Anda di halaman 1dari 7

KEMAS 7 (1) (2011) 7-13

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

SIKAP KERJA DUDUK TERHADAP CUMULATIVE TRAUMA DISORDER

Yulita Rahmawati, Sugiharto

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Permasalahan yang diteliti adalah adakah hubungan antara sikap kerja duduk
Diterima 3 Maret 2011
dengan kejadian Cumulative Trauma Disorder (CTD) pada pekerja bagian
Disetujui 6 April 2011
Dipublikasikan Juli 2011 pengamplasan di PT. Geromar Jepara. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui hubungan antara sikap kerja duduk dengan kejadian CTD pada
Keywords: pekerja bagian pengamplasan. Metode penelitian ini bersifat explanatory
Working posture to sit;
dengan menggunakan pendekatan belah lintang. Populasi dalam penelitian ini
Cumulative trauma disorder;
Explanatory research. adalah pekerja bagian pengamplasan sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan
sampel dengan cara total yaitu sebanyak 30 orang. Instrumen dalam penelitian
ini berupa kuesioner Nordic Body Map serta pengukuran antropometri dan
alat kerja. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan
uji chi square dengan α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
antara sikap kerja duduk dengan kejadian CTD (p=0.01) pada pekerja bagian
pengamplasan di PT. Geromar Jepara. Simpulan penelitian adalah ada hubungan
antara sikap kerja duduk dengan kejadian Cumulative Trauma Disorder (CTD).
WORKING POSTURES OF SIT WITH THE INCIDENCE OF CUMULATIVE
TRAUMA DISORDER

Abstract
The problem was how to determine relationship between working posture of sit with
the incidence of Cumulative Trauma Disorder (CTD) at sanding workers in the
Geromar Co.Ltd. Jepara. The purpose of this research was to determine relationship
between working posture of sit with the incidence of Cumulative Trauma Disorder
(CTD) at sanding workers. The type of research was the explanatory research with
cross sectional approach. The population in this study were sanding workers as
many as 30 people. The samples were taken by total technique as many as 30
peoples. Instruments in this study were questionnaire Nordic Body Map and
anthropometric measurements and working tools. Data analysis was performed
with univariate and bivariate (using chi square tests with α=0.05). Based on chi
square test analysis, there was a relationship between working posture of sit with
the incidence of CTD (p=0.01) at sanding workers in Geromar Co. Ltd. Jepara.
The conclusion, there was a relationship between working posture to sit with the
incidence of CTD.

© 2011 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Gedung F1, Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Email: yulita@yahoo.com
Yulita Rahmawati & Sugiharto / KEMAS 7 (1) (2011) 7-13

