Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

NUR’AINI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu kesehatan, komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan peranan perawat
sebagai petugas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari
kegiatan komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal
balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan
dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan
tersebut atau partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki
derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik
melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan
bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya
selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan,
dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat
efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi
mencakup pencapaian informasi, pertukaran pikiran dan perasaan. Proses komunikasi
terapeutik sering kali meliputi kemampuan dan komitmen yang tulus pada pihak perawat
untuk membantuk klien mencapai keberhasilan keperawatan bersama. Komunikasi yang
berlangsung di tatanan kelompok ataupun komunitas biasanya lebih efektif dalam
mengkomunikasikan tentang kesehatan oleh petugas kesehatan seperti perawat salah
satunya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi?
2. Apa saja prinsip-prinsip Komunikasi?
3. Apa saja komponen dalam Komunikasi?
4. Apa tujuan komunikasi?
5. Apa yang menjadi factor yang mempengaruhi komunikasi?
6. Apa itu metode komunikasi SBAR?

C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi.
2. Mengetahui tentang prinsip-prinsip Komunikasi.
3. Mengetahui komponen dalam Komunikasi.
4. Mengetahui tujuan komunikasi.
5. Mengetahui factor yang mempengaruhi komunikasi.
6. Mengetahui metode komunikasi SBAR.
BAB II

KONSEP DASAR DAN PRINSIP KOMUNIKASI

1. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi dalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan


seseorang untuk menetapkan,mempertahankan,dan meningkatkan kontak dengan orang
lain. Karena komunikasi dilakukan oleh seseorang setiap hari, orang sering sekali salah
berfikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah.Namun sebenarnya komunikasi
adalah proses kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan
sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis.

Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan


nonverbal dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga
pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan.Kebisuan juga
merupakan sebuah makna komunikasi. Misalnya seorang perawat yang yang menyimak
kesedihan seorang suami yang ditinggal mati istrinya.Komunikasi menyampaikan
informasi , dan merupakan suatu aksi saling berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor
yang paling penting, yang digunakan untuk menetapkan hubungan terapeutik antara
perawat dan klien.

Menurut Effendi (1995) Komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk
mengubah sikap, pendapat atu prilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung
(tulisan). Sedangkan menurut Hoyland, Janis dan Kelley (1953), Komunikasi adalah suatu
proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain (khalayak).
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.

2. KONSEP DASAR KOMUNIKASI


Komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian,
makna, serta pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi
dengan harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap
dan perilakunya. Komunikasi merupakan:
 Proses sosialisasi, yaitu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya.
 Proses yang terjadi dalam satu dan/atau dua arah.
 Aktivitas yang bersifat persuasif dan purposif, yaitu komunikasi merupakan salah satu
usaha untuk membujuk orang-orang dan memiliki tujuan.
 Aktivitas yang bertujuan untuk mendorong interpretasi atau pendapat individu.
 Aktivitas pertukaran makna dan pikiran.
 Aktivitas yang terjadi dalam ruang dan waktu tertentu.

3. PENGERTIAN PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi dalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada


komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi,
banyak melalui perkembangan.

Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.

Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :


1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.

4. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers yaitu :
• Perawat harus mengenal dirinya sendiri
• Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan menghargai
• Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien
• Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik maupun mental
• Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi pasien
• Kejujuran dan terbuka
• Mampu sebagai role model
• Altruisme
• Bertanggung jawab

5. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI


a. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.
b. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk
pesan yang diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan.
c. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan
efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim pesan.
d. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis,
diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata; bau badan atau
cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada
pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan
proses yang kontinue karena memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan
berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.

6. TUJUAN KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri, dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
strategis dan tujuan praktis.
1. Tujuan strategis merupakan fungsi dari program yang dirancang dalam bentuk paket
acara atau paket modul. Fungsinya adalah:
a. Relay information. Sumber yang diperoleh kemudian diteruskan ke pihak lain
secara berantai.
b. Enable informed decision making. Informasi yang diperoleh memungkinkan untuk
pengambilan keputusan.
c. Promote healthy behavior. Informasi dapat digunakan untuk mempromosikan
perilaku kesehatan..
d. Promote peer information exchange. Mempromosikan pertukaran informasi
antarsesama..
e. Promote self-care. Mempromosikan kepedulian untuk diri sendiri.
f. Manage demand for health service. Mengatur permintaan akan layanan kesehatan.

