Anda di halaman 1dari 7

PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING MENYIKAT GIGI DENGAN

KEJADIAN KARIES GIGI ANAK PRASEKOLAH

The Correlation Between Parents’ Role In Guiding To Brush Teeth And Dental Caries
Case In Preschool Children

Ana Suciari*, Yuni Sufyanti Arief**, Praba Diyan Rachmawati**


*Program Studi Pendidikan Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga,
Jl. Mulyorejo Surabayaa, Kampus C UNAIR Surabaya Telp. 031 5913754
e-mail: anasuciari@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Karies gigi adalah proses patologis berupa kerusakan yang terbatas pada jaringan
gigi mulai dari enamel sampai dentin. Karies gigi atau gigi berlubang dapat dilihat apabila telah
terbentuk lubang pada gigi yang dapat dilihat secara kasat mata dan telah mengalami perubahan
warna menjadi coklat dan kehitaman. Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi dari interaksi
bakteri pada permukaan gigi. Bakteri bersifat asam sehingga dalam periode waktu tertentu, asam
akan merusak email gigi dan menyebabkan gigi menjadi berlubang. Penelitian ini mencari
hubungan peran orangtua dalam membimbing menyikat gigi dengan kejadian karies gigi
anak prasekolah di tk az-zahra gedangan sidoarjo. Metode: Desain penelitian yang digunakan
yaitu Deskriptif analitik dengan pendekatan metode Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini
yaitu orangtua (ibu) dan murid TK Az-Zahra Gedangan Sidoarjo, dengan jumlah sampel yang
digunakan 26 responden. Variabel independen yaitu peran orangtua dalam membimbing menyikat
gigi. Variabel dependennya yaitu kejadian karies gigi. instrumen pengumpulan data yang
digunakan yaitu kuesioner dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan yaitu Chi Square
dengan tingkat signifikansi p<0,05. Hasil: Hasil menunjukkan tidak ada hubungan peran orangtua
dalam membimbing menyikat gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah
(p=0,395). Diskusi : Dapat disimpulkan bahwa peran orangtua dalam membimbing menyikat gigi
tidak ada hubungannya kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah. Dengan hasil penelitian ini
diharapakan Orangtua seharusnya dapat meningkatkan perannya dengan baik dalam membimbing
menyikat gigi pada anak prasekolah karena pada usia tersebut anak memerlukan bimbingan yang
intensif didukung dengan perilaku peran orangtua, sehingga angka kejadian karies gigi pada anak
menurun.

Kata Kunci: peran orang tua, menyikat gigi, karies gigi, anak usia prasekolah.

ABSTRACT
Introduction : Dental caries is a pathological process in the form of limited damage to the tissue of
the tooth, strating from enamel to dentin. Dental caries or cavities can be seen when it forms
openings or holes which can be seen by naked eye and has a change of color to brown and black.
Dental caries occurs because of demineralization of the interaction of bacteria on the tooth
surface. Bacteria are acidic so within a certain time period, the acid will damage the tooth enamel
and cause cavities. This research aimed to find the correlation between parents’ role in guiding to
brush teeth and dental caries case in preschool children at TK Az-Zahra Gedangan Sidoarjo..
Method : The research design used was descriptive analysis with cross-sectional. The population
of this research were parents (mothers) and student of TK Az-Zahra Gedangan Sidoarjo with the
number of sample was 26 respondents. The independent variable was parents’ role in guiding to
brush teeth, while the dependent variable was dental caries case. The instruments used to collect
data were questionnaires and observation sheets. The data was analyzed by using Chi Square data
analysis with significance level α<0,05 Result : The results showed that there was no correlation
between parents’ role in guiding to brush teeth and dental caries case in preschool children

223
(p=0,395). Discussion : Given these findings, it could be concluded that there was no correlation
between parents’ role in giving guide to toothbrushing and dental caries in preschool children.
Thus, parents should increase their role in guiding children to brush teeth regularly, because
children at that age needed intensive guide and supports from parents to minimize dental caries
case

Keywords: parents’ role, toothbrushing, dental caries, preschool children..

