Oleh:
Nurul Mukhlisa
(Pascasarjana Ilmu Farmasi 2019)
LATAR BELAKANG
Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak
menular (PTM) (63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang
disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari
(Kemenkes, 2013). Prevalensi Penyakit Tidak Menular pada tahun 2018 mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal
kedua kematian pada wanita di Amerika Serika dan Taiwan. (Siegel RL, et al., 2016).
100.000 wanita di Indonesia mengidap kanker payudara. Lebih dari 80% kasus kanker
payudara ditemukan pada stadium lanjut sehingga sulit ditangani. (Kemenkes RI,
2014). Kanker payudara adalah kanker invasive yang paling umum pada wanita di
seluruh dunia. Sekitar 32% dari kanker didiagnosis pada pasien wanita adalah kanker
menerima kemoterapi, upaya saat ini terhadap pengembangan obat antikanker dan
penelitian menantikan penemuan obat obat dengan kemanjuran yang tinggi dan efek
samping yang kecil. Senyawa bioaktif dari bahan alam menjadi perhatian khusus (Kuo,
et al., 2019) Oleh karena itu, terapi terbaik dibutuhkan unuk meningkatkan kualitas
hidup dan mencegah kematian dari pasien kanker payudara (Wulandari, et al., 2018)
spectrum luas. Obat ini sering digunakan dalam terapi kanker. Namun, penggunaan
dari doxorubicin dibatasu karena bisa menyebabkan efek toksik pada sel normal, efek
toksi pada jantung hingga menyebabkan gagal jantung (Ferreira, et al., 2008),
hepatotoksik (El Sayyad, et al., 2009) dan kemoresisten (Riganti, et al., 2009) sehingga
pengobatan menjadi kurang efektif. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah agen co –
Zingiberaceae adalah satu dari spisies family yang paling sering digunakan dan telah
dilaporkan mempunyai berbagai senyawa bioaktif, termasuk antitumor, antibiotic dan
anti inflamasi (Wang,et al., 2013). Kunir Mangga (Curcuma mangga) merupakan
menunjukkan bahwa kunir mangga secara in vitro ekstrak kasar (perasan) C. mangga
1999).
menjadi nick circular dan menjadi efek sitotoksik terhadap sel kanker Hela-S3 dan Raji
(Astuti, 2001), demikian juga metabolit sekunder hasil isolasi ekstrak meranolnya
(Budiman, 2001) dan minyak atsirinya (Nurkhasanah, 2002). Lebih lanjut lagi,
penelitian yang dilakukan oleh Nurkhasanah dkk, 2002 yang menganalisa kandungan
minyak atsiri yang terdapat pada C. mangga antara lain p-felandren, B-mirsen,
et al., 2004).
pada sel Raji dan HeLa dengan menggunakan pelarut etanol. Rencana penelitian ini
menyebabakan apoptosis pada Thymocytes, Hepatocytes dan sel kanker (Lennon et al.,
1991).
Pelarut yang digunakan dalam uji sitotoksisitas pada penelitian ini adalah
Polietilen Glikol (PEG). Roos et al (1983) melaporkan PEG sering digunakan dalam
proses fusi sel, sehingga hal ini menunjukkan bahwa PEG tidak bersifat toksik
terhadap sel. PEG juga digunakan dalam proses fusi sel dalam pembuatan antibodo
tersebut maka pada penelitian ini PEG digunakan sebagai pelarut dalam uji
sitotoksisitas.
senyawa akntikanker dari doxorubicin, rimpang kunir mangga ekstrak etanol dan
acridine. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan bukti ilmiah C. mangga dalam
kanker payudara.
RUMUSAN MASALAH
Curcuma
mangga