Refarat Tumbang Anak
Refarat Tumbang Anak
PENDAHULUAN
Tumbuh kembang merupakan dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. 1 Tumbuh
kembang optimal adalah tercapainya proses tumbuh kembang yang sesuai dengan
potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan mengetahui penyimpangan tumbuh kembang
secara dini sehingga upaya-upaya pencegahan, stimulasi dan penyembuhan serta
pemulihannya dapat dibenarkan dengan ini yang jelas sedini mungkin pada masa-masa
peka proses tumbuh kembang anak sehingga hasilnya dapat diharapkan akan tercapai
(Depkes RI, 2009).
Para ahli tumbuh kembang anak mengatakan bahwa periode 5 (lima) tahun
pertama kehidupan anak sebagai “Masa Keemasan (golden period) atau Jendela
Kesempatan (window opportunity), atau Masa Kritis (critical period)”. Periode 5
(lima) tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat pada otak manusia dan merupakan masa yang sangat
peka bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya.
Golden Period merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan
tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila
terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age
dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelainan
yang bersifat permanen dapat dicegah.
Deteksi dini adalah upaya penyaringan yang dilaksanakan untuk menemukan
penyimpangan kelainan tumbuh kembang secara dini dan mengetahui serta mengenal
faktor - faktor resiko terjadinya kelainan tumbuh kembang tersebut. Sedangkan
intervensi dimaksudnya adalah suatu kegiatan penanganan segera terhadap adanya
penyimpangan tumbuh kembang dengan cara yang sesuai dengan keadaan misalnya
perbaikan gizi, stimulasi perkembangan atau merujuk ke pelayanan kesehatan yang
sesuai, sehingga anak dapat mencapai kemampuan yang optimal sesuai dengan
umumnya. (Depkes RI, 2009).
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh).
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) salam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.1
3
Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat-obatan, alkohol atau
kebiasaan merokok oleh ibu hamil.
b. Lingkungan Postnatal
Faktor lingkungan postnatal merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir, antara lain :
(1) Budaya lingkungan
Budaya lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang atau
masyarakat mempersepsikan pola hidup bersih dan sehat.
(2) Status sosial ekonomi
Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya
pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak
dengan sosial ekonomi rendah.
(3) Nutrisi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
(4) Iklim dan cuaca
Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah diperoleh,
namun pada saat musim yang lain justru sebaliknya.
(5) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya
dalam keluarga.
(6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak dalam keluarga dapat memengaruhi pola anak tersebut
diatur dan dididik dalam keluarga, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
(7) Status kesehatan
Apabila anak berada dalam kondisi sehat dan sejahtera, maka
percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan
sebaliknya.
3. Faktor Hormonal
4
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara
lain hormon somatotropin, tiroid dan glukokortiroid. Hormon somatotropin
(growth hormone) berperan dalam memengaruhi pertumbuhan tinggi badan
dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal.
Hormon tiroid berperan menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon
glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial
dari testis (untuk memproduksi testoteron) dan ovarium (untuk memproduksi
estrogen), selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks,
baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran
hormonnya.
7
WHO atau baku nasional kalau ada. Pada saat ini dianjurkan untuk
pemantauan ukuran antropometri digunakan WHO antro 2005. Selain
itu, masih ada ukuran antropometrik lain yang dipakai untuk keperluan
khusus seperti kasus-kasus kelainan bawaan atau untuk menentukan
jenis perawakan, antara lain:
1. Lingkaran dada, lingkaran perut, dan lingkar leher
2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti bi-akromial untuk lebar
bahu, bitokaterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar
kepala
3. Kurva untuk serebral palsy
4. Kurva sindrom down
5. Kurva bayi prematur
Lingkar Kepala
Lingkar kepala (LK) mencerminkan volume intracranial, termasuk
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal, kepala akan kecil atau
sebaliknya, bila kepala tidak tumbuh, otak akan mengikuti. Karena itu pada LK
yang lebih kecil dari normal (-2SD) atau mikrosefali, seringkali ada retardasi
mental. Sebaliknya, kalau ada penyumbatan aliran cairan cerbrospinal pada
hidrosefalus, volume kepala akan meningkat, shingga LK lebih besar daripada
normal. Acuan untuk LK ini adalah LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14
penelitian didunia yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antar suku bangsa, ras, maupun geografis.