PENDAHULUAN
Karies gigi masih menjadi salah satu orangtua sangat diperlukan di dalam
masalah yang paling sering terjadi pada membimbing, memberikan perhatian,
masyarakat Indonesia, bukan hanya pada memberikan pengertian, mengingatkan dan
orang dewasa tetapi juga pada anak-anak. menyediakan fasilitas kepada anak agar anak
Pada anak usia prasekolah, pemeliharaan kelak dapat memelihara kebersihan giginya
kesehatan gigi mereka masih bergantung (Gultom, 2009). Pendidikan kesehatan gigi
kepada orangtua terutama ibu sebagai orang harus diperkenalkan sedini mungkin kepada
terdekat dengan anak. Mulai tumbuhnya gigi anak agar mereka dapat mengetahui cara
merupakan proses penting dari pertumbuhan memelihara kesehatan giginya dan diharapkan
seorang anak. Orangtua khususnya ibu harus orangtua juga ikut berperan mengawasi
mengetahui cara merawat gigi anaknya kebersihan gigi anak-anaknya dengan
tersebut dan juga harus membimbing mengajarkan cara menyikat gigi yang benar
anaknya cara menyikat gigi yang baik dan (Ghofur, 2012).
benar. Walaupun masih memiliki gigi susu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
seorang anak harus mendapatkan perhatian pada tahun 2007 menyatakan angka kejadian
yang serius dari orangtuanya karena gigi susu karies gigi pada anak mengalami perlonjakan
akan mempengaruhi pertumbuhan gigi 60-90% sedangkan menurut data dari PDGI
permanen anak. Akan tetapi banyak orangtua (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)
yang beranggapan bahwa gigi susu hanya menyebutkan bahwa sedikitnya 89%
sementara dan akan diganti oleh gigi penderita karies adalah anak-anak.
permanen sehingga mereka sering Berdasarkan hasil karakteristik survey
menganggap bahwa kerusakan pada gigi susu kesehatan, prevalensi karies gigi pada balita
yang disebabkan oleh oral hygiene yang usia 3-5 tahun sebesar 81,7%. Prevalensi
buruk bukan merupakan suatu masalah karies gigi menurut kelompok usianya, usia 3
(Gultom, 2009). Sepuluh dari tigapuluh tahun (60%), usia 4 tahun (85%) dan usia 5
orangtua yang mempunyai anak prasekolah tahun (86,4%), dengan demikian golongan
masih memiliki persepsi yang salah tentang umur balita merupakan golongan rawan
kejadian karies gigi pada gigi sulung anaknya. terjadinya karies gigi (Suryawati,dkk. 2009).
Mereka mengatakan bahwa gigi sulung Menurut data Depkes RI tahun 2010,
keberadaannya hanya sementara dan akan prevalensi kesehatan gigi dan mulut di
diganti oleh gigi permanen sehingga mereka Indonesia terhadap tingkat karies sebesar 70%
berpendapat bahwa jika terjadi karies pada dan 50% diantaranya adalah golongan umur
gigi sulung anaknya itu bukan merupakan balita (Sariningsih, 2012). Hasil penelitian
suatu masalah karena nantinya gigi yang Suryawati,dkk juga menyebutkan bahwa
karies tersebut akan tanggal dan diganti 76,8% ibu anak balita memiliki peran yang
dengan gigi permanen. Peran orangtua kurang terhadap kesehatan gigi dan mulut
terutama seorang ibu terhadap bagaimana anaknya dan 71,33% ibu tidak pernah
menjaga kesehatan gigi sangat penting dalam memeriksakan gigi anak balitanya ke dokter
mendasari terbentuknya perilaku yang gigi karena mereka beranggapan bahwa gigi
mendukung kebersihan gigi anak sehingga susu hanya sementara dan akan diganti
kesehatan gigi anak dapat terjaga dengan baik. dengan gigi permanen sehingga ibu
Kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi menganggap kerusakan pada gigi susu bukan
perkembangan dan pertumbuhan gigi merupakan suatu masalah (Suryawati,dkk.
permanen, oleh karena itu peran serta 2009). Berdasarkan observasi yang dilakukan

