Penulis sadar, bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan ini kedepannya sangat dibutuhkan.
Semoga Laporan Kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan
kebidanan kedepannya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.................................................................................................5
A. Pengertian.......................................................................................................5
B. Anatomi Fisiologi...........................................................................................6
C. Etiologi............................................................................................................6
D. Patofisiologi....................................................................................................7
E. Manifestasi Klinis...........................................................................................8
F. Penatalaksanaan..............................................................................................8
BAB III....................................................................................................................9
LAPORAN KASUS.................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................26
PENUTUP..............................................................................................................26
A. Kesimpulan...................................................................................................26
B. Saran..............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada kehamilan, walaupun terjadi penuruan jumlah platelet. Sangat jarang di temukan
perdarahan pada saat kehamilan dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Hal ini dapat
disebabkan oleh karena sewaktu kehamilan terjadi proses prokoagulasi dimana prokoagulasi
ini menginduksi peningkatan level dari fibrinogen, faktor VIII, faktor Von Wilebrand dan
terjadi penekan terhadap proses fibrinolisis dan penurunan kerja dari protein S.
3
kesehatan dimana transfusi darah dapat dilakukan, dan darah tersedia. Jika timbul risiko
terjadi trombositopenia berat pada bayi, sebaiknya fasilitas kesehatan tersebut juga memiliki
ruang rawat khusus bagi bayi baru lahir (Neonatal Intensive Care Unit).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi trombositopenia pada kehamilan :
1. Trombositopenia Ringan : Jumlah Trombosit 100,000 μL -150,000/μL
2. Trombositopenia Sedang : Jumlah Trombosit 50,000-100,000/μL
3. Trombositopenia Berat : Jumlah Trombosit < 50,000/μL
Pada kehamilan jika ditemukan jumlah trombosit dibawah 100,000/μL harus
dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium lebih lanjut
Klasifikasi ITP :
1. ITP Akut.
a. Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak2-6 tahun
b. Tidak ada predileksi jenis kelamin.
c. Riwayat infeksi virus 1-3 minggu sebelumnya.
d. Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi
spontan).
e. Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
2. ITP Kronis
a. Terjadi pada wanita muda sampai pertengahan.
b. Jarang ada riwayat infeksi sebelumnya.
c. Gejala perdarahan bersifat menyusup, pada wanita biasanya berupa
menomethroragi.
d. Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis (jarang terjadi
remisi spontan).
5
e. Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
3. Kambuhan
a. Mula-mula terjadi trombositopenia.
b. Relaps berulang.
c. Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.
Tabel Perbedaan ITP akut dengan ITP kronik
ITP akut ITP kronik
Awal penyakit 2-6 tahun 20-40 tahun
Rasio L:P 1:1 1:2-3
Trombosit <10.000/mL 30.000-100.000/mL
Lama penyakit 6 bulan Lebih 6 bulan
Perdarahan Berulang Beberapa hari/minggu
2.1.3 Diagnosis
Karakteristik gestasional trombositopenia adalah:
1. Derajat trombositopenia yang ringan hingga sedang, biasanya diatas 70.000/µL,
2. Pasien asimtomatik dan tanpa riwayat perdarahan,
3. Tidak memiliki riwayat trombositopenia sebelum kehamilan,
4. Nilai trombosit sebelum kehamilan normal, dan
5. Kadar trombosit kembali ke normal dalam 2-12 minggu setelah melahirkan.
2.1.4 Patofisiologi
Trombositopenia pada ITP terjadi oleh karena destruksi trombosit yang di
mediasi oleh autoantibodi trombosit langsung terhadap antigen permukaan sel. Sistem
retikuendotelial merusak antibodi-trombotis komplek. Autoantibodi ini dapat
menembus plasenta sehingga dapat mengganggu ibu dan anak.
6
NAIT dengan 10% kematian pada neonatus yang menderita dan 10% menderita
kelainan neurologis akibat perdarahan intrakranial. Neonatus yang terkena
menunjukkan petechiae generalisata, perdarahan inraabominal dan perdarahan
lainnya.
2.1.6 Manifestasi Klinik
Lebih sering dijumpai pada anak dan dewasa muda. Pada anak yang tersering ialah
di antara umur 2-6 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki –laki.
Dapat timbul mendadak, terutama pada anak, tetapi dapat pula hanya berupa
kebiruan, epistaksis (mimisan) selama jangka waktu yang berbeda-beda. Tidak jarang
terjadi gejala timbul setelah suatu peradangan atau infeksi saluran nafas bagian atas akut.
