Anda di halaman 1dari 9

BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL

Amalia Rizda Choirunnisa


S1 Pendidikan Tata Busana off A 2014

Abstract

Consumer protection agency is an agent asked ensure legal certainly and give protection to
Indonesian’s consumer and has membership organization as described in article 35 of the
consumer protection Act. Protection agency has the functions and duties related to consumer
protection and have a clear legal basis on its function and duties
Key Words : Consumer’s Protection, National Consumer Protection Agency, Consumer
Protection Act

Abstrak

Badan perlindungan konsumen adalah suatu badan yang bertugas untuk menjamin kepastian
hukum dan memberikan perlindungan kepada konsumen di Indonesia dan memiliki
organisasi keanggotaan seperti yang dijelaskan pada pasal 35 Undang-Undang Perlindungan
konsumen. Badan Perlindungan Konsumen memiliki fungsi dan tugas yang berkaitan dengan
perlindungan konsumen dan memiliki dasar hukum yang jelas atas fungsi dan tugasnya.
Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, BPKN, UUPK
Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan pasti
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses
pemenuhan kebutuhan, manusia tidak bisa lepas dari proses penjualan dan pembelian. Jika
sebagai seorang konsumen, manusia juga harus mengetahui apa saja yang harus mereka tahu
sebagai seorang konsumen. Dalam pertukaran barang dan jasa, seringkali konsumen
mengalami masalah dengan produsen atau penjual. Masalah tersebut sangat beragam. Mulai
dari masalah yang ringan sampai masalah yang kompleks dam membutuhkan bantuan suatu
hukum.

Disini Negara Indonesia telah memberikan fasilitas kepada konsumen yang merasa
dirugikan oleh produsen. Fasilitas tersebut berupa Badan Perlingdungan Konsumen Nasional.
Sebagai konsumen yang memanfaatkan hak-haknya, jika memiliki masalah, konsumen bisa
mengadukan masalah tesebut kepada BPKN. BPKN akan membantu menyeleseikan masalah
konsumen sebisa mungkin.

Dengan demikian akan terjadi hubungan antara konsumen dan produsen atas jalan
dari BPKN. Hal tersebut akan memberikan dampat positif bagi keduanya, baik produsen
maupun konsumen. Dengan adanya pertemuan dan pembahasan masalah yang dialami
konsemen, hal tersebut akan meningkatkan kualitas barang dan jasa seorang produsen.
APAKAH BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL ITU ?

Menurut Pasal 1 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,


perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen.
Jika ditinjau dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari
badan perlindungan konsumen adalah suatu badan yang bertugas untuk menjamin kepastian
hukum dan memberikan perlindungan kepada konsumen.
BPKN yang dibentuk Pemerintah merupakan lembaga independen yang berfungsi
memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam upaya mengembangkan
perlindungan konsumen di Indonesia
Aktivitas BPKN yang menonjol saat ini adalah penyusunan grand skenario kebijakan
perlindungan untuk memastikan kecenderungan dan prioritas penanganan perlindungan
konsumen yang efektif di masa datang, serta peningkatan dan perumusan amandemen
Undang-undang Perlindungan Konsumen, sebagai pertimbangan bagi pemerintah untuk
penyempurnaan Undang-undang Perlindungan Konsumen.

ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN BADAN PERLINDUNGAN


KONSUMEN NASIONAL

Menurut pasal 35 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dijelaskan sebagai


berikut :

Susunan Organisasi dan Keanggotaan


Pasal 35
(1) Badan Perlindungan Konsumen Nasional terdiriatas seorang ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota, serta sekurangkurangnya 15 (lima belas) orang dan
sebanyakbanyaknya 25 (duapuluh lima) orang anggota yang mewakili semua unsur.
(2) Anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden atas usul Menteri, setelah dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
(3) Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional
selama (3) tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
(4) Ketua dan wakil ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional dipilih oleh anggota.

Jika dipersingkat maksud dari pasal tersebut adalah :


 Satu orang ketua merangkap anggota
 Satu orang wakil ketua merangkap anggota
 Sekurang-kurangnya 15 orang dan sebanyak-banyaknya 25 orang anggota

Anggota-anggota sedapat mungkin mewakili semua unsur yaitu berasal dari unsur
masyarakat, baik akademisi, usahawan, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat
maupun tenaga ahli, tetapi jumlah anggota sebagai wakil dari setiap unsur tidak harus sama
dan sumbernya cukup fleksibel.

Fleksibilitas merupakan kebutuhan dari organisasi yang independen yang melayani


kebutuhan masyarakat. Dengan fleksibilitas yang tinggilah tugas-tugas dapat diseleseikan
dengan baik

Untuk mencapai objektivitas, maka pengangkatan dan pemberhentian anggota


dilakukan oleh presiden setelah dikonsultasikan dengan DPR. Dengan demikian, BPKN tidak
dimaksudkan sebagai organisasi bawahan pemerintah, tetapi sebagai organisasi yang berdiri
sendiri yang pada dasarnya bekerja untuk kepentingan seluruh rakyat.

Masa keanggotaan dan jabatan dalam BPKN yaitu 3 tahun dan dapat diangkat kembali
untuk satu kali masa keanggotaan dan jabatan berikutnya (pasal 35 ayat (3)). Ketua dan wakil
ketua BPKN dipilih dari dan oleh anggota (pasal 34 ayat (4))

Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota BPKN menurut pasal 37 Undang-Undang
Perlindungan Konsumen adalah :

 WNI,
 Berbadan sehat,
 Berkelakuan baik,
 Tidak pernah dihukum karena kejahatan,
 Memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang perlindungan konsumen,
 Berusia sekurang-kurangnya 30 tahun.