224
pada 26 murid prasekolah di TK Az-Zahra belajar menyikat gigi dibantu ibunya dari
Gedangan Sidoarjo didapatkan data murid belakang menggunakan sikat gigi anak. Anak
yang memiliki gigi karies sebanyak 76% diajari berkumur dengan cara mencontoh
sedangkan murid yang tidak memiliki karies ibunya berkumur dengan menggunakan air
sebanyak 24%, dari data tersebut matang. Bila anak sudah berumur 2 tahun,
menunjukkan bahwa angka kejadian karies semua gigi sulung sudah mulai tumbuh, anak
gigi pada anak usia prasekolah masih tinggi. diharapkan mulai menyikat gigi sendiri
Masalah karies gigi pada anak dengan pengawasan orangtua. Menyikat gigi
prasekolah disebabkan oleh banyak faktor 3 kali sehari sesudah makan pagi, sesudah
antara lain memiliki kegemaran makan makan siang dan sebelum tidur malam hari.
makanan manis seperti permen dan coklat, Sesudah makan biasakan berkumur dengan air
kebersihan gigi dan mulut, kebiasaan- putih. Setelah anak bisa berkomunikasi
kebiasaan yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan orangtuanya dengan lancar, kira-kira
seperti mengemut makanan, kebiasaan umur 3 tahun anak diharapkan bisa menyikat
mengulum permen, kebiasaan minum susu giginya sendiri dengan pasta gigi yang
menjelang tidur dengan menggunakan susu mengandung fluoride kemudian bisa
botol yang terlalu lama (ngedot), serta peran berkumur-kumur dengan air dan orangtua
orangtua yang kurang memperhatikan membiasakan anak agar tidak mengkonsumsi
kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Peran makanan yang mengandung bahan pemanis,
orangtua terutama ibu dalam pemeliharaan pewarna, dan pengawet yang dapat memicu
gigi memberi pengaruh terhadap perilaku terjadinya karies gigi contohnya sejak anak
anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi. usia 2 tahun orangtua mengenalkan
Peran serta orangtua sangat diperlukan dalam bermacam-macam buah-buahan maupun
membimbing, memberikan pengertian, sayur-sayuran (Sariningsih, 2012).
mengingatkan dan menyediakan fasilitas
kepada anak agar anak dapat memelihara
kebersihan giginya sehingga karies gigi dapat
dihindari. BAHAN DAN METODE
Karies dapat dicegah secara dini yaitu
dengan cara mengurangi konsumsi sukrosa Penelitian ini mencari hubungan peran
berlebih seperti permen dan coklat, bimbingan orangtua dalam membimbing menyikat gigi
orangtua dalam menjaga kebersihan gigi dan dengan kejadian karies gigi anak prasekolah
mulut dengan cara menyikat gigi secara rutin di tk az-zahra gedangan sidoarjo. Desain
setiap hari dan melakukan pemeriksaan penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif
berkala 6 bulan sekali. Pencegahan karies analitik dengan pendekatan metode Cross
seorang anak memerlukan peran serta Sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu
orangtua bahkan peran orangtua berpengaruh orangtua (ibu) dan murid TK Az-Zahra
pada pemeliharaan kesehatan dan kebersihan Gedangan Sidoarjo, dengan jumlah sampel
gigi. Peran aktif orangtua ini diperlukan yang digunakan 26 responden. Variabel
terutama pada usia prasekolah. Anak usia independen dalam penelitian ini yaitu peran
prasekolah khususnya anak usia 4-6 tahun
orangtua dalam membimbing menyikat gigi,
memerlukan bantuan orangtua dalam
menyikat gigi walaupun anak mampu untuk sedangkan Variabel dependennya yaitu
memanipulasi pergerakan sikat gigi mereka. kejadian karies gigi. instrumen pengumpulan
Penyikatan gigi merupakan tindakan yang data yang digunakan yaitu kuesioner dan
paling mudah dilakukan setiap harinya dengan lembar observasi. Analisis data yang
tujuan untuk menjaga kebersihan gigi dan digunakan yaitu Chi Square dengan tingkat
mulut. Untuk mendapatkan hasil yang optimal signifikansi p<0,05.
harus diperhatikan frekuensi penyikatan gigi.
Peranan orangtua hendaknya ditingkatkan
dalam membiasakan menyikat gigi anak
secara teratur guna menghindarkan kerusakan
gigi anak. Kegiatan membersihkan gigi
dilakukan sebelum anak tidur malam dan
setelah makan pagi maupun siang. Anak

225
HASIL
Tabel 1 Hubungan Peran orang tua dalam membimbing menyikat gigi dengan Kejadian karies gigi
pada anak prasekolah di TK Az-Zahra Gedangan Sidoarjo pada tanggal 20 Januari 2015

