Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ade Bagus

Nim : 170320068

Mata Kuliah : Politik Pertanian

REVIEW KEBIJAKAN
KEMENTRIAN PERTANIAN

Pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan akan mengacu


pada Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for Development)
yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi
Pembangunan yang berimbang. Saat ini NAWA CITA atau agenda prioritas
Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan
kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi
kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat.

1. Kebijakan peningkatan swasembada beras dan peningkatan produksi


jagung, kedelai, gula, daging, cabai dan bawang merah.

Semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk akan menimbulkan


semakin bertambahnya pula kebutuhan dan keinginan penduduk tersebut. Apalagi
kebutuhan dasar masyarakat harus tersedia setiap saat. Namun bukan semata mata
untuk menyediakan kebutuhan tersebut namun keamanan dan kecukupan gizi pula
harus diutamakan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Untuk mencapai hal tersebut, maka pemerintah melalui kementrian pertanian akan
mengembangkan lima bahan pokok strategis yakni padi, jagung, kedelai, gula
(tebu) dan daging sapi-kerbau. Dalam kebijakan ini didasari dengan Undang -
Undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, mengamanatkan agar upaya
pemenuhan kebutuhan pangan didalam negeri diutamakan dari produksi domestik.
Untuk membangun ketahanan bahan pangan pokok tersebut, dalam
kebijakan ini perlu dibangunnya prasarana yang efektif dan efisien dari hulu
hingga hilir melalui berbagai tahapan yaitu produksi dan pengolahan,
penyimpanan, transportasi, pemasaran dan distribusi kepada konsumen.
Kemudaian langkah strategis tersebut didukung melalui pementapan ketersediaan
pangan berbasis kemandirian, peningkatan kemudahan dan kemampuan
mengakses pangan, peningkatan kuantitas dan kualitas pangan menunju gizi
seimbang berbasis pada pangan lokal, peningkatan status gizi masyarakat dan
peningkatan mutu keamanan pangan. Jika ketahanan pangan tercapai maka akan
berdampak positif terhadap aktivitas ekonomi.
Oleh sebab itu, pada pembangunan pertanian saat ini di era jokowi ada 9
program NAWA CITA atau agenda prioritas kerja kabinetnya salah satunya untuk
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing internasional agar bangsa
indonesia maju dan bangkit bersama negara Asia lainnya. Kementerian pertanian
telah membuat kebijakan salah satunya upaya khusus padi jagung dan kedelai
(Upsus Pajale) untuk tercapainya swasembada pangan. Hal ini dilakukan agar
dapat memaksimalkan hasil produktivitas di tanaman pangan sehingga dapat
menekan impor secara besar – besaran.
 Kritik