Kelainan yang paling sering ditemukan ialah petekie (bintik merah keungunan kecil
dan bulat yang tidak menonjolakibat perdarahan intradermal atau submukosa) dan
kemudian ekimosis (bercak perdarahan yang kecil, lebih lebar dari petekie, pada kulit
atau selaput lendir, membentuk bercak biru atau ungu yang rat, bulat atau irregular) yang
dapat tersebar di seluruh tubuh. Keadaan ini kadang dijumpai pada selaput lendir
terutama hidung dan mulut sehingga dapat terjadi epistaksis dan perdarahan gusi.
Pada ITP akut dan berat dapat timbul pulabula hemoragik (ada selaput lendir yg
bersih berisi darah yang berupa cairan). Gejala lainnya ialah dapat perdarahan traktus
genitrourinarius (menoragia(periode menstruasi di mana terjadi pendarahan yang berat
atau berkepanjangan/ abnormal), hematuria (kencing darah)), traktus digestivus
(hematemesis (muntah darah), melena (keluarnya feses gelap dan pekat diwarnai oleh
pigmen darah atau darah yang berubah, berbau, dan agak cair)), pada mata konjungtivis
(peradangan) dan yang terberat namun agak jarang terjadi ialah perdarahan pada SSP
(perdarahan subdural adalah pengumpulan darah di ruangan antara bagian dalam dan
bagian luar selaput pembungkus otak). Pada pemeriksaan fisis umumnya tidak banyak
dijumpai kelainan kecuali adanya petekia dan ekimosis. Mungkin pula ditemukan
demam ringan bila terdapat perdarahan berat atau perdarahan traktus gastrointestinalis.
Renjatan/ shock(keadaan kesehatan yang mengancam jiwa ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menyediakan oksigen untuk mencukupi kebutuhan
jaringan)dapat terjadi bila kehilangan darah banyak.
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :
1. Perdarahan intrakranial (ICH)
2. Reaksi tranfusi
3. Kekambuhan
4. Perdarahan susunan saraf pusat (kurang dari 1% individu yang terkena)
5. Penurunan kesadaran
7
6. Splenomegali
2.1.8 Prognosis
1. Pada umumnya baik. Pada anak kadang terjadi remisi lengkap tanpa pengobatan.
2. ± 90% penderita ITP mengalami remisi setelah mendapat pengobatan selama 3
minggu-3 bulan dan tidak timbul lagi gejala.
3. 10% jadi ITP menahun dan < 1% meninggal.
4. Pada dewasa sering relaps dalam waktu 4-15 tahun.
5. Prognosa lebih buruk pada wanita hamil dan bila ada komplikasi, terutama perdarahan
otak yang dapat menyebabkan kematian.
8
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Pengumpulan Data
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. M
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Padang Pariaman
9
kemaluan
- Gerak anak mulai dirasakan sejak ±5
bulan yang lalu
- HPHT : 03/02/2018
TP : 10/11/2018
- Ny “M” kontrol kehailan secara teratur
ke bidan dan dokter spesialis
kandungan
5. Riwayat kesehatan yang - Ny “M” tahun 2016 dirawat dengan
lalu ITP dan mendapat transfusi 10 unit
trombosit
10
sebelumnya
Siklus : 28 hari
ANC : rutin setiap bulan ke bidan atau obgyn
Keluhan lain : tidak ada
b. Taksiran persalinan : 10/11/2018
c. Keluhan pada
Trimester I : mual dan muntah di pagi hari
Trimester 2 : tidak ada
Trimester 3 : tidak ada
d. Pergerakan janin : Gerak anak mulai dirasakan sejak ±5
pertama kali bulan yang lalu
dirasakan ibu
: lebih dari 20 kali
e. Berapa kali
pergerakan janin
dalam 24 jam
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
PB/BB
daan saja
pih
11
Setelah kawin berapa : 1 (Pertama)
lama baru hamil
: ± usia 29 tahun
: ± 1 tahun
11. Riwayat Kontrasepsi
Anak 1
Jenis
Berapa lama
Tempat pemasangan : tidak ada
Alasan berhenti
:-
:-
12. Pola Kebutuhan Sehari –
hari
Nutrisi
Sebelum dirawat
o Makan
o Minum
: Ibu makan 3 x sehari dengan teratur
Saat dirawat
o Makan : Ibu minum ± 7 - 8 gelas /hari.