Kejadian karies gigi pada anak prasekolah Total


Peran orang tua dalam
membimbing menyikat gigi Ya Tidak
N %
N % N %
Baik 1 4 0 0 1 4
Cukup 7 27 5 19 12 46
Kurang 10 38 3 12 13 50
Total 18 69 8 31 26 100
Uji Chi Square = p hitung (0,395) > α (0,05)
H1 = ditolak

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan dibuktikan dengan kurangnya pemahaman


bahwa dari hasil penelitian terhadap 26 orangtua terhadap efisiensi dalam menyikat
orangtua didapatkan sebagian besar yaitu 13 gigi dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
orangtua (50%) memiliki peran kurang dalam orang tua dalam membimbing menyikat gigi.
membimbing menyikat gigi pada anak Kebiasaan peran orangtua dalam
sehingga 38% anak mengalami karies gigi dan membimbing menyikat gigi anak yang kurang
hanya 12% yang tidak mengalami karies gigi, tersebut dapat dikarenakan orangtua tidak
sedangkan dari hasil uji statistik dengan mengingatkan dan membimbing anak untuk
menggunakan uji Chi Square menunjukkan menyikat gigi, sehingga peran orangtua ini
nilai p hitung (0,395) > α (0,05), hal ini berarti diperlukan dalam memahami frekuensi dan
H1 ditolak dengan pernyataan : Tidak ada waktu yang tepat dalam membimbing anak
hubungan antara peran orangtua dalam atau mengajarkan anak menyikat gigi. Selain
menggosok gigi dengan kejadian karies gigi frekuensi dan waktu dalam membimbing
pada anak atau dengan kesimpulan ini H1 menyikat gigi yang kurang, peran orangtua
ditolak. yang kurang dalam membimbing menyikat
gigi juga bisa dikarenakan pendidikan ibu
yang setaraf SMA/SMK. Tingkat pendidikan
PEMBAHASAN orangtua yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-
Hasil penelitian terhadap 26 orangtua nilai yang baru diperkenalkan sehingga
didapatkan sebagian besar yaitu 13 orangtua semakin sedikit pula informasi yang
(50%) memiliki peran kurang dalam diperolehnya tentang bagaimana mereka harus
membimbing menyikat gigi pada anaknya. berperan dalam mendukung perkembangan
Berdasarkan tabel 5.1 juga didapatkan anak.
sebagian orangtua berpendidikan SMA/SMK Hasil penelitian terhadap 26 orangtua
sebanyak 12 orang (46,2%). Menurut Maulani didapatkan 12 orangtua (46,2%) memiliki
(2005), peran adalah perilaku yang berkenaan peran cukup dalam membimbing menyikat
dengan siapa yang memegang posisi tertentu gigi. Berdasarkan tabulasi data peran orangtua
dimana posisi tersebut mengidentifikasikan dalam membimbing menyikat gigi juga
status atau tempat seseorang dalam suatu didapatkan data bahwa orangtua yang
sistem sosial dan yang berkaitan dengan memiliki peran cukup dalam membimbing
masing-masing posisi itu adalah ibu. Maulani menyikat gigi sebagian besar berpendidikan
(2005) juga mengatakan sebaiknya menyikat perguruan tinggi (53,8%). Keadaan ini sesuai
gigi efisiensinya sehari tiga kali yaitu 30 dengan pendapat yang dikemukakan oleh
menit setelah makan pagi, setelah makan Nursalam (2003) yang menyatakan bahwa
siang dan malam hari sebelum tidur. Lama semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
waktu menyikat gigi yang efektif adalah 2 maka makin mudah mereka menerima
menit. Sebagian besar peran orang tua dalam informasi dari luar tentang bagaimana cara
aspek frekuensi dan waktu membimbing mendukung perkembangan anaknya sehingga
menggosok gigi pada anak kurang, hal ini dari informasi yang diperoleh tersebut

