Nim : 170320068
REVIEW KEBIJAKAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
Kita ketahui bahwa dari kebijakan Upsus pajale tidak dapat berjalan
semestinya yang ingin dicapai dalam swasemabada dan ketahanan pangan. Masih
banyak permasalahan yang belum terselesaikan bukan hanya segi dalam untuk
memaksimalkan produktivitas namun dari segi kesadaran diri masyarakat untuk
menanam tanaman pangan yang kurang termotivasi yang disebabkan profit yang
didapatkan tidak memuaskan, lahan yang sempit, dan memperbaiki sistem
birokrasi antara dinas pertanian dan perdagangan yang memihak petani kecil.
Kebanyakan petani indonesia rata – rata memiliki modal yang kurang baik dari
segi materi maupun ilmu pengetahuan.
Kemudian ketersediaan lahan untuk Upsus pajale, sangat disayangkan di
negara indonesia ini masih sangat sedikit untuk lahan tanaman pangan, malah
tanaman perkebunanlah saat ini semakin gencar – gencarnya ditanam seluas –
luasnya karena memiliki segi ekonomi yang lebih menguntungkan dari pada
menanam tanaman pangan. Padahal jika dilihat dari segi manfaat dan keuntungan
dalam pertanian berkelanjutan, malahan tanaman pangan lebih mudah dan tidak
menunggu lama untuk mendapatkan benefit yang lebih dari pada tanaman
perkebunan yang memiliki modal dan waktu yang lama untuk mendapatkan
keuntungan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan pengetahuan petani umumnya
masih belum mengetahui seberapa besar yang akan didapatkan ketika menanam
petani kecil.
Seharusnya jika ingin melakukan kebijakan Upsus pajale ini, pemerintah
terlebih dahulu memperbaiki sistem pemikiran masyarakat umum nya akan
pentingnya tanaman pangan. Selain itu, memperbaiki kordinasi antara
kementerian pertanian dengan perdagangan agar tidaknya importir yang
berlebihan yang dapat menekan petani dalam negeri. Perlu adanya badan hukum
Undang – Undang yang tegas terhadap penyelewengan atas impor yang tidak
sesuai dengan keadaan yang terjadi di petani. Yang katanya melalui perhitungan
secara sistematis memiliki produktivitas yang tinggi suatu komoditi yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beberapa waktu, namun masih saja
mengimpor komoditi tersebut. Hal ini harus ditindak lanjuti sangat serius jangan
sampai masyarakat merasa kecewa dan tidak percaya akan kebijakan pemerintah
kedepannya. Tidak boleh adanya intervensi terhadap negara lain, walaupun ada
suatu komoditi yang tidak dapat diproduksi dan sangat dibutuhkan didalam negeri
yang mengharuskan kita mengimpor komoditi tersebut. Terkadang di saat seperti
itu, negara lain menewarkan dan menekan negara kita untuk harus memenerima
produk tersebut yang seharusnya sudah sangat tercukupi di dalam negeri. Itulah
terkadang impor yang begitu besar suatu komoditi namun komoditi tersebut masih
banyak stok yang berlebih dalam beberapa dekade yang membuat kurangnya
terserap ghabah petani saat ini.
Saran