Pendahuluan aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan


terhambat karena munculnya gejala kelelahan
Pembangunan industri dapat berdampak tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja se-
positif bagi kekuatan ekonomi nasional yang cara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat
ditandai dengan semakin berkembangnya ber- dan merasa ngantuk (Finklestein and Solomon,
bagai jenis industri yang beranekaragam jenis 2009).
produk. Keadaan ini membuat lapangan peker- Menurut Suryana (2001) seorang pekerja
jaan yang semakin luas dan diharapkan ke- bila bekerja tidak pada posisi ergonomik akan
sejahteraan bagi para pekerja dan keluarganya cepat merasa lelah, sering mengeluh sakit leher,
dapat meningkat. Dalam rangka peningkatan sakit pinggang, rasa semutan, pegal di lengan
kesehatan kerja khususnya bagi pekerja sektor dan tungkai serta gangguan kesehatan lainnya.
informal, Departemen Kesehatan sebagai ins- Cumulative trauma disorder (CTD) da-
tansi pemerintah yang berkewajiban membina pat diterjemahkan sebagai kerusakan trauma
kesehatan masyarakat khususnya pekerja sektor kumulatif. Penyakit ini timbul karena ter-
informal menyusun petunjuk praktis tentang kumpulnya kerusakan-kerusakan kecil akibat
bagaimana cara bekerja secara baik dan benar trauma berulang yang membentuk kerusakan
menurut kaidah kesehatan untuk berbagai jenis yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit.
pekerjaan pada aneka ragam industri kecil. Hal ini sebagai akibat penumpukan cedera ke-
Kondisi lingkungan kerja misalnya pa- cil yang setiap kali tidak sembuh total dalam
nas, bising, debu, zat kimia, dapat merupakan jangka waktu tertentu yang bisa pendek dan
beban tambahan terhadap pekerja. Beban tam- bisa lama, tergantung dari berat ringannya
bahan tersebut secara sendiri-sendiri maupun trauma setiap hari, yang diekspresikan sebagai
bersama-sama dapat menimbulkan gangguan rasa nyeri, kesemutan, pembengkakan dan ge-
atau penyakit akibat kerja. Gangguan kesehatan jala lainnya. Gejala CTD biasanya muncul pada
pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang jenis pekerjaan yang monoton, sikap kerja yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak alamiah, penggunaan atau pengerahan
tidak berhubungan dengan pekerjaan (Hastuti, otot yang melebihi kemampuannya (Alexander,
2010 ; Wahlstrom, 2005). Setiap tenaga kerja 2007; Morse, 2005 ; Sugiharto, 2010).
memiliki kemampuan tersendiri dalam hubu- Sikap tubuh yang tidak alamiah pada
ngannya dengan beban kerja. Mungkin dianta- saat bekerja (misalnya pada saat memegang
ra mereka lebih cocok untuk beban fisik, atau handtool), frekuensi ketika melakukan gera-
mental, atau sosial. Namun sebagai persamaan kan dengan sikap yang tidak alamiah dan du-
yang umum, mereka hanya mampu memikul rasi waktu pada saat bekerja dengan posisi yang
beban sampai suatu berat tertentu. Bahkan ada tidak alamiah merupakan faktor resiko ter-
beban yang dirasa optimal bagi seseorang. jadinya keluhan pada tangan. Menurut Suryana
Produktivitas tenaga kerja di perusa- (2001), seorang pekerja bila bekerja tidak pada
haan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor posisi ergonomik akan cepat merasa lelah, se-
yang bersifat langsung maupun tidak langsung ring mengeluh sakit leher, sakit pinggang, rasa
(Audenaert et.al., 2009). Tingkat kebugaran semutan, pegal-pegal di lengan dan tungkai
fisik tenaga kerja berpengaruh terhadap kondi- serta gangguan kesehatan lainnya.
si psikisnya, demikian pula sebaliknya (Burke Perusahaan yang menjadi obyek adalah
and Peper, 2002). Kelelahan akibat tidak er- PT. Geromar Jepara yang pekerjanya kurang
gonomisnya kondisi sarana, prasarana, dan lebih 75 pekerja. Perusahaan tersebut mem-
lingkungan kerja merupakan faktor dominan punyai beberapa bagian kerja yaitu bagian
bagi rendahnya produktivitas kerja. Suasana pengamplasan, pengecatan, pembungkusan,
kerja yang tidak ditunjang oleh kondisi ling- finishing, dan servis. Bagian pengamplasan
kungan kerja yang sehat, nyaman dan aman merupakan pekerjaan memperhalus barang
akan memicu timbulnya kelelahan pada tenaga seperti meja dan kursi agar menjadi lebih halus.
kerja. Pekerjaan tersebut mengharuskan para pekerja
Gejala utama kelelahan umum adalah melakukan pekerjaan dengan berdiri, duduk,
suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa maupun jongkok tergantung dari barang yang