226
orangtua akan lebih berperan aktif dalam diberikan orangtua bisa juga disebabkan
mendukung perkembangan anaknya. Keluarga karena pendidikan orangtua yang tinggi,
berperan sebagai sumber pemenuhan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
kebutuhan baik fisik maupun psikis. Bantuan makin mudah mereka menerima informasi
yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya dari luar dan semakin banyak pula informasi
dalam memenuhi kebutuhan dasar anak dalam yang diperoleh tentang bagaimana cara
wujud pemberian rasa aman dan perhatian mendukung perkembangan anaknya sehingga
maka anak akan merasa nyaman pada dari informasi yang diperoleh tersebut
lingkungannya. Anak yang mempunyai orangtua akan lebih berperan aktif dalam
kebiasaan menyikat gigi yang baik mendukung perkembangan anaknya.
dipengaruhi peran orangtua. Jika orangtua Selain itu dari hasil penelitian terhadap 26
perhatian dan peduli saat anak menyikat gigi anak didapatkan sebagian besar angka
maka anak akan merasa nyaman saat kejadian karies gigi anak usia prasekolah di
menyikat gigi, hal tersebut dikarenakan TK Az-Zahra Gedangan Sidoarjo cukup tinggi
orangtua telah memberikan dukungan yang yaitu 18 anak (69,2%). Tabel 5.1 juga
dapat mempermudah anak dalam melakukan menunjukkan bahwa berdasarkan jenis
aktifitas menyikat gigi misalnya mengajari kelamin anak dari 26 anak didapatkan
anak menyikat gigi, memberikat pujian agar sebagian besar anak berjenis kelamin laki-laki
anak teratur menyikat gigi, mencegah cara sebanyak 15 anak (57,7%) dan sebagian besar
terjadinya gigi berlubang dan rutin mengganti anak pada usia 4 tahun sebanyak 23 anak
sikat gigi 1 bulan sekali agar anak merasa (85,2%). Menurut Ghofur (2012) bahwa
nyaman saat menyikat gigi bakteri yang terdapat dalam plak akan
Hasil penelitian terhadap 26 orangtua merapuhkan gigi, bakteri ini akan mengolah
didapatkan 1 orangtua (3,8%) memiliki peran karbohidrat untuk menghasilkan asam susu
yang baik dalam membimbing menyikat gigi. dan dapat merapuhkan email gigi. Proses ini
Berdasarkan tabel 5.1 juga menunjukkan terjadi sangat lambat sehingga kebanyakan
bahwa usia ibu (27-38 tahun) dalam kriteria anak maupun orangtua tidak menyadari dan
dewasa awal dan pendidikan ibu 53,8% mengabaikan adanya plak pada gigi yang bisa
perguruan tinggi. Orangtua terutama ibu menyebabkan terjadinya karang gigi sehingga
adalah orang terdekat tempat anak belajar banyak anak yang mengalami kerusakan pada
untuk bertumbuh dan berkembang. Anak gigi yaitu sebagian besar karies gigi, hal
belajar dari orangtua untuk dapat memenuhi tersebut sangat menakutkan bagi semua orang
kebutuhan dasarnya sendiri, dengan demikian khususnya orangtua tetapi karies gigi dapat
apabila orangtua memberi contoh perilaku dicegah secara dini yaitu dengan cara menjaga
yang baik maka anak juga akan mengikuti kesehatan gigi yang melibatkan peran
perilaku orangtuanya tersebut. Menerapkan orangtua serta melakukan pemeriksaan secara
sebuah contoh atau model dalam menyikat berkala tiap 6 bulan sekali. Menurut
gigi adalah salah satu cara yang terbaik untuk Padmonodewo (2003), karies gigi didapatkan
mencegah karies gigi (Sariningsih, 2012). sebagian besar pada anak laki-laki karena
Berdasarkan hasil penelitian tersebut anak laki-laki kurang terampil dalam tugas
menunjukkan bahwa orangtua telah yang bersifat praktis khususnya dalam tugas
melaksanakan perannya dengan baik kepada motorik halus contohnya menyikat gigi.
anaknya yang berupa mendampingi anak saat Menurut Wong (2003), Rata-rata anak laki-
menyikat gigi, mengingatkan anak untuk laki memulai dan menguasai menyikat gigi
menyikat gigi dan memberi nasehat kepada lebih lama dibandingkan anak perempuan
anak bila anak tidak mau menyikat gigi. Peran karena sistem syaraf anak laki-laki
baik yang diberikan orangtua bisa juga berkembang lebih lama sehingga anak laki-
disebabkan karena responden yang ada di TK laki jarang memperhatikan sesama laki-laki
Az-Zahra adalah berusia 27-38 tahun. Pada yang menjadi figur panutannya. Anak laki-
usia 27-38 tahun termasuk usia dewasa awal laki juga kurang sensitif dengan rasa basah di
(menurut Hurlock, 2001) dimana orangtua kulit mereka. Karies gigi juga didapatkan
bisa merasakan atau mengenali kebutuhan pada sebagian besar anak prasekolah karena
anaknya daripada usia ibu yang masih muda pada anak-anak di usia tersebut kemampuan
yang belum bisa merasakan atau mengenali motorik halusnya masih kurang sehingga
kebutuhan anaknya. Peran baik yang dalam menyikat giginya kurang maksimal

