Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah satu unit service layanan kesehatan pada penduduk.
Agar bisa mendapatkan kelebihan serta daya saing maka rumah sakit harus
mendapatkan perhatian khusus dalam peningkatan mutu layanannya dengan
profesional pada customer, yaitu pasien yang dirawat atau rawat jalan.
Rumah sakit dalam kaca mata publik adalah unit service fungsional sebagai
unit dalam service penyuluhan, mencegah serta perlakuan beberapa kasus
segala jenis penyakit.
Penyakit karena kerja bisa menyerang semua tenaga kerja di dalam rumah
sakit, baik tenaga medis ataupun non medis karena pajanan biologi, kimia
serta fisik di lingkungan kerja rumah sakit tersebut. Rumah sakit adalah
tempat berkumpulnya beberapa orang sakit ataupun sehat, atau anggota
penduduk baik petugas ataupun pengunjung, pasien yang mendapatkan
perawatan di dalam rumah sakit dengan beberapa jenis penyakit menyebar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan penyakit akibat kerja ?
2. Apa yang dimaksut dengan penyakit akibat kerja pada perawat ?
3. Apa saja jenis penyakit keja pada perawat ?
4. Apa upaya pencegahan dari penyakit kerja ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu yang disebut dengan penyakit akibat kerja
2. Mengetahui apa itu penyakit akibat kerja pada perawat
3. Mengetahui macam penyakit akibat kerja pada perawat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan yang dilakukan setiap hari atau suatu penyakit yang memiliki
asosiasi ubungan cukup kuat dengan linkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja
adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses
maupun lingkungan kerja.
Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang
artifisial atau man made disease. Dalam melakukan pekerjaan apapun,
sebenarnya kita berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan atau
penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.Oleh karena itu , penyakit
akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,alat kerja ,
bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan
pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour
Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut PAK
sebagai berikut:
a. Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease adalah penyakit
yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat
dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab yang sudah diakui.
b. Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related
Disease adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab,
dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai
etiologi kompleks.
c. Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting
Working Populations adalah penyakit yang terjadi pada populasi
pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat
diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.

B. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat : Penyakit Menular dan Tidak


Menular:
1. Penyakit Menular Akibat Kerja Pada Perawat
Penyakit menular terbagi :
a. Penyakit yang disebabkan kontak udara disekitar pasien seperti :
TBC, Influenza, Flu burung, SARS.
b. Penyakit yang disebabkan kontak fisik dengan pasien seperti :
Kudis Kurap, Herpes.
c. Penyakit yang disebabkan kontak dengan cairan pasien seperti :
AIDS, Hepatitis B.
Beberapa cara perawat untuk mengantisipasi tertularnya
penyaskit menular:
1) TBC:
a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita TBC
b) Memakai masker
c) Menjaga standard hidup yang baik, dengan makanan
bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
d) Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang
lebih berat)
2) Influenza:
a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza
b) Memakai masker
c) Vaksinasi influenza
3) Flu Burung :
a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza
b) Mengonsumsi obat antivirus
c) Memakai masker
d) Mengonsumsi makanan sehat
4) SARS :
a) Mengurangi berkunjung langsung ke wilayah yang
terserang SARS
b) Gunakan masker penutup hidung dan mulutserta sarung
tangan untuk mengurangi penularan melalui cairan dan
udara (debu)
c) Jaga kebersihan tuuh, misalnya segera mencuci tangan
setelah berada ditempat umum
5) AIDS :
a) Hindari tertusuknya jarum suntik bekas pasien
b) Hindari tercemarnya darah pasien dengan anggota tubuh
yang sedang luka
c) Hindari tercemarnya barang habis pakai milik penderita