o Minum
Eliminasi
Sebeleum dirawat : Ibu makan 3 x sehari sesuai diet
BAB
o Frekuensi yang telah diatur untuk Ny “M”
o Konsistensi
o Warna : Ibu minum ± 7- 8 gelas /hari
o Keluhan
BAK
o Frekuensi
o Warna
o Keluhan : 1 x/hari
Saat dirawat
: sedang
BAB
o Frekuensi : kuning
o Konsistensi
: tidak ada
o Warna
o Keluhan
12
o Warna : tidak ada
o Keluhan
Istirahat
Sebelum dirawat
o Siang
o Malam
: 1 x/hari
o Gangguan tidur
Saat dirawat
: sedang
o Siang
o Malam : kuning
Gangguan tidur
Personal Higine : tidak ada
Sebeleum dirawat
Mandiri / Dibantu : 5-7 x/hari
Saat dirawat
Mandiri / Dibantu : kuning
: tidak ada
: 5 – 6 jam /hari
: Tidak ada
: 6 – 7 jam /hari
: Tidak ada
: Mandiri
: Mandiri
Seksual
Frekuensi
: Ibu belum ada berhubungan seksual
13
hingga sekarang tanggal 26 Oktober
2018.
: Tidak Ada
Keluhan
Kebiasaan
Merokok
Jamu : Tidak ada
Saat hamil
Alkohol
Obat-obatan
: Ibu tidak pernah minum alkohol.
Herbal
: Ibu hanya minum tablet Fe sesuai
dengan yang diberikan oleh bidan.
Suplemen
kedua ini
14
rumah sakit.
Pantangan makanan : Tidak Ada
13. Status Ekonomi : Mampu
B. Data Objektif
15
Oedema : Livide.
Varieses : Alba.
Ekstremitas
Atas : tidak ada.
Sianosis
Oedem
Turgor : Tidak ada
Lainnya : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Oedem : tidak ada
Reflek Patella (ka/ki) : Terpasang infus di tangan kiri ibu.
Anus
Hemoroid
Lain-lain
: Tidak ada
Palpasi
: Tidak ada
Kontraksi : Normal
TFU
Kandung kemih : tidak ada
.
: Tidak ada
: +/+
: Tidak ada
: Tidak ada.
: tidak ada
: 3 jari dibawah px
: Tidak teraba
3. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 26 Oktober 2018
Pukul penerimaan sampel : 13.15 WIB
Pukul hasil selesai : 20.00 WIB
Pemeriksaa Laboratorium
o Hb : 10,8 g/dl
o Haematokrit : 33 %
o Trombosit : 9.000 / mm3
o Leukosit : 9.900/mm3
Pemeriksaan Penunjang
USG
: HBP : 9.54cm HC: 33.67 cm OFD
(HC) 11.49 cm AC : 30.60 cm FL:
16
6.77cm EFW (alculation)
(AC,BPD,FL) : 2690 g FL/BPD
(hohler) : 71.01 (71.00-87.00)
FL/HC (Hadlock) :20.12 (20.20-
22.71) , bayi sehat dan tidak ada
nampak kelainan.
4. Palpasi
5. Auskultasi
1. DJJ : (+)
2. Frekuensi : 130 x/i
3. Irama : teratur
4. Intensitas : kuat
II. Interpretasi Data Dasar
Diagnosa : Ny “M” dengan G2P1A0H1 UK 37-38 minggu , janin hidup tungga intra
uterin, let-kep, pu-ka, keadaan jalan lahir baik, KU ibu dan janin baik dengan
Riwayat idiopathic trombositopenia purpura (ITP)
III. Antisipasi Masalah Potensial
Tidak Ada
IV. Tindakan Segera Atau Kolaborasi
Tidak Ada
17
V. Perencanaan
1. Kontrol KU dan TTV
2. Kontrol His dan DJJ
3. Perbaikan KU
VI. Penatalaksanaan
1. Melakukan kontrol KU dan TTV
2. Melakukan kontrol His dan DJJ
3. Melakukan perbaikan KU dengan transfusi trombosit
VII. Evaluasi
1. KU dan TTV Ibu telah di control
2. His dan DJJ telah di kontrol
3. Transfusi trombosit telah dilakukan
18
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “M” G2P1A0H1 UK 37-38 MINGGU
DENGAN IDIOPATHIC TROMBOSITOPENIA PURPURA
DI RUANG NIFAS KEBIDANAN RSUP M. DJAMIL
S O A P
Tanggal : 26 oktober 2018 1. - KU : sedang Diagnosa : 1. menginformasikan hasil pemeriksaan
Pukul 09.30 WIB - TTV : Ny “M” dengan G2P1A0H1 UK 37- kepada ibu dan keluarga bahwa KU ibu
TD : 110/70 mmHg 38 minggu , janin hidup tungga intra sedang dan bayi dalam keadaaan sehat, ibu
1. Ibu mengatakan ini adalah N : 80 x/i uterin, let-kep, pu-ka, keadaan jalan dan keluarga tau dengan hasil pemeriksaan
kehamilan kedua P : 20 x/i lahir baik, KU ibu dan janin baik TD : 110/70 mmHg
dengan idiopathic trombositopenia
2. Ibu mengatakan HPHT S : 37ºC DJJ (+) 130 x/i
purpura (ITP)
pada 03/02/2018 2. Pemeriksaan fisik : Terpasang
3. Ibu mengatakan ada riwayat infus di tangan kiri ibu 2. melakukan pemantauan terhadap TTV,
ITP dan transfusi trombosit 3. Palpasi His dan DJJ,pemantauan telah dilakukan
pada persalinan pertama - Leopold 1 : TFU 3 jari hasil terlampir.