227
selain itu di usia tersebut anak gemar makan mengembangkan kesehatan secara umum dan
makanan manis seperti permen dan coklat. khususnya dalam hal memelihara kesehatan
Anak usia prasekolah belum mampu gigi dalam keluarga. Orangtua merupakan
memanipulasi pergerakan sikat gigi mereka tokoh panutan anak, maka diharapkan
secara maksimal sehingga peran orangtua orangtua dapat ditiru, sehingga anak yang
hendaknya ditingkatkan dalam membimbing prasekolah pun sudah mau dan mampu
menyikat gigi anak guna menghindari menyikat gigi dengan baik dan teratur melalui
kerusakan gigi pada anak. model yang ditiru dari orangtuanya. Masa
Hasil penelitian didapatkan kejadian prasekolah (4-6 tahun) merupakan fase ketika
karies gigi pada anak prasekolah 13 anak anak mulai terlepas dari orangtuanya dan
dengan peran orangtua yang kurang dalam mulai berinteraksi dengan lingkungannya.
membimbing menyikat gigi, 12 anak dengan Tugas perkembangan pada anak prasekolah
peran orangtua yang cukup dalam adalah mencapai otonomi yang cukup,
membimbing menyikat gigi dan 1 anak memenuhi dan menangani diri sendiri tanpa
dengan peran oranagtua yang baik dalam campur tangan orangtua secara penuh. Pada
membimbing menyikat gigi. Berdasarkan uji tahap ini, anak dapat dilibatkan dalam
statistik dengan menggunakan Chi Square kegiatan atau pekerjaan rumah tangga untuk
diperoleh nilai p = 0,395 > 0,05, hal ini membantu orangtua.
menunjukkan tidak ada hubungan antara Peran orangtua tidak ada hubungan
peran orangtua dalam membimbing menyikat dengan kejadian karies gigi pada anak
gigi dengan kejadian karies gigi pada anak prasekolah, hal ini dikarenakan adanya faktor
prasekolah. Menurut Ghofur (2012) bahwa internal dari anak yang bisa menyebabkan
bakteri yang terdapat dalam plak akan terjadinya karies gigi. Anak prasekolah
merapuhkan gigi, bakteri ini akan mengolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan
karbohidrat untuk menghasilkan asam susu bebas dan terbuka. Orang tua cenderung lebih
dan dapat merapuhkan email gigi. Proses ini menuruti apa yang diinginkan anak dengan
terjadi sangat lambat sehingga kebanyakan memberikan makanan yang diinginkan anak
anak maupun orangtua tidak menyadari dan terutama makanan yang dapat menyebabkan
mengabaikan adanya plak pada gigi yang bisa karies gigi seperti permen dan coklat.
menyebabkan terjadinya karang gigi sehingga Kebiasaan anak makan makanan manis tanpa
banyak anak yang mengalami kerusakan pada diimbangi peran orang tua yang baik dalam
gigi yaitu sebagian besar karies gigi, hal mengajarkan menyikat gigi pada anaknya
tersebut sangat menakutkan bagi semua orang akan menyebabkan terjadinya karies gigi.
khususnya orangtua tetapi karies gigi dapat Sebagian besar peran orang tua dalam aspek
dicegah secara dini yaitu dengan cara menjaga frekuensi dan waktu membimbing menggosok
kesehatan gigi yang melibatkan peran gigi pada anak juga kurang, hal ini dibuktikan
orangtua serta melakukan pemeriksaan secara dengan kurangnya pemahaman ibu terhadap
berkala tiap 6 bulan sekali. Menururt Maulani frekuensi yang tepat dalam membimbing
(2005) Keluarga merupakan lingkungan yang menyikat gigi, dan berapa lama waktu yang
pertama dan utama bagi pembentukan dibutuhkan orang tua untuk membimbing
kepribadian anak, dalam hal ini peran ibu menyikat gigi.
sangat menentukan dalam mendidik anak. Ibu
merupakan orang yang pertama kali dijumpai SIMPULAN & SARAN
seorang anak dalam kehidupannya, karena itu
Peran orangtua sebagian besar masih
segala perilaku, cara mendidik anak dan kurang dalam membimbing menyikat gigi
kebiasaannya dapat dijadikan contoh bagi
pada anak prasekolah di TK AZ-Zahra
anaknya, selain itu kedekatan fisik antara ibu
Gedangan Sidoarjo. Kejadian karies gigi
dan anaknya biasa menampilkan sikap
sebagian besar terjadi pada anak usia
ketergantungan anak lebih kepada ibunya
prasekolah di TK Az-Zahra Gedangan
daripada kepada ayahnya. Demikian juga Sidoarjo. Peran orangtua dalam membimbing
dalam menanamkan pengetahuan mengenai
menyikat gigi tidak ada hubungan dengan
kesehatan gigi pada anak, sebagian orangtua
kejadian karies gigi pada anak prasekolah, hal
memang tampak mampu menjaga dengan baik
ini dikarenakan adanya faktor internal dari
kesehatan giginya sendiri. Kaum ibu sangat
anak yang bisa menyebabkan terjadinya karies
berperan dalam mewujudkan dan

228
gigi. Anak prasekolah cenderung penting sehingga perlu juga motivasi dari
mengekspresikan emosinya dengan bebas dan pihak sekolah kepada anak-anak untuk selalu
terbuka. Orang tua cenderung lebih menuruti menjaga kebersihan gigi dengan cara
apa yang diinginkan anak dengan memberikan mengajarkan dan mempraktekkan cara
makanan yang diinginkan anak terutama menyikat gigi yang benar secara bersama-
makanan yang dapat menyebabkan karies gigi sama setiap hari sewaktu mau pulang sekolah.
seperti permen dan coklat. Kebiasaan anak
Orangtua seharusnya dapat
makan makanan manis tanpa diimbangi peran
menjalankan perannya dengan baik dalam
orang tua yang baik dalam mengajarkan
menyikat gigi pada anaknya akan membimbing menyikat gigi pada anak
menyebabkan terjadinya karies gigi. prasekolah karena pada usia tersebut
Dokter pribadi TK AZ-Zahra merupakan tahap pertumbuhan dan
Gedangan Sidoarjo dalam setiap pertemuan perkembangan anak prasekolah sehingga
rutinnya (6 bulan sekali) hendaknya selalu memerlukan bimbingan yang intensif
memberikan informasi atau penyuluhan didukung dengan perilaku peran orangtua agar
tentang upaya menjaga kesehatan gigi dan tidak terjadi peningkatan angka kejadian
bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadi karies gigi pada anak prasekolah.
karies gigi pada anak prasekolah. Bagi peneliti selanjutnya, perlu
Sebagai bahan masukan untuk TK dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
Az-Zahra Gedangan Sidoarjo bahwa faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian
kesehatan gigi pada anak prasekolah sangatlah karies gigi pada anak prasekolah.

KEPUSTAKAAN

Ghofur, Abdul. 2012. Buku Pintar Kesehatan Sariningsih, Endang. 2012. Merawat Gigi
Gigi dan Mulut.Yogyakarta : Mitra Anak Sejak Usia Dini. Jakarta :
Buku Gramedia.

Maulani & Niken. 2005. Kesehatan Gigi. Suryawati,S.dkk (2009). Prevalensi Nursing
http//www.prasxo.co.cc/search Mouth Caries pada anak usia 15 – 60
/label/karya. Diakses pada tanggal 28 bulan berdasarkan frekuensi
Oktober 2012 penyikatan gigi.
http//resources.unpad.ac.id ( 14
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Februari 2009 ).
Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis WHO, 2007. WHO Oral Health Country /
dan Instrumen Penelitian Area Profil Programme,
Keperawatan.Jakarta : Salemba http://www.whocollab.od.mah.se/inde
Medika x.htm. Diakses pada tanggal 20
Padmonodewo. 2003. Pertumbuhan dan Oktober 2011 pk.20.00
Perkembangan Anak Pra Sekolah.
http//digilib.unimus.ac.id/files/disk1/1 Wong, D.L. 2003. Pedoman Klinis
11/jtptunimus-gdl-ekapujihas-5541-3- Keperawatan, alih bahasa Monika
babii.pdf. Diakses pada tanggal 28 Ester editor edisi Bahasa Indonesia.
Oktober 2012. Jakarta : EGC

229

Anda mungkin juga menyukai