Pertumbuhan LK yang paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan
yaitu 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan, jadi meningkat
10 cm. sementara itu, LK pada umur 1 tahun adalah 47 cm, 2 tahun 49 cm dan
dewasa 54 cm (dari umur 6 bulan sampai dewasa LK hanya bertambah 10 cm).
kesimpulan yang bisa ditarik adalah perkembangan otak dari bayi baru lahir
sampai dewasa setengahnya terjadi 6 bulan pertama, oleh karena itu 6 bulan
pertama adalah masa kritis perkembangan otak anak. Pemantauan LK sebaiknya
dilakukan setiap bulan selama 2 tahun pertama dan selanjutnya setia 3 bulan
sampai anak umur 5 tahun. Penting untuk deteksi dini penyimpangan
perkembangan otak anak.
Ukuran LK kepala yang kecil dapat disebabkan oleh:
- Variasi normal
- Bayi kecil
- Keturunan
- Retardasi mental/mikrosefali
- Kraniostenosis
10
Ukuran LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh:
- Variasi normal
- Bayi besar
- Keturunan
- Hidroensefali
- Efusi subdural
- Hidrosefalus
- Penyakit carnavan
- Megaensefali
Untuk kepentingan diagnostik klinis, selain menilai ukuran LK, juga harus
diperhatikan tumbuh kembang anak, serta gejala-gejala klinik yang menyertai.
Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subscapular merupakan
refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit, yang mencerminkan
kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi energi atau kurus, lipatan kulit
11
menipis dan sebaliknya menebal jika dimasukkan energi berlebihan atau gemuk.
Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,
khususnya pada kasus obesitas
12
3. Bersifat sederhana, murah dan mudah dilakukan sehingga dapat digunakan
untuk penelitian populasi berskala besar.
Beberapa keterbatasan IMT, adalah:
1. Tidak mampu membedakan berat badan yang berasal dari lemak dan berat
badan yang berasal dari otot atau tulang.
2. Tidak mampu mengidentifikasikan distribusi dari lemak tubuh
3. Standar cut of point atau nilai ambang dari defensi obesitas berdasarkan IMT
mungkin tidak mengganbarkan risiko yang sama untuk konsekuensi kesehatan
pada semua kelompok etnis.
13
a. Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, apakah ada dismorfi, bagaimana proporsi
tubuhnya (perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota gerak),ada
udem/tidak, kulit, crazy pavement dermatosis.
b. Jaringan otot
Pertumbuhan otot diperiksa pada lengan atas, pantat dan paha dengan
cara cubitan tebal. Diperiksa adanya tanda-tanda atrofi otot.
c. Jaringan lemak
Jaringan lemak diperiksa pada kulit dibawah triseps dan subkapsular
dengan cara cubitan tipis.
d. Rambut
Untuk rambut, yang diperiksa adalah pertumbuhan, warna, diameter,
(tebal atau tipis) sifat (keriting/lurus) dan akar rambut (mudah
dicabut/tidak).
e. Gigi-geligi
Saat erupsi gigi susu, saat tanggal dan erupsi gigi permanen.
2. Gejala/tanda pemeriksaan laboratorium
Terutama pada pemeriksaan darah, antara lain diperiksa kadar Hb, serum
protein (albumin, globulin), hormon, kromosom dan sebagainya sesuai
dengan keperluan.
KMS yang ada di Indonesia pada saat ini berdasarkan WHO 2005. Pada
KMS, selain kurva dari 0-60 bulan, juga dilengkapi dengan petunjuk pemberian
makanan yang sehat (termasuk ASI), catatan pemberian imunisasi dan vitamin A
serta penatalaksanaan diare dirumah. Dengan demikian fungsi KMS menjadi lebih
komprehensif dalam pelayanan kesehatan primer.
2. Tujuan pemantauan
- Agar pertumbuhan mudah diamati
- Menciptakan kebutuhan akan rasa ingin tahu terhadap pertumbuhan anak
- Meningkatkan lingkungan yang layak untuk pertumbuhan anak
16
- Melukiskan setiap kejadian yang kurang menguntungkan anak, misalnya
infeksi, musim, ibu meninggal, anak terlatar.
- Menemukan seawal mungkin gejala-gejala gangguan pertumbuhan
- Merupakan sarana untuk memberikan penyuluhan kepada ibu:
Gizi makanan bayi dan anak
Tumbuh kembang anak
Imunisasi
Keluarga berencana
Pencegahan : defisiensi vitamin A, dihidrasi akibat diare, sanitasi
personal dan lingkungan
3. Kegiatan Growth Monitoring and Promotion (GMP)
Growth Monitoring and Promotion adalah suatu kegiatan pengukuran anak
yang teratur dicatat, serta kemudian diinterpretasikan agar petugas dapat
memberikan penyukuhan, berbuat sesuatu serta melakukan followup
selanjutnya.
17
disebabkan oleh kekurangan makan, sakit berulang, ketidaktahuan tentang
makanan anak atau kelainan hormonal.
b. Merupakan strategi mengubah lingkungan anak yang sesuai, melalui
komunikasi yang efektif dengan ibu.
c. Berhubungan dengan lingkungan secara menyeluruh yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
d. Ikut melibatkan ibu / masyarakat yang sering terjadi dalam usaha
mengoptimalkan tumbuh kembang anak
4. Kesalahan hambatan yang sering terjadi dalam Growth Monitoring and
Promotion (GMP)
Dalam melakukan penimbangan (GMP), sering terjadi kesalahan / hambatan
sebagai berikut.
a. Lebih mengutamakan upaya kuratif daripada preventif
Kerangka berfikir kesehatan pada umumnya lebih condong pada
bagaimana cara mengobati dari pada pencegahan. Padahal tujuan dari
GMP adalah meningkatkan status kesehatan anak dengan melakukan
pemantauan pertumbuhan secara teratur
b. Pemantauan tumbuh kembang dimulai sangat terlambat
Bulan-bulan pertama, ketika pada umumnya pertumbuhan anak cukup
baik, merupakan waktu yang ideal untuk mulai melakukan pemantauan
c. Penekanan hanya pada status gizi daripada konsep dinamis tumbuh
kembang anak.
- Pencanaan tingkat pusat harus mengetahui bahwa menjaga tumbuh
kembang anak merupakan bagian dari upaya untuk mensejahterakan
masyarakat pada umumnya. Tumbuh kembang anak merupakan salah
satu indikator kesejahteraan masyarakat, tidak hanya dengan memantau
penyakit, kualitas lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat, distribusi
pengahsilan, pendidikan dan sebagainya.
18
- Ibu perlu mengikuti dan menghargai pentingnya setiap kenaikan berat
badan anak, mengerti corak pertumbuhan anak, dan tahu bahwa anak
yang tidak tumbuh memerlukan perhatian khusus.
d. Penimbangan dan pengisian kartu saring dilaksanakan sebagai kegiatan
rutin saja tanpa umpan balik ke ibu.
Dengan KMS, pertumbuhan anak dapat diamati sehingga ibu dapat
mengerti bahwa segala usahanya membawa hasil yang baik kalau ada
kenaikan berat badan anaknya. Umpan balik ini pelu diberikan per individu
melalui personal interaksi antara ibu dan tenaga kesehatan.
e. Tidak ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu
f. GMP dianggap sederhana dan mudah sehingga pelatihan dan supervise
tidak mendapat perhatian
g. GMP dilaksanakan sebagai aktifitas tunggal yang hanya menyagkut nutrisi.
Padahal GMP merupakan strategi operasional dalam pelayanan kesehatan
primer menyeluruh.
h. Petugas kesehatan memegang peranan sentral
Padahal GMP dapat digunakan sebagai katalisator pemecahan masalah.
Dengan GMP masyarakat mengerti tentang masalah yang dihadapi,
berusaha mengatasi dan mengetahui hasilnya.
i. Pemberian makanan tambahan merupakan satu-satunya aktifitas
Sebagai seorang ibu, datang bukan karena pemberian makanan tanpa
disertai pengertian akan maksud GMP tersebut. Pemebrian makanan yang
sehat yang dapat diberikan pada anak. Kalau tujuan pemberian makanan
tersebut untuk terapi sebaiknya dicari hari khusus untuk anak-anak yang
diketahui pertumbuhannya kurang baik.
j. Harapan yang keliru. Sering ada anggapan kalau GMP lancar masalah-
masalah sudah teratasi.
19
Tenaga medis terutama dokter spesialis anak, merupakan sumber
informasi yang terbaik tentang perkembangan amak, karena mereka sering
melakukan kontak dengan anak, terutama usia 5 tahun pertama (Balita). Orang
tua mengharapkan dokter spesialis anak tidak hanya memperhatikan penyakit
anaknya, melainkan juga tumbuh kembangnya. Tanpa petunjuk yang benar dari
dokter, dapat terjadi keterlambatan diagnosis maupun intervensinya. Karena itu
deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dengan skrining secara rutin
pada setiap kali melakukan pelayanan kesehatan adalah sangat penting.
Pada saat ini alat skrining perkembangan anak yang dapat digunakan
semakin berkembang dari tahun ke tahun, sehingga deteksi terhadap adanya
penyimpangan perkembangan anak dapat lebih mudah dan dapat dilakukan
sedini mungkin.
Skrining Perkembangan
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam skrining adalah :
1. Jangan menunggu untuk melakukan skrining sampai masalah timbul.
2. Jangan mengabaikan hasil skrining. Tidak ada untungnya kita melakukan
”wait and see”.
3. Hasil dari wawancara/ pengamatan yang tidak berdasarkan alat skrining
yang baik, bukan merupakan indikasi yang valid untuk merujuk kasus yang
dicurigai
Manfaat Skrining
1. Awal kehidupan merupakan periode kritis ”golden period” yang dapat
mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah nantinya.
2. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak
dimanfaatkan, kita akan kehilangan masa tersebut.
3. Pada awal kehidupan, plastisitas otak anak tinggi, sehingga merupakan
waktu yang tepat untuk melakukan intervensi.
20
4. Deteksi dini dapat mencegah masalah sekunder yang mungkin terjadi
seperti masalah gangguan kepribadian dan kepercayaan diri.
5. Secara hukum sah, karena merupakan hak anak untuk mendapatkan
perhatian melalui deteksi dan intervensi dini.
6. Deteksi dini menguntungkan karena meningkatkan fungsi keluarga
sehingga menurunkan kelainan fisik atau retardasi mental, dan risiko
lingkungan berkurang sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus
sekolah atau anak yang kebutuhan khusus dapat diturunkan.
7. Skrining dapat mengetahui pengaruh buruk, seperti dampak lingkugan
yang kurang sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan antara orang
tua dan anak yang kurang baik, penelantaran anak dan perlakuan salah pada
anak.
8. Orang tua dapat dilibatkan dalam skrining, dengan cara menggunakan
instrumen yang diisi oleh orang tua. contohnya PEDS
c. Tes Proyeksi
1. Symonds Picture Story Test
Fungsi : respon anak dapat didiagnosis dari perasaan yang
mendasarinya
Catatan : tes individual
2. The Machover Human Figure Drawing test
Fungsi : suatu teknik proyeksi, gambar manusia yang dibuat oleh
anak adalah proyeksi dari dirinya. Bagian-bagian tubuh yang di
hilangkan atau ditonjolkan dapat merupakan petunjuk dalam
diagnostik.
Catatan : tes individual.
d. Tes Perilaku Adaptif
24
1. Vineland Adaptive Behavior Scales
Fungsi : wawancara orang tua pengasuh anak dalam hal komunikasi,
kehidupan sehari-hari, sosial dan untuk anak yang lebih muda
ditanyakan juga perkembangan motoriknya.
Umur : lahir-dewasa
2. Vineland Adaptive Behavior Scales (edisi Kelas)
Fungsi : seperti diatas tapi melibatkan guru
Umur :3-13 tahun
25
3. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh
karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan
kepadanya.
4. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada satu jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
5. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi
Hitunglah berapa jawaban ”Ya”
Jawaban ”Ya”, bila ibu/ pengasuh anak menjawab : anak biasa atau
pernah melakukannya.
Jawaban ”Tidak”, bila ibu/ pengasuh anak menjawab : anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/ pengasuh anak tidak tahu.
Jumlah jawaban ”Ya”= 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya.
Jumlah jawaban ”Ya” = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan
Jumlah jawaban ”Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan.
Perinci jumlah jawaban ” Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
Intervensi
Bila perkembangan anak sesuai umur, lakukan tindakan berikut :
1. Puji ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskanlah pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
3. Beri stimulisasi perkembanangan anak setiap saat, sesering mungkin,
sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkanlah anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB),
kelompok bermain, dan taman kanak-kanak.
26
5. Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setaiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur
24 sampai 72 bulan.
Bila perkembangan anak meragukan, lakukan tindakan berikutnya :
1. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada
anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak
untuk mengatasi penyimpangan/ mengejar ketertinggalannya.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
4. Lakukan penelitian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan KPSP yang sesuai dengan umur anak.
5. Jika hasil KPSP ulang jawaban ”Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan
ada penyimpangan.
Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan, lakukan tindakan berikut
:
1. Rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian).7
e. Skrining Perkembangan Menurut Denver II8
Ada beberapa jenis alat/cara untuk melakukan penilaian/skrining
perkembangan pada seorang anak, satu di antaranya yang sudah terbukti
menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas baik adalah menggunakan Denver
II.
Denver II merupakan salah satu skrining yang telah banyak
digunakan oleh profesi kesehatan di dunia termasuk Indonesia.
Tes Denver merupakan tes psikomotorik terhadap kelaianan
perkembangan dan merupakan revisi dari Denver Developmental Screening
Test (DDST).
Fungsi Tes Denver II adalah :
27
- Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya
- Menilai perkembangan anak sejak baru lahir sampai umur 6 tahun
- Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya
kelainan perkembangan
- Memastikan apakah anak dengan kecurigaan terdapat kelainan,
memang benar mengalami kelaianan perkembangan
- Melakukan pemantauan perkembangan anak yang berisiko
(misalnya anak dengan masalah perinatal)
Dalam lembar Denver II berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam 4
sektor untuk menjaring fungsi-fungsi berikut.
- Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
- Gerakan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu serta melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
- Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah, dan berbicara spontan.
- Gerakan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Langkah Persiapan
- Formulir Denver II
- Alat-alat
Benang
Kismis
Kerincingan dengan gagang yang kecil
Balok-balok berwarna luas 10 inci
28
Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci
Bel kecil
Bola tenis
Pensil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastik dengan gagang/pegangan
Kertas kosong7
29
Umur Rina 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari
Skor Penilaian
Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat.
Uji coba dekat tanda gari 50 %
P : Pass/ lewat. Ank melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu / pengasuh
anak memberi laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat
melakukannya)
F :Fail/ gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu/
pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukan
dengan baik
No:No opportunity/ tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukn ujicoba karena ada hambatan. Skor ini hanya
boleh dipakai pada ujicoba dengan tanda R
30
R :Refusal/ menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba Penolakan
dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus
dilakukan”,jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat
melakukannya (ujicoba yang dilaporkan oleh ibu/ pengasuh anaktidak
diskor sebagai penolakan).
Interpretasi Penilaian individual
- Lebih (advanced)
Bila seorang anak lewat pada uji coba ang terletak di kanan garis umur,
dinyatakan perkembangan anak lebih pada ujicoba tersebut.
- Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba di sebelah
kanan garis umur.
- Caution/peringatan
Bila seseorang anak gagal atau menolak ujicoba, garis umur terletak
pada atau antara persentil 75 dan 90 skornya.
- Delayed/keterlambatan
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang terletak
disebelah kiri garis umur
Opportunity/ tidak ada kesempatan ujicoba yang dilaporkan orangtua
Interprestasi Denver II
Normal
- Bila tidak ada keterlambatan dan paling banyak satu caution.
- Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
Suspek
- Bila didapatkan ≥ 2 caution dan atau ≥ i keterlambatan
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor
sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit, atau kelelahan.
Tidak dapat diuji
31
- Bila ada skor menolak pada ≥ I uji coba terletak disebelah kiri garis
umur atau menolak pada > I uji coba yang ditembus garis umur pada
daerah 75-90%
Uji ulang dalam 1-2 minggu
- Bila ulangan hasil pemeriksaan didapatkan suspek atau tidak dapat diuji,
maka dipikirkan untuk dirujuk (refesal consideration).
34
Umur ekuivalen = umur basal + semua milestone yang dapat
dikerjakan anak tersebut
- Menghitung umur perkembangan CAT & CLAMS (Development
Quotient = DQ)
DQ CAT = umur ekuivalen CAT : umur kronologis × 100
DQ CLAMS = umur ekuivalen CLAMS : umur kronologis × 100
- Menghitung Capute Scale Score (Full Scale DQ):
FSDQ = (DQ CAT + DQ CLAMS) : 2
Interpretasi hasil CAT dan CLAMS
- DQ CAT dana tau CLAMS > 85 = umumnya normal
- DQ CAT atau CLAMS 75-85 = suspek gangguan perkembangan
- DQ CAT > 85 tetapi CLAMS < 75 – gangguan komunikasi
- DQ CAT dan CLAMS < 75 = suspek retardasi mental
36
- Ditanyakan riwayat perkembangan bahasa dan kognitif dalam
keluarganya, keadaan sosial ekonomi, lingkungan sekitarnya riwayat
perkembangan pada umumnya (bahasa, motorik, sosial, kognitif)
- Ditanyakan pula faktor risiko seperti penyakit penyakit ibu selama
hamil, riwayat perinatal, penyaki-penyakit yang pernah sebelumnya,
penggunaan obat-obatan, riwayat psikososial dan sebagainya.
- Kecurigaan adanya gangguan tingkah laku perlu dipertimbangkan, bila
dijumpai gangguan bicara dan tingkah laku secara bersamaan.
- Kesulitan tidur dan makan sering dikeluhkan orangtua pada awal
gangguan autism. Pertanyaan bagaimana anak bermain dengan
temannya dapat membantu mengungkap tabir tingkah laku. Anak
dengan autism lebih senang bermain sendiri dengan huruf balok atau
magnetik dalam waktu yang lama; mereka kadang-kadang dapat
bermain dengan anak sebaya, tetapi hanya dalam waktu singkat lalu
menarik diri.
Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan fisik dapat digunakan uuntuk mengungkap penyebab lain
dari gangguan bahasa
- Apakah ada mikrosefal, anomaly telinga luar, otitis media yang
berulang, sindrom down, palsi serebral, celah palatum dan lain-lain
- Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan
gerakan mengunyah, menjulurkan lidah dan mengulang suku kata
PA,TA,PA-TA, PA-TA-KA. Gangguan kemampuan oromotor terdapat
pada verbal apraksia.
- Mengamati anak saat bermain dengan alat permainan yang sesuai
dengan umurnya, saling membantu dalam mengidentifikasi gangguan
tingkah laku. Dengan developmental surveillance ini akan dapat
menemukan kelainan-kelainan yang bernakna atau “red flag” gangguan
bicara dan bahasa. Idealnya pemeriksa juga ikut bermain dengan anak
tersebut atau mengamati orangtuanya saat bermain dengan anaknya,
37
tetapi ini tidak praktis dilakukan diruangan yang ramai. Pengamatan
terhadap anak pada saat pengambilan anamnesis dengan orangtuanya
lebih mudah dilaksanakan. Anak yang memperlakukan mainannya
sebagai objek saja atau hanya sebagai satu titik pusat perhatian saja,
dapat merupakan petunjuk adanya kelainan tingkah laku.
Instrumen Penyaring
- Selain anamnesis yang diteliti, disarankan digunakan instrumen
penyaring menilai gangguan perkembangan bahas
- Denver II dapat digunakan untuk skrining awal untuk peenyimpangan
perkembangan melalui 4 sektor perkembangan termasuk bahasa, tetapi
tidak dianjurkan untuk menilai secara khusus gangguan bicara atau
bahasa.
- Alat skrining yang khusus untuk masalah bahasa adalah Early Language
Milestone Scale (ELM-2), Receptive-Expresive Emergent Language
Scale, Clinical Adaptive Test / Clinical Linguistic anad Auditory
Milestone Scale (CAT / CLAMS). ELM-2 cukup sensitif dan spesifik
untuk mengidentifikasi gangguan bicara pada anak kurang dari 3 tahun.
Menemukan penyakit atau kelainan yang mendasar
- Setelah melakukan anamnesis. Pemeriksaan fisik dan tes (Tahap A, B,
C) perlu dilanjutkan ke tahap berikutnya (D).
- Harus dicari dan diobati bila terdapat: kelainan neurologik, kelainan
genetik/sindrom, penyakit metabolik, kelainan endokrin, masalah
mental, dan deprivasi sosial, sebab seringkali gangguan bicara dan
bahasa tersebut sebagai komorbid dari suatu penyakit tertentu. Contoh,
bila ditemukan perkembangan yang mengalami kemunduran maka
diperlukan meperiksaan untuk penyakit metabolik. Riwayat adanya
kejang atau gerakan yang tidak biasa, diperlukan pemeriksaan
Electroencephalography (EEG).
38
- Dicurigai adanya penelantaran dan penganiayaan pada anak, perlu
anamnesis yang komprehesif terhadap keluarga.
- Pemeriksaan laboratorium lainnya dimaksudnya untuk memuat
diagnosis banding.
- Bila terdapat gangguan pertumbuhan, mikrosefali, makrosefali, terdapat
gejala-gejala dari suatu sindrom perlu dilakukan CT-Scan atau MRI
untuk mengetahui ‘adanya kelainan. Pada anak laki-laki dengan autism
dan perkembangan yang sangat lambat, skrining kromosom untuk
fragile-X mungkin diperlukan.
- Pemeriksaan dari psikologi/neuropsikiater anak diperlukan jika adanya
gangguan bahasa dan tingkah laku. Pemeriksaan ini meliputi riwayat
dan tes bahasa, kemampuan kognitif, dan tingkah laku. Tes intelegensia
dapat dipakai untuk mengetahui fungsi kognitif anak tersebut. Masalah
tingkah laku dapat diperiksa lebih lanjut dengan menggunakan
instrument seperti Vineland Social Adaptive Scale Revised, Child
Behavior Chescklist atau Childhood Autis Rating Scale (CHAT).
Konsultasi ke psikiater anak dilakukan bila ada gangguan tingkah laku
yang berat.
- Ahli patologi wicara akan mengevaluasi cara pengobatan anak dengan
ganguan bicara. Anak akan diperiksa apakah ada masalah anatomi yang
mempengaruhi produksi suara.
Pemeriksaan audiologi
- Semua anak dengan gangguan bahasa harus dilakukan pemeriksaan
audilogi, untuk mengetahui adanya ketulian
- Periksa semua bayi atau anak dengan gangguan bicara dan bahasa yang
berat dengan auditory brainstem responses (BERA) dan/atau
optoacoustic emissions (OAE). Pada anak yang lebih besar dapat
dilakukan pemeriksaan audiometri konvensional
39
- Dari pemeriksaan audiologi dapat diketahui adanya ketulian atau
pendengarannya normal. Bila ada ketulian, tentukan apakah itu tuli
konduksi atau sensorineural
Tuli Konduktif
- Bila ditemukan tuli konduktif, ditentukan apakah penyebabnya
temporer seperti otitis media atau permanen seperti kelainan
anatomi telinga atau choleastoma yang perlu penanganan khusus
seperti THT.
Tuli Sensorineural
- Bila ditemukan tuli sensorineural, dirujuk ke audiologis dan ahli
terapi wicara, untuk dipertimbangkan penggunaan alat bantu dengar
dan latihan komunikasi.
Mencari Keterlambatan sektor perkembangan lainnya
- Anak dengan gangguan bicara dan bahasa harus dicari apakah ada
keterlambatan pada sektor perkembangan lainnya, termasuk motorik,
kognitif dan sosial. Pemeriksaan ini merupakan kunci untuk diagnosis
gangguan bicara dan bahasa tersebut.
- Tentukan apakah terdapat gangguan sektor perkembangan yang
majemuk (multiple domain) atau sektor bahasa saja.
40
- Gangguan perkembangan bahasa adalah kelompok heterogen dari
gangguan perkembangan bahasa ekspresif dan represif tanpa etiologi
yang spesifik. Sangat sulit membedakan antara anak dalam tahap
perkembangan bahasa yang masih dalam batas normal (late bloomer),
dengan anak yang sudah ada gangguan perkembangan bahasa. Oleh
karena itu, deteksi dini dan intervensi dini dangat dianjurkan.
- Keterlambatan bahasa ekspresif, diobservasi sebagai terlambat bicara
(delayed speech).
- Masalah bahasa reseptif seperti auditory processing disorder atau
gangguan pada auditory short-term memory mungkin akan tampak
dengan bertambahnya umur anak.
- Keterlambatan atau gangguan bicara sering merupakan faktor
keturunan.
- Bila terdapat gangguan sektor bahasa, rujuk untuk program intervensi
dini atau ke ahli terapi wicara.
Gangguan Wicara
- Bila terdapat gangguan bicara pada anak yang disebabkan oleh
gangguan fonologi, verbal apraksi atau gagap, maka rujuk ke ahli terapi
wicara.
- Bila terdapat gangguan kelancaran bicara yang tidak menetap
(transcient dysfluency) maka perlu diobservasi dan control kembali.
Rujukan
- Bila ditemukan kelainan majemuk pada beberapa sektor perkembangan,
maka rujuk ke Spesialis Anak Ahli Tumbuh Kembang atau mengikuti
Program Intervensi Dini. Rujukan diperlukan untuk intervensi,
pendidikan, dan latihan terapi wicara yang penting untuk anak dengan
global delays, autism serta gangguan bicara dan bahasa.
- Intervensi atau terapi sesuai dengan masalah atau kelainan yang diderita
anak. Intervensi ini diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan
komunikasi yang kelak dapat mempengaruhi kualitas hidup anak.
41
- Pada anak yang mengalami deprivasi berat, diperlukan penelusuran
riwayat sosial dan rujukan untuk mendapatkan pelayanan sosial,
kesehatan mental, dan tumbuh kembang yang memadai.
- Pada anak dengan gangguan bicara dan bahasa yang ternyata normal
dalam pemeriksaan, harus tetap dilakukan surveilance untuk
meyakinkan bahwa masalahnya tidak bertambah.
- Pada anak dengan keterlambatan atau kelainan bahasa, harus dipantau
terus menerus selain untuk menilai kelainannya, juga untuk menilai
apakah ada gangguan disektor perkembangan lainnya.
42
Intervensi (tindakan) :
Rujuk ke Rumah Sakit bila tidak dapat ditanggulangi
i. Test Daya Lihat (TDL)
Mulai umur 3 tahun, ulang tiap 6 bulan, dikerjakan oleh tenaga kesehatan atau
guru.
Alat dan sarana: ruangan, 2 buah kursi, poster huruf E dan petunjuk, gunting
huruf E
Cara:
- Gantungkan poster 3 m dari anak, setinggi mata anak dalam posisi duduk
- Latih anak mengarahkan kartu E dengan benar keatas, bawah, kanan, kiri,
sesuai yang ditujukan poster
- Tutup mata sebelah dengan kertas, tunjuk huruf E pada poster satu persatu
mulai baris 1-4, ulangi pada mata sebelahnya.
Interpretasi : bila tidak dapat mencocokkan posisi E sampai dengan baris ketiga
anak tersebut mengalami gangguan daya lihat.
Intervensi : Rujuk
j. Deteksi Dini Gangguan Perilaku
1. CHAT (Checklist for Autism In Toddlers)
Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan. Bila ada keluhan / kecurigaan dari
orangtua/pengasuh/petugas karena ada 1 atau lebih
(a) Keterlambatan bicara
(b) Gangguan komunikasi / interaksi sosial
(c) Perilaku yang berulang-ulang
Tanyakan dan amati perilaku anak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumbuh kembang merupakan dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
46
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh).
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
salam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dikelompokkan menjadi
dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan genetika
yang meliputi perbedaan ras, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan
kromosom, sedangkan faktor eksternal meliputi prenatal (gizi, mekanis, toksin,
zat kimia, radiasi, kelainan endokrin, infeksi, kelainan imunologi serta
psikologis ibu) dan postnatal (budaya lingkungan, status sosial ekonomi,
nutrisi, iklim dan cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga dan status
kesehatan)
Kebutuhan dasar anak meliputi kebutuhan fisik biomedis (ASUH), kebutuhan
emosi / kasih saying (ASIH), kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH).
Deteksi dini tumbuh kembang pada anak dinilai dengan :
b. Pertumbuhan fisik, yaitu:
- Timbang berat badan (BB)
- Ukur tinggi badan (TB ) dan lingkar kepala (LK)
- Lihat garis pertambahan BB, TB, dan LK pada grafik.
c. Perkembangan
- KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)
- Denver II
- CLAMS (Clinical Linguistic & Auditory Milestone Sale) untuk skrining
gangguan berbicara & CAT (Cognitive Adaptive Test) untuk menilai
kemampuan kognitif
- Tes daya dengar, Tes daya lihat.
47
- Masalah perilaku dengan Kuesioner MME (Masalah Mental Emosional),
autis dengan CHAT, gangguan pemusatan perhatian dengan kuesioner
Conners.
3.2 Saran
- Semua anak harus diskrining sejak dini secara periodic untuk menemukan
penyimpangan sedini mungkin, agar segera diintervensi secara teratur
- Prioritas skrining untuk anak dengan risiko tinggi prenatal, perinatal, dan
balita.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
49
50
51