Anda di halaman 1dari 165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI

KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Nama : Riyan Andika Jaya

NIM : 121414103

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO & PERSEMBAHAN

“LAMUNE TEMEN BAKAL TINEMU”

Dengan penuh syukur, karya ini ku persembahkan kepada orang-orang terkasih

yang selalu ada dan selalu menjadi semangat hidupku. Semoga karya ini menjadi

simbol bakti dan hormatku.

Tuhan Yesus Kristus.

Ibu Valentina Erna Sumarni.

Bapak Agung Suryatmaja.

Kakek Darmo Suwito.

Nenek Ngadikem.

Claudia Adelina Prasetyo.

Saudaraku dan Sahabatku.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENDIDIKAN KARAKTER PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 10

YOGYAKARTA”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hongkie Julie, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika dan dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan

meluangkan waktu memberikan pengarahan dan dengan penuh sabar

membimbing penulis menyusun skripsi.

2. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Basuki, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di

SMA Negeri 10 Yogyakarta.

4. Ibu Dra. Siti Fatimah, selaku guru matematika yang telah membantu dan

memberikan pengarahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di

SMA Negeri 10 Yogyakarta.

5. Siswa-Siswi kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016

yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Seluruh keluargaku, kedua orangtuaku Ibu Valentina Erna Sumarni dan

Bapak Agung Suryatmaja, serta kakek nenekku Bapak Darmo Suwito dan

Ibu Ngadikem, terima kasih atas doa, semangat, dukungan materiil dan

dukungan moral yang telah diberikan selama ini.

7. Claudia Adelina Prasetyo, terimakasih telah memberikan doa,

mendampingi dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi.

8. Sahabatku Nico, Anton, Agyl, Isman Badak, Dika, Catur, Dica Dedis, serta

teman-teman Kos Dero yang lain, serta teman-teman Pendidikan

Matematika 2012, untuk segala bantuan, semangat, motivasi, dukungan,

doa, fasilitas dan akomodasi yang telah diberikan selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Riyan Andika Jaya. 121414103. 2016. “Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran


Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.”
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui bagaimana keterlaksanaan
penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA
Negeri 10 Yogyakarta; 2) Mengetahui bagaimana pendidikan karakter diterapkan
dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta; 3)
Mengetahui proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran Matematika
kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Responden meliputi kepala sekolah, wakasek
kurikulum, guru mata pelajaran Matematika, serta siswa kelas X.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, serta dokumentasi. Metode
validasi data dengan validitas menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada
nilai-nilai 1) Religius, 2) Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6)
Jujur, 7) Menghargai, 8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri. Pendidikan
karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta
diterapkan dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang
telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Integrasi
pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran Matematika di SMA Negeri 10
Yogyakarta dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran.
Kata kunci: Matematika, pendidikan karakter, proses pembelajaran.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Jaya, Riyan Andika. 121414103. 2016. “Character Education on Mathematics


Learning Process at Ten Grade Student of SMAN 10 Yogyakarta.”
The aims of this research are for: 1) understanding the character values which are
impleme ted on Mathematics learning process; 2) understanding how character
education on Mathematics learning process is implemented; and 3) understanding
the process of character education that is integrated with mathematics learning
process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta. The respondents of this
research are consists of the school's principal, the school's chief principal, the
mathematics teacher, and also the ten grade students.
This research is qualitative descriptive research. The methods of data collection
are observation, interview, and documentation. The method of data validation is
source triangulation.
The results shows that there are some character values which are implanted on
mathematics lerning process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta. There
are 1) Religious, 2) Discipline, 3) Responsibility, 4) Careful, 5) Creative, 6)
Honest, 7) Respect, 8) Curiousity, and 9) Confidence. Character education on
mathematics learning process at ten grade students of SMA N 10 Yogyakarta is
implemented by integrating the content of character education curriculum. It had
been formulated on learning process especialy on RPP. ahe integration of character
education on mathematics learning process at ten grade students of SMAN10
Yogyakarta is started from the planning process, implementation process, and
evaluation of learning process.
Keywords: Mathematics, character education, learning process.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PESETUJUAN .................................. Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN................................iError! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................... Error! Bookmark not defined.v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............. Error! Bookmark not


defined.

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ............. Error! Bookmark not


defined.

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

ABSTRAK .............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9

E. Batasan Istilah ............................................................................................. 10

BAB II .................................................................................................................... 12

LANDASAN TEORI ............................................................................................. 12

A. Hakikat Karakter dan Pendidikan karakter ................................................. 12

1. Definisi Pendidikan Karakter .................................................................. 12

2. Tujuan Pendidikan Karakter .................................................................... 13

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .............................................................. 14

4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ....................................................... 17

5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter .......................................... 19

6. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter .............. 21

B. Konsep Pembelajaran .................................................................................. 22

1. Pengertian Pembelajaran ......................................................................... 22

2. Komponen Pembelajaran ........................................................................ 23

C. Pembelajaran Matematika ........................................................................... 26

1. Pengertian Pembelajaran Matematika ..................................................... 26

2. Proses Pembelajaran Matematika ............................................................ 27

D. Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika..................... 31

1. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika


31

2. Proses Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika ............... 33

E. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 36

F. Hasil-hasil Penelitian Lain yang Relevan ................................................... 38

BAB III .................................................................................................................. 41

METODE PENELITIAN ....................................................................................... 41

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 41

B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 41

C. Subjek Penelitian......................................................................................... 42

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 42

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42

F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 43

G. Keabsahan Data ........................................................................................... 48


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

H. Tekhnik Analisis Data ................................................................................. 49

BAB IV .................................................................................................................. 51

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 51

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 51

1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran


Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ..................................... 51

2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas


X SMA Negeri 10 Yogyakarta ....................................................................... 57

3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika


Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ............................................................. 61

B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................. 69

1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam Pembelajaran


Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ..................................... 69

2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di Kelas


X SMA Negeri 10 Yogyakarta ....................................................................... 73

3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika


Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta ............................................................. 78

BAB V PENUTUP................................................................................................. 96

A. Kesimpulan ................................................................................................. 96

B. Saran............................................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 100

LAMPIRAN ......................................................................................................... 103


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan

dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku

lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas

di kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, dan perampokan oleh

pelajar. Semuanya terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak

kunjung beranjak dari krisis yang dialami. Kepedulian terhadap pendidikan

karakter telah dirumuskan pada fungsi dan tujuan pendidikan sebagai

pembangunan berkelanjutan pada faktor pendidikan bangsa ini. Hal ini tersirat

dalam bunyi Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Mencermati fungsi pendidikan nasional tersebut, seharusnya pendidikan

dapat memberikan dampak positif terhadap watak dan kepribadian bangsa

Indonesia. Artinya undang-undang mewajibkan bahwa pendidikan nasional

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

harus mampu membentuk kepribadian bangsa melalui anak didik yang religius,

berakhlak mulia, cendekia, mandiri, dan demokratis.

Penyelenggaraan pendidikan karakter bukanlah hal baru dalam sistem

pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan karakter telah menjadi program

pendidikan nasional terutama dalam Kementrian Pendidikan Nasional Kabinet

Indonesia Bersatu II dan kembali disuarakan oleh Menteri Pendidikan Anies

Baswedan dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja.

Di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada dan Inggris,

pendidikan karakter seseungguhnya telah menjadi program kurikuler yang telah

dipraktikkan dalam setiap lembaga pendidikan mulai tingkat dasar sampai

perguruan tinggi. Program pendidikan karakter telah menjadi kepedulian yang

tinggi bagi masyarakat Amerika Serikat. Implementasinya ditangani oleh

berbagai lembaga, beberapa diantaranya adalah Character Counts yang

mewajibkan enam kebajikan yang harus diberikan kepada siswa, The School for

Ethical Education (SEE), Character Education Partnership (CEP), Institut for

Global Ethics (Samani & Hariyanto, 2013: 25). Lembaga tersebut memberikan

pelatihan, lokakarya dan konferensi, serta penerbitan buku-buku dan jurnal-

jurnal tentang pendidikan karakter.

Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan

akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan

keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik , dan mewujudkan kebaikan

itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Karena itu, “muatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral knowing, moral

feeling, dan moral acting” (Lickona, 1991: 21). Menurut Lickona, karakter

mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral

knowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan (moral

feeling), dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral acting). Dengan

kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap

(attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan

keterampilan (skills). Secara praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem

penanaman nilai-nilai kebaikan kepada siswa di lingkungan sekolah dengan

meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik dalam berhubungan dengan Tuhan Yang

Maha Esa (YME), sesama manusia, lingkungan, maupun nusa dan bangsa.

Pendidikan karakter dapat menjadi salah satu obat untuk menyembuhkan

berbagai macam penyakit sosial karena pendidikan karakter yang diterapkan

dalam sebuah lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana pembudayaan

dan pemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan karakter perlu

diberlakukan untuk di negeri ini, salah satu caranya yaitu dengan

mengoptimalkan peran sekolah. Pihak sekolah bekerja sama dengan keluarga,

masyarakat, dan elemen bangsa yang lain demi menyukseskan agenda besar

menanamkan karakter kepada peserta didik sebagai calon penerus bangsa di

masa yang akan datang. Proses belajar yang tidak menyentuh karakter bukanlah

disebut sebagai pendidikan. Maka tumbuhkan karakter baik pada anak-anak

dengan tiga strategi pengembangan karakter dan perilaku. Strategi itu adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keteladanan, pembiasaan rutinitas, dan disiplin. Menurut Mendikbud,

menumbuhkan karakter bukan melalui lisan melainkan perbuatan. Mendikbud

mencontohkan, jika orang tua ingin anaknya mematuhi rambu lalu lintas, maka

orang tua juga harus melakukannya dalam kehidupan sehari-haru dengan tidak

melanggar peraturan selama di jalan raya. (www.kemdikbud.go.id, diakses

tanggal 8/12/2015).

Pendidikan karakter yang secara sistematis diterapkan dalam pendidikan

dasar dan menengah merupakan sebuah daya tawar berharga bagi seluruh

komunitas. Para siswa mendapatkan keuntungan dengan memperoleh perilaku

dan kebiasaan positif yang mampu meningkatkan rasa percaya dalam diri

mereka, membuat hidup mereka lebih bahagia dan lebih produktif. Tugas-tugas

guru menjadi lebih ringan dan lebih memberikan kepuasan ketika para siswa

memiliki disiplin yang lebih besar di dalam kelas. Orang tua bergembira ketika

anak-anak mereka belajar untuk menjadi lebih sopan, memiliki rasa hormat dan

produktif. Para pengelola sekolah akan menyaksikan berbagai macam perbaikan

dalam hal disiplin, kehadiran, pengenalan nilai-nilai moral bagi siswa maupun

guru, demikian juga berkurangnya tindakan vandalisme di sekolah. (Koesoema,

2010: 116)

Untuk membentuk karakter siswa, tidak harus melalui satu mata pelajaran

tersendiri, melainkan dapat diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran,

termasuk mata pelajaran matematika. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan

oleh Akhmad Sudrajat (2010) bahwa pendidikan karakter dapat diintegrasikan

dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu

dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran

kognitif, tetapi menyentuh pada tataran internalisasi dan pengamalan nyata

dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat.

Agus Prabowo dan Pramono Sidi (2010) juga menekankan bahwa

pembelajaran matematika tidak sekedar mengajarkan materi matematika, tetapi

juga mendidik untuk membangun dan memahat karakter. Pembelajaran

matematika dijadikan media dan wahana untuk pembentukan karakter, sehingga

pembelajaran matematika tidak hanya untuk mendukung pengembangan ranah

kognitif saja tetapi juga untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor.

Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan

untuk mencerdaskan siswa saja, tetapi juga mempunyai potensi untuk

membentuk karakter siswa. Oleh banyak kalangan, pelajaran matematika

diyakini memiliki nilai-nilai tertentu yang amat penting dalam membentuk dan

mengembangkan karakter siswa. Namun sayang, dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika sehari-hari, sekolah lebih sibuk dengan aspek kognitif

saja, sehingga aspek yang lebih mendasar, yaitu pembentukan dan

pengembangan karakter siswa kurang tersentuh.

Perlu upaya lebih serius untuk memberdayakan pembelajaran

matematika, sehingga potensi mata pelajaran matematika dalam pembentukan

dan pengembangan karakter siswa dapat lebih tampak eksplisit, tidak hanya by

chance, tetapi by design. Dengan demikian kontribusi pendidikan matematika


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam pembentukan karakter siswa dapat benar-benar dirasakan dan

diwujudkan.

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran

Matematika menyatakan bahwa pembelajaran matematika SMA bertujuan agar

para siswa SMA:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat

dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam memelajari matematika

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Karakteristik mata pelajaran matematika antara lain adalah menuntut

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif serta

menekankan pada penguasaan konsep dan algoritma disamping pemecahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masalah. Menurut Soedjadi “nilai-nilai yang terkandung dalam matematika

meliputi kesepakatan, kebebasan, konsisten dan kesemestaan” (Suyitno,

2004:23). Karakteristik mata pelajaran matematika dan nilai-nilai yang

terkandung dalam matematika tersebut dapat ditumbuhkan pada proses

pembelajaran dengan pemilihan metode dan materi yang tepat. “Ciri umum

matematika yaitu: (1) Objek matematika adalah abstrak; (2) Matematika

menggunakan simbol-simbol yang kosong dari arti; (3) Berpikir matematika

dilandasi aksioma; dan (4) Cara menalarnya adalah deduktif” (Hudojo dalam

Juhartutik, 2012: 18).

Atas dasar amanat pendidikan dan tujuan pendidikan nasional, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang studi kasus pendidikan

karakter melalui proses pembelajaran matematika khususnya di SMA Negeri 10

Yogyakarta. SMA tersebut merupakan salah satu sekolah negeri di Yogyakarta

yang sudah melaksanakan pendidikan karakter atau membangun karakter

sekitar tiga tahun ini, seperti membangun budaya sekolah itu sendiri bahkan

dalam sebagian mata pelajaran. Sudah lama ini sekolah tersebut menerapkan

pendidikan karakter bahkan bukan hanya pada pembelajarannya tetapi juga

budaya sekolah seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pelajaran

dimulai dan lagu kebangsaan setelah selesai pelajaran.

Sehingga didasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti

tertarik mengambil judul skripsi mengenai “PENDIDIKAN KARAKTER

PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMA

NEGERI NEGERI 10 YOGYAKARTA.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah

Terdapat beberapa hal penting yang akan diungkap dalam skripsi ini

terdiri dari Kajian Pengembangan pendidikan karakter, Pengembangan

Pembelajaran Matematika, dan Kajian Pendidikan terintegrasi. Ketiganya

dapat diposisikan sejajar dan memiliki keserasian, ataukah sama-sekali

bertentangan. Melihat uraian dibagian pendahuluan, maka perlu dirumuskan

sebuah masalah skripsi guna memberikan fokus kajian yang terarah, sebagai

berikut:

1. Bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?

2. Bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran

matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?

3. Bagaimanakah proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran

Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter

dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.

2. Mengetahui bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam

pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.

3. Mengetahui proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran

Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang

diharapkan adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan yang

berharga untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi

para peneliti bidang pendidikan dan para pengembang kurikulum

maupun para pakar teknologi pendidikan

c. Memberikan rekomendasi kepada para peneliti lain untuk melakukan

penelitian sejenis secara lebih luas, intensif dan memudahkan

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi

penelitian bidang pendidikan

2. Manfaat praktis

a. Bagi jajaran Dinas Pendidikan atau instansi terkait, hasil penelitian

dapat bermanfaat sebagai bahan kajian untuk dasar menentukan

kebijakan yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan

b. Dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan

masukan bagi para guru di SMA N 10 Yogyakarta sebagai bahan untuk

menentukan kebijakan dalam program pendidikan karakter

c. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini pula dapat dijadikan

respon positif bagi para siswa dalam penerimaan pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

matematika di kelas dengan sikap percaya diri, disiplin serta penuh

tanggung jawab

d. Bagi para guru, manfaat penelitian dapat dijadikan tolak ukur

keberhasilan dan bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan

pembenahan serta koreksi diri terhadap berbagai kekurangan dalam

melakukan tugasnya secara professional

e. Bagi kepala sekolah bisa bermanfaat dalam membantu meningkatkan

pembinaan dan supervisi kepada guru secara efektif dan efisien

f. Bagi peneliti diharapkan peneliti mengaplikasikan gagasan yang

dimiliki sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

pendidikan

E. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah

dalam judul: “PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES

PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMA NEGERI 10

YOGYAKARTA” yang penulis ajukan, maka penulis memandang perlu

memberi penegasan arti dan batasan tentang arti dari isi penulisan tersebut:

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada seseorang (peserta didik) sehingga mampu memahami,

mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri

di kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa

belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru

yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

3. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah uatu proses pembelajaran yang

membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan

kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu

terbangun kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Karakter dan Pendidikan karakter

1. Definisi Pendidikan Karakter

Elkin dan Sweet (dalam Fathurrohman, Suryana, & Fenny, 2013),

menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai, “Character education

is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon

core ethical values”. Pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-

sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak

berdasarkan nilai-nilai etika inti.

Lickona (dalam Samani & Hariyanto, 2013) mendefinisikan

pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk

membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan

inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona mendefinisikan pendidikan

karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki

karakter para siswa. Williams & Schnaps (dalam Wangid, 2010)

mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “Any deliberate approach by

which school personnel, often in conjunction with parents and community

members, help children and youth become caring, principle and

responsible.” Maknanya kurang lebih pendidikan karakter merupakan

berbagai usaha yang dilakukan oleh para personel sekolah, bahkan yang

dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli,

berpendirian, dan bertanggungjawab.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-

nilai karakter kepada seseorang (peserta didik) sehingga mampu

memahami, mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter

dalam diri di kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mempunyai tujuan penanaman nilai dalam diri

siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai

kebebasan individu. Selain itu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan

hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan

karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang

sesuai dengan standar kompetensi lulusan (Asmani, 2011: 42- 43).

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan

karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan

karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter

diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan

menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta

memersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud

dalam perilaku sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada

pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,

tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh

semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah

merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut dimata

masyarakat luas.

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai karakter berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-

norma sosial, peraturan/hukum, etika akademis, dan prinsip-prinsip HAM,

telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokan menjadi lima nilai

utama yaitu, nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan

Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan, serta

kebangsaan (Aqib dan Sujak (2011: 6-8).

Berikut ini adalah nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan dan

dikembangkan kepada siswa (Permendiknas nomor 23 tahun 2006):

1. Religius, yaitu ketaatan dan kepatuahan dalam memahami dan

melaksanakan ajaran agama yang dianut, termasuk dalam hal ini

adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta

hidup rukun dan berdampingan.

2. Jujur, yaitu sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara

pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar,

mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat

dipercaya.

3. Toleransi, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan

terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras,

etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara

sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan

tersebut.

4. Disiplin, yaitu kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala

bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.

5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan,

pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam

berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu

menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik

dari sebelumnya.

7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun

hal ini bukan berarti tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif,

melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada

orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

8. Demokratis, yaitu sikap dan cara berpikir yang mencerminkan

persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya

dengan orang lain.

9. Rasa ingin tahu, yaitu cara berpikir, sikap, dan perilaku yang

mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang

dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yaitu sikap dan tindakan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

pribadi atau individu dan golongan.

11. Cinta tanah air, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa

bangga, setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

budaya, ekomoni, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah

menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

12. Menghargai prestasi, yaitu sikap terbuka terhadap prestasi orang lain

dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat

berprestasi yang lebih tinggi.

13. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yaitu sikap dan tindakan

terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga

tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

14. Cinta damai, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana

damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam

komunitas atau masyarakat tertentu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk

menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi,

baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga

menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

17. Peduli sosial, yaitu sikap dan perbuatan yang mencerminkan

kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang

membutuhkannya.

18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan

diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karaker di sekolah akan berjalan dengan lancar jika

setiap guru memahami prinsip pendidikan karakter yang sesungguhnya.

Kemendiknas (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter harus

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter;

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan, dan perilaku;

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk

membangun karakter;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;

e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan

perilaku yang baik;

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang

yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka,

dan membantu mereka untuk sukses;

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik;

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai

dasar yang sama;

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter;

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam

usaha membangun karakter;

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru

karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta

didik

Berdasarkan pandangan di atas, upaya yang harus dilakukan dalam

pengembangan dan pembentukan karakter pada satuan pendidikan adalah

menyosialisasikan nilai-nilai positif dan sekaligus menetapkan nilai-nilai

tersebut yang menjadi acuan pendidikan karakter, menetapkan pendekatan,

model dan strategi pendidikan karakter yang diterapkan pada satuan

pendidikan, melibatkan seluruh elemen untuk menerapkan pendidikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

karakter, serta dilakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pendidikan karakter pada satuan pendidikan.

5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama

melalui pencapaian butir-butir standar kompetensi lulusan oleh peserta

didik yang meliputi sebagai berikut (Permendiknas nomor 23 tahun 2006):

a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan remaja;

b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;

c. Menunjukkan sikap percaya diri;

d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang

lebih luas;

e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkup nasional;

f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan

sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;

g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;

h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan

potensi yang dimilikinya;

i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari;

j. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;

k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara

kesatuan Republik Indonesia;

m. Menghargai karya seni dan budaya nasional;

n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;

o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan

waktu luang dengan baik;

p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;

q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat;

r. Menghargai adanya perbedaan pendapat;

s. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek

sederhana;

t. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;

u. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan

menengah; dan

v. Memiliki jiwa kewirausahaan.

Penilaian indikator dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan

di sekolah dapat diamati melalui pengamatan guru. Cara lain yang dapat

digunakan adalah melakukan tanya jawab dengan peserta didik serta

tanggapan dari peserta didik dalam laporan kegiatan sekolah dan pekerjaan

rumah. Oleh karena itu, fungsi indikator bagi guru adalah sebagai kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

untuk memberikan pertimbangan penilaian tentang perilaku yang dimiliki

peserta didik.

6. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter

Zubaedi (2012), mengutarakan beberapa faktor yang memengaruhi

keberhasilan pendidikan karakter, yaitu:

a. Insting (naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia

dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang.

b. Adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulang-

ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti:

berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya.

c. Keturunan

Secara langsung atau tidak langsung faktor keturunan sangat

memengaruhi pembentukan karakter seseorang. Secara alami sifat dan

karakter seseorang akan diturunkan orang tua melalui sel-sel yang ada

dalam sperma ayah dan sel telur ibu.

d. Lingkungan

Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya

corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di

mana seseorang berada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Keempat faktor tersebut harus berjalan beriringan dan saling berkaitan

demi terbentuknya pendidikan karakter yang sesuai dengan tujuan

pendidikan.

B. Konsep Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata

lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang

manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran

mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun

mempunyai konotasi yang berbeda.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62)

pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa

Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep pembelajaran

menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang

untuk membantu seseorang memelajari suatu kemampuan dan nilai yang

baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui

kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,

motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan

lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam

pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan

menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,

yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,

dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

2. Komponen Pembelajaran

Menurut Sugandi (2008: 28) pembelajaran pada taraf organisasi

mikro mencakup pembelajaran bidang studi tertentu dalam satuan

pendidikan, tahunan, semesteran atau catur wulan. Bila pembelajaran

tersebut, ditinjau dari pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan

melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

a. Tujuan

Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui

kegiatan pembelajaran adalah “instructional effect” biasanya berupa

pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara

eksplisit dalam teknik pembelajaran khusus.

b. Subjek belajar

Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen

utama karena peranannya sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai

subjek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses

belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran

diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek

belajar. Untuk itu dari pihak siswa diperlukan aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Partisipasif aktif subyek belajar dalam proses

pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh kemampuan yang telah

dimilikinya hubungan dengan materi yang akan dipelajari.

c. Materi pelajaran

Materi pelajaran merupakan komponen utama dalam proses

pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk

dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif,

terorganisir secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan

berpengaruh juga terhadap intensitas proses pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

d. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran menjadi pola umum dalam mewujudkan proses

pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam penerapan strategi pembelajaran guru perlu

memilih model-model yang tepat, metode yang sesuai dan teknik-

teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan. Untuk menentukan

strategi pembelajaran yang tepat seorang guru perlu

mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik siswa, materi pelajaran

dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut dapat berfungsi

secara maksimal.

e. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan

pembelajaran. Sebagai salah satu komponen system pembelajaran

berfungsi sebagai peningkatan peranan strategi pembelajaran. Sebab

media pembelajaran disamping komponen waktu dan metode

mengajar. Media digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain

karena: 1) Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan

tidak tampak oleh mata menjadi dapat dilihat dengan jelas; 2) Dapat

menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar; dan 3) Menyajikan

peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsung cepat menjadi

sistematik dan sederhana sehingga mudah diikuti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

f. Penunjang

Komponen penunjang yang dimaksud dalam system pembelajaran

adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran,

dan semacamnya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar,

melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pemebelajaran.

Sehingga sebagai salah satu komponen pemeblajaran

g. Evaluasi

Evaluasi diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk

menentukan sejauh mana tujuan pengajaran dicapai oleh para siswa.

Dalam pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen

penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui

keefektifan pembelajaran. guru perlu memperhatikan, memilih, dan

memanfaatkanya.

C. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Pembelajaran Matematika

Menurut pendapat Rahayu (2007: 2) pembelajaran matematika

adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan

suasana memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar

matematika dan pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa

untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.

Nickson (dalam Hudojo, 2005: 20) menyatakan bahwa

pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivistik adalah

membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu

terbangun kembali.

Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru

mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para

siswanya yang terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan

siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal

antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam memelajari

matematika (Suyitno, 2004: 2).

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran matematika adalah suatu proses pembelajaran yang

membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan

kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu

terbangun kembali

2. Proses Pembelajaran Matematika

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan

yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak

didik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas

pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

kurikulum.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 79) bahwa ada tiga tahapan

yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran yaitu

persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penilaian/evaluasi. Begitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

pula dengan proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru

melalui tiga tahap tersebut yaitu seperti dibawah ini:

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan proses pemikiran terencana sebagai

dasar untuk melakukan kegiatan di masa mendatang. Perencanaan

pembelajaran perlu dilakukan untuk mengoordinasikan komponen

pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber dan evaluasi.

Pada tahap persiapan atau perencanaan ini seorang guru harus

mempunyai persiapan sebelum proses pembelajaran berlangsung agar

proses pembelajaran yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan secara

efektif dan efisien dan dapat diberikan sesuai dengan waktu yang

tersedia.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 80) bahwa agar proses

pembelajaran yang dilakukan antara guru dan murid dapat berjalan

secara efektif dan efisien seyogyanya guru memperhatikan hal-hal

yaitu 1) Tujuan pengajaran; 2) Ruang lingkup dan urutan bahan yang

diberikan; 3) Sarana dan fasilitas pendidikan yang dimiliki; 4) Jumlah

anak didik yang akan mengikuti pengajaran; 5) Waktu jam pelajaran

yang tersedia; dan 6) Sumber bahan penagajaran yang bisa digunakan

dan sebagainya.

Seorang guru yang akan mengajarkan pelajaran harus

memikirkan hal-hal apa yang harus dilakukan serta menuangkannya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

secara tertulis dalam perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan

merumuskan program tahunan, program semester, analisis materi

pelajaran, pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,

program remedial dan program pengayaan. Kemudian merumuskan

bahan pelajaran yang akan diajarkan. Bahan pelajaran tersebut harus

diatur agar memberi motivasi pada siswa untuk aktif dalam belajar.

Setelah proses pembelajaran ditetapkan dan diurutkan secara sistematis

sehingga memberi peluang adanya kegiatan belajar bersama atau

perorangan.

Penggunaan alat bantu dan metode mengajar diusahakan dan

dipilih oleh guru agar menumbuhkan semangat siswa. Perumusan

perencanaan pembelajaran yang terakhir tentang penilaian yang terdiri

dari sejumlah pertanyaan yang problematis, sehingga menuntut siswa

untuk berpikir secara optimal dan jika perlu diberikan tugas-tugas yang

harus dikerjakan di kelas atau di rumah.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan tahapan yang kedua

dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam

melaksanakan pengajaran hendaknya guru bepedoman pada persiapan

yang dibuat dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik

serta bahan pelajaran sebagai perantara. Oleh sebab itu dalam proses

pembelajaran ini peranan guru merupakan pengendali.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Pada prinsipnya pelaksanaan pengajaran berpegang pada yang

tertuang dalam perencanaan, namun situasi yang dihadapi guru dalam

melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap situasi

yang dihadapi. Di samping itu guru harus melibatkan siswa secara aktif

dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ada tiga tahapan yang harus

dilakukan guru, yaitu tahap pra instruksional, tahap instruksional dan

tahap evaluasi atau tindak lanjut. 1) Tahap Awal (Tahap pra

instruksional) yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu

proses belajar mengajar; 2) Tahap Inti (Tahap instruksional), yaitu

tahap penyampaian pelajaran atau tahap inti. Tahap ini merupakan

tahap pelaksanaan tugas bagi seorang guru dalam menyalurkan ilmu

pengetahuan; dan 3) Tahap Akhir (Tahap evaluasi atau tindak lanjut)

yaitu tahap yang bertujuan untuk mengatahui tingkat keberhasilan

siswa pada tahap sebelumnya, yaitu pada tahap instruksional.

c. Tahap penilaian/evaluasi

Menurut Muhibbin Syah (2003: 141) bahwa evaluasi adalah

penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam sebuah program.

Dalam kegiatan evaluasi ini, yang harus dilaksanakan guru adalah

sebagai berikut.

1) Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penelitian.

2) Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

3) Mengalihkan proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau

memberi bahan materi pokok yang akan dibahas pada pada

pelajaran berikutnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa proses pembelajaran matematika adalah suatu rangkaian

kegiatan yang dilakukan oleh guru yang terdiri dari tahap perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran matematika.

D. Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika

1. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran

Matematika

Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran

degan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai pada peserta didik akan

pentingnya pendidikan karakter, sehingga diharapkan setiap peserta didik

mampu menginternalisasikan nilai-nilai itu ke dalam tingkah laku sehari-

hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun

di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk

menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,

juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,

menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya

perilaku.

Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran

matematika tetap harus berlandaskan pada nilai-nilai universal. Melalui

kegiatan pembelajaran ini, guru dapat mengembangkan nilai-nilai karakter


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

seperti jujur, demokrasi, bertanggungjawab, mandiri, disiplin, kerja keras,

kreatif, rasa ingin tau dan sebagainya. Menurut Zubaedi (2012: 296)

pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditempuh dengan

langkah-langkah berikut:

a. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada

Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan

karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;

b. Menggunakan nilai-nilai budaya dan karakter yang memperlihatkan

keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk

menentukan nilai yang akan dikembangkan;

c. Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter itu ke dalam silabus;

d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam

RPP;

e. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang

memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan

internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai;

f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami

kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk

menunjukkannya dalam perilaku.

Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru matematika untuk

mengembangkan nilai-nilai karakter tersebut. Guru harus dapat

menciptakan suasana belajar yang mendukung terlaksananya pendidikan

karakter, salah satunya adalah dengan pembelajaran siswaaktif. Melalui


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

pembelajaran siswa yang aktif diharapkan berkembangnya nilai-nilai

karakter seperti disiplin, tanggungjawab, rasa ingin tahu, kreatif dan lain-

lain. Penanaman karakter ini dilakukan secara terus menerus sehingga

diharapkan menjadi suatu kebiasaan.

2. Proses Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika

Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran

dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran pada semua mata pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang

dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang

kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar),

melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selama

ini telah diperkenalkan kepada guru. Berikut diuraikan prinsip-prinsip

pembelajaran kontekstual dan pelaksanaan pembelajaran dengan integrasi

pendidikan karakter pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus,

RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan

pembelajarannya berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah

untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan

karakter adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar yang

telah dibuat/ada dengan menambahkan/mengadaptasi kegiatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

pembelajaran yang bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai,

disadarinya pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-

nilai karakter yang ditargetkan. Kegiatan pendahuluan, berdasarkan

Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru harus: 1) Menyiapkan

peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 3) Menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan 4)

Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

Kegiatan inti, Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap,

yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik difasilitasi untuk

memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap

melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap

elaborasi, peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-

kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan

sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

didik memperoleh umpan balik atas kebenaran dan kelayakan dari

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa.

Kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup, guru: 1) membuat

rangkuman/simpulan pelajaran; 2) Melakukan penilaian; 3). Memberikan

umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dan 4) Menyampaikan

rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Evaluasi Pencapaian Belajar

Teknik-teknik penilaian yang dimaksud dengan bentuk-bentuk

instrumen yang dapat dikembangkan oleh guru antara lain tes tertulis,

teslisan, penilaian tugas,penilaian diri dan lain sebagainya. Di antara

teknik-teknik penilaian tersebut, beberapa dapat digunakan untuk menilai

pencapaian peserta didik baik dalam hal pencapaian akademik maupun

kepribadian. Teknik-teknik tersebut terutama observasi (dengan lembar

observasi/lembar pengamatan), penilaian diri (dengan lembar penilaian

diri/kuesioner), dan penilaian antarteman (lembar penilaian antar teman).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika dapat terlihat

pada tahap perencanaan yaitu dalam Silabus dan RPP, tahap pelaksanaan

yaitu pada saat pembelajaran berlangsung dikelas dan pada tahap evaluasi

dengan mengikutkan penilaian tentang kepribadian dan perilaku siswa

yang mencerminkan nilai-nilai karakter.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

E. Kerangka Berfikir

Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan guru untuk

membantu siswa dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Penanaman

pendidikan karakter oleh guru dapat ditunjukkan dengan memberikan

keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan

kepada siswa dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang dapat

ditunjukkan oleh guru misalnya datang tepat waktu (disiplin waktu), bekerja

keras, sopan, jujur dan lain sebagainya. Sedangkan nilai-nilai karakter siswa

dapat dilihat dari berbagai kegiatan siswa misalnya ketika guru

memerintahkan siswa mengerjakan soal, siswa terlihat bekerja keras untuk

memecahkan soal tersebut. Ketika ada tugas pekerjaan rumah, jika siswa lupa

mengerjakan atau mengalami kesulitan maka akan berkata jujur kepada guru.

Proses penerapan dan penanaman pendidikan karakter sama dengan

proses pendidikan pada umumnya yang dapat berjalan efektif jika didukung

oleh semua komponen yang ada. Menurut Nasution dalam Djamarah (2002:

142) komponen-komponen belajar terdiri dari: 1) komponen input yaitu

pribadi siswa yang memiliki raw input, diantaranya minat, motivasi,

kebiasaan. 2) komponen instrumental input yang berupa masukan atau

fasilitas yang menunjang diantaranya berupa alat, sarana, media, metode, guru

dan 3) komponen enviromental input yang berupa unsur lingkungan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Enviromental Input
 Lingkungan sekolah

Raw Input Learning Teaching Output


 Minat Process (Hasil Belajar)
 Motivasi (Proses KBM)  Nilai karakter
 Kebiasaan

Instrumental Input
 Sarana (alat/ media)
 Metode mengajar
 Materi/ Kurikulum
 Guru

Komponen raw input (masukan mentah) merupakan faktor yang

memengaruhi proses pembelajaran dalam hal ini adalah siswa. Siswa dinilai

memiliki kemampuan awal (entry behavior) baik berupa minat, motivasi dan

kebiasaan. Learning teaching process merupakan cara berlangsungnya belajar

dan segala hal yang memengaruhi proses pembelajaran. Selain raw input ada

faktor lain yang menunjang yaitu instrumental input dan enviromental input.

Instrumental input yaitu berupa sarana dan prasarana, media, metode

mengajar, guru. Arikunto (2006) juga menambahkan materi/kurikulum ke


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

dalam instrumental input. Sedangkan enviromental input berupa faktor

lingkungan yaitu lingkungan sekolah.

Ketiga komponen tersebut, diolah dalam proses pembelajaran dengan

harapan akan menghasilkan output dengan kualifikasi tertentu yaitu hasil

belajar siswa. Hasil belajar yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

adanya nilai-nilai karakter yang muncul setelah adanya penanaman karakter

pada siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Nilai-nilai karakter yang

diharapkan akan muncul pada proses kegiatan pembelajaran menurut

Kemendiknas (2010: 9-10), diantaranya adalah religius, kejujuran, teloransi,

disiplin, demokratis, teliti, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu dan

tanggung jawab. Begitu pula dalam proses pembelajaran matematika di kelas

X SMA N 10 Yogyakarta, diharapkan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut

akan dapat ditanamkan oleh guru dengan baik.

F. Hasil-hasil Penelitian Lain yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Sucipto (2013).

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan model pendidikan

karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo dan mengetahui hasil dari pendidikan

tersebut. Penelitian ini bersifat ex post facto, dengan menggunakan

rancangan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dokumentasi, angket, dan wawancara.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model pendidikan

karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo menggunakan pendekatan

komprehensif, yaitu pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

semua kegiatan di sekolah baik kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

Model pendidikan tersebut mampu membangun karakter religius, jujur,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, menghargai prestasi, cinta damai,

peduli sosial, dan tanggung jawab peserta didik dengan baik. Karakter yang

ditanamkan di sekolah masih melekat kuat pada diri peserta didik sampai

mereka menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dan berada di tengah-

tengah masyarakat. Pendidikan karakter ternyata juga mampu meningkatan

prestasi belajar di bidang akademik. Dari hasil penelitian juga diketahui

bahwa ketaatan menjalankan ibadah berpengaruh terhadap kesabaran,

sopan santun, kejujuran, kerajinan dan ketekunan, sikap pantang menyerah,

kemandirian, serta tanggung jawab. Sikap dan perilaku jujur berpengaruh

terhadap kuatnya komitmen seseorang. Sikap menghargai prestasi, mau

mengakui dan menghargai keberhasilan orang lain berpengaruh pada

kreativitas seseorang. Sikap dan perilaku sabar, sopan santun, dan

menghargai orang lain yang berbeda agama berpengaruh terhadap karakter

cinta damai dan kepedulian sosial

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ma’unah (2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan

pendidikan karakter pada pembelajaran matematika dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang meliputi tahap perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif

deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah guru matematika dan siswa

SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Teknik pengumpulan data


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

menggunakan metode angket, observasi, catatan lapangan, wawancara dan

dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian adalah (1) Penerapan pendidikan karakter pada

perencaaan pembelajaran matematika dapat dilihat dalam penyusunan

silabus dan RPP yang berkarakter. Presentase nilai karakter yang sudah

diterapkan sebanyak 22.23%, (2) penerapan pendidikan karakter pada

pelaksanaan pembelajaran matematika ditanamkan melalui kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Nilai- nilai karakter yang dapat

diterapkan meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif,

demokratis, gemar membaca dan tanggung jawab, (3) penerapan

pendidikan karakter pada evaluasi pembelajaran matematika dengan cara

mengadakan post tes/ ulangan harian. Nilai- nilai karakter yang dapat

diterapkan meliputi disiplin, jujur, mandiri, kerja keras, toleransi,

menghargai prestasi, demokratis dan kreatif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor (dalam Moleong, 2009: 4) yang dimaksud “penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.

Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif

adalah karena dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif

yang diperoleh dari data-data berupa tulisan, kata-kata dan dokumen yang

berasal dari sumber atau informan yang diteliti dan dapat dipercaya. Penelitian

ini melihat realitas sosial di lapangan mengenai Pendidikan Karakter Pada

Proses Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah;

1. Bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?

2. Bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran

matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?

3. Bagaimanakah proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran

Matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta?

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari penelitian ini adalah SMA Negeri 10 Yogyakarta.

Peneliti memilih SMA N 10 Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena

sekolah tersebut yang sedang melaksanakan pendidikan karakter sejak 4 tahun

terakhir ini serta membangun karakter pada budaya sekolah. SMA N 10

Yogyakarta juga menerapkan pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran termasuk pada mata pelajaran matematika.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber data primer

Sumber data yang diperoleh dari lapangan. Data ini diperoleh melalui

wawancara dengan responden maupun informan. Informan pada penelitian

ini adalah Kepala Sekolah, Guru Matematika dan Siswa Kelas X di SMA

Negeri 10 Yogyakarta.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data dari buku yang terkait dan

dokumen-dokumen dari sekolah yang berupa RPP dan Silabus.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1. Wawancara (interview)

Wawancara ini diadakan secara langsung kepada pihak–pihak yang terkait

dengan pendidikan karakter pada proses pembelajaran matematika kelas X

SMA Negeri 10 Yogyakarta serta para pihak yang berkompeten untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

menyampaikan informasi yang diperlukan kepada peneliti. Wawancara

pada penelitian ini dilakukan kepada Kepala Sekolah, Guru Matematika

dan Siswa kelas X SMA N 10 Yogyakarta.

2. Pengamatan (Observasi)

Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebagai pengamat biasa yang

melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran di

kelas X dan kondisi lingkungan sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa

buku-buku kumpulan silabus, dokumen RPP, serta sumber lain berupa

tabel nilai-nilai karakter yang ada di setiap kelas di SMA N 10 Yogyakarta

guna untuk memperoleh informasi tentang pendidikan karakter.

F. Instrumen Penelitian

Berdasarkan teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang

digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman

dokumentasi.

1. Pedoman Wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara terpimpin sehingga

diperlukan pedoman wawancara yang terperinci. Pedoman wawancara terdiri

dari wawancara dengan kepala sekolah, guru matematika dan siswa kelas X

yang berisi daftar pertanyaan mengenai pendidikan karakter dan

pelaksanaannya. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun

pedoman wawancara adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

a. Menganalisis setiap variabel yang hendak diteliti kemudian

mengembangkannya menjadi indikator-indikator.

b. Menyusun kisi-kisi instrumen sebagai pedoman dalam merumuskan

item instrumen. Kisi-kisi tersebut mencakup ruang lingkup materi

variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, serta banyaknya pertanyaan.

Dalam kisi-kisi dimuat indikator dari setiap variabel yaitu tentang latar

belakang, tujuan, persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi pendidikan

karakter.

c. Menyusun item pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

Peneliti membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan, atau

pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban

atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut juga dibuat oleh

peneliti.

d. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna

perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak

sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.

Tabel 3.1 Kisi Kisi Pedoman Wawancara

No Informan Indikator
1 Kepala Sekolah 1. Latar belakang pelaksanaan pendidikan
karakter.
2. Tujuan pelaksanaan pendidikan karakter.
3. Persiapan sekolah dalam melaksanakan
pendidikan karakter.
4. Pelaksanaan dan kendala dalam menerapkan
pendidikan karakter di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

5. Evaluasi pendidikan karakter dalam proses


pembelajaran.
2 Guru Matematika 1. Pengetahuan guru terhadap pendidikan
karakter.
2. Tujuan pelaksanaan pendidikan karakter.
3. Persiapan sekolah dalam melaksanakan
pendidikan karakter.
4. Sarana dan prasarana dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan pendidikan
karakter.
5. Kondisi pembelajaran dalam kelas.
6. Evaluasi pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran matematika
3 Siswa 1. Pengetahuan siswa terhadap pendidikan
karakter.
2. Kondisi pembelajaran dalam kelas.
3. Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
pendidikan karakter.
4. Kendala proses pembelajaran yang
menerapkan pendidikan karakter.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk melihat secara langsung

kejadian di lapangan. Pedoman observasi ini juga berwujud daftar kegiatan

yang dilakukan oleh guru dan siswa ketika pembelajaran dikelas yang

disertai keterangan nilai karakter yang terkait. Langkah-langkah yang

ditempuh peneliti dalam menyusun pedoman observasi adalah sebagai

berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

a. Menganalisis setiap variabel yang hendak diteliti kemudian

mengembangkannya menjadi indikator-indikator.

b. Menyusun item pengamatan berdasarkan indikator. Setiap item

pengamatan diberikan disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran di

dalam RPP guru yang bersangkutan.

c. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna

perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak

sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.

Tabel 3.2 Kisi Kisi Pedoman Observasi

Kegiatan Nilai
No
Guru Siswa Karakter

1 Guru memberikan salam kepada


siswa dan perkenalan.
2 Guru mengajak siswa untuk
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3 Guru mempersilakan siswa
untuk mempersiapkan diri dalam
pembelajaran.
4 Guru mengingatkan siswa
tentang materi yang sebelumnya
telah diajarkan.
5 Guru bersama siswa menghitung
jarak titik dan bidang pada
bangun ruang.
6 Guru memberikan soal latihan
untuk dikerjakan siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

berkelompok.
7 Guru mengajak siswa bersama–
sama membahas soal latihan
yang sudah dikerjakan.
8 Guru menanyakan kepada siswa
apakah ada yang masih belum
paham.
9 Guru menanggapi pertanyaan
siswa dengan baik.
10 Guru mengajak siswa
merangkum bersama–sama
tentang materi yang telah di
pelajari.
11 Guru mengingatkan siswa untuk
belajar mempersiapkan materi
pertemuan selanjutnya.
12 Guru mengajak siswa untuk
berdoa mengakhiri
pembelajaran.

3. Pedoman Dokumentasi

Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah silabus, RPP,

dan dokumen pendukung lainnya yang digunakan subjek dalam proses

pembelajaran khususnya yang terkait dengan pendidikan karakter. Langkah-

langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun instrumen penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis setiap variabel yang hendak diteliti kemudian

mengembangkannya menjadi indikator-indikator.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

b. Menyusun sasaran dokumentasi yang akan digunakan sebagai acuan

dokumentasi.

c. Melakukan validasi expert. Dalam hal ini peneliti berkonsultasi guna

perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak

sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi

No Indikator Sasaran
1 Profil Sekolah Dokumen Profil Sekolah
2 Sarana dan Prasarana Sekolah Dokumen Profil Sekolah
3 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP
4 Perencanaan Pendidikan Karakter RPP
5 Pelaksanaan Pendidikan Karakter RPP
6 Evaluasi Pendidikan Karakter RPP

G. Keabsahan Data

Untuk mengabsahkan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Teknik

keabsahan data atau biasa disebut validitas data didasarkan pada ”empat kriteria

yaitu kepercayaan, keterlatihan, ketergantungan, dan kepastian” (Moleong,

2004 : 324). Teknik yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data dalam

penelitian dilapangan salah satunya adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu (Moleong, 2004: 330).

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah teknik triangulasi

sumber. Proses triangulasi sumber yang dilakukan peneliti adalah melalui 3

sumber data yaitu data hasil wawancara, data hasil observasi dan data hasil

dokumentasi. Langkah pertama adalah membandingkan hasil wawancara dari

kepala sekolah, guru dan siswa dengan hasil pengamatan di lingkungan SMA

Negeri 10 Yogyakarta serta pengamatan di dalam kelas ketika pembelajaran

Matematika. Langkah ke dua adalah membandingkan hasil wawancara antara

informan satu dengan informan lain misalnya informasi dari guru peneliti

bandingkan dengan keterangan dari kepala sekolah dan siswa. Langkah ketiga

adalah membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang

dimiliki oleh SMA Negeri 10 Yogyakarta misalnya keterangan dari guru bahwa

nilai-nilai karakter di sisipkan dalam RPP dan silabus maka peneliti melihat

dokumen (RPP dan Silabus) untuk menguji kebenaran tersebut.

H. Tekhnik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua yang tersedia dari

berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan

sebagainya” (Moleong, 1990: 190). Setelah data sudah terkumpul cukup

diadakan penyajian data lagi yang susunannya dibuat secara sistematik sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

kesimpulan akhir dapat dilakukan berdasarkan data tersebut. Pengolahan data

dilakukan dalam empat tahap yaitu:

1. Pengumpulan Data

Peneliti mencatat semua data wawancara dan observasi secara objektif dan

apa adanya sesuai dengan yang terjadi di lapangan berdasarkan instrumen

yang telah disusun sebelumnya serta perkembangannya menyesuaikan

dengan kebutuhan penelitian.

2. Reduksi Data

Peneliti merangkum hasil observasi dan wawancara berdasarkan indikator

yang telah disusun sebelumnya. Hasil rangkuman tersebut kemudian

dideskripsikan kembali dengan dipandu rumusan masalah yang hendak

dijawab. Data yang tidak sesuai dan tidak berpengaruh terhadap hasil

penelitian akan dihilangkan.

3. Penyajian Data

Peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi lengkap berdasarkan data

yang telah direduksi. Peneliti menyajikan data dengan 3 bagian sesuai

dengan rumusan masalah yang akan dijawab. Analisis dari 3 bagian

tersebut disajikan selanjutnya dengan kesimpulan pada setiap bagiannya.

4. Pengambilan Keputusan atau Verifikasi

Peneliti menarik kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari data

yang diperoleh dan sudah dianalisis. Kesimpulan lalu diverifikasi sudahkah

menjadi jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi data hasil wawancara dalam penelitian ini adalah sumber data

primer yang akan dianalisis. Pemilihan informan sebagai sumber data dalam

penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai

permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan imformasi lengkap dan

akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus

memenuhi syarat, yang akan menjadi informan narasumber (key informan)

dalam penelitian ini adalah Guru Matematika kelas X sebagai informan utama,

Kepala Sekolah, dan 4 siswa kelas X sebagai informan pendukung yang dipilih

2 laki-laki dan 2 perempuan dengan jenjang prestasi berbeda. Berdasarkan hasil

penelitian dari lapangan atau informan, maka berikut ini ada data temuan di

lapangan yang diperoleh dari wawancara dan observasi.

1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam

Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Berdasar pada wawancara yang telah dilakukan, diperoleh hasil

bahwa guru mata pelajaran Matematika di kelas X SMA Negeri 10

Yogyakarta telah melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Pelaksanaan tersebut telah berlangsung sebelum diberlakukannya

Kurikulum 2013 yang notabene lebih mengacu pada pendidikan karakter.

Pelaksanaan yang dilakukan guru dengan cara mengaitkan nilai karakter

dengan materi dan diterapkan melalui metode atau pendekatan.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Nilai karakter yang menjadi pedoman SMA Negeri 10 Yogyakarta

untuk mendidik siswa agar menjadi insan yang mulia dipaparkan oleh

kepala sekolah sebagai berikut:

“Salah satu indikator untuk menuju kepada tercapainya visi SMA N

10 Yogyakarta adalah memiliki karakter yang baik. Nah, karakter apa

sajakah yang ingin dicapai oleh SMA N 10 Yogyakarta atau karakter apa

saja yang harus dimiliki oleh siswa SMA N 10 Yogyakarta yang pertama

adalah yang berkaitan dengan religius, yang kedua adalah jujur, yang

ketiga toleran, yang keempat disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menggapai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.” (Kepala

Sekolah, Lampiran 6: 1)

Nilai karakter tersebut di atas adalah nilai karakter yang ingin dicapai

sekolah secara komprehensif oleh semua mata pelajaran. Secara khusus

untuk matematika kelas X nilai karakter yang ditanamkan oleh guru adalah

sebagai berikut:

“Dalam Matematika ya menurut saya selama ini macam-macam.

Pastinya agama/religi, disiplin masuk kelas/tepat waktu serta menghargai

guru dan siswa lain. Kemudian mengerjakan PR dirumah termasuk disiplin.

Jujur, rasa ingin tau tinggi dan percaya diri saat menjawab soal. Saya

sebagai guru sangat ingin anak-anak memiliki tanggungjawab yang tinggi,

teliti serta kreatif dalam mengerjakan soal, ketika dia merasa sulit mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

harus berusaha secara maksimal atau dengan kata lain karakter yang saya

tanamkan adalah sikap tanggungjawab.” (Guru Matematika, Lampiran 7: 4)

Hasil wawancara tersebut didukung dengan pengamatan dan analisis

dokumen. Melalui hasil pengamatan ditunjukkan bahwa guru yang diamati

telah melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran juga dengan

berbagai metode. Begitu juga dengan hasil analisis dokumen yang

menunjukkan bahwa guru telah mencantumkan nilai karakter dalam

silabus, RPP, dan dokumen lainnya. Dokumen lainnya yang dimaksud

adalah dokumen guru selain silabus dan RPP yang berkaitan dengan

pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik yang berwujud

penilaian otentik, seperti catatan harian tentang sikap dan perilaku peserta

didik, serta lembar penilaian diri peserta didik.

Berikut adalah tabulasi hasil pengamatan pembelajaran yang

menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pendidikan karakter dalam

pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter pada tabel di bawah dilihat

dari kolom kegiatan guru, namun keterlaksanaan penanaman nilai-nilai

karakter tersebut diketahui dari kolom kegiatan siswa. Penanaman nilai-

nilai karakter terlaksana dengan baik apabila siswa melakukan kegiatan

sesuai dengan arahan guru, sebaliknya pelaksanaan nilai-nilai karakter

tidak terlaksana dengan baik ketika siswa tidak melakukan kegiatan sesuai

arahan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tabel 4.1

Data Observasi I Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10

Yogyakarta

Kegiatan Nilai
No
Guru Siswa Karakter

1 Guru memberikan salam kepada Siswa memberi salam Menghargai


siswa dan perkenalan. kepada Guru. .
2 Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa. Religius.
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3 Guru mempersilakan siswa Siswa mempersiapkan diri Tanggungja
untuk mempersiapkan diri dalam dan peralatan wab.
pembelajaran. pembelajaran.
4 Guru mengingatkan siswa Siswa membuka catatan -
tentang materi yang sebelumnya tentang materi
telah diajarkan. sebelumnya.
5 Guru menuntut siswa teliti Siswa menghitung jarak Teliti.
dalam menghitung jarak titik dan titik dan bidang pada
bidang pada bangun ruang. bangun ruang.
6 Guru memberikan soal latihan Siswa mengerjakan soal Kerjasama,
untuk dikerjakan siswa secara secara berkelompok. Kreatif.
berkelompok.
7 Guru mengajak siswa bersama– Siswa maju ke depan kelas Tanggungja
sama membahas soal latihan mengerjakan latihan soal. wab.
yang sudah dikerjakan.
8 Guru menanyakan kepada siswa Siswa bertanya tentang -
apakah ada yang masih belum materi yang belum
paham. dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

9 Guru menanggapi pertanyaan Siswa memperhatikan dan -


siswa dengan baik. mencatat.
10 Guru mengajak siswa Siswa merangkum materi Kerjasama.
merangkum bersama–sama yang telah dipelajari
tentang materi yang telah di
pelajari.
11 Guru mengingatkan siswa untuk Siswa memperhatikan Tanggungja
belajar mempersiapkan materi Guru. wab.
pertemuan selanjutnya.
12 Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa dengan Religius.
berdoa mengakhiri dipimpin oleh ketua kelas.
pembelajaran.

Tabel 4.2

Data Observasi II Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10

Yogyakarta

Kegiatan Nilai
No
Guru Siswa Karakter

1 Guru memberikan salam kepada Siswa memberi salam Menghargai


siswa dan perkenalan. kepada Guru
2 Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa Religius
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3 Guru mempersilakan siswa Siswa mempersiapkan diri Tanggungja
untuk mempersiapkan diri dalam dan peralatan wab.
pembelajaran. pembelajaran
4 Guru mengingatkan siswa Siswa membuka catatan -
tentang materi yang sebelumnya tentang materi sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

telah diajarkan.
5 Guru menuntut siswa teliti Siswa menggambar sudut Teliti.
dalam menggambar sudut antara antara dua garis dalam
dua garis dalam bangun ruang. bangun ruang.
6 Guru memberikan soal latihan Siswa mengerjakan soal Kerjasama,
untuk dikerjakan siswa secara secara berkelompok. Kreatif.
berkelompok.
7 Guru mempersilakan siswa Siswa melakukan Percaya
mempresentasikan hasil presentasi. diri, Kreatif
pekerjaannya dengan percaya
diri dan kreatif.
8 Guru mempersilakan siswa yang Siswa menanggapi Rasa Ingin
lain memberikan tanggapan dari presentasi. Tahu.
presentasi kelompok.
9 Guru memberikan umpan balik Siswa memperhatikan dan -
dari hasil presentasi siswa. mencatat.
10 Guru mengajak siswa Siswa merangkum materi -
merangkum bersama–sama yang telah dipelajari
tentang materi yang telah di
pelajari.
11 Guru memberikan PR kepada Siswa mencatat PR yang Tanggungja
siswa sebagai tindak lanjut diberikan oleh Guru. wab.
pembelajaran.
12 Guru mengajak siswa untuk Siswa berdoa dengan Religius.
berdoa mengakhiri dipimpin oleh ketua kelas.
pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan data di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika terkait dengan

wawancara dengan kepala sekolah dan guru matematika serta pengamatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

yang dilakukan dua kali dalam materi dimensi tiga, guru sudah

menyisipkan nilai karakter kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi I dan

observasi II, guru telah melaksanakan proses pembelajaran matematika di

dalam kelas sesuai RPP dan silabus yang sudah dirancang sebelumnya.

Berdasarkan wawancara, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X

SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut

religius, disiplin, tanggungjawab, teliti, kreatif, menghargai, rasa ingin

tahu, percaya diri.

2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di

Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di

kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta dilaksanakan secara integratif. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah seperti di bawah

ini:

“Pada prinsipnya penerapan dari pendidikan karakter itu sendiri

dilakukan secara integratif dengan mata pelajaran. Artinya setiap guru

harus memasukan ke dalam RPP dan silabus, karakter apa sajakah yang

ingin dicapai pada proses pembelajaran, termasuk pada pelajaran

matematika kelas X.” (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 5)

Pengintegrasian dalam kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru

dalam pengarahan Kepala Sekolah, sesuai dengan yang dipaparkan Kepala

Sekolah juga oleh Guru Matematika seperti berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

“Strateginya ada 4, yang pertama dan yang sudah pasti yaitu dengan

mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah

dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Yang kedua

dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan sehari-

hari di sekolah. Yang selanjutnya dengan mengintegrasikan pendidikan

karakter ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan misalnya

ekstrakurikuler dan kegiatan keagamaan. Dan yang terakhir dengan

membangun dan menjaga komunikasi serta kerjasama antara sekolah

dengan orang tua peserta didik, jadi agar pelaksanaanya tidak seetengah-

setengah dan hasilnya juga maksimal.” (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 10)

“Sebagai guru itu yang terpenting adalah memberikan keteladanan

kepada siswa. Siswa akan mudah menerima sebuah nilai apabila dia

melihat langsung yang dicontohkan oleh orang yang dipanutinya. Teguran

atau nasehat juga harus selalu diberikan agar siswa selalu ingat akan nilai

karakter yang seharusnya dia amalkan. Pengkondisian lingkungan,

penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai karakter

yang mudah dibaca oleh siswa, dan aturan/tata tertib sekolah yang

ditempelkan pada tempat yang strategis. Sekolah juga sudah melakukan

kegiatan rutin seperti setiap pagi sebelum kegiatan belajar dimulai

didahului dengan menyayikan lagu Indonesia Raya dan lagu Padamu

Negeri saat mau pulang. Sebelum dan setelah belajar, siswa juga

dibiasakan untuk berdoa, mengucapkan salam bila bertemu dengan guru

atau siswa lain.” (Guru Matematika, Lampiran 7: 5)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Guru Matematika di SMA Negeri 10 Yogyakarta menerapkan

pendidikan karakter pada proses pembelajaran dan menerapkan nilai-nilai

karakter dalam perilaku sehari-hari. Guru Matematika menyisipkan nilai-

nilai karakter yang ingin ditanamkan kepada siswa dalam Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga ketika mengajar

dikelas guru dapat langsung fokus terhadap nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai

karakter selain diterapkan dalam pembelajaran, berdasarkan observasi

peneliti guru Matematika juga menerapkan nilai-nilai karakter dalam

keseharian misalnya guru masuk kelas tepat waktu hingga guru

menpersiapkan materi pelajaran dengan sungguh-sungguh.

Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 10 Yogyakarta juga

melibatkan siswa. Berdasarkan hasil wawancara penelitian maka dapat

diketahui bahwa siswa mempraktekkan nilai-nilai karakter dalam

berperilaku. Misalnya, siswa tidak mencontek, masuk kelas tepat waktu,

teliti dan percata diri dalam mengerjakan soal matematika yang sulit serta

mau bekerjasama dalam kelompok.

Disamping hal tersebut di atas, berdasarkan hasil pengamatan dan

analisis dokumen, peneliti mengindikasikan ketidakselarasan antara

keduanya. Nilai karakter yang tercantum dalam RPP terkadang tidak

ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran

berlangsung. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, nilai karakter yang

ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran

berlangsung tidak tercantum dalam RPP. Menurut guru yang bersangkutan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

dalam wawancara subjek mengaku tidak merasa terdapat kendala secara

signifikan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam

pembelajaran yang diampunya. Hal ini ditambah dengan pernyataan subjek

yang menganggap bahwa peserta didik di SMA N 10 Yogyakarta memiliki

nilai kesopanan yang tinggi sehingga subjek tidak mengalami kesulitan

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran.

Kendala justru dihadapi pada tingkat keberhasilan implementasi nilai

karakter kepada peserta didik setelah pembelajaran usai. Apakah peserta

didik benar-benar dapat mempertahankan sikapnya seperti saat mengikuti

pembelajaran atau justru berlaku sebaliknya di luar pembelajaran.

Berdasar kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan

pendidikan karakter seperti yang disebutkan dalam wawancara mengenai

berhasil atau tidaknya implementasi pendidikan karakter, guru melakukan

upaya, seperti setiap kali sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru

selalu mengingatkan lagi nilai karakter yang terkandung selama proses

pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik diharapkan

dapat menerapkannya juga setelah pembelajaran usai. Selain itu, guru

berkoordinasi dengan guru yang lain serta seluruh warga sekolah untuk

selalu memberi contoh karakter baik selama di dalam dan di luar

lingkungan sekolah. Di samping koordinasi tersebut, pihak sekolah

memasang beberapa poster mengenai pendidikan karakter dan juga

memberikan jadwal khusus untuk memperdalam ilmu agama bagi peserta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

didik setiap hari Jumat pada jam pertama selama 15 menit. Dengan

demikian, subjek mengaku kendala tersebut dapat teratasi.

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun

observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter

dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

diterapkan dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter

yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP

dalam pelaksanaanya menggunakan berbagai strategi.

3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran

Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Pada penelitian ini pendidikan karakter yang ditanamkan dibatasi

hanya pada mata pelajaran Matematika kelas X. Pada mata pelajaran

Matematika ini dalam proses pembelajarannya disisipkan nilai-nilai

pembentuk karakter, pendidikan karakter juga bukan suatu mata pelajaran

tersendiri dan tidak ada kurikulum tersendiri yang harus diajarkan tetapi

merupakan suatu nilai yang harus ditanamkan disetiap mata pelajaran.

Pernyataan tersebut diperkuat hasil wawancara kepala sekolah:

“Pendidikan karakter ditanamkan melalui setiap mata pelajaran

meskipun menurut saya tidak cukup hanya disisipkan saja tapi perlu waktu

tersendiri sehingga penanaman dan pengembangan karakter siswa bisa

terfokuskan”. (Kepala Sekolah, Lampiran 6: 13)

Data yang dipaparkan pada penelitian ini meliputi cara-cara yang

dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran untuk memberikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

pengalaman belajar kepada siswa. Oleh karena itu, deskripsi data temuan

pada penelitian ini terkait dengan cara-cara guru dalam a) perencanaan

pembelajaran, b) pelaksanaan pembelajaran dan c) evaluasi pembelajaran.

a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran

Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan perencanaan

jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang

apa yang akan dilakukan. Dalam mengembangkan persiapan mengajar

guru setidaknya harus melakukan tiga hal yaitu: 1)

mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi yang akan

dicapai setelah proses pembelajaran, 2) mengembangkan materi

standar dan 3) merencanakan penilaian.

Langkah konkret yang harus dilakukan guru dalam melakukan

persiapan pembelajaran dalam mengidentifikasikan dan

mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses

pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi

standar dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran,

dilanjutkan dengan merencanakan penilaian.

Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa

pada saat perencanaan pembelajaran guru matematika menyusun

perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran secara bersama-sama. Kemudian masing-masing guru

menyesuaikan kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

perubahan seperlunya RPP yang telah disusun bersama, seperti

dikemukanan oleh informan pada saat wawancara seperti di bawah ini:

“Persiapan sudah jauh-jauh hari dengan membuat Silabus dan RPP

yang didalamnya sudah ada nilai-nilai karakter”. (Kepala Sekolah,

Lampiran 6: 7)

Berdasarkan wawancara dan observasi maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter

pada proses pembelajaran dilakukan oleh guru matematika dengan

merencanakan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter.

b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran

Pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan dalam proses

pembelajaran matematika di kelas dilakukan oleh guru terlihat pada

kegiatan-kegiatan guru seperti pada apersepsi, pemilihan media dan

metode pembelajaran. Apersepsi pembelajaran merupakan langkah

utama untuk mengarahkan perhatian siswa pada awal pembelajaran.

Dengan apersepsi diharapkan konsentrasi siswa siap memulai

pembelajaran tidak memikirkan hal-hal di luar materi. Apersepsi yang

dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta adalah dengan mengulang

sekilas materi sebelumnya, menanyakan kepada siswa apabila masih

ada bagian yang belum dipahami ataupun membahas pekerjaan rumah.

Penggunaan media pembelajaran oleh guru Matematika

berdasarkan observasi peneliti adalah sangat bermacam-macam. Media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas X pada

materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu media

komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar dengan tingkatan

berbeda untuk tiap media. media pembelajaran yang dipergunakan

guru untuk menyampaikan materi ruang dimensi tiga adalah media

utama berupa papan tulis, serta benda apa saja yang ada di kelas

misalnya, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk dadu,

ruangan bisa dimisalkan kubus atau balok, kotak kapur, untuk

menggambarkan garis bisa digunakan benda bolpoint.

“Media yang dipakai guru biasanya tergantung materinya sih,

misalnya kemarin pada saat materi ruang dimensi tiga guru

memperlihatkan kotak kapur, bolpoin, penggaris, dadu sebagai contoh

agar mudah kami pahami”. (Siswa 2, Lampiran 9: 7)

“Sebelumnya kan guru pasti menjelaskan materi dengan ceramah,

abis itu biasanya kita mengerjakan soal-soal dengan kelompok terus

sebelum pelajaran berakhir dikasih PR”. (Siswa 1, Lampiran 8: 6).

Hasil observasi di kelas didapatkan bahwa metode ceramah masih

sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika, khususnya

bangun ruang. Ceramah dipandang metode yang efektif untuk

menyampaikan materi di kelas yang siswanya banyak. Dari observasi

dokumen RPP ditemukan juga bahwa metode ceramah selalu

dicantumkan. Selain metode ceramah dalam Rencana Pelaksanaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Pembelajaran (RPP) guru matematika menggunakan metode

pembelajaran berupa, Tanya jawab, Diskusi kelompok dan Penugasan.

Setelah mengadakan melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar

maka dalam mengakhiri pelajaran guru matematika yang mengajar

kelas X di SMA N 10 Yogyakarta adalah 1) memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya pada bagian yang belum dipahami pada

hari itu; 2) guru bersama siswa membuat kesimpulan materi; dan 3)

memberikan soal untuk dikerjakan di rumah dalam rangka

memantapkan pemahaman materi yang telah dipelajari.

Berdasarkan wawancara dan observasi maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa untuk pelaksanakan pendidikan karakter, proses

pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi, kemudian

guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai, memilih metode

pembelajaran matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi,

demonstrasi, selanjutnya guru mengakhiri pelajaran dengan membuat

kesimpulan dan memberikan tugas.

c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara

berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan

belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan

pembelajaran. Implementasi dari pengertian ini maka setiap kali guru

mengadakan penilaian harus mengolah hasil penilaian untuk

mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai

komentar yang mendidik. Memanfaatkan hasil penilaian untuk

perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran

pada akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk

satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat

sebagai cerminan kompetensi utuh.

“Tujuan evaluasi menurut saya ada 3. Pertama, untuk mengetahui

sejauhmana peserta didik dalam mencapai indikator-indikator

pembelajaran. Kedua, mengetahui sejauhmana peserta didik menguasai

materi yang diajarkan dan yang ketiga adalah untuk mengetahui

indikator-indikator mana yang sudah tercapai dan yang belum tercapai.

Dan juga untuk mengetahui kemajuan anak dan perkembangan anak”.

(Guru Matematika, Lampiran 7: 28)

Pendidikan karakter melalui proses pembelajaran Matematika

dikelas X SMA N 10 Yogyakarta oleh guru dievaluasi secara

berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan keberhasilan

penanaman/pengembangan karakter siswa serta untuk meningkatkan

efektivitas kegiatan pembelajaran.

“Saya melakukan evaluasi setiap saat dan terus menerus tidak

hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas/ diluar lingkungan

sekolah. Saya memantau bagaimana kerjasamanya ketika mengerjakan

tugas kelompok, toleransi kepada siswa lain atau kepada guru bagus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

atau tidak, perilaku siswa ketika jam istirahat dan ketika pulang

sekolah”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 26)

Kegiatan evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan dilakukan

guna memperoleh informasi tentang kemajuan siswa dalam

pembelajaran Matematika. Dari kegiatan evaluasi pertama biasanya

guru akan melakukan tindak lanjut sebagaimana diungkakan dalam

wawancara dibawah ini:

“Misalnya anak yang memperoleh nilai 75 berarti sudah mencapai

KKM terus saya lihat pencapaian nilai tersebut dengan pendidikan

karakter bagaimana. Jadi ada sinkronisasi nilai dengan karakter yang

ditunjukkan siswa”. (Guru Matematika, Lampiran 7: 29)

Pernyataan oleh guru matematika di atas, menunjukkan bahwa ada

hubungan antara evaluasi guru terhadap hasil belajar matematika yang

dicapai siswa dengan nilai-nilai karakter yang telah ditanamkan.

Contoh di atas yaitu siswa memperoleh nilai 75 atau telah mencapai

KKM, penilaian guru matematika tersebut di dasarkan juga pada nilai-

nilai karakter yang tercermin pada perilaku siswa. Hal ini berarti

bahwa penilaian guru selain berdasarkan nilai hasil ulangan

matematika juga berdasarkan nilai-nilai karakter yang ditunjukkan oleh

siswa.

“Kalau ada anak yang malas, nilainya turun biasanya saya kasih

pengayaan. Mendekati anak untuk mengobrol sehingga saya tahu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

penyebab permasalahan yang sedang dihadapi anak”. (Guru

Matematika, Lampiran 7: 24)

Guru Matematika yang mengajar di kelas X mengadakan ulangan

setelah selesai satu bab. Hasil ulangan dikembalikan kepada siswa

setelah dikoreksi sekitar 4 atau 5 hari. Hasil ulangan dikomentari

secara umum di depan kelas agar menjadi pembelajaran siswa yang

lain. Beberapa siswa yang memiliki nilai dibawah KKM diberi

pengayaan dan pendekatan lebih intensif agar dapat memperoleh nilai

sama atau lebih tinggi degan teman-temannya yang lain pada ulangan

berikutnya.

Evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh guru Matematika

terhadap pelajaran Matematika tidak hanya berdasarkan nilai hasil

ulangan saja namun juga berdasarkan nilai-nilai karakter yang dimiliki

siswa. Guru Matematika melakukan evaluasi/penilaian yang

mengintegrasikan hasil ulangan dengan pendidikan karakter yaitu

melalui aspek-aspek penilaian yang terdiri dari: aspek kompleksitas,

daya dukung, image siswa, proses pembelajaran, keaktifan siswa dan

kepribadian siswa. Aspek nilai karakter seperti kejujuran dan

kepercayaan diri dalam mengerjakan soal/ulangan harian/semesteran

juga akan diperhitungkan dalam penilaian siswa.

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa evaluasi yang dilaksanakan oleh guru Matematika di kelas X


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

tidak hanya terbatas pada hasil ulangan saja melainkan adanya

penilaian terhadap nilai-nilai karakter yang di tunjukkan siswa.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Keterlaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam

Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Pembelajaran matematika di SMA Negeri 10 Yogyakarta mengambil

alih beberapa nilai karakter yang dapat diimplementasikan oleh nilai-nilai

karakter dalam matematika sendiri. Nilai tersebut disesuaikan dengan

materi pembelajaran yang akan disampaikan dan dikaitkan dengan metode

dan pendekatan yang digunakan. Nilai karakter yang diimplementasikan

tersebut sebelumnya juga dipilih dan disesuaikan dengan kompetensi serta

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, juga ada beberapa nilai

karakter yang spontan dikaitkan dengan pembelajaran sesuai dengan situasi

dalam kelas atau lingkungan. Beberapa nilai tersebut adalah religius,

disiplin, tanggungjawab, teliti, kreatif, jujur, menghargai, rasa ingin tahu,

percaya diri.

Religius merupakan suatu nilai karakter mengenai sikap dan perilaku

yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan

pemeluk agama lain. Dalam implementasinya pada pembelajaran, setiap

kali memulai dan mengakhiri pembelajaran, guru mengajak peserta didik

untuk senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Tuhan. Guru tidak secara

spesifik menyebutkan Tuhan yang dianut agama A ataupun B. Akan tetapi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tuhan dalam artian umum sebagai wujud toleransi dengan kepercayaan

yang dianut oleh peserta didik yang lain. Hal ini juga sekaligus

mengajarkan kepada peserta didik untuk tetap menjaga kerukunan antar

umat beragama.

Disiplin merupakan suatu tindakan tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya. Wujud implementasi

nilai karakter disiplin yang dilakukan guru berkaitan dengan pengerjaan

latian soal adalah setiap peserta didik harus menyelesaikan latihan soal

maupun saat dalam kelompok dengan tepat waktu sesuai dengan yang telah

disepakati. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk patuh pada

kesepakatan yang telah dibuatnya.

Tanggungjawab adalah suatu sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap

diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya) negara, dan

Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kaitannya dengan kegiatan di dalam kelas,

implementasi nilai karakter tanggung jawab ini dilakukan guru dengan cara

menganjurkan peserta didik agar selalu bertanggung jawab atas setiap soal

yang dikerjakannya, baik saat berkelompok atau individu termasuk ulangan

harian. Contoh konkritnya, ketika peserta didik diminta

mempertanggungjawabkan soal yang telah dikerjakan dengan menjelaskan

di depan kelas apa bagaimana langkah-langkah penyelesaiannya.

Teliti adalah sikap cermat dan seksama dalam mengerjakan sesuatu

dan penuh perhatian serta hati-hati sehingga akan meminimalisasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

kesalahan. Dalam implementasinya, teliti sangat terkait dengan

matematika. Saat siswa diajak untuk memahami materi siswa harus teliti

agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan dapat sungguh-sungguh

paham. Guru mengajak siswa teliti saat mengerjakan soal melalui langkah

demi langkah, sehingga siswa terbiasa untuk tidak ceroboh atau membuat

kesalahan karena karakter ini sangat penting dalam matematika.

Kreatif adalah berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk

baru dari apa yang telah dimilikinya. Nilai karakter kreatif

diimplementasikan guru dalam pembelajaran dengan selalu menstimulasi

siswa untuk dapat menyelesaikan tugasnya tersebut berdasar pada

kemampuan yang dimiliki peserta didik. Contoh secara konkritnya, peserta

didik ketika diberikan tugas oleh guru untuk menyelesaikan soal baru yang

materinya sudah dijelaskan sebelumnya, peserta didik dituntut untuk kreatif

dalam memecahkan masalah matematika. Peserta didik dituntut untuk

memunculkan ide-ide kreatif dan tidak hanya sekedar menunggu guru atau

teman lain membahas soal tersebut di depan kelas.

Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari

perilaku yang salah, serta menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Guru membangun

karakter jujur pada peserta didiknya melalui penugasan. Berdasar pada

pengamatan, contoh konkrit dalam implementasinya melalui penugasan,

baik individu atau kelompok, peserta didik dalam mengerjakan tugas

tersebut dilarang melakukan plagiasi. Saat ada materi yang belum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

dipahami, peserta didik diharapkan untuk jujur menyampaikan yang belum

dipahami dan tidak pura-pura mengerti. Hal tersebut demi pemahaman

peserta didik sendiri, apabila peserta didik tidak jujur akan merugikan

dirinya sendiri dan membuat guru tidak dapat mengukur kemampuan

peserta didik yang sebenarnya.

Menghargai berarti suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui

serta menghormati keberhasilan orang lain. Dalam kaitannya dengan forum

diskusi, peserta didik diminta untuk dapat menghargai pemikiran yang

disampaikan peserta didik lain dalam kelompok tersebut. Sedikit berbeda

dengan forum presentasi, dalam mengimplementasikan nilai karakter

menghargai, guru selalu mengajak peserta didik untuk selalu menyimak

peserta didik yang sedang melakukan presentasi dan juga mengajak peserta

didik untuk memberikan tepuk tangan ketika presentasi tersebut telah

selesai. Selain itu, guru juga memberikan penilaian tersendiri bagi peserta

didiknya yang berani mempresentasikan hasil kerjanya secara individu

tanpa ditunjuk. Penilaian tersebut berupa nilai tambah.

Rasa ingin tahu berarti suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan

meluas dalam berbagai aspek terkait. Mengenai implementasinya, dalam

kegiatan apersepsi guru selalu mengajak peserta didik untuk melakukan

tanya jawab dengan guru mengenai isu terkini yang terkait dengan materi

pembelajaran. Selain itu juga guru menstimulasi peserta didik agar selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

berani bertanya apabila ada materi yang dirasa tidak dimengerti atau belum

paham.

Percaya diri berarti sikap yakin akan kemampuan diri sendiri

terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. Guru

membangun karakter percaya diri kepada peserta didik dengan menuntut

peserta didik berani maju ke depan untuk menyampaikan hasil kerjanya.

Peserta didik juga dibiasakan untuk bertanya serta menyampaikan pendapat

saat terjadi kesalahan materi atau kesalahan pembahasan soal.

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun

observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai

karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10

Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut 1) Religius, 2)

Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6) Jujur, 7) Menghargai,

8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri.

2. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika di

Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA

Negeri 10 Yogyakarta dilaksanakan secara terintegrasi. Dalam hal ini

mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matenatika adalah

menyisipkan dan menyusun nilai-nilai karakter ke dalam RPP dan serta

mempersiapkan materi pendukung agar dapat menanamkan nilai karakter

tersebut kepada anak didik. Pengintegrasian pendidikan karakter tersebut juga

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungan selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

proses belajar berlangsung. Nilai-nilai dasar karakter dapat dikembangkan

menjadi lebih banyak atau lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan

lingkungan sekolah. Setiap materi pembelajaran terdapat penanaman nilai

karakter yang berbeda sesuai dengan yang telah disebutkan di atas. Nilai

karakter yang diimplementasikan sebelumnya dipilih dan disesuaikan dengan

kompetensi serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter, strategi guru berperan penting

dalam keberhasilan pendidikan karakter ini. Beberapa strategi yang tepat

digunakan dalam melaksanakan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

a. Keteladanan, kegiatan pemberian contoh/teladan ini bisa dilakukan oleh

kepala sekolah, guru, atau staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan

model bagi peserta didik. Peserta didik yang mendapat contoh lansung atas

nilai-nilai karakter yang didapatkan diharapkan bisa mengikuti dan

menanamkan ke dalam diri bahwa nilai tersebut perlu untuk dilaksanakan.

b. Teguran dan nasehat, guru perlu menegur peserta didik yang melakukan

perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang

baik sehingga guru dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.

c. Pengkondisian lingkungan, ketika suasana sekolah dikondisikan

sedemikian rupa dengan penyediaan sarana fisik dan akan selalu ditemui

oleh peserta didik, secara tidak sadar akan terekam dalam otak peserta

didik. Contoh dari kegiatan ini adalah penyediaan tempat sampah, jam

dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

peserta didik, aturan tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang

strategis sehingga setiap peserta didik mudah membacanya.

d. Kegiatan rutin, dalam hal ini kegiatan rutin merupakan kegiatan yang

dilakukan peserta didik secara terus-menerus dan konsisten setiap saat.

Dengan pembiasaan seperti ini peserta didik dapat dengan mudah

mengamalkan nilai-nilai karakter yang didapatkan dalam pembelajaran

matematika. Contoh kegiatan ini adalah berdoa sebelum dan sesudah

kegiatan, mengucapkan salam kepada guru, mengacungkan tangan ketika

hendak bertanya/menjawab, menghargai orang lain ketika sedang

berbicara, dan mengerjakan soal dengan jujur dan teliti.

Pendidikan karakter memang telah diterapkan dalam pembelajaran

Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Akan tetapi, hal tersebut

tidak dapat dijadikan indikasi bahwa dalam pelaksanaannya tidak ditemukan

kendala atau ketidaksempurnaan. Kendala implementasi pendidikan karakter

merupakan hambatan yang ditemui guru dalam mengimpelementasikan

pendidikan karakter selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil

pengamatan dan analisis dokumen yang dilakukan, terjadi ketidakselarasan

antara keduanya. Nilai karakter yang tercantum dalam RPP terkadang tidak

ditemukan dalam pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung.

Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, nilai karakter yang ditemukan dalam

pengamatan yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung, tidak tercantum

dalam RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Permasalahan tidak ditemukannya nilai karakter yang sebenarnya

tercantum pada RPP ketika pengamatan ataupun sebaliknya, sebenarnya dapat

ditarik beberapa kemungkinan yang memang dialami oleh guru. Beberapa

kemungkinan tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Guru lupa dengan nilai karakter yang seharusnya diimplementasikankan

dalam pembelajaran sesuai dengan RPP.

b. Guru tidak dapat mengimplementasikan nilai karakter tertentu yang

terdapat dalam RPP karena situasi atau kondisi peserta didik dan juga

lingkungan kelas yang tidak mendukung.

c. Guru memang sengaja tidak menyampaikan nilai karakter yang tercantum

dalam RPP karena pada pelaksanaannya ternyata kurang tepat.

d. Guru sengaja menambahkan nilai karakter yang tidak tercantum dalam RPP

ke dalam pembelajaran yang berlangsung karena situasi dan kondisinya

memungkinkan untuk menyampaikan nilai karakter tersebut.

Bertolak dari kemungkinan-kemungkinan tersebut, yang dilakukan guru

tentunya itulah otoritas seorang guru di dalam kelas. Hal tersebut karena guru

adalah orang yang bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar, memiliki

ruang untuk dikondisikan dan diarahkan, yaitu ruang kelas tempat guru dan

murid-muridnya berinteraksi.

Beralih pada kendala yang ditemukan dalam wawancara, guru yang

bersangkutan mengaku tidak merasa terdapat kendala secara signifikan dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran yang

diampunya. Hal ini ditambah dengan pernyataan subjek yang menganggap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

bahwa peserta didik di SMA Negeri 10 Yogyakarta memiliki nilai kesopanan

yang tinggi sehingga subjek tidak mengalami kesulitan dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Akan tetapi,

kendala justru dihadapi pada tingkat keberhasilan implementasi nilai karakter

kepada peserta didik setelah pembelajaran usai. Apakah peserta didik benar-

benar dapat mempertahankan sikapnya seperti saat mengikuti pembelajaran

atau justru berlaku sebaliknya di luar pembelajaran.

Berdasar pada wawancara yang dilakukan, kendala yang dihadapi guru

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter adalah mengenai tingkat

keberhasilan implementasi nilai karakter kepada peserta didik setelah

pembelajaran usai. Melalui wawancara tersebut, guru mengaku telah melakukan

upaya untuk mengatasi hal itu, seperti setiap kali sebelum mengakhiri kegiatan

pembelajaran, guru selalu mengingatkan lagi nilai karakter yang terkandung

selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta didik

diharapkan dapat menerapkannya juga setelah pembelajaran usai. Upaya yang

dilakukan guru tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang juga

menunjukkan hal yang sama.

Selain itu, guru juga berkoordinasi dengan guru yang lain serta seluruh

warga sekolah untuk selalu memberi contoh karakter baik selama di dalam dan

di luar lingkungan sekolah. Di samping koordinasi tersebut, pihak sekolah juga

memasang beberapa poster mengenai pendidikan karakter dan juga memberikan

jadwal khusus untuk memperdalam ilmu agama bagi peserta didik setiap hari

Jumat pada jam pertama selama 15 menit. Dari beberapa upaya yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

itu, guru dapat dikatakan telah menerapkan prinsip pendidikan karakter yang

sebelumnya telah disebutkan bahwa pendidikan karakter memang akan lebih

efektif dan efisien kalau dikerjakan melalui kerjasama seluruh warga sekolah

termasuk guru dan kultur sekolah itu sendiri serta orang tua peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun observasi

maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter dalam

pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta diterapkan

dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah

dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Strategi yang

dilakukan guru agar pendidikan karakter dapat ditanamkan dengan baik adalah

memberikan teladan kepada peserta didik, memberikan teguran/nasehat kepada

peserta didik, mengondisikan lingkungan pembelajaran peserta didik, dan

melakukan kegiatan karakter secara rutin untuk peserta didik.

3. Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika

Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Mata palajaran Matematika mempunyai nilai-nilai karakter tersendiri yang

akan ditanamkan dalam diri siswa. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan

fokus dari mata pelajaran Matematika yang tentunya mempunyai karakteristik

yang berbeda dengan matapelajaran lain. Pada prinsipnya, pengembangan

budaya dan karakter bangsa secara terintegrasi kedalam mata pelajaran

Matematika. Hal ini terlihat pada isi kurikulum dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), yang didalamnya ada ruang khusus untuk

pendidikan karakter, yaitu melalui pengembangan diri. Oleh Karena itu guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

matematika di SMA N 10 Yogyakarta mengintegrasikan nilai-nilai yang

dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP.

Proses pembelajaran Matematika yang menerapkan pendidikan karakter

berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengetahui bahwa ada

kekuatan didalamnya. Kekuatan tersebut terlihat pada proses pembelajaran

Matematika yaitu pada saat guru Matematika menerapkan model pembelajaran

kooperatif/ kerjasama. Model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter

yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat,

pantang menyerah, bekerja keras, menghargai pendapat orang lain, keberanian

mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan

keterampilan mengomunikasikan pendapat. Kekuatan lain pendidikan karakter

yang terintegrasi dengan pembelajaran Matematika adalah adanya tuntutan

kepada guru Matematika untuk memberikan teladan kepada siswa. Guru

Matematika terlihat berusaha menampilkan nilai-nilai karakter dalam

perilakunya seperti disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil,

toleran dan bertanggung jawab sehingga banyak siswakelas X yang

mengidolakan dan meniru perilaku gurunyatersebut. Dengan melakukan hal

tersebut penerapan pendidikan karakter yang terinegrasi dengan pembelajaran

Matematika tentunya akan lebih berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan

pendidikan karakter.

Proses pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran

matematika di kelas X SMA N 10 Yogyakarta, melalui hasil wawancara yang

telah diungkapkah dalam gambaran hasil penelitian maka dapat peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

simpulkan bahwa prosesnya dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran

Perencanaan pendidikan karakter dilakukan dua kali yaitu 1)

perencanaan oleh sekolah atau SMA N 10 Yogyakarta dan 2) perencanaan

yang dilakukan oleh guru. Perencanaan tersebut sangat penting untuk

mewujudkan keberhasilan dalam penanaman pendidikan karakter di SMA

N 10 Yogyakarta.

Perencanaan pendidikan karakter oleh sekolah berdasarkan

wawancara tersebut diterapkan dan diimplementasikan dalam bentuk

kurikulum yang memuat nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan. Pihak

sekolah melalui kepala sekolah juga mengintruksikan agar seluruh guru

termasuk guru matematika membuat atau memodifikasi Silabus dan RPP

dengan nilai-nilai karakter yang relevan. Perencanaan pendidikan

karakter yang kedua yaitu dilakukan oleh guru Matematika. Melalui

perencanaan pembelajaran yang baik, guru matematika lebih mudah dalam

melaksanakan pembelajaran dan memudahkan siswa belajar. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10

Yogyakarta dalam menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dilakukan secara bersama-

sama pada awal tahun pelajaran. Masing-masing guru menyesuaikan

kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan perubahan seperlunya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

dari RPP yang telah disusun bersama. RPP yang telah disusun sesuai

dengan panduan pengembangan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas.

Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa

pada saat penyusunan perencanaan pembelajaran (RPP), guru matematika

menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil observasi dokumentasi, perencanaan

pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika kelas X khususnya

pada materi ruang dimensi tiga meliputi sebagai berikut:

1) Identitas Mata Pelajaran (meliputi: nama sekolah, mata pelajaran,

kelas/semester)

2) Standar Kompetensi

3) Kompetensi Dassar

4) Indikator

5) Alokasi Waktu

6) Tujuan Pembelajaran

7) Materi Ajar (Ruang dimensi tiga jarak dan sudut pada ruang dimensi

tiga)

8) Metode Pembelajaran (Ceramah, Diskusi kelompok, tanya jawab,

inkuiri dan penugasan)

9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

a) Pendahuluan (Apersepsi, Motivasi)

b) Kegiatan inti

c) Penutup (merangkum, melakukan refleksi dan memberi PR)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

10) Alat dan Sumber Belajar (alat: papan tulis, penggaris; Sumber: buku

paket, handout, LKS).

11) Penilaian (Teknik: Kuis dan tugas individu, tugas kelompok, ulangan

harian; Bentuk instrumen: pertanyaan lisan, tes uraian).

Secara keseluruhan baik dari pembuatan RPP maupun silabus,

peneliti juga melakukan observasi terhadap aspek-aspek dalam

perencanaan pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru matematika

yaitu meliputi:

1) Merumuskan indikator kompetensi siswa (menjabarkan kompetensi

dasar).

2) Menentukan cara mencapai tujuan pembelajaran kooperatif.

3) Menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan pembelajaran

kooperatif.

4) Merencanakan alokasi waktu pada kegiatan yang digunakan.

5) Menentukan model pengelompokkan siswa dalam pelaksanaan

kegiatan.

6) Menentukan media pembelajaran dalam mencapai tujuan.

7) Menentukan alat penilaian pada pembelajaran koopertif.

Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di atas sesuai

dengan panduan penyusunan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas.

Sehingga RPP yang baik minimal memuat komponen-komponen di atas.

Langkah konkret yang dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta

dalam melakukan perencanaan pembelajaran, mengidentifikasikan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses

pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi standar

dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjutkan

dengan merencanakan penilaian. Perencanaan pembelajaran merupakan

bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pada tahap

perencanaan dilakukan analisis SK/KD, pengembangan silabus,

penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar. Analisis SK/KD dilakukan

untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat

diintegrasikan pada SK/KD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa

identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi

nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SK/KD yang

bersangkutan.

Pengembangan silabus yang dilakukan oleh Guru Matematika SMA

N 10 Yogyakarta yaitu dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan

dengan menambah komponen karekater yang akan ditanamkan kepada

siswa. Guru Matematika akan memilih nilai-nilai karakter yang hendak

diintegrasikan dalam pembelajaran Matematikadi kelas. Setelah itu,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian,

diadaptasi atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yang hendak

dikembangkan.

Berdasarkan hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta bahwa

sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP

dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

matematika dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama,

rumusan tujuan pembelajaran direvisi atau diadaptasi. Revisi atau adaptasi

tujuan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru matematika SMA N 10

Yogyakarta dengan dua cara, yaitu: (1) rumusan tujuan pembelajaran yang

telah ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya

mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga

karakter, dan (2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan

untuk karakter.

Kedua, pendekatan dan metode pembelajaran diubah (bila

diperlukan) agar pendekatan/metode yang dipilih selain memfasilitasi

peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan,

juga dapat mengembangkan karakter. Pendekatan yang dipilih oleh guru

matematika pada saat penelitian adalah metode kooperatif karena dianggap

dapat mengembangkan karakter siswa seperti bekerja sama, pantang

menyerah, rasa ingin tau tinggi dan lain sebagainya.

Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-kegiatan

pembelajaran dalam setiap langkah/tahap pembelajaran (pendahuluan, inti,

dan penutup), direvisi dan/atau ditambah agar sebagian atau seluruh

kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik

memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan

mengembangkan karakter.

Keempat, bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara

mengubah dan/atau menambah teknik-teknik penilaian yang telah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan

teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam

kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat

dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi,

penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara

kualitatif misalnya ada siswa yang memperlihatkan rasa ingin tahu terhadap

pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru atau siswa yang masuk kelas

dengan tepat waktu sehingga guru dapat memberikan nilai-nilai tertentu

secara kualitatif.

Kelima, bahan ajar disiapkan. Bahan/buku ajar merupakan

komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang

sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang

mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-

kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar,

tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Guru di SMA N 10 Yogyakarta

khususnya guru matematika kelas X menyiapkan Lembar kerja (LK) jauh-

jauh hari agar bisadikerjakan siswa secara berkelompok.

Dari data-data yang peneliti temukan, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa

perencanaan silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter.

b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan suatu tindakan yang dapat

menghasilkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa

pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis

tindakan beserta kelengkapannya yang telah direncanakan dengan baik oleh

guru, maka guru tinggal melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.

Berdasarkan observasi dikelas pada pelajaran matematika SMAN

10 Yogyakarta, proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan

apersepsi, pemilihan media dan metode pembelajaran sertalangkah dalam

mengakhiri pembelajaran.

Pendahuluan dan Apersepsi

Sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih

dahulu guru Matamatika SMA N 10 Yogyakarta mengondisikan mental

dengan berdoa untuk menarik perhatian siswa pada materi yang akan

dipelajari yaitu ruang dimensi tiga serta mengajarkan nilai religius.

Apersepsi pembelajaran merupakan langkah utama untuk mengarahkan

perhatian siswa pada awal pembelajaran. Dengan apersepsi diharapkan

siswa bisa konsentrasi dan termotivasi untuk belajar lebih giat.

Langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10

Yogyakarta dalam melakukan apersepsi adalah menyampaikan standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran ataupun

kegunaan materi bagi kehidupan atau pengembangan ilmu lainnya untuk

materi baru. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dapat membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

siswa paham terhadap tujuan yang akan dicapai. Pemahaman siswa tentang

tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Hal

ini akan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Kegiatan tersebut

akan menumbuhkan sikap menghargai dan tanggungjawab kepada siswa.

Untuk materi pelajaran yang melanjutkan materi sebelumnya, guru

melakukan apersepsi dengan mengulang sekilas materi sebelumnya,

menanyakan kepada siswa apakah masih ada bagian yang belum dipahami

ataupun membahas pekerjaan rumah. Dengan demikian siswa dapat

menyiapkan diri secara menyeluruh untuk memelajari materi pelajaran

berikutnya.

Media Pembelajaran

Media yang dipergunakan dalam pembelajaran di kelas X pada

materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu sebagai media

pembelajaran, media komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar

dengan tingkatan berbeda untuk tiap media. Media pembelajaran yang

sering dipergunakan selain media utama papan tulis adalah benda-benda

sekitar bisa ruangan kelas, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk

dadu.

Pada pelaksanaannya media berbasis komputer yang digunakan ada

yang dibuat sendiri oleh guru, ada juga mengambil atau download dari

internet. Sebetulnya media yang dibuat sendiri oleh guru lebih

menguntungkan daripada mengambil internet, karena guru bisa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

menentukan animasi sesuai dengan kebutuhan. Menggunakan berbagai

media pembelajaran akan menuntun siswa menjadi kreatif dan percaya diri.

Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Matematika

kelas X di SMA N 10 Yogyakarta, diantaranya adalah metode ceramah,

diskusi, demonstrasi, penemuan.

Hasil observasi di kelas, diketahui bahwa metode ceramah masih

sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika khususnya ruang

dimensi tiga. Guru menjelaskan materi dengan alat bantu komputer. Setelah

selesai menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok

beranggotakan 4 siswa yang duduk berdekatan. Kemudian memberikan

soal latihan untuk didiskusikan. Terakhir perwakilan kelompok maju untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Demikian juga hasil observasi dokumen RPP metode ceramah,

selalu dicantumkan. Sedang hasil wawancara, ditemukan bahwa metode

yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pertama-

tama dijelaskan dengan ceramah kemudian siswa diberi suatu kasus untuk

didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan ke

depan kelas, lalu diberi soal.

Metode penemuan atau inkuiri hasil observasi terhadap dokumen

RPP, dicantumkan dan dijabarkan dalam proses pembelajaran. Pada awal

pembahasan materi, siswa diminta berkelompok kemudian berdiskusi

membahas tentang jarak dan sudut dalam ruang. Hasil kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

dipresentasikan oleh salah satu perwakilan kelompok kemudian kelompok

lain menanggapi. Akhir dari presentasi dan diskusi guru memberikan

simpulan akhir tentang pengertian jarak dalam ruang dan sudut dalam

ruang. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan soal-soal untuk

memantapkan penguasaan siswa terhadap materi dimaksud.

Namun dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan siswa dalam proses pembelajaran, langkah-langkah

tersebut jarang dilakukan. Metode ceramah yang paling dominan,

kemudian metode diskusi dalam menyelesaikan soal-soal yang bertujuan

untuk mendalami materi yang telah disampaikan. Jadi, guru dalam

pembelajaran tidak terlepas dari metode ceramah, guru merasa mengajar

apabila melakukan pembelajaran dengan menyampaikan materi di depan

kelas.

Diskusi yang dilakukan belum memelajari materi baru, namun

diskusi masih sebatas mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Diskusi

dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru bertujuan supaya siswa bisa

menguasai materi yang telah diberikan dan bisa menumbuhkan kerjasama

antar siswa. Berbagai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

bertujuan agar siswa mampu melaksanakan nilai percaya diri, disiplin,

teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu.

Mengakhiri Pelajaran

Hasil pemaparan dalam mengakhiri pelajaran matematika di kelas

X guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagian yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

belum dipahami. Siswa bisa bertanya langsung di kelas, atau bertanya

secara individual di ruang guru. Apabila sudah tidak ada yang ditanyakan,

guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari materi yang

dipelajari pada hari itu. Dalam standar proses pada bagian kegiatan penutup

hal-hal yang dilakukan guru antara lain 1) bersama-sama dengan peserta

didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, 2)

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 3)

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik

tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik, 4) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

agar peserta didik bertanggungjawab.

Kesimpulan yang dibuat guru membuat siswa merasa lebih mudah

memahami materi pelajaran. Materi yang masih berlanjut harus dipelajari

siswa sebelum memelajari materi berikutnya supaya pertemuan yang akan

datang dapat berkelanjutan. Untuk memantapkan penguasaan materi selain

membuat kesimpulan, guru biasa memberikan soal latihan untuk dikerjakan

di rumah. Jadi, apa yang dilakukan oleh guru matematika dalam

mengakhiri pelajaran sesuai dengan langkah yang harus dilakukan oleh

guru dalam standar proses.

Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi

yaitu berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi

religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,

penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan

mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai media

pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah terakhir adalah

mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas

pekerjaan rumah (PR) agar siswa lebih menghargai, disiplin dan

bertanggungjawab.

c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Penilaian hasil belajar oleh guru Matematika SMA N 10

Yogyakarta dilakukan secara barkesinambungan, bertujuan untuk

memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Implementasi pengertian

ini diharapkan guru dapat melakukan penilaian untuk mengetahui

kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Mengembalikan

hasil pekerjaan siswa disertai komentar yang mendidik. Memanfaatkan

hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian

mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan

pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai

deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Sedangkan ulangan

harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu

Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melaksanakan

ulangan harian biasanya dilakukan setelah selesai satu bab yang terdiri dari

beberapa kompetensi dasar. Sebelum melaksanakan ulangan siswa diberi

kesempatan untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Hasil

pekerjaan siswa segera dikoreksi oleh guru dan dikembalikan kepada

siswa. Pekerjaan yang telah dikembalikan diberi catatan-catatan kecil atau

komentar tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Dengan catatan ini

siswa mengetahui letak kesalahannya. Di samping catatan pada pekerjaan

siswa guru juga membahas kesalahan yang terjadi di kelas.

Evaluasi merupakan langkah yang diambil guru untuk mengetahui

keberhasilannya dalam menyampaikan materi pelajaran matematika

khususnya dalam penelitian ini adalah materi ruang dimensi tiga sehingga

siswa dapat memahami dan mengerjakan soal-soal latihan, dapat

mengerjakan tes-tes yang diadakan oleh guru ataupun oleh sekolah.

Evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru matematika di SMA N

10 Yogyakarta adalah evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui

penilaian-penilaian berupa nilai kualitatif, yaitu nilai yang berupa kata-kata

naratif selain itu guru juga memberikan nilai berupa angka-angka.

Penilaian yang berupa angka merupakan penilaian wajib untuk di isikan

dalam laporan hasil belajar. Penilaian guru diambil dari hasil tes setelah

kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif berakhir. Nilai-nilai hasil

belajar siswa tersebut dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

materi pelajaran selain itu, guru juga dapat mengetahui potensi siswa

terhadap pelajaran matematika.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan evaluasi

yang dilakukan oleh guru Matematika pada siswa kelas X SMA N 10

Yogyakarta tidak hanya berfokus pada nilai-nilai berupa angka saja, namun

evaluasi juga dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode kooperatif

berlangsung. Evaluasi tersebut meliputi banyak hal termasuk mengevaluasi

keaktifan siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan

kemampuan siswa menerima materi pelajaran dengan adanya metode

pembelajaran kooperatif. Fokus pengamatan ditekankan pada implementasi

pembelajaran kooperatif terhadap kualitas pembelajaran secara menyeluruh

yang meliputi: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan

siswa terhadap metode pembelajaran yang telah digunakan yaitu metode

pembelajaran kooperatif, suasana kegiatan belajar mengajar dan

pencapaian hasil belajar siswa.

Pada saat observasi berlangsung kegiatan peneliti adalah sebagai

pemantau pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif. Guru melakukan

presentasi kelas untuk memberikan materi pokok mengenai ruang dimensi

tiga maupun penjelasan mengenai pelaksanaan metode pembelajaran

kooperatif.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan

presentasi yang diberikan oleh guru mengenai materi juga mengenai

pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Proses pembelajaran ini berjalan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

dengan lancar. Siswa memelajari soal latihan bersama timnya masing-

masing dengan baik.

Kegiatan diskusi dalam kelompok didominasi dengan saling

bertukar pendapat antar anggota tim dalam mempersiapkan kuis yang akan

dilaksanakan. Keaktifan siswa mengalami peningkatan, terbukti dengan

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi bertanya kepada

anggota timnya yang sudah memahami materi. Selain itu siswa mulai

berani bertanya dan mengeluarkan pendapat kepada guru ketika mereka

mengalami kesulitan dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan suasana

pembelajaran yang tidak monoton dan santai sehingga siswa berani

bertanya kepada guru. Pada saat kuis berlangsung terlihat siswa sangat

serius menyelesaikan soal dengan baik agar dapat menyumbangkan skor

kepada timnya. Siswa juga mulai berani untuk maju menjelaskan kedepan

kelas (demonstrasi) disaat kegiatan pembahasan soal latihan maupun saol

kuis tanpa harus ditunjuk oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun

observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru matematika

dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil tes semester, tes

tengah semester maupun hasil tes ulangan harian, namun juga

mempertimbangkan bagaimana keseharian setiap anak di dalam kelas. Nilai

akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil ulangan tes tertulis,

aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam proses pembelajaran,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa baik didalam kelas

maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X

SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut: 1)

Religius, 2) Disiplin, 3) Tanggungjawab, 4) Teliti, 5) Kreatif, 6) Jujur, 7)

Menghargai, 8) Rasa Ingin Tahu, dan 9) Percaya Diri.

2. Pendidikan karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA

Negeri 10 Yogyakarta diterapkan dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter pada konten kurikulum yang telah dirumuskan ke dalam

pembelajaran khususnya dalam RPP. Agar pendidikan karakter dapat

ditanamkan dengan baik kepada siswa, guru dapat:

a. memberikan teladan kepada peserta didik,

b. memberikan teguran/nasehat kepada peserta didik,

c. mengondisikan lingkungan pembelajaran peserta didik,

d. melakukan kegiatan karakter secara rutin untuk peserta didik.

3. Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran Matematika di

Kelas X SMA N 10 Yogyakarta dilaksanakan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dimana nilai-nilai

karakter yang ditanamkan dan dikembangkan oleh guru matematika adalah

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

religius, disiplin, kejujuran, pantang menyerah, rasa ingin tahu yang tinggi

dan tanggung jawab.

a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran

Perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa perencanaan

silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disisipkan

nilai-nilai pembentuk karakter yang diinginkan oleh guru. Guru

sebelumnya melakukan analisis dan revisi terhadap Silabus dan RPP

yang disinkronkan dengan pendidikan karakter.

b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran

Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi yaitu

berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi

religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran

matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,

penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif,

jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai

media pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah

terakhir adalah mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan

memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) agar siswa lebih menghargai,

disiplin dan bertanggungjawab.

c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Guru matematika dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil

tes semester, tes tengah semester maupun hasil tes ulangan harian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

namun juga mempertimbangkan perilaku siswa di dalam kelas. Nilai

akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil

ulangan tes tertulis, aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam

proses pembelajaran, sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa

baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai

karakter yang baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Sekolah perlu mengembangkan penilaian terhadap nilai-nilai karakter yang

sudah ditanamkan dan dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran

Matematika. Penilaian ini bertujuan agar guru mengetahui perkembangan

perilaku untuk nilai tertentu yang telah dimiliki oleh siswa.

2. Pihak sekolah hendaknya mengembangan nilai-nilai karakter bekerja sama

dengan orang tua siswa, karena bagaimanapun juga keluarga merupakan

pendidikan yang utama dan pertama. Para guru dan orang tua juga harus

menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Tujuan pendidikan karakter

tidak akan tercapai apabila tidak adanya kerjasama antara seluruh

komponen masyarakat.

3. Guru matematika diharapkan dapat menerapkan pendidikan karakter dalam

pembelajaran matematika di sekolah dengan baik. Guru dapat memasukkan

nilai pendidikan karakter secara by chance maupun by design dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

menggunakan pendekatan, model maupun metode pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan dan kondisi pembelajaran.

4. Semua guru diharapkan benar-benar memberikan teladan yang baik dalam

bertutur, bertindak, maupun bersikap yang didukung oleh segenap warga

sekolah dan masyarakat guna tercapainya keberhasilan pendidikan

karakter.

5. Siswa diharapkan mampu menerapkan pendidikan karakter yang telah

ditanamkan guru dalam kegiatan sehari-hari. Bukan hanya pembelajaran di

kelas saja tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter.
Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed


Revisi VI, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmani, J., M., (2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di


Sekolah, Yogjakarta: DIVA Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Fathurrohman, Pupuh. Suryana, A., Fatriany, Fenny. 2013. Pengembangan


Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran


Matematika. Malang: UM Press.

Juhartutik, 2012. Menjadi Guru Matematika Kreatif dan Berwawasan Pendidikan


Karakter. Semarang: Pendidikan Matematika Unnes.

Kemendikbud. 2015. Proses Pendidikan Harus Menyentuh Karakter. 8 Desember


2015. http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2015/02/proses-pendidikan-
harus-menyentuh-karakter-3868-3868-3868.

Kemendiknas. 2003. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Kemendiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi


untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas.

Kemendiknas. 2010a. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta:


Kemendiknas.

Kemendiknas. 2010b. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.


Jakarta: Kemendiknas.

Koesoema A., Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di


Zaman Global. Cet. II. Jakarta: Grasindo.

Lickona, Thomas, 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach
Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.

Ma’unah. 2014. Analisis Penerapan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran


Matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Siswa Kelas
VIII B dan VIII C SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun 2013/2014).
Skripsi S-1 pada FKIP UMS: Tidak Diterbitkan.

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakaya.

Prabowo, Agus & Sidi, Purnomo. (2010). Memahat Karakter Melalui


Pembelajaran Matematika. Proceedings of The 4th International
Conference on Teacher Education, Join Conference UPI & UPSI,
Bandung, Indonesia, 8 – 10 November 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Rahayu, Masriyah dan Endah. 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, H. Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV


Alfabeta.

Sucipto. 2013. Model Pendidikan Karakter di SMA Negeri 1 Sidoarjo. Vol 1, No


01. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnalpendidikanips/article/view/7
950. 2 Maret 2016.

Sudrajad, Akhmad. 2010. Tentang Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Paramitra.

Sugandi, Ahmad. dan Haryanto. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK
UNNES.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.


Semarang: FMIPA UNNES

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Teguh, Muhammad. 2001. Methodologi penelitian ekonomi. Jakarta: Raja


Grafindo persada.

Wangid, Muhammad Nur, (2010), "Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan


Karakter", Artikel dalam Cakrawala Pendidikan, (Yogyakarta: UNY, MEI
2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY).

Zubaedi, (2012), Desain Pendidikan Karakter; Konsepsi dan aplikasinya dalam


lembaga pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Kepada Kepala Sekolah

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Kepala Sekolah

No Indikator Pertanyaan

1 Latar belakang pelaksanaan 1. Apa pendidikan karakter itu?

pendidikan karakter. 2. Apa yang melatarbelakangi

pelaksanaan program pendidikan

karakter di SMA N 10 Yogyakarta?

3. Pedoman apa yang digunakan dalam

melaksanakan program pendidikan

karakter di SMA N 10 Yogyakarta?

4. Apakah SMA N 10 Yogyakarta ini

menggunakan kurikulum yang

dikembangkan sekolah ini sendiri atau

menggunakan kurikulum yang

diadopsi dari sekolah lain?

5. Selain kegiatan di dalam kelas,

kegiatan apa saja yang di luar

kelas/ektrakurikuler yang menunjang

pendidikan karakter?

2 Tujuan pelaksanaan pendidikan 6. Apa tujuan program pendidikan

karakter karakter ini?

7. Bagaimana cara mencapai tujuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

program pendidikan karakter?

3 Persiapan sekolah dalam 8. Bagaimanakah persiapan dalam

melaksanakan pendidikan melaksanakan pendidikan karakter?

karakter 9. Berapa lamakah proses persiapan

penyelenggaraan pendidikan karakter

di SMA N 10 Yogyakarta?

10. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh

guru Matematika dalam proses

pembelajaran dengan menerapkan

pendidikan karakter?

11. Bagaimana persiapan oleh guru mata

Matematika dalam melaksanakan

pendidikan

4 Pelaksanaan dan kendala dalam 12. Sejauh ini bagaimana pelaksanaan

menerapkan pendidikan pendidikan karakter dalam proses

karakter di kelas. pembelajaran kelas X SMA N 10

Yogyakarta?

13. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan

karakter dalam pembelajaran

Maatematika kelas X?

14. Apakah yang menjadi kendala-kendala

dalam proses pelaksanaan pendidikan

karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

5 Evaluasi pendidikan karakter 15. Apa saja yang dievaluasi dalam

dalam proses pembelajaran pembelajaran yang menerapkan

pendidikan karakter?

16. Bagaimana cara mengevaluasinya

17. Kapan dan apa manfaat diadakan

evaluasi?

18. Siapakah yang mengevaluasi

pelaksanaan pendidikan karakter?

19. Dalam jangka waktu berapa bulan

sekali kegiatan monitoring dilakukan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Kepada Guru Matematika

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Guru Matematika

No Indikator Pertanyaan

1 Pengetahuan guru terhadap 1. Apakah pendidikan karakter itu?

pendidikan karakter. 2. Apakah nilai-nilai yang ada dalam

pendidikan karakter?

3. Bagaimanakah cara menerapkan

pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran matematika?

4. Nilai-nilai karakter apakah yang ingin

guru tanamkan pada diri siswa?

5. Nilai-nilai karakter apakah yang

ditunjukkan guru dalam proses

pembelajaran matematika?

6. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter kejujuran pada siswa?

7. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter demokratis pada siswa?

8. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter disiplin pada siswa?

9. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter teliti pada siswa?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

10. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter kerja keras pada siswa?

11. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter kreatif pada siswa?

12. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter mandiri pada siswa?

13. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter rasa ingin tahu pada siswa?

14. Bagaimana guru menerapkan nilai

karakter tanggung jawab pada siswa?

2 Tujuan pelaksanaan pendidikan 15. Apakah yang menjadi tujuan secara

karakter umum dari pelaksanaan pendidikan

karakter?

16. Apakah yang guru harapkan dengan

melaksanakan pendidikan karakter

dalam proses pembelajaran

matematika?

17. Apakah tujuan penanaman nilai-nilai

karakter pada siswa?

3 Persiapan sekolah dalam 18. Apa saja yang dipersiapkan guru

melaksanakan pendidikan ketika akan mengajar?

karakter 19. Bagaimanakah persiapan materi yang

akan diintegrasikan dengan penanaman


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

karakter pada siswa?

4 Sarana dan prasarana dalam 20. Sarana dan prasarana apa saja yang

proses pembelajaran dengan diperlukan guna menunjang

menerapkan pendidikan pelaksanaan pendidikan karakter

karakter dalam proses pembelajaran

matematika?

21. Apakah media dan sarana tersebut

efektif untuk membantu menanamkan

karakter pada siswa?

5 Kondisi pembelajaran dalam 22. Bagaimana respon dan aktivitas siswa

kelas pada saat kegiatan belajar mengajar?

23. Bagaimana suasana pembelajaran di

kelas yang menerapkan pendidikan

karakter?

24. Metode apa yang dipakai oleh guru

untuk menanamkan nilai-nilai karakter

pada siswa?

6 Evaluasi pendidikan karakter 25. Bagaimana proses evaluasi yang

dalam proses pembelajaran dilakukan terhadap siswa?

matematika 26. Kapan guru melakukan evaluasi?

27. Evaluasi yang dilakukan meliputi

aspek apa saja?

28. Apakah kegunaan dari evaluasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

pembelajaran tersebut?

29. Bagaimanakah tindak lanjut setelah

adanya evaluasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Siswa

No Indikator Pertanyaan

1 Pengetahuan siswa terhadap 1. Apakah siswa mengetahui tentang

pendidikan karakter pendidikan karakter?

2. Apakah nilai-nilai yang ada pada

pendidikan karakter?

3. Apakah guru matematika

mencerminkan nilai-nilai karaker

dalam proses pembelajaran?

2 Kondisi pembelajaran dalam 4. Bagaimana respon dan aktivitas siswa

kelas pada saat kegiatan belajar mengajar?

5. Bagaimana suasana pembelajaran yang

sudah menerapkan pendidikan karakter

di dalam kelas?

6. Metode apa yang digunakan oleh guru

dalam menerapkan pendidikan

karakter pada proses pembelajaran?

7. Media apa saja yang digunakan oleh

guru dalam mengajar?

8. Apakah anda mengetahui pesan yang

disampaikan dari pendidikan karakter?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

3 Pelaksanaan dan kendala dalam 9. Apakah cara guru mengajar sudah

proses pembelajaran yang seperti yang diharapkan oleh siswa?

menerapkan pendidikan 10. Bagaimanakah proses pembelajaran

karakter matematika berlangsung?

11. Bagaimanakah kendala-kendala yang

dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Lampiran 4 Pedoman Observasi 1 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta

Kegiatan Nilai
No
Guru Siswa Karakter

1 Guru memberikan salam kepada


siswa dan perkenalan.
2 Guru mengajak siswa untuk
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3 Guru mempersilakan siswa
untuk mempersiapkan diri dalam
pembelajaran.
4 Guru mengingatkan siswa
tentang materi yang sebelumnya
telah diajarkan.
5 Guru bersama siswa menghitung
jarak titik dan bidang pada
bangun ruang.
6 Guru memberikan soal latihan
untuk dikerjakan siswa secara
berkelompok.
7 Guru mengajak siswa bersama–
sama membahas soal latihan
yang sudah dikerjakan.
8 Guru menanyakan kepada siswa
apakah ada yang masih belum
paham.
9 Guru menanggapi pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

siswa dengan baik.


10 Guru mengajak siswa
merangkum bersama–sama
tentang materi yang telah di
pelajari.
11 Guru mengingatkan siswa untuk
belajar mempersiapkan materi
pertemuan selanjutnya.
12 Guru mengajak siswa untuk
berdoa mengakhiri
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 5 Pedoman Observasi I1 Pembelajaran Matematika

Data Observasi II

Pembelajaran Matematika Kelas XE SMA Negeri 10 Yogyakarta

Kegiatan Nilai
No
Guru Siswa Karakter

1 Guru memberikan salam kepada


siswa dan perkenalan.
2 Guru mengajak siswa untuk
berdoa dengan dipimpin ketua
kelas.
3 Guru mempersilakan siswa
untuk mempersiapkan diri dalam
pembelajaran.
4 Guru mengingatkan siswa
tentang materi yang sebelumnya
telah diajarkan.
5 Guru bersama siswa
menggambar sudut antara dua
garis dalam bangun ruang.
6 Guru memberikan soal latihan
untuk dikerjakan siswa secara
berkelompok.
7 Siswa secara berkelompok
mempresentasikan hasil
pekerjaannya.
8 Guru mempersilakan siswa yang
lain memberikan tanggapan dari
presentasi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

9 Guru memberikan umpan balik


dari hasil presentasi siswa.
10 Guru mengajak siswa
merangkum bersama–sama
tentang materi yang telah di
pelajari.
11 Guru memberikan PR kepada
siswa sebagai tindak lanjut
pembelajaran.
12 Guru mengajak siswa untuk
berdoa mengakhiri
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lampiran 6 Pedoman Dokumentasi

Kisi-Kisi Dokumentasi

No Indikator Sasaran
1 Profil Sekolah Dokumen Profil Sekolah
2 Sarana dan Prasarana Sekolah Dokumen Profil Sekolah
3 Pelaksanaan Pembelajaran Silabus, RPP
4 Perencanaan Pendidikan Karakter RPP
5 Pelaksanaan Pendidikan Karakter RPP
6 Evaluasi Pendidikan Karakter RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Lampiran 7 Hasil Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah

1. Peneliti (P) : Menurut Bapak sebagai kepala sekolah, pendidikan

karakter seperti apa yang ingin bapak terapkan disekolah ini?

Kepala Sekolah (KS) : “Ya jadi untuk SMA N 10 Yogyakarta, sebelum

sampai kepada menjawab pertanyaan anda, kita kan punya visi ya. Visi SMA N

10 Yogyakarta itu terwujudnya generasi beriman, berilmu, terampil dan

berakhlak mulia. Nah untuk mencapai visi itu sekolah perlu menentukan

indikator-indikator apa saja. Salah satu indikator untuk menuju kepada

tercapainya visi SMA N 10 Yogyakarta adalah memiliki karakter yang baik.

Nah, karakter apa sajakah yang ingin dicapai oleh SMA N 10 Yogyakarta atau

karakter apa saja yang harus dimiliki oleh siswa SMA N 10 Yogyakarta yang

pertama adalah yang berkaitan dengan religius, yang kedua adalah jujur, yang

ketiga toleran, yang keempat disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,

rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menggapai prestasi,

bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan tanggung jawab. Itu 18 karakter, yang sekolah berharap dapat

dimiliki oleh siswa kami.”

2. P : Jadi menurut Bapak, pendidikan karakter itu apa?

KS : “Pendidikan itu kan proses ya, proses internalisasi pada diri

seseorang dalam hal ini siswa, karakter sendiri itu kan mengarah ke 18 itu tadi,

ada religius disiplin dan sebagainya itu. Jadi pendidikan karakter adalah

bagaimana kita menanamkan 18 karakter itu tadi secara internalisasi kedalam

diri anak melalui proses pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

3. P : Apakah pelaksanaan pendidikan karakter ini merupakan

perwujudan dari kebijakan kementerian pendidikan?

KS : “Ya, jadi e apa, 18 karakter yang kami maksudkan itu berangkat

dari kebijakan pemerintah. Kami sebagai orang lapangan diharapkan dapat

menerapkan kebijakan itu di dalam kehidupan persekolahan khususnya untuk

anak-anak kita.”

4. P : Apakah tujuan dari pelaksanaan pendidikan karakter yang

dilaksanakan di sekolah ini?

KS : “Kita berharap anak-anak kita menjadi insan Indonesia yang

seutuhnya yang tidak hanya pintar tapi juga terampil dan yang utamanya punya

budi pekerti yang baik yang bisa menjadi pelopor karakter baik di masyarakat

nantinya”

5. P : Bagaimana cara pelaksanaan program pendidikan karakter ini

Pak?

KS : “Ya jadi itu sangat bergantung ya. Jadi pada prinsipnya penerapan

dari pendidikan karakter itu sendiri kita lakukan secara integratif dengan mata

pelajaran. Semua mata pelajaran baik yang itu dilakukan secara intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler.

6. P : Bagaimana persiapan untuk melaksanakan pendidikan karakter

ini”

KS : “Ya tadi sudah saya sampaikan bahwa pelaksanaan di dalam

kehidupan sehari-hari itu dilakukan secara integratif. Artinya apa, setiap guru

ini harus memasukkan kedalam RPP bahkan silabus, karakter apa sajakah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

ingin dicapai pada proses pembelajaran sesuai RPP yang dipersiapkan pada jam

atau pada saat tertentu. Nah itu, otomatis setiap guru mencantumkan itu pada

setiap proses pembelajarannya.

7. P : Apakah yang perlu dipersiapkan oleh guru matematika dalam

pelaksanaan pendidikan karakter?

KS : “Persiapan sudah jauh-jauh hari dengan membuat Silabus yang

didalamnya sudah ada nilai-nilai karakter.”

8. P : Menurut bapak bagaimanakah persiapan yang dilakukan oleh guru

matematika?

KS : “Persiapannya sudah baik. Misalnya ada siswa yang nilainya

kurang dari KKM pasti guru akan mengadakan remidial.”

9. P : Strategi apa yang digunakan agar pendidikan karakter dapat

berjalan sesuai rencana?

10. KS : “Strateginya ada 4, yang pertama dan yang sudah pasti yaitu

dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah

dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Yang kedua dengan

mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

Yang selanjutnya dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam

kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan misalnya ekstrakurikuler dan

kegiatan keagamaan. Dan yang terakhir dengan membangun dan menjaga

komunikasi serta kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik, jadi

agar pelaksanaanya tidak seetengah-setengah dan hasilnya juga maksimal.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

11. P : Sejauh ini Pak, bagaimana pelaksanaan program pendidikan

karakter dalam pembelajaran?

KS : Ya tentu untuk melaksanakan 18 jenis karakter tadi itu tidak cukup

hanya seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, proses ya. Tapi kalau

pertanyaannya apakah sudah dilaksanakan, sudah. Hanya itu belum secara

menyeluruh, jadi bertahap. Sebagai contoh misalnya masalah kedisiplinan, itu

hampir semua siswa melaksanakan itu, disiplin ketika mengikuti pelajaran,

disiplin kehadiran, dan sebagainya.

12. P : Berapa lama proses penyelenggaraan pendidikan karakter di

sekolah ini?

KS : “Ya tentu, karena kita ini kan tiap tahun berhadapan dengan siswa

baru ya, maka diharapkan selama anak itu di SMA 10 harapannya setelah lepas

dari SMA 10 bisa menerapkan pendidikan karakter yang telah dikondisikan

oleh sekolah kepada para siswa.

13. P : Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan

karakter tersebut?

KS : “Ya salah satu kendala utamanya adalah karena ini berkaitan

dengan karakter atau sifat perilaku anak maka tentu saja ini butuh proses ya.

Jadi tidak serta merta sekarang ini saya menghendaki siswa disiplin lantas itu

bisa terwujud seketika, endak, itu butuh proses. Yang terpenting

pengkondisiannya yang terpenting itu, apakah sekarang dia tidak terlambat,

bagaimana dengan esok hari, bagaimana dengan esok lusa. Harapannya kalau

sekarang dia sudah sadar tidak terlambat ya harapannya itu bisa berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

sampai kapanpun, nah itu artinya pengkondisian. Jenis-jenis karakter pada

siswa itu butuh waktu dan itu harus dilaksanakan secara kontinu dan butuh

kebersamaan dari semua guru.

14. P : Apakah sekolah melakukan evaluasi dari program pendidikan

karakter ini?

KS : “Nanti setiap akhir semester, terutama sebelum rapotan, kita

mengumpulkan guru-guru, itu sekaligus evaluasi khususnya terhadap

pelaksanaan pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.

Jadi itu nanti kita lakukan secara bersama-sama dan itu nanti salah satunya

masuk dalam penilaian rapot. Itu masuknya dalam sikap atau afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Lampiran 8 Hasil Transkip Wawancara dengan Guru Matematika

1. Peneliti (P) : Menurut Ibu, pendidikan karakter itu seperti apa?

Guru Matematika (G) : “Pendidikan karakter itu adalah suatu usaha yang

sistematis dalam mengembangkan. Potensi peserta didik agar kelak mampu

mengembangkan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup bangsa

Indonesia, agama, sosial budaya dan nilai- nilai yang dirumuskan dalam tujuan

pendidikan nasional.”

2. P : Nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter itu apa saja?

G : ”Macam-macam mas 1) agama, agama itukan penting tidak hanya

dari pendidikan sekolah tetapi juga penting dari rumah, keluarga terutama

orangtua. Yang kedua, pancasila, pancasila merupakan prinsip dari kehidupan

kebangsaan dan negara kita.Yang ketiga, budaya. Budaya kita kalau bisa kan

harus sesuai dengan apa yang sudah tertanam. Selain itu juga harus sesuai

kemanusiaan. Optimis, sikap optimis sangat penting agar dia mencapai apa

yang dicita- citakan hingga kelak menjadi peserta didik yang dapat menerapkan

dan mengembangkan tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi juga dikehidupan

masyarakat berbagsa dan bernegara.”

3. P : Nilai-nilai karakter apakah yang ingin guru tanamkan pada diri

siswa? G : “Saya ingin tanamkan adalah kejujuran dan tanggung

jawab.”

4. P : Nilai- nilai karakter yang ditunjukkan oleh guru apa dalam proses

pembelajaran matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

G : “Dalam Matematika ya menurut saya selama ini macam-macam.

Pastinya agama/religi, disiplin masuk kelas/tepat waktu serta menghargai guru

dan siswa lain. Kemudian mengerjakan PR dirumah termasuk disiplin. Jujur,

rasa ingin tau tinggi dan percaya diri saat menjawab soal. Saya sebagai guru

sangat ingin anak-anak memiliki tanggungjawab yang tinggi, teliti serta kreatif

dalam mengerjakan soal, ketika dia merasa sulit mereka harus berusaha secara

maksimal atau dengan kata lain karakter yang saya tanamkan adalah sikap

tanggungjawab.”

5. P : Strategi apa yang digunakan agar pendidikan karakter dapat

berjalan sesuai rencana?

G : “Sebagai guru itu yang terpenting adalah memberikan keteladanan

kepada siswa. Siswa akan mudah menerima sebuah nilai apabila dia melihat

langsung yang dicontohkan oleh orang yang dipanutinya. Teguran atau nasehat

juga harus selalu diberikan agar siswa selalu ingat akan nilai karakter yang

seharusnya dia amalkan. Pengkondisian lingkungan, penyediaan tempat

sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai karakter yang mudah dibaca

oleh siswa, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang

strategis. Sekolah juga sudah melakukan kegiatan rutin seperti setiap pagi

sebelum kegiatan belajar dimulai didahului dengan menyayikan lagu Indonesia

Raya dan lagu Padamu Negeri saat mau pulang. Sebelum dan setelah belajar,

siswa juga dibiasakan untuk berdoa, mengucapkan salam bila bertemu dengan

guru atau siswa lain. Seperti itu mas.”

6. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kejujuran pada siswa?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

G : “Memperingatkan siswa yang mencontek temannya saat

mengerjakan tugas atau saat ulangan/ujian, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengemukakan pendapat tentang suatu pokok diskusi, larangan

membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan, ujian atau pun pada saat

pembelajaran, transparansi penilaian kelas.”

7. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter demokratis pada

siswa?

G : “Mengajak seluruh siswa agar dapat bekerja sama dalam

kelompok tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial dan

status ekonomi, memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa,

memberi kesempatan kepada siswa untuk berbeda pendapat, menghargai

pendapat siswa tanpa membedaan suku, agama, ras, golongan,status sosial, dan

status ekonomi.”

8. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter disiplin pada siswa?

G : “Guru masuk kelas tepat waktu, menegur siswa yang melanggar

aturan di kelas (seperti makan dalam kelas, berbicara, mengganggu temannya,

berkeliaran, dan sebagainya), mengecek kehadiran siswa, menggunakan

seragam guru sesuai aturan.”

9. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter teliti pada siswa?

G : “Saat memulai pelajaran, guru menuliskan tujuan

pembelajaran/KD dan judul materi yang akan dipelajari, meminta siswa tidak

terburu-buru dalam mengerjakan soal, meminta siswa mengecek kembali

lembar jawaban sebelum dikumpulkan, mengetahui tingkat pemahaman siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

terhadap materi yang sedang diajarkan, jika siswa belum paham diberi motivasi

atau pertanyaan-pertanyaan terkait materi.”

10. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kerja keras pada

siswa?

G : “Membiasakan semua siswa mengerjakan semua tugas yang

diberikan selesai dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan, mengajak

siswa untuk lebih giat belajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencari informasi, tentang materi pelajaran ke teman, guru ataupun pihak lain,

membiasakan siswa untuk mengutarakan pendapatnya saat diskusi kelas.”

11. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter kreatif pada siswa?

G : “Mengajukan berbagai pertanyaan berkenaan dengan suatu pokok

bahasan untuk memancing gagasan siswa, pemberian tugas yang menantang

munculnya daya pikir kreatif, menerapkan berbagai metode pembelajaran,

menggunakan berbagai alat penilaian, menggunakan berbagai media

pembelajaran.”

12. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter mandiri pada siswa?

G : “Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan

kepadasiswa untuk bekerja sendiri, meminta siswa untuk mengerjakan sendiri

tugas individu yang diberikan, memantau kerja siswa secara mandiri, memberi

kesempatan kepada siswa untuk menentukan kelompok diskusinya sendiri,

meminta siswa mengerjakan soal di papan tulis.”

13. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter rasa ingin tahu pada

siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

G : “Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada

guru atau teman tentang materi matematika, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan terkait materi, menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa

ingin tahu, mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber.”

14. P : Bagaimana guru menerapkan nilai karakter tanggung jawab pada

siswa?

G : “Membiasakan siswa untuk mengerjakan soal latihan yang

diberikan, membiasakan siswa untuk berani mempertanggungjawabkan

pendapatnya.”

15. P : Apakah tujuan pelaksanaan pendidikan karakter secara umum itu

apa? G : “Pastinya banyak sekali. Pertama pendidikan karakter

ingin menyiapkan atau mencetak peserta didik yang mampu untuk

mengembangkan sikap yang pertama kebiasaan, perilaku peserta didik yang

terpuji dan sejalan dengan nilai- nilai budaya bangsa yang religius.2)

kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan

berwawasan kebangsaan.3) lingkungan sekolah yang aman dan nyaman (siswa

jujur, disini kan ada operasi kejujuran, penuh kreatif, saling tolerasi, nyaman

tidak hanya dalam belajar saja tetapi juga ada kebersihan kelas.4) jiwa

kepemimpinan (menumbuhkan jiwa pemimpin yang punya tanggung jawab

sebagai penerus bangsa).”

16. P : Apa yang guru harapkan dengan melaksanakan pendidikan

karakter? G : “Untuk siswa/ peserta didik semoga lebih teliti belajar

tidak hanya belajar dalam artian pelajaran saja tetapi juga belajar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

sosialisasi kemudian pantang menyerah terutama dalam matematika karena

pelajaran matematika itu kan susah.”

17. P : Tujuan penanaman nilai-nilai karakter itu seperti apa?

G : “Ya sama dengan yang saya jelaskan tadi. Ingin menjadikan/

mencetak/menyiapkan siswa yang berwawasan kebangsaan. Lingkungan

sekolah yang aman dan nyaman, jujur, kreatif dan toleransi. Yang terakhir

diharapkan besok menjadi calon-calon pemimpin yang bertanggung jawab baik

pada tugasnya maupun pada pada bangsa dan negara.”

18. P : Bagaimanakah persiapan dalam pelaksanaan pendidikan karakter

dikelas?

G : “Pastinya harus ada perencanaan, kemudian baru

melakanakannya. Pendidikan karakter dilaksanakan oleh Bapak Kepala

Sekolah, Guru, BK yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas sekolah

untuk mencapai tujuan pendidikan karakter. Kegiatan rutin sekolah yang

mencerminkan pendidikan karakter misalnya saat upacara bendera, upacara

Agustusan, sholat berjamaah, berdoa setiap selesai pelajaran, mengucapkan

salam sebagai suatu budaya yang harus dilakukan secara terus menerus. Guru

juga harus mempraktekkan nilai-nilai karakter misalnya berpakaian rapi, sepatu

harus bersih.”

19. P : Apa saja yang dipersiapkan guru ketika akan mengajar?

G : ”Paling ya RPP sama materi-materi tambahan sebagai pendukung

dan media-media pembelajaran.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

20. P : Bagaimanakah persiapan materi yang akan diintegrasikan dengan

penanaman karakter pada siswa?

G : “materi saya persiapkan sebelumnya termasuk soal-soal yang

nanti akan dikerjakan siswa dalam kelompok.”

21. P : Apakah pelaksanaan pendidikan karakter selama ini sudah efektif?

G : “Menurut saya pelaksanaannya sudah efektif.”

22. P : Bagaimanakah suasana pembelajaran dikelas yang menerapkan

pendidikan karakter?

G : “Suasananya lebih menyenangkan, pembelajaran tidak bosan,

sisws lebih aktif, tekun, rasa ingin tau yang tinggi, demokrasi, saling bekerja

sama dan rasa tanggung jawab yang tinggi.”

23. P : Bagaimana respon dan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar

mengajar?

G : “ Respon siswa sangat baik, halini terlihat dari antusias mereka

untuk mengerjakan soal-soal yang saya berikan.”

24. P : Metode apa yang dipakai oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai

karakter pada siswa?

G : “Paling pertama ceramah, tanya jawab dan latihan.”

25. P : Model pembelajaran yang biasanya ibu pakai dalam pembelajaran

matematika seperti apa?

G : “Karena pelajaran matematika termasuk pelajaran yang dianggap

susah. Saya biasanya menyuruh siswa mengerjakan tugas-tugas dengan

membentuk kelompok kecil dengan jumlah siswa antara 4-5 orang.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

26. P : Kapankah ibu melakukan evaluasi dari pendidikan karakter?

G : “Setiap saat dan terus menerus jadi tidak hanya didalam kelas saja

tetapi juga diluar kelas/ diluar lingkungan sekolah. Saya memantau bagaimana

kerjasamanya ketika mengerjakan tugas kelompok, toleransi kepada siswa lain

atau kepada guru bagus atau tidak, perilaku siswa ketika jam istirahat dan

ketika pulang sekolah.”

27. P : Evaluasi yang ibu lakukan itu meliputi aspek apa saja?

G : “Selama ini yang saya nilai itu kompleksitas, daya dukung, image

siswa, proses pembelajaran aktif, perilaku dan kepribadiannya.”

28. P : Apakah kegunaan dari evaluasi tersebut?

G : “Gunanya: 1) untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dalam

pencapaian indikator, 2) mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai

materi yang diajarkan dan 3) mengetahui bagaimana indikator-indikator apa

yang kurang atau belum tercapai”.

29. P : Bagainanakah tindak lanjut dari evaluasi tersebut?

G : “Misalnya anak yang memperoleh nilai 75 berarti sudah mencapai

KKM terus saya lihat pencapaian nilai tersebut dengan pendidikan karakter

bagaimana. Jadi ada sinkronisasi nilai dengan karakter yang ditunjukkan

siswa.”

30. P : Apa saja yang sudah dicapai dari pelakanaan pendidikan karakter?

G : “Banyak mas, mulai dari awal pembelajaran dari religius, berdoa,

disiplin, jujur, kerjasana, toleransi, rasa ingin tahu, tanggung jawab.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Lampiran 9 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 1

1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?

Siswa 1 (S1) : “Pendidikan karakter itu adalah proses dimana kita diajar

dibimbing dalam pembentukan karakter dan sikap.”

2. P : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?

S1 : “Nilai yang ada pada pendidikan karakter itu religius, jujur,

toleransi, disiplin, mandiri, dan kreatif mas.”

3. P : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam

proses pembelajaran?

S1 : “Menurutku tidak begitu mencerminkan nilai tersebut mas.”

4. P : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?

S1 : “Dalam pelajaran saya kurang dan susah untuk mengikutinya.”

5. P : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan

pendidikan karakter di dalam kelas?

S1 : “Suasananya lebih bersahabat sehingga memudahkan siswa untuk

mengikutin pembelajaran.”

6. P : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan

pendidikan karakter pada proses pembelajaran?

S1 : “Sebelumnya kan guru pasti menjelaskan materi dengan ceramah,

abis itu biasanya kita mengerjakan soal-soal dengan kelompok terus sebelum

pelajaran berakhir dikasih PR”

7. P : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?

S1 : “Hanya papan tulis, spidol, terus buku mas.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

8. P : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan

karakter?

S1 : “Iya mas, tau.”

9. P : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh

siswa?

S1 : “Tidak mas.”

10. P : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?

S1 : “Proses pembelajarannya sesuai mood guru, kadang membuat

siswa jadi tegang dan mencekam.”

11. P : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran?

S1 : “Susah memahami, tegang, terlalu cepat mengajar, kadang tidak

mau menjelaskan secara rinci tentang materi.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 10 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 2

1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?

Siswa 1 (S2) : “Menurut saya, pendidikan karakter adalah suatu proses

mendidik dan membimbing guna meningkatkan karakter, guna membentuk

watak yang sesuai dengan nilai-nilai.”

2. P : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?

S2 : “disiplin, kejujuran, kesopanan, religius, toleransi, mandiri,

kreatif, sabar.”

3. P : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam

proses pembelajaran?

S2 : “Tidak begitu mas.”

4. P : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?

S2 : “Susah mengikuti ajarannya, karena metode pengajarannya tidak

sesuai.”

5. P : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan

pendidikan karakter di dalam kelas?

S2 : “Bila menerapkan pendidikan karakter, dapat lancar dan lebih

dapat mengikuti. Sistem pelajarannya pun teratur.”

6. P : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan

pendidikan karakter pada proses pembelajaran?

S2 : “Cepat dan sesuai pemahamannya.”

7. P : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

S2 : “Media yang dipakai guru biasanya tergantung materinya sih,

misalnya kemarin pada saat materi ruang dimensi tiga guru memperlihatkan

kotak kapur, bolpoin, penggaris, dadu sebagai contoh agar mudah kami

pahami”

8. P : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan

karakter?

S2 : “Iya mas.”

9. P : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh

siswa?

S2 : “Kurang mas.”

10. P : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?

S2 : “Tergantung mood guru mas kalau itu.”

11. P : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran?

S2 : “Pertama terlalu cepat mengajar, tegang, terus susah dimengerti,

terus juga sering terjadi kesalahpahaman.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Lampiran 11 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 3

1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?

Siswa 1 (S3) : “Pendidikan karakter menurut pendapat saya adalah

dimana saat seorang guru memberikan pelajaran mengenai sikap dan sidat yang

baik. Pendidikan karakter dapat dilakukan siswa dengan mencontoh sang

pengajar.”

2. P : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?

S3 : “Disiplin, sopan, kerja keras, jujur, adil, santun, dan sabar.”

3. P : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam

proses pembelajaran?

S3 : “Dalam pandangan saya yang sejujurnya, guru matematika tidak

mencerminkan nilai karakter, banyak hal yang menyimpang dari nilai

karakter.”

4. P : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?

S3 : “Respon saya seringnya acuh tak acuh, terkadang saya merespon

tiap ucapan yang dilontarkan, ucapannya kadang menyakitkan sehingga saya

ingin menanggapi.”

5. P : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan

pendidikan karakter di dalam kelas?

S3 : “Seharusnya menjadi menyenangkan mas.”

6. P : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan

pendidikan karakter pada proses pembelajaran?

S3 : “Seadanya mas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

7. P : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?

S3 : “Papan tulis, spidol sama buku.”

8. P : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan

karakter?

S3 : “Ya saya tau, sayangnya gurunya seperti tidak tau mas.”

9. P : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh

siswa?

S3 : “Sangat belum.”

10. P : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?

S3 : “Biasanya sih mencekam mas, mengerikan, suasana apapun yang

dianggap seram.”

11. P : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran?

S3 : “Gurunya menyebalkan, tidak tahu metode yang tepat.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran 12 Hasil Transkip Wawancara dengan Siswa 4

1. Peneliti (P) : Apakah yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?

Siswa 1 (S4) : “Pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan

kepada seseorang

tentang hal-hal positif.”

2. P : Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?

S4 : “Nilai yang diberikan ya nilai yang berdifat positif mas.”

3. P : Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karaker dalam

proses pembelajaran?

S4 : “Kadang iya, kadang tidak.”

4. P : Bagaimana respon anda pada saat pembelajaran matematika?

S4 : “Kalau saya merespon ketika saya memahami materi, bila belum

saya akan diam dan menanyakan lagi.”

5. P : Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah menerapkan

pendidikan karakter di dalam kelas?

S4 : “Akan lebih menyenangkan mas.”

6. P : Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan

pendidikan karakter pada proses pembelajaran?

S4 : “Materi penjelasan dan penerapan sederhana.”

7. P : Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?

S4 : “Buku, papan tulis, spidol, sama bolpen.”

8. P : Apakah anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan

karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

S4 : “Tau mas.”

9. P : Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh

siswa?

S4 : “Menurutku sudah, karena saya suka pembelajaran seperti itu.

Menerangkan, menerapkan, dan mengulanginya.”

10. P : Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?

S4 : “Tenang mas.”

11. P : Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran?

S4 : “Kendalanya ngantuk, terus ada yang ramai, banyak yang tidak

suka gurunya mas.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lampiran 13

SILABUS

Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Yogyakarta

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas/Semester : X /2

Program : Umum

STANDAR KOMPETENSI :

6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

KOMPETENSI MATERI POKOK/ KEGIATAN WAK SUMBER


INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TU BELAJAR

6.1 Menentukan Ruang Dimensi Tiga  Mengidentifikasi  Menentukan Jenis: 4 Jp Sumber:


kedudukan bentuk-bentuk bangun kedudukan titik
 Pengenalan  Kuiz  Buku Paket
titik, garis, ruang dan garis dalam
Bangun Ruang  Tugas  Buku
dan bidang ruang
 Mengidentifikasi
 Kedudukan titik, Individu referensi
dalam ruang
unsur-unsur bangun  Menentukan
garis, dan bidang  Tugas lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

KOMPETENSI MATERI POKOK/ KEGIATAN WAK SUMBER


INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TU BELAJAR

dimensi tiga dalam ruang ruang kedudukan titik Kelompok


dimensi tiga dan bidang dalam
 Menyelidiki  Ulangan Alat *):
ruang
kedudukan antara  Laptop
unsur-unsur bangun  Menentukan
Bentuk  LCD
ruang kedudukan antara
Instrumen:
dua garis dalam  OHP
 Mendeskripsikan
ruang  Tes Tertulis
kedudukan antara
PG
unsur-unsur bangun  Menentukan
ruang kedudukan garis  Tes Tertulis

dan bidang dalam Uraian

ruang

 Menentukan
kedudukan antara
dua bidang dalam
ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

KOMPETENSI MATERI POKOK/ KEGIATAN WAK SUMBER


INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TU BELAJAR

6.2 Menentukan  Jarak pada  Mendefinisikan  Menentukan jarak Jenis: 10 Jp Sumber:


jarak dari titik bangun ruang pengertian jarak antara titik dan garis  Kuiz  Buku Paket
ke garis dan titik, garis dan bidang dalam ruang
 Tugas  Buku
dari titik ke dalam ruang
 Menentukan jarak Individu referensi
bidang dalam
 Menghitung jarak titik titik dan bidang
 Tugas lain
ruang dimensi
dan garis pada bangun dalam ruang
tiga Kelompok Alat *):
ruang
 Menentukan jarak
 Ulangan  Laptop
 Menghitung jarak titik antara dua garis
dan bidang pada dalam ruang* *) Bentuk  LCD
bangun ruang Instrumen:
 OHP
 Tes Tertulis
 Menghitung jarak
PG
antara dua garis pada
bangun ruang **)  Tes Tertulis
Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

KOMPETENSI MATERI POKOK/ KEGIATAN WAK SUMBER


INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TU BELAJAR

6.3 Menentukan  Sudut pada  Mendefinisikan  Menentukan besar Jenis: 10 Jp Sumber:


besar sudut bangun ruang pengertian sudut antara sudut antara dua  Kuiz  Buku Paket
antara garis titik, garis dan bidang garis dalam ruang
 Tugas  Buku
dan bidang dalam ruang
 Menentukan besar Individu referensi
dan antara dua
 Menggambar sudut sudut antara garis
 Tugas lain
bidang dalam
antara dua garis dalam dan bidang dalam
ruang dimensi Kelompok Alat *):
bangun ruang ruang
tiga  Ulangan  Laptop
 Menghitung besar sudut  Menentukan besar
antara dua garis pada sudut antara dua Bentuk  LCD
bangun ruang bidang dalam Instrumen:
OHP
ruang  Tes Tertulis
 Menggambar sudut
PG
antara garis dan bidang
pada bangun ruang  Tes Tertulis
Uraian
 Menghitung besar sudut
antara garis dan bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

KOMPETENSI MATERI POKOK/ KEGIATAN WAK SUMBER


INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TU BELAJAR

pada bangun ruang

 Menggambar sudut
antara dua bidang
dalam bangun ruang

 Menghitung besar sudut


antara dua bidang pada
bangun ruang

Yogyakarta, 27 Juli 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Basuki Dra. Siti Fatimah

NIP. 19501012 198903 1 002 NIP. 19620213 198903 2 009


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Lampiran 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester :X/2

Tahun Ajaran : 2015 / 2016

Waktu : 22 x 45 menit (11 pertemuan)

A. Standar Kompetensi

6. Memecahkan Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang

melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

B. Kompetensi Dasar

6.1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang

dimensi tiga.

6.3 Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang

dalam ruang dimensi tiga..

C. Indikator

1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang.

2. Menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang.

3. Menjelaskan penerapan rumus-rumus volume dan luas permukaan bangun

ruang.

4. Menentukan proyeksi titik dan garis pada bidang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

5. Menjelaskan bidang frontal, bidang ortogonal, garis frontal, garis

ortogonal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi dalam menggambarkan

bangun ruang.

6. Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang,

jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan

jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang.

7. Menentukan besar sudut antara dua garis, besar sudut antara garis dan

bidang, dan besar sudut antara dua bidang dalam ruang.

8. Menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah melaksanakan KBM, siswa dapat:

1. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang.

2. Menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang.

3. Menjelaskan penerapan rumus-rumus volume dan luas permukaan bangun

ruang.

4. Menentukan proyeksi titik dan garis pada bidang.

5. Menjelaskan bidang frontal, bidang ortogonal, garis frontal, garis

ortogonal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi dalam menggambarkan

bangun ruang.

6. Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang,

jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan

jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

7. Menentukan besar sudut antara dua garis, besar sudut antara garis dan

bidang, dan besar sudut antara dua bidang dalam ruang.

8. Menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang.

D. Materi Pembelajaran

Ruang Dimensi Tiga

Pengenalan Bangun Ruang

Kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga

Jarak pada bangun ruang

Sudut pada bangun ruang

E. Metode Pembelajaran

Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelas.

F. Kegiatan Pembelajaran :

PERTEMUAN ke V: 2 X 45 MENIT

No Kegiatan Pembelajaran Nilai Karakter

1 Pndahuluan (20 Menit)

a. Guru memberikan salam kepada siswa dan Menghargai,

perkenalan. Santun, Disiplin,

b. Guru mengabsen siswa Teliti, Percaya

c. Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan Diri.

diri dalam pembelajaran

d. Guru mengingatkan siswa tentang materi yang

sebelumnya telah diajarkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

2 Kegiatan Inti (60 Menit)

a. Eksplorasi

Guru bersama siswa menghitung jarak titik dan Menghargai,

bidang pada bangun ruang. Tanggungjawab,

b. Elaborasi Disiplin, Teliti,

Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan Peduli, Percaya

siswa secara berkelompok. Diri.

Guru dan siswa bersama–sama membahas soal

latihan yang sudah dikerjakan.

c. Konfirmasi

Menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih

belum paham.

Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik.

3 Penutup (10 Menit)

a. Guru dan siswa merangkum bersama–sama tentang Menghargai,

materi yang telah di pelajari. Percaya Diri.

b. Guru mengingatkan siswa untuk belajar

mempersiapkan materi pertemuan selanjutnya.

PERTEMUAN ke VIII: 2 X 45 MENIT

No Kegiatan Pembelajaran Nilai Karakter

1 Pendahuluan (20 Menit)

a. Guru memberikan salam kepada siswa dan Menghargai,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

perkenalan. Santun, Disiplin,

b. Guru mengabsen siswa Teliti, Percaya

c. Guru mempersilakan siswa untuk mempersiapkan Diri.

diri dalam pembelajaran

2 Kegiatan Inti (60 Menit)

a. Eksplorasi

Guru bersama siswa menggambar sudut antara dua Menghargai,

garis dalam bangun ruang. Tanggungjawab,

Guru bersama siswa menghitung besar sudut antara Disiplin, Teliti,

dua garis pada bangun ruang Peduli, Percaya

b. Elaborasi Diri.

Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan

siswa.

Guru dan siswa bersama–sama membahas soal

latihan yang sudah dikerjakan.

c. Konfirmasi

Menanyakan kepada siswa apakah ada yang masih

belum paham.

Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik.

3 Penutup (10 Menit)

a. Guru dan siswa merangkum bersama-sama tentang Menghargai,

materi yang telah di pelajari. Percaya Diri.

b. Guru memberikan PR kepada siswa sebagai tindak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

lanjut pembelajaran.

G. Media Pembelajaran

Worksheet atau lembar kerja siswa, Lembar penilaian, LCD/Proyektor

H. Sumber Belajar

Ari Y, Rosihin.2012. “Perspektif Matematika untuk Kelas X SMA dan

MA”.Solo: Platinum

Wirodikromo, Sartono. 2007. “Matematika SMA 1 untuk Kelas X” Jakarta:

Erlangga

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Kognitif

Teknik : Ulangan Harian dan Tugas

2. Penilian Afektif

Bentuk : Lembar Pengamatan.

Nama Disiplin Aktivitas Kejujuran Etika Rata - rata

Skala Penilaian dibuat dengan rentang dari 1 sampai 5.

Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2 : kurang, 3 : cukup, 4 : baik, 5 :

sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

J. Pedoman Penilaian

Bentuk Soal Jumlah Soal Skor Total Skor

Uraian 15 2 30

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai = × 100
3

Yogyakarta, 11 Agustus 2015

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Basuki Dra. Siti Fatimah

NIP. 19501012 198903 1 002 NIP. 19620213 198903 2 009


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Anda mungkin juga menyukai