Masa keanggotaan seorang anggota badan perlindunga konsumen nasional menurut


pasal 38 Undang-Undang Perlindungan Konsumen dapat berakhir karena :

 Meninggal dunia,
 Mengundurkan diri atas permintaan sendiri,
 Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia,
 Sakit terus menerus,
 Berakhir masa jabatan sebagai anggota, atau
 Diberhentikan.

Untuk melancarkan tugasnya, menurut pasal 39 UUPK, BPKN membentuk sekertariat


yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh ketua BPKN. BPKN dapat
membentuk perwakilannya di daerah, yaitu di ibu kota Daerah Tingkat I/ Provinsi di mana
dipandang perlu. Pembentukan perwakilan ini ditetapkan melalui surat keputusan BPKN.

FUNGSI DAN TUGAS BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN


NASIONAL

Badan perlindungan konsumen nasional dimaksudkan untuk mengembangkan upaya


perlindungan kepada konsumen melalui pengkajian dan penelusuran terhadap masalah-
masalah perlindungan mencari upaya-upaya atau alternatif-alternatif usaha untuk
mempertinggi perlindungan hukum terhadap konsumen.
Menurut pasal 33 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, BPKN berfungsi
memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalamupaya mengembangkan
perlindungan konsumen di Indonesia. Pasal 33 Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini
secara tersirat mengakui bahwa tugas untuk mengembangkan perlindungan konsumen adalah
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah dipandang tidak cukup mampu untuk
melaksanakan tugas tersebut sendiri. oleh karena itu perlu dilibatkan unsur-unsur
nonpemerintah.

Tugas BPKN dalam pasal 34 ayat (1) dirumuskan sebagai berikut :

 Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka penyusunan


kebijakan di bidang perlindungan konsumen.
 Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang perlindungan konsumen.
 Melakukan penelitian terhadap barang dan/atau jasa yang menyangkut keselamatan
konsumen.
 Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.
 Menyebarluaskan informasi melalui media mengenai perlindungan konsumen dan
memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen.
 Menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat, atau pelaku usaha.
 Melakukan survei yang menyangkut kebutuhan konsumen.

Jika diamati lebih lanjut, semua tugas tersebut merupakan satu kesatuan yang tiap
bagiannya saling melengkapi. Tujuannya sama yaitu memberi saran dan rekomendasi kepada
pemerintah dalam mengembangkan perlindungan konsumen sebagaimana disebutkan dalam
pasal 33 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. BPKN dapat bekerjasama dengan pihak
lain seperti organisasi konsumen internasional. Kerjasama dengan pihak asing bisa
mendatangkan masukan-masukan bagi Indonesia sehingga pemerintah dapat mengambil
kebijakan tentang perlindungan konsumen yang bernuansa internasional.

DASAR HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Hukum perlindungan konsumen mempunyai dasar hukum yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Dasar hukum yang pasti akan membuat konsumen memiliki
perlindungan terhadap hak-haknya secara penuh. Hukum Perlindungan Konsumen
merupakan cabang dari Hukum Ekonomi karena permasalahan yang diatur dalam hukum
konsumen berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan barang / jasa. Pada tanggal 30 Maret
1999, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati Rancangan Undang-Undang
(RUU) tentang perlindungan konsumen dan disahkan oleh pemerintah pada tanggal 20 april
1999. Dasar hukum perlindungan konsumen sendiri antara lain :
 Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), pasal 21 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal
27 , dan Pasal 33.
 Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia No. 3821
 Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2001 Tanggal 21 Juli 2001
tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional. Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 90 Tahun 2001 Tanggal 21 Juli 2001 tentang Pembentukan Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen Pemerintah Kota Medan, Kota Palembang, Kota
Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta
Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kota Makassar.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2001 Tanggal 21 Juli 2001
tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2001 Tanggal 21 Juli 2001
tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
605/MPP/KEP/8/2002 tentang Pengangkatan Anggota Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen Pada Pemerintah Kota Makassar, Kota Palembang, Kota Surabaya, Kota
Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, dan Kota Medan.
 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
302/MPP/KEP/10/2001 tentang Pendaftaran Lembaga Perlindungan Konsumen
Swadaya Masyarakat.
Penutup

 Kesimpulan

Badan perlindungan konsumen adalah badan yang bertugas untuk menjamin kepastian
hukum dan memberikan perlindungan kepada konsumen. BPKN memiliki Susunan
Organisasi dan Keanggotaan seperti yang dijelaskan pada Pasal 35 UUPK tahun1999 dan
memiliki tugas dalam pasal 34 ayat (1) UUPK tahun 1999. Dasar hukum perlindungan
konsumen meliputi Undang-undang dasar, keputusan pemerintah dan peraturan menteri.

 Saran
Sebagai konsumen yang cerdas, manfaatkankah hak-hak yang dimiliki. Dikarenakan
banyaknya kekurangan dalam artikel ini, saya selaku penulis sangat berterimakasih apabila
para pembaca berkenan untuk memberikan komentar, koreksi ataupun saran demi perbaikan
artikel ini.
Daftar Rujukan

Sidabalok, Janus. 2010. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Bandung: PT Citra


Aditya Bakti
Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999.
Lembaran Negara RI Tahun 1999. Sekretariat Negara. Jakarta
Winn, Jane K. 2006. Consumer Protection in the Age of the ‘Information Economy’. USA:
Ashgate Publishing Company
Pringganugraha. 2014. Perlindungan Konsumen, (Online),
(http://pringganugraha.wordpress.com/perlindungan-konsumen/. Diakses 12 Februari 2015)
Since. 2011. Badan Perlindungan Konsumen Nasional, (Online), (http://sukses-
since.blogspot.com/2011/04/badan-perlindunan-konsumen-nasional.html?m=1. Diakses pada
12 Februari 2015)

Anda mungkin juga menyukai