8
Yulita Rahmawati & Sugiharto / KEMAS 7 (1) (2011) 7-13

akan diamplas. Sehingga sikap kerja seperti itu hat Tabel 2).
memungkinkan para pekerja untuk terkena pe-
nyakit akibat kerja. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik-
Berdasarkan hasil observasi awal ter- Sampel
dapat 33,33% pekerja cepat merasa lelah, rasa Karakteristik n %
semutan dan pegal-pegal di lengan dan tungkai Umur (Tahun)
dan gangguan kesehatan lainnya. Keluhan ter-
20-24 8 26,67
sebut dapat mengakibatkan kerusakan trauma
kumulatif pada pekerja yang disebut CTD. 25-29 4 13,33
30-34 2 6,67
Metode 35-39 3 10,00
40-44 5 16,67
Jenis penelitian yang digunakan adalah
explanatory research (penelitian penjelasan) 45-49 7 23,33
dengan menggunakan pendekatan belah lin- 50-54 1 3,33
tang. Populasi dari penelitian ini adalah semua Jumlah 30 100,00
tenaga kerja bagian pengamplasan. Adapun Masa Kerja (Tahun)
jumlah populasi yaitu 30 tenaga kerja. Oleh 2-6 13 43,33
karena jumlah populasi di tempat penelitian
7-11 11 36,67
(pekerj bagian pengamplasan di PT. Geromar
Jepara) terbatas maka diputuskan dalam pene- 12-16 6 20,00
litian menggunakan seluruh populasi sebagai Jumlah 30 100,00
sampel.
Variabel bebas adalah sikap kerja duduk,
sedangkan variabel terikatnya adalah kejadian Pemeriksaan rata-rata antropometri
CTD (Comulative Trauma Disorder). sampel didapat lebar pinggul 38,50 cm, pan-
jang lengan 70,00 cm, Tinggi siku duduk 24,50
Hasil dan Pembahasan cm, panjang lekuk lutut 49,25 cm dan panjang
tungkai bawah 36,75 cm. Rata-rata dimensi
Hasil penelitian didapat distribusi karak- produk kerja yaitu tinggi produk kerja 86,50
teristik sampel, dengan umur terbanyak pada cm dan lebar produk kerja 55,50 cm.
20-24 tahun (26,67%) dan paling sedikit pada Kursi yang digunakan sampel yaitu kursi
umur 50-54 tahun ( 3,33%) seperti yang ter- kayu tanpa sandaran pinggang dan tangan.
lihat pada Tabel 1. Hasil pengukuran kursi kerja bagian pengam-
Pemeriksaan rata-rata antropometri plasan terdiri tinggi 15 cm, panjang alas 21 cm
sampel didapat lebar pinggul 38,50 cm, pan- dan lebar kursi 36 cm.
jang lengan 70,00 cm, Tinggi siku duduk 24,50 Berdasarakan hasil pengukuran tersebut,
cm, panjang lekuk lutut 49,25 cm dan panjang maka didapat distribusi kesesuaian antropo-
tungkai bawah 36,75 cm. Rata-rata dimensi metri dengan alat kerja, dengan ketidaksesuai-
produk kerja yaitu tinggi produk kerja 86,50 an yang tertinggi (100%) pada tinggi produk
cm dan lebar produk kerja 55,50 cm. kerja dengan tinggi diku duduk dan tinggi kur-
Kursi yang digunakan sampel yaitu kursi si (lihat Tabel 2). Berdasarkan penilaian terse-
kayu tanpa sandaran pinggang dan tangan. but juga dapat disimpulkan sikap kerja duduk
Hasil pengukuran kursi kerja bagian pengam- tidak ergonomis sebesar 56,67% dan ergonomis
plasan terdiri tinggi 15 cm, panjang alas 21 cm 43,37% dengan kejadian CTD 60% dan tidak
dan lebar kursi 36 cm. CTD 40%. Keluhan CTD sangat bervariasi teta-
Berdasarakan hasil pengukuran tersebut, pi yang paling banyak tidak ada keluhan terda-
maka didapat distribusi kesesuaian antropo- pat pada daerah siku dan keluhan terbanyak
metri dengan alat kerja, dengan ketidaksesuian dengan tingkat keluhan sakit sekali pada derah
yang tertinggi (100%) pada tinggi produk kerja pinggul ke belakangdan telapak tangan bagian
dengan tinggi diku duduk dan tinggi kursi ( li- belakang (lihat Tabel 3).

9
Yulita Rahmawati & Sugiharto / KEMAS 7 (1) (2011) 7-13

Tabel 2. Distribusi Kesesuaian Antropometri Sampel dengan Alat Kerja

Sesuai Tidak Sesuai


Kriteria
n % n %
Tinggi kursi dengan panjang tungkai bawah 12 40,00 18 60,00
Panjang alas kursi dengan panjang lekuk lutut 11 36,67 19 63,33
Lebar kursi dengan lebar pinggul 17 56,67 13 43,33
Tinggi produk kerja dengan tinggi siku duduk dan tinggi kursi 0 0,00 30 100,00
Lebar produk kerja dengan panjang lengan 30 100,00 0 0,00