2. Penyakit Tidak Menular Akibat Kerja Pada Perawat


Penyakit tidak menular terbagi :
a. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang tidak
sempurna, seperti : penyakit rabun mata, beri-beri, scorbut, dll.
b. Penyakit yang disebabkan karena tekanan darah tinggi
(hypertension) dan tekanan darah rendah (hypotension).
c. Penyakit alergi, seperti : astma gidu / kaligata.
d. Penyakit yang disebabkan karena keracunan, seperti : keracunan
makanan atau minuman.
e. Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan, seperti keseleo,
patah tulang, luka tersayat, geger otak, dll.
C. Penyakit atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat
Beberapa faktor yang merupakan salah satu penyebab penyakit atau
cedera pada perawat di tempat kerjanya sebagai berikut:
1. Akibat kelalaian perawat seperti tertusuk jarum atau tergores jarum, jika
perawat terkena tusukan atau goresan jarum dari pasien yang menderita
HIV dan Hepatitis B maka risiko perawat akan tertular penyakitnya.
2. Perawat berisiko terkena infeksi jika tidak cuci tangan atau menggunakan
sarung tangan serta masker jika berada pada ruang paru.
3. Perawat sering kontak langsung dengan bahan kimia seperti obat –
obatan kontak kerja tersebut yang pada umumnya dapat menyebabkan
iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi
(keton). Bahan toksik (trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan,
terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut
atau kronik, bahkan kematian.

Pada perawat bekerja secara fisik misalnya memobilisasi pasien,


memindahkan pasien, memandikan pasien dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan fisik dapat mengakibatkan risiko seperti keluhan yang
paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain).

1. Pada perawat berhubungan langsung dengan radiasi karena pada


pemeriksaan – pemeriksaan tertentu memerlukan radiasi jika perawat
terkena radiasi dapat membahayakan tenaga kesehatan yang
menangangani seperti gangguan reproduksi dan jika terpapar terlalu
sering dapat mengakibatkan kanker.

Penyakit atau cedera akibat kerja di Tempat Kerja Kesehatan umumnya


berkaitan dengan : faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya
dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus
seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan
hati;, faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah),
faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan
tinggi, radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan
pasien, gawat darurat, karantina dll.)

1. Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi
berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman
pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien,
benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar
melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B)
dapat menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan,
misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Pencegahan :
a. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogi dan desinfeksi.
b. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikan dalam keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan
alami untuk bekerja dengan bahan infeksius, dan dilakukan
imunisasi.
c. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang
benar.
d. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksius dan spesimen secara benar
e. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
f. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
g. Kebersihan diri dari petugas.
2. Faktor Kimia
Petugas di tempat kerja kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan
kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent
yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal
sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini
dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang
pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya
sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik (trichloroethane,
tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat
menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif
(asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible
pada daerah yang terpapar.
Pencegahan :
a. ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang
ada untuk diketahui oleh seluruh petugas untuk petugas atau tenaga
kesehatan laboratorium.
b. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol untuk
petugas / tenaga kesehatan laboratorium.
c. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,
celemek, jas laboratorium) dengan benar.
d. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata
dan lensa.
e. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan
alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan
dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan
pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya
tenaga operator peralatan, Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat
menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan
dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis
(stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja
(low back pain).
4. Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja meliputi:
a. Kebisingan, getaran akibat alat / media elektronik dapat menyebabkan
stress dan ketulian
b. Pencahayaan yang kurang di ruang kerja, laboratorium, ruang
perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan kecelakaan kerja.
c. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
d. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.Terkena
radiasi
e. Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat
membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
a. Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang laboratorium.
b. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
c. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
d. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
e. Pelindung mata untuk sinar laser
f. Filter untuk mikroskop untuk pemeriksa demam berdarah
5. Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang
dapat menyebabkan stress :
a. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di tempat kerja kesehatan di
tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
b. Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.Hubungan kerja
yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman
kerja.Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor
formal ataupun informal.

D. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat


1. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja, dilakukan:
a. Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja = saat seleksi calon pekerja
Jenis pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja yang dilakukan:
1) Anamnesa
a) Riwayat Penyakit Umum: TB, DM, Jantung, Asthma, Kulit,
Perut
b) Riwayat Penyakit di RS: pernah/ belum dirawat di RS, alasan
dirawat
c) Riwayat Kecelakaan Kerja di tempat kerja yang lama
d) Riwayat Operasi: pernah/belum di operasi?, operasi di RS
mana, berapa lama perawatan
e) Riwayat Pekerjaan: apakah sebelumnya pernah bekerja, di
perusahaan apa, bekerja di bagian apa
2) Pemeriksaan Mental
3) Pemeriksaan Fisik
4) Pemeriksaan Kesegaran Jasmani
5) Pemeriksaan Radiologi
Radiasi adalah risiko berbahaya yang dikenal baik di lingkungan
rumah sakit dan usaha penanggulangannya sudah dilakukan.
Rumah sakit sebaiknya mempunyai petugas yang bertanggung
jawab (safety officer) atas keamanan daerah sekitar radiasi dan
perlindungan bagi petugasnya. Petugas hamil sebaiknya dilarang
bekerja, walau hal ini masih diperdebatkan.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksa di laboratorium akan terpajan bakteri, antara lain TB
dan virus Hepatitis B. Petugas harus menjaga kesehatan dan
kebersihan pribadi untuk mencegah tertular penyakit, serta selalu
memakai sarung tangan karet pada saat bekerja. Mencuci tangan
setiap akan memulai dan setelah bekerja, mengenakan jas
laboratorium, yang harus selalu ditinggal di dalam laboratorium.
7) Pemeriksaan lainnya
2. Perbaikan Gizi Kerja (Penyiapan Makanan)
Petugas penyiapan makanan dapat terpajan salmonela, botulism
dari bahan mentah ikan, daging dan sayuran. Pencegahan terpenting di
bagian ini adalah tangan bersih dan menggunakan alat bersih. Kulkas
penyimpanan bahan makanan mentah yang sudah dibersihkan diatur
suhunya dan kebersihannya agar bakteri atau jamur tidak sempat
berkembang biak. Memasak yang benar-benar matang akan membunuh
salmonela. Petugas yang sedang menderita gangguan gastrointestinal
diliburkan dan diobati sampai sembuh.
5. Melakukan JSA proses kerja dan lingkungan kerja
6. Membuat SOP dan Instruksi Kerja
7. Promosi Kesehatan (Edukasi, sosialisasi, poster, leaflet, pemasangan
rambu-2 K3): seperti memberi penyuluhan kesehatan
8. Menyediakan waktu dan sarpras untuk plahraga bekerja
9. Vaksinasi penyakit menular (Hepatitis)
10. Penggunaan APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah salah satu upaya pencegahan oleh
perawat agar tidak terluar oleh penyakit yang ada di rumah sakit.
BAB III
PENUTUP DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


penyakit akibat kerja pada perawat adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan yang dilakukan setiap hari atau suatu penyakit yang memiliki asosiasi
ubungan cukup kuat dengan linkungan kerja semisal rumah sakit. Penyakit Akibat
Kerja pada perawat bisa disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses
maupun lingkungan kerja. Disini perawat termasuk rentan terkena dengan
penyakit akibat kerja, karena lingkungan kerja perawat adalah rumah sakit, yang
kemungkinan terkena penyakitnya lebih tinggi dikarenakan rumah sakit
merupakan tempat dimana orang sakit dirawat dan segala aktifitas tentang
penyakit ada di rumah sakit.

B. Saran

Saran yang bisa penulis sampaikan, adalah untuk memperkaya ilmu


kesehatan khususnya di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
laboratorium, yang berupa Alat Pelindung Diri dan identifikasi kecelakaan kerja
yang biasa terjadi di laboratorium ini dapat diajarkan melalui mata kuliah K3.
Tujuannya adalah siswa dapat menyadari dan bertanggung jawab terhadap hasil
pekerjaan di laboratorium, mendapat pengetahuan dan memaknai bahwa K3
terdapat kandungan makna yang dalam apabila kita mengkajinya. Di samping itu
mahasiswa dapat mempelajari, memahami, dan menerapkan fungsi Alat
Pelindung Diri dan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja di kehidupan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh


(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. (2003).
Doperoleh 26 Nopember 2019, dari (http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-
2003.pdf)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan
Tujuan Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja .(2009, Oktober). Diperoleh 26
Nopember 2019, dari (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-
keselamatan-kerja-k3.html)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. (2016 , 3 Agustus). diperoleh 26
Nopember 2019, dari https://www.slideshare.net/dhitaariefta/makalah-k3-
64644052

Anda mungkin juga menyukai