dibawah px, pada fundus
teraba bundar, lunak dan tidak 3. memberikan transfuri trombosit sebanyak
melenting (kemungkinan 10 kantong (±500cc), trombosit sudah
bokong janin) ditransfusikan tidak ada reaksi alergi.
- Leopold 2 : Pada bagian kiri
perut ibu teraba tonjolan-
4. memberikan KIE kepada ibu tentang
tonjolan kecil (kemungkinan
posisi yang baik untuk ibu hamil saat tidur,
ekstremitas) dan pada bagian
ibu paham dan tisur dengan posisi miring
19
kanan perut ibu teraba keras, kanan dan miring kiri secara bergantian.
panjang dan memapan
(kemungkinan punggung 5. Mengajurkan ibu untuk mencukupi
janin) kebutuhan nutrisi dan hidrasi nya, ibu sudah
- Leopold 3 : pada bagian bawah
makan dan minum air putih
perut ibu teraba keras, bundar
dan melenting (kemungkinan
kepala), kepala tidak bisa di
gerakkan (kepala sudah masuk
PAP)
Mc donald : 31 cm
TBJ : 2945 gram
4. Auskultasi
1. DJJ : (+)
2. Frekuensi : 130x/i
3. Irama : teratur
4. Intensitas : kuat
5. Perkusi
Reflek patella (+) kanan dan
kiri
6. Pemeriksaan disgnostik
o Hb : 10,8 gr/dl
o Haematokrit : 33 %
o Trombosit : 9.000 mm3
20
o Leukosit 9.900 mm3
o Goldar : A +
22
S : 36,5ºC dengan idiopathic trombositopenia DJJ (+) 156 x/i
2. Pemeriksaan fisik : Terpasang purpura (ITP)
23
PAP)
Mc donald : 31 cm
TBJ : 2945 gram
4. Auskultasi
1. DJJ : (+)
2. Frekuensi : 156x/i
3. Irama : teratur
4. Intensitas : kuat
5. Perkusi
Reflek patella (+) kanan dan
kiri
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Purpura idiopatik atau trombositopenia imun (ITP) merupakan penyebab tersering
trombositopenia pada anak-anak. ITP dapat dikategorikan sebagai akut (trombositopenia
sembuh dalam waktu 6 bulan diagnosis) atau kronis (trombositopenia berlanjut melebihi
6 bulan). Walaupun ITP dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering pada usia 2
hingga 6 tahun.
ITP merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura.Idiopatik artinya
penyebabnya tidak diketahui.Trombositopenia artinya berkurangnya jumlah trombosit
dalam darah atau darah tidak mempunyai platelet yang cukup.Purpura artinya perdarahan
kecil yang ada di dalam kulit, membran mukosa atau permukaan serosa (Dorland,
1998).Purpura berarti seseorang memiliki lukamemar yang banyak (berlebihan).Istilah
ITP ini juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.
4.2 Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ITP, hendaknya tindakan
yang dilakukan berdasarkan pengkajian secara utuh sehingga dapat menentukan masalah
klien dengan baik dan diharapkan dalam membuat perencanaan hendaknya dapat
mengembangkan teori-teori yang ada dan mengacu pada keluahan klien, sehingga
masalah klien dapat teratasi. Dan kepada rekan mahasiaswa/ mahasiswi hendaknya
melakukan proses keperawatan dilakukan dengan baik, teliti, dan hati yang tulus.
25
DAFTAR PUSTAKA
26