Written by
M. Afifah
Draft 4
MULTIMEDIA B – 6
FADE IN.
RAINA
Halo.
RAINA(V.O.)
WINATA
Capek ya nungguin dari tadi?
RAINA
(menggelengkan kepala)
Nggak.
FLASHBACK END
CUT TO:
GINAR
Kok bisa?
WINATA
Kamu nggak akan pernah punya
pilihan soal cinta.
Ginar hanya menatap Winata.
WINATA (CONT’D)
Kamu gak akan bisa memilih.
WINATA
Dulu, jauh sebelum saya memulai
hubungan dengan Raina, saya
tahu bahwa hubungan kami gak
akan berhasil. Saya tahu bahwa
pada akhirnya kami harus
berpisah.
WINATA(CONT’D)
Saya tahu saya dan Raina gak
akan bisa bersama. Saya tahu
betul soal itu.
GINAR
Tapi?
GINAR
Dimana dia sekarang?
GINAR
Kamu gak pernah berhubungan
lagi sama dia?
WINATA
Nggak.
GINAR
Tapi kamu tahu kan kalaupun
suatu saat nanti kamu ketemu
dia lagi, gak akan ada yang
berubah. Masalahnya tetap akan
sama dan akhirnya juga akan
sama.
WINATA(V.O.)
Aku tahu. Aku tahu betul bahwa
aku dan Raina adalah dua orang
yang ditakdirkan menjadi
sepasang rel kereta api yang
lurus yang tak akan pernah
bertemu di tengah. Aku dan
Raina selamanya hanya akan
berjalan di dua sisi yang
berbeda.
CUT TO:
3. INT. DI CAFÉ – SORE
Raina dengan hati-hati berjalan menaiki tangga menuju
lantai dua untuk menemui Ginar.
GINAR
(tersenyum melambai ke Raina yang baru saja
muncul di depan pintu)
RAINA
(menghampiri Ginar) maaf ya agak lama, tadi
masih nyasar.
GINAR
Iya nggak papa. Eh, kenalin
ini temenku, Winata. Win,
kenalin ini Raina.
RAINA
(menoleh dan menyadari bahwa
yang duduk di depannya sekarang
adalah Winata yang dia
rindukan)
WINATA
(menoleh dan terhenyak. Ia lalu
berdiri dan mengulurkan tangan)
Winata.
RAINA
(terdiam agak lama sebelum
menjabat tangan Winata)
Raina.
GINAR
Aku pesen makan dulu ya, kalian duduk aja
dulu.
(Pergi meninggalkan Raina dan Winata)
WINATA
(menghela napas dan kembali
duduk)
RAINA
(terdiam agak lama kemudian
duduk)
Hening.
WINATA
Senang bertemu kamu lagi.
WINATA
Kamu selalu begitu tenang dan
bagiku itu selalu terasa lebih
menyakitkan.
RAINA
(Tetap diam lalu membuang muka)
Hubungan kita udah berakhir,
Win.
WINATA
(menganggukkan kepala)
GINAR
(kembali ke meja dan mengajak
Winata dan Raina mengobrol