Tabel 3. Distribusi Jenis Keluhan Kejadian CTD pada Sampel


Tingkat Keluhan
Jenis Keluhan Tidak Sakit Agak Sakit Sakit Sakit Sekali
n % n % n % n %
Leher bagian atas 9 30,00 6 20,00 12 40,00 3 10,00
Leher bagian bawah 10 33,33 3 10,00 16 53,33 1 3,33
Bahu kiri 4 13,33 7 23,33 17 56,67 2 6,67
Bahu kanan 3 10,00 4 13,33 19 63,33 4 13,33
Lengan atas bagian kiri 9 30,00 7 23,33 13 43,33 1 3,33
Bagian punggung 5 16,67 2 6,67 18 60,00 5 16,67
Lengan atas bagian kanan 5 16,67 9 30,00 13 43,33 3 10,00
Daerah pinggang ke belakang 4 13,33 4 13,33 13 43,33 9 30,00
Daerah pinggul ke belakang 8 26,67 6 20,00 9 30,00 7 23,33
Daerah pantat 9 30,00 7 23,33 8 26,67 6 20,00
Siku kiri 18 60,00 9 30,00 2 6,67 1 3,33
Siku kanan 17 56,67 10 33,33 2 6,67 1 3,33
Lengan bawah bagian kiri 11 36,67 12 40,00 7 23,33 0 0,00
Lengan bawah bagian kanan 10 33,33 11 36,67 8 26,67 1 3,33
Pergelangan tangan kiri 9 30,00 8 26,67 13 43,33 0 0,00
Pergelangan tangan kanan 8 26,67 6 20,00 14 46,67 2 6,67
Telapak tangan bagian kiri 13 43,33 5 16,67 12 40,00 0 0,00
Telapak tangan bagian kanan 13 43,33 3 10,00 5 16,67 9 30,00
Paha kiri 5 16,67 12 40,00 12 40,00 1 3,33
Paha kanan 5 16,67 11 36,67 13 43,33 1 3,33
Lutut kiri 10 33,33 12 40,00 7 23,33 1 3,33
Lutut kanan 10 33,33 12 40,00 7 23,33 1 3,33
Betis kiri 8 26,67 7 23,33 11 36,67 4 13,33
Betis kanan 8 26,67 8 26,67 10 33,33 4 13,33
Pergelangan kaki kiri 9 30,00 15 50,00 5 16,67 1 3,33
Pergelangan kaki kanan 9 30,00 15 50,00 4 13,33 2 6,67
Telapak kaki kiri 10 33,33 5 16,67 13 43,33 2 6,67
Telapak kaki kanan 11 36,67 3 10,00 13 43,33 3 10,00