Kita ketahui bahwa dari kebijakan Upsus pajale tidak dapat berjalan
semestinya yang ingin dicapai dalam swasemabada dan ketahanan pangan. Masih
banyak permasalahan yang belum terselesaikan bukan hanya segi dalam untuk
memaksimalkan produktivitas namun dari segi kesadaran diri masyarakat untuk
menanam tanaman pangan yang kurang termotivasi yang disebabkan profit yang
didapatkan tidak memuaskan, lahan yang sempit, dan memperbaiki sistem
birokrasi antara dinas pertanian dan perdagangan yang memihak petani kecil.
Kebanyakan petani indonesia rata – rata memiliki modal yang kurang baik dari
segi materi maupun ilmu pengetahuan.
Kemudian ketersediaan lahan untuk Upsus pajale, sangat disayangkan di
negara indonesia ini masih sangat sedikit untuk lahan tanaman pangan, malah
tanaman perkebunanlah saat ini semakin gencar – gencarnya ditanam seluas –
luasnya karena memiliki segi ekonomi yang lebih menguntungkan dari pada
menanam tanaman pangan. Padahal jika dilihat dari segi manfaat dan keuntungan
dalam pertanian berkelanjutan, malahan tanaman pangan lebih mudah dan tidak
menunggu lama untuk mendapatkan benefit yang lebih dari pada tanaman
perkebunan yang memiliki modal dan waktu yang lama untuk mendapatkan
keuntungan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan pengetahuan petani umumnya
masih belum mengetahui seberapa besar yang akan didapatkan ketika menanam
petani kecil.
Seharusnya jika ingin melakukan kebijakan Upsus pajale ini, pemerintah
terlebih dahulu memperbaiki sistem pemikiran masyarakat umum nya akan
pentingnya tanaman pangan. Selain itu, memperbaiki kordinasi antara
kementerian pertanian dengan perdagangan agar tidaknya importir yang
berlebihan yang dapat menekan petani dalam negeri. Perlu adanya badan hukum
Undang – Undang yang tegas terhadap penyelewengan atas impor yang tidak
sesuai dengan keadaan yang terjadi di petani. Yang katanya melalui perhitungan
secara sistematis memiliki produktivitas yang tinggi suatu komoditi yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beberapa waktu, namun masih saja
mengimpor komoditi tersebut. Hal ini harus ditindak lanjuti sangat serius jangan
sampai masyarakat merasa kecewa dan tidak percaya akan kebijakan pemerintah
kedepannya. Tidak boleh adanya intervensi terhadap negara lain, walaupun ada
suatu komoditi yang tidak dapat diproduksi dan sangat dibutuhkan didalam negeri
yang mengharuskan kita mengimpor komoditi tersebut. Terkadang di saat seperti
itu, negara lain menewarkan dan menekan negara kita untuk harus memenerima
produk tersebut yang seharusnya sudah sangat tercukupi di dalam negeri. Itulah
terkadang impor yang begitu besar suatu komoditi namun komoditi tersebut masih
banyak stok yang berlebih dalam beberapa dekade yang membuat kurangnya
terserap ghabah petani saat ini.

 Saran

Ketika pemerintah ingin membuat kebijakan yang ingin dilaksanakan


dalam keadaan saat ini contohnya masih banyak nya impor yang begitu besar
terutama pada tanaman pangan sehingga dibuatnya kebijakan menuju
swasembada beras dan Upsus Pajale ataupun kebijakan lainnya. Seharusnya
pemerintah harus melihat terlebih dahulu yang paling mendasar apa yang sangat
dibutuhkan khusunya masyarakat petani kecil di beberapa daerah. Jika sudah
maka dijalankan, kalaupun masih banyaknya masalah mendasar maka lebih baik
tidak menjalankan kebijakan tersebut atau membuat kebijakan yang berhubungan
dan sesuai kebutuha masayarakat petani. Setiap daerah memiliki kebutuhan yang
berbeda - beda untuk menunjang dan memajukan pertanian khususnya tanaman
pangan Seperti membuat kebijakan yang mempertimbangkan kebutuhan setiap
daerah ataupun bottom –up. Setiap daerah memiliki topografi dan jenis kesesuain
lahan yang berbeda – beda kecocokan tanaman yang ingin ditanam yang dapat
mempengaruhi hasil produktivitas. jika kebutuhan mendasar untuk melaksanakan
kegiatan usahatani tanaman petani kecil cukup terpenuhi, maka program apapun
maupun kebijakan lainnya dapat terlaksanakan dengan baik

Kemudian untuk lahan pertanian untuk tanaman pangan harus


dioptimalkan. Pemerintah jangan sampai membuat kebijakan suatu program untuk
membuat semakin banyaknya petani. Namun mamaksimalkan petani yang ada
dengan lahan semakin lama semakin sedikit dengan sistem agroindustri.
Kemudian membatasi lahan gambut yang ada dijadikan tanaman perkebunan
dengan kebijakan yang menjurus mementingkan tanaman pangan seperti membuat
Undang – Undang bagi pelanggaran perusahaan yang masih bersikeras menanam
perkebunan sesuai ambang batas per wilayah di daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai