Kelompok 3
Kelompok 3
PENGUJIAN PENGENDALIAN
Oleh:
Kelas D4 5A
Gede Nanda Priana (1715644013)
Ni Wayan Komala Yanti (1715644019)
Ni Kadek Pritayuni (1715644037)
Ni Putu Dina Hani Saputri (1715644067)
Kelompok Asersi Tujuan Audit terhadap Transaksi Tujuan Audit terhadap Saldo Akun
Keberadaan atau Transaksi manufaktur yang dicatat Sediaan yang dicantumkan dalam
keterjadian mencerminkan bahan baku, tenaga laporan posisi keuangan secara fisik
kerja langsung dan biaya overhead ada pada tanggal laporan posisi
yang dikonsumsi dalam produksi keuangan.
produk selama periode yang diaudit.
Kos produk yang dijual
mencerminkan kos produk yang
dikirimkan kepada customer selama
periode yang diaudit.
C. AUDIT PROSEDUR
Prosedur audit siklus produksi antara lain:
1. Pemahaman Bisnis dan Industri Klien
Sesuai SA 315 yang menyatakan tentang pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalah
penyajian material melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, maka auditor harus
memahami terlebih dahulu bisnis klien termasuk pengendalian internal klien. Hal ini akan
membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien dan membantu auditor dalam membuat
pertimbangan tentang materialitas.
2. Materialitas
Dalam SA 320, dinyatakan bahwa auditor harus menetapkan materialitas pelaksanaan untuk
menilai kesalah penyajian material dan menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan
sesuai yang tercantum dalam SA 330. Angka materialitas ditentukan berdasarkan tingkat risiko dari
masing-masing objek audit, semakin tinggi tingkat risiko akan semakin rendah toleransi terhadap
salah saji (angka materialitasnya semakin kecil). Dalam SA 240 dan SA 200 juga dinyatakan
auditor memiliki tujuan untuk mengidentifikasi dan menilai kesalah penyajian material dalam
laporan keuangan, sehingga angka materialitas sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman
bagi auditor dalam menyikapi salah saji yang ditemukan nantinya.
D. RANCANGAN PROGRAM AUDIT PENGUJIAN PENGENDALIAN TERHADAP
SIKLUS PRODUKSI
1. Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian Transaksi Manufaktur
a. Fungsi Terkait
b. Dokumen
1) Surat order produksi merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen produksi
untuk ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk.
2) Kartu jam kerja merupakan kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang
dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum di dalam surat order produksi.
3) Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, formulir yang digunakan oleh fungsi
produksi untuk meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang
tercantum di dalam surat order produksi.
4) Bukti pengembalian barang ke gudang adalah fomulir yang digunakan oleh fungsi produksi
untuk mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang.
5) Bukti memorial (journal voucher) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan
depresiasi aset tetap berwujud, amortisasi sewa dan aset tidak berwujud, serta pembebanan
biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
6) Bukti kas keluar merupakan dokumen yang digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang
dibayar lewat kas.
7) Laporan produk selesai merupakan laporan yang dibuat oleh fungsi produksi untuk
memberitahukan selesainya produksi pesanan tertentu.
c. Catatan Akuntansi
1) Buku pembantu sediaan
2) Jurnal umum, digunakan untuk mencatat adjustment sediaan berdasarkan data yang
dikumpulkan dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan.
E. COMPLIANCE TEST
Pelajari dan evaluasi internal control atas siklus produksi. Dalam SA 315 tentang
pengidentifikasian dan penilaian risiko salah saji material melalui pemahaman atas entitas dan
lingkungannya, maka auditor terlebih dahulu memahami bisnis klien serta pengendalian
internalnya. Dalam hal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires serta
lakukan tes transaksi (compliance test) atas pembelian dengan menggunakan purchase order
sebagai sampel. Untuk tes transaksi atas pemakaian persediaan (bahan baku) bisa digunakan
material requisition sebagai sampel.
Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan. Jika dari tes transaksi auditor
tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa internal control
atas persediaan berjalan efektif. Karena itu subtantive test atas persediaan bisa dipersempit.
Daftar Pustaka
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 1 Revisi
2009. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 14 Revisi
2008. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Standar Audit (“SA”) 200. Tersedia dalam
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362 diakses pada 7 November 2019
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Standar Audit (“SA”) 240. Tersedia dalam
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362 diakses pada 7 November 2019
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Standar Audit (“SA”) 315. Tersedia dalam
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362 diakses pada 7 November 2019
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Standar Audit (“SA”) 320. Tersedia dalam
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362 diakses pada 7 November 2019
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Standar Audit (“SA”) 330. Tersedia dalam
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362 diakses pada 7 November 2019
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Standar Audit (“SA”) 500. Tersedia dalam
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362 diakses pada 12 November 2019
Musrhafa, Afif. 2016. Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus Produksi. Tersedia dalam
https://id.scribd.com/document/331342436 diakses pada 7 November 2019