DISUSUN OLEH :
NIM : 1701052
S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Balikpapan
Disusun Oleh :
Nama :
Nim :
Disetujui oleh
Nama Dosen
NIDN.
NIM. NIM.
LEMBAR ASISTEN PRAKTIKUM
Nama :
NIM :
Kelas :
2.
3.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Salah satu factor yang mempengaruhi kuaslitas kontruksi sumur adalah sajauh mana kualitas
semen yang digunakan. Untuk itulah perlu dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui
komposisi dan sifat fisik semen. Diharapkan dengan kualitas semen yang baik kontruksi
sumur dapat bertahan lebih dari 20 tahun.
Standar minimum yang harus dimiliki dari perencanaan sifat-sifat semen didasarkan pada
“Brookhaven National Laboratory” dan API Spec 10 “Specification For Material and
Testing For Well Cementing”.
Secara garis besar percobaan Laboratorium Analisa Semen Pemboran dapat dibagi dalam
beberapa kelompok kecil, yaitu :
Uji sifat-sifat fisik batuan semen pemboran sedikit berbeda dengan uji yang lainnya. Karena
batuan semen yang terjadi merupakan fungsi waktu. Dengan demikian sifat-sifat tersebut
akan berbeda tergantung dari waktu pengkondisiannya baik terhadap temparatur maupun
waktunya.
BAB II
PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN DAN CETAKAN SAMPEL
Operasi penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang sumur,
melindungi casing dari masalah-masalah mekanis suatu operasi pemboran (seperti getaran)
melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang
satu terhadap yang terhadap zona yang lain di balik casing.
Menurut alasan dan tujuan, penyemenan dibagi menjadi dua, yaitu : primary cementing
(penyemenan utama), dan secondary cementing atau remedial cementing (penyemenan kedua
atau perbaikan).
Pada primary cementing, penyemenan casing pada dinding lubang sumur dipengaruhi oleh
jenis casing yang akan di semen. Penyemenan konduktor casing bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi fluida pemboran. Penyemenan surface casing bertujuan untuk
melindungi air tanah agar tidak tercemar dari fluida pemboran, memperkuat dudukan surface
casing, sebagai tempat dipasangnya BOP (Blow Out Preventer). Penyemenan intermediate
casing bertujuan untuk menutup tekanan formasi abnormal atau untuk mengisolasi daerah
lost circulation.
Pada secondary cementing atau remedial cementing dilakukan apabila pemboran gagal
mendapatkan minyak dan menutup kembali zona produksi yang di perforasi. Hal ini
dilakukan setelah operasi khusus semen dilakukan, seperti didapati kurang sempurnanya atau
ada kerusakan pada primary cementing, maka dilakukan secondary cementing. Secondary
cementing dibagi menjadi tigabagian. Yaitu :
1. Squeeze cementing
Dilakukan selama operasi pemboran berlangsung, komplesi maupun pada saat work over.
Bertujuan untuk :
- Mengurangi water oil ratio, water gas ratio, atau gas oil ratio.
- Menutup formasi yang sudah tidak produktif lagi.
- Menutup zona lost circulation.
- Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing.
- Memperbaiki primary cementing yang kurang memuaskan.
2. Re-cementing
Dilakukan untuk menyempurnakan primary cementing yang gagal, dan untuk memperluas
perlindungan casing diatas top cemen.
Semen pemboran pada dasarnya terdiri dari tiga kompone, yaitu : zat cair, bubuk semen dan
additive. Tujuan dari zat cair disini selain agar bubur semen yang terjadi dapat di pompakan
kedalam sumur juga untuk dapat berlangsungnya proses pengerasan semen. Bubuk semen
merupakan padatan yang mempunyai sifat menyemen. Additive merupakan bagian yang
ditambahkan untuk mendapatkan sifat-sifat semen yang diinginkan.
2.3.1. Peralatan
Mixer
Timbangan
Cetakan Sampel
Gelas Ukur
2.3.2 Bahan
Semen Portland
Air
Additive (Bentonite)
Densitas suspensi semen didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah berat bubuk
semen, air, dan additive terhadap jumlah volume bubuk semen, air, dan additive.
𝑊𝑠 +𝑊𝑎𝑑𝑑 +𝑊𝑎𝑖𝑟
SGS =
𝑉𝑠 +𝑉𝑎𝑑𝑑 +𝑉𝑎𝑖𝑟
Dimana :
Densitas suspense semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatis suspense semen di
dalam lubang sumur. Bila formasi tidak sanggup menahan tekanan suspensi semen, maka
akan menyebabkan formasi pecah, sehingga terjadi lost circulation.
Densitas suspense semen yang rendah sering digunakan dalam operasi primary cementing
dan remedial cementing, guna menghindari terjadinya fracture pada formasi yang lemah.
Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut :
Sedangkan densitas suspense semen yang tinggi digunakan bila tekanan formasi cukup besar.
Untuk memperbesar densitas dapat ditambahkan material-material pemberat kedalam
suspense semen seperti barite.
3.3.1. Peralatan
3.3.2 Bahan
Semen
Additive (Barite/Bentonite)
Air