikasi mengondisikannya. Hambatan dalam berkomunikasi dapat berasal dari
pengirim pesan, penerima pesan, lingkungan sekitar, maupun dari pesan itu sendiri.
B. Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca baik di masa yang
sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini, karena penulis pun masih dalam tahap pembelajaran. Penulis
memohon kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alo Lilieri. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arianto, A. 2013. Komunikasi Kesehatan (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien)
Bensley, J., R., dan Brookins-Fisher, J. (2009). Metode Pendidikan KesehataN Masyarakat.
Jakarta: EGC
http://akperrspad.ac.id/berita-36/apa-itu-metoda-sbar-.html