10
Yulita Rahmawati & Sugiharto / KEMAS 7 (1) (2011) 7-13

Pergelangan tangan merupakan area diban-dingkan dengan saat berdiri ataupun


penting untuk terjadinya gerakan tangan. Si- berbaring. Jika tekanan tersebut sekitar 100%,
kap tubuh yang tidak alamiah pada saat bekerja maka cara duduk yang tegang atau kaku (erect
(misalnya pada saat memegang handtool), fre- posture) dapat menyebabkan tekanan tersebut
kuensi ketika melakukan gerakan dengan sikap mencapai 140% dan cara duduk yang dilakukan
yang tidak alamiah dan durasi waktu pada saat dengan membungkuk ke depan menyebabkan
bekerja dengan posisi yang tidak alamiah me- tekanan tersebut sampai 190%. Sikap duduk
rupakan faktor resiko terjadinya keluhan pada yang tegang lebih banyak memerlukan aktivi-
tangan. Seorang pekerja bila bekerja tidak pada tas otot atau urat saraf belakang dari pada sikap
posisi ergonomik akan cepat merasa lelah, se- duduk yang condong ke depan. Pada pekerjaan
ring mengeluh sakit leher, sakit pinggang, rasa yang dilakukan dengan posisi duduk, tempat
semutan, pegal-pegal di lengan dan tungkai duduk yang dipakai harus memungkinkan
serta gangguan kesehatan lainnya (Suryana, untuk meakukan variasi perubahan posisi.
2001). Ukuran tempat duduk disesuaikan dengan di-
Berdasarkan hasil penelitian menunjuk- mensi ukuran antropometri pemakainya. Jika
kan bahwa sikap kerja duduk berhubungan landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang
dengan kejadian CTD (p=0,01). Kejadian CTD akan membungkuk ke depan, dan jika terlalu
dalam penelitian ini menunjukkan tingkat dan tinggi, bahu akan terangkat dari posisi rileks,
jenis keluhan yang dirasakan oleh pekerja ba- sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi
gian pengamplasan diharapkan dengan sikap tidak nyaman (Tarwaka, 2009).
kerja duduk yang baik menjadi dasar bagi Penggunaan alat-alat yang menekan ta-
pekerja untuk mengurangi risiko kejadian jam ke telapak tangan dan menimbulkan iri-
CTD, sehingga berdampak pada tingkat dan tasi pada tendon bisa menyebabkan terjadinya
jenis keluhan pekerja. CTD. Cara memegang alat atau benda dengan
Hasil pengukuran dan analisis kesesuai- menekankan jari-jari ke ibu jari atau membawa
an antara antropometri pekerja dengan alat benda dengan posisi pegangan pada titik yang
kerja diketahui bahwa 17 sampel (56,67%) be- jauh dari pusat gravitasinya juga bisa menim-
kerja dengan sikap kerja duduk tidak ergono- bulkan CTD. Salah satu dampak negatif yang
mis dan 13 sampel (43,33%) bekerja dengan si- disebabkan oleh ketidaksesuaian mesin de-
kap kerja duduk ergonomis. Kondisi seperti ini ngan operatornya adalah terjadinya cedera otot
berpengaruh terhadap menurunnya efisiensi rangka akibat sikap tubuh yang dipaksakan
dan efektifitas kerja. atau tidak alamiah pada saat bekerja. Cedera
Keluhan-keluhan nyeri pada bahu otot dan rangka terjadi pada semua jenis peker-
kanan, bahu kiri, pinggang, punggung, lengan jaan. Sikap kerja yang tidak sesuai dengan an-
atas bagian kanan, paha kiri dan paha kanan tropometri dan dipaksakan merupakan salah
merupakan indikator ketidaksesuaian sarana satu penyebab umum CTD. Sikap tubuh yang
kerja dengan pemakai. Nyeri pada pinggang buruk dalam bekerja baik dalam posisi duduk
dapat terjadi karena adanya siksa paksa aki- maupun berdiri akan meningkatkan risiko ter-
bat penggunaan sarana kerja yang terlalu pen- jadinya CTD. Posisi-posisi tubuh yang ekstrim
dek atau terlalu tinggi. Jika pekerja terpaksa akan meningkatkan tekanan pada otot, tendon,
harus duduk dengan kaki agak menekuk dalam dan syaraf.
jangka waktu yang lama, mereka akan mera- Berdasarkan pengisian kuesioner Nor-
sakan nyeri di bagian paha dan betis. Hal ini dic Body Map menunjukkan 18 sampel (60%)
mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat mengalami kejadian CTD dan tidak mengalami
banyak kesalahan atau mengalami CTD. Si- kejadian CTD sebanyak 12 sampel (40%). CTD
kap kerja duduk yang tidak ergonomis dapat dapat diterjemahkan sebagai kerusakan trau-
menjelaskan bahwa sampel belum mempu- ma kumulatif. Penyakit ini timbul karena ter-
nyai sikap kerja yang baik. Sikap duduk yang kumpulnya kerusakan-kerusakan kecil akibat
keliru merupakan penyebab adanya masalah- trauma berulang yang membentuk kerusakan
masalah punggung. Tekanan pada bagian tu- yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit
lang belakang akan meningkat pada saat duduk pada bahu kanan, bahu kiri, pinggang, pung-