2. Tujuan praktis menurut Taibi Kahler, digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan, seperti berikut.
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif. Contohnya,
praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, berdialog, berdiskusi, bernegosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan dan
argumentasi.
b. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi. Contohnya, berkomunikasi yang
menyenangkan, berempati, berkomunikasi dengan kepercayaan diri, berkomunikasi
dengan membentuk kepercayaan publik dan pemberdayaan publik, membuat
pertukaran informasi atau gagasan menjadi menyenangkan, dan memberikan
apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti


yang diharapkan. Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( Potte; & Perry,
1993 ).
a. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti
pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir
orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak
usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “
mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti
mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu
kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau
pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya
komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan
persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
c. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting
bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk
mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan
dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional, bidan
diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi. Perbedaan nilai tersebut
dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus
tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai
tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan
klien.
d. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan
berkomunikasi. Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain ingin
membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan
tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual
menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk
campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ? remaja tersebut
merasa dimarahi oleh penjual karena cara menanyakan cabai itu seperti
membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal
ini dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang memang keras dan
tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang dengan latar budaya yang
berbeda.

e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian.
Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan
tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar
dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarnya.
f. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned (
1990 ) menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan
gaya komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman
baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari
kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung
keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk
mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika
ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat
pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan
baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h. Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang
berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan
cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran.
Demikian juga antara orang tua dan anak.
i. Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan
keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di
tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan
lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien. Begitu
juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan
sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
j. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa
aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika
seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat
dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali
berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak
yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k. Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial,
kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
l. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra
pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.

8. PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN


Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang
sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi
yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari
kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen
dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal.
Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di
lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan
secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim
multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai
provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal
lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual,
kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali hubungan buruk
yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem
komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.
Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada
umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk.Keperawatan
yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan
sebagai provider. Fokus perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim
keperawatan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah:
(1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan
intraksi dengan klien.
(2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara
terapeutik.
(3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak
terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan interpersonal
yang mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan
untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh
tim keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim keperawatan
adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar
ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan
komunikasi dengan menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal yang
dikembangkan oleh Hildegard E.Peplau.

8. METODEKOMUNIKASI SBAR
SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri
dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini
digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien.

Keuntungan dari penggunaan metoda SBAR


a. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
b. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien.
c. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.
Tehnik Pelaksanaan SBAR
a. S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
1) Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta dokter yang
merawat
2) Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/
keluhan
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a. Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu, dari ruang asal ke ruang tujuan
pemindahan
b. Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis yang terakhir diputuskan oleh
dokter yang merawat
c. Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan masalah keperawatan pasien
yang secara aktual pada pasien yang wajib dilanjutkan diruang kepindahan yang
baru
b. B : Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
1) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
3) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
4) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
5) Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis

Contoh Penerapan Rumah Sakit :


a) Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa jenis alergi yang diderita atau jenis
reaksi obat tertentu pada pasien dulu hingga sekarang
b) Hasil investigasi abnormal : isi keadaan abnormal/keluhan saat pasien datang ke
RS sehingga mengharuskan pasien tersebut dirawat (riwayat keluhan saat masuk
rumah sakit)
c. A : Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
1) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko jatuh, pivas score, status
nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
2) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a) Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik (EVM) : isi dengan vital sign dan
tingkat kesadaran pasien secara numerik. contoh : E 4, V 5 M 6
b) BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu dengar, isi / di ceklist sesuai
keadaan pasien
c) Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini (misalnya ada pus, jaringan nekrotik,
dll,) lokasi dan ukurannya juga dilengkapi
d) Peralatan khusus yang diperlukan: isi misalnya WSD, colar brace, infuse pump dll
d. R : Recommendation
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer
to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
a) Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana konsultasi, rencana fisiotherafi dll
b) Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi jumlah barang / berkas
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna, serta
pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi dengan harapan si
penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilakunya.
Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal yang paling baik
miliki setiap individu adalah sikap asertif yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu menahan
diri terhadap intervensi orang lain. Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif harus
memerhatikan syarat-syarat dalam berkomunikasi antara lain saling menghormati, empati,
penyampaian jelas, dan rendah hati. Dalam kehidupan tidak mungkin akan berkomunikasi dengan
diri sendiri, tetapi juga perlu berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi terdiri dari
komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, komunikasi massa, dan komunikasi interkultural. Komunikasi yang dilakukan dengan
juga pasti tidak akan selalu berjalan lancar, terdapat berbagai hambatan yang mengharuskan pihak
yang berkomunikasi mengondisikannya. Hambatan dalam berkomunikasi dapat berasal dari
pengirim pesan, penerima pesan, lingkungan sekitar, maupun dari pesan itu sendiri.
B. Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca baik di masa yang
sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam makalah ini, karena penulis pun masih dalam tahap pembelajaran. Penulis
memohon kritik dan saran kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alo Lilieri. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arianto, A. 2013. Komunikasi Kesehatan (Komunikasi Antara Dokter Dan Pasien)
Bensley, J., R., dan Brookins-Fisher, J. (2009). Metode Pendidikan KesehataN Masyarakat.
Jakarta: EGC
http://akperrspad.ac.id/berita-36/apa-itu-metoda-sbar-.html

Anda mungkin juga menyukai