11
Yulita Rahmawati & Sugiharto / KEMAS 7 (1) (2011) 7-13

gung, lengan atas bagian kanan, paha kiri dan Penutup


paha kanan. Hal ini sebagai akibat penumpu-
kan cedera kecil yang setiap kali tidak sembuh Terdapat hubungan antara sikap kerja
total dalam jangka waktu tertentu yang bisa duduk dengan kejadian CTD pada pekerja ba-
pendek dan bisa lama, tergantung dari berat gian pengamplasan PT. Geromar Jepara. Semua
ringannya trauma setiap hari, yang diekspresi- pekerjaan mengamplas hendaknya dilakukan
kan sebagai rasa nyeri, kesemutan, pembeng- dalam sikap duduk dan diselingi dengan sikap
kakan dan gejala lainnya (Budiono dkk., 2003). berdiri waktu mengambil amplas serta tiap satu
Menurut Fitrihana (2008) keluhan muskulos- jam sekali istirahat beberapa menit dari peker-
keletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal jaan mengamplas. Hendaknya digunakan kursi
dan lainnya pada sistem otot (muskuloskeletal) kerja sesuai norma ergonomi yang disesuaikan
seperti tendon, pembuluh darah, sendi, tulang, dengan ukuran antropometri rata-rata pekerja
syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivi- yaitu kursi kerja dibuat lebih tinggi tetapi tetap
tas kerja. Keluhan muskuloskeletal sering juga menyesuaikan dengan produk kerja dan alas
dinamakan CTD. kursi diberi bantalan. Perlu penelitian lebih
Penyebab timbulnya trauma pada jari- lanjut untuk mengetahui permasalahan yang
ngan tubuh antara lain, over exertion meru- berkaitan dengan faktor yang berhubungan
pakan pekerjaan yang terlalu berat seperti dengan CTD.
mengangkat, menaikkan, menarik benda atau Atas terlaksananya penelitian ini, peneli-
material yang dilakukan diluar batas kemam- ti mengucapkan terimakasih kepada pimpinan
puan. Over stretching merupakan pekerjaan PT Geromar Jepara atas ijin dan fasilitasi yang
yang membuat tugas leher menjadi semakin diberikan, ucapan terimaksih juga disampai-
sulit dengan terulur berlebihan dapat me- kan kepada pekerja bagian pengamplasan PT
nyebabkan nyeri pada leher. Over compressor Geromar Jepara, khususnya yang terlibat pada
merupakan pekerjaan yang menggunakan te- penelitian ini.
kanan lebih. Ada beberapa faktor risiko un-
tuk terjadinya CTD, yaitu terdapat postur atau Daftar Pustaka
sikap tubuh yang janggal, gaya yang melebihi
kemampuan jaringan, lamanya waktu pada saat Alexander C., Mc Farlane and Richard A. 2007. Post-
melakukan posisi janggal, dan frekuensi siklus Traumatic Stress Disorder in Occupational
Settings: Anticipating and Managing The
gerakan dengan postur janggal permenit. Ge-
Risk. Occup Med, 57 (6) : 404-410
jala CTD biasanya muncul pada jenis pekerjaan Audenaert, A., et.al. 2009. Evaluation, and
yang monoton, sikap kerja yang tidak alamiah, Economic Impact Analysis of Different
penggunaan atau pengerahan otot yang mele- Treatment Options for Ankle Distortions
bihi kemampuannya. Pekerjaan yang memer- in Occupational Accidents. Journal of
lukan kekuatan besar dari lengan dan perge- Evaluation in Clinical Practice, 16 (2010):
langan tangan memiliki kemungkinan besar 933–939
untuk mengalami CTD. Burke, A. and Peper, E. 2002. Cumulative Trauma
Gerakan lengan dan tangan yang dilaku- Disorder Risk for Children Using Computer
kan secara berulang-ulang terutama pada saat Products: Results of A Pilot Investigation
with A Student Convenience Sample. Public
bekerja mempunyai risiko bahaya yang tinggi
Health Reports, 117
terhadap timbulnya CTD. Tingkat risiko akan Finklestein, M. and Solomon, Z. 2009. Cumulative
bertambah jika pekerjaan dilakukan dengan Trauma, PTSD, and Dissociation. Trauma &
tenaga besar, dalam waktu yang sangat cepat Dissociation, 10 (1): 1–31
dan waktu pemulihan kurang. Sehingga hasil Fitrihana, N. 2008. Cumulative Trauma Disorders
penelitian ini menggambarkan bahwa dengan (CTDs), http://konsul hiperkes.wordpress.
sikap kerja duduk yang kurang baik mengaki- com/2008/12/31/cumulative-trauma-
batkan kejadian CTD. disorders-ctds, diakses pada tanggal 21 April

12
Yulita Rahmawati & Sugiharto / KEMAS 7 (1) (2011) 7-13

2010 Suryana. 2001. Pedoman Teknologi Tepat Guna


Hastuti, Rina Puji., Sugiharto. 2010. Hubungan Ergonomic bagi Sector Informal. Jakarta: De-
Antara Sikap Kerja Duduk Dengan Gejala pkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Comulative Trauma Disorders. Jurnal Masyarakat
Kemas, 6 (1) : 8 - 15 Tarwaka. 2009. Kuesioner Nordic Body Map, http://
Morse, PhD Tim. 2005. Trends in work-related safelindo. blogspot.com/2009/02/ kuesioner-
musculoskeletal disorder reports by year, nordic-body-map.html, diakses pada tanggal
type, and industrial sector: A capture- 17 Mei 2010
recapture analysis. American Journal of Wahlstrom, Jens. 2005. Ergonomics, Musculoskeletal
Industrial Medicine, 48(1): 40–49 Disorders and Computer Work. Occup Med,
55(3):168-176

13

Anda mungkin juga menyukai