Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ayat dan Hadits Ekonomi
Dosen pengampu : Bapak Supriyanto M.UD.
Disusun oleh :
0
PENDAHULUAN
Maka dari itu konsep ekonomi islam tidak lupa mengacu pada prinsip
tauhid. Mengingat segala hal di dunia ini milik Allah. Rizki yang kita nikmati
juga pemberian Allah. Sehingga dapat di simpulkan bahwa pekerjaan hanyalah
sarana kita untuk mengambil rizki kita baik yang ada di langit ataupun yang ada di
bumi sesuai dengan bagian yang sudah ditentukan Allah.
1
PEMBAHASAN
2
hanya meminta kepadanya. Dengan begitu inilah salah sarana
mendapatkan rezeki dan karunia terbaik yang bisa diperoleh. Allah akan
memberikan rezeki yang berlimpah kepada orang-orang yang
bertawakala kepada-Nya. Firman Allah, “Dan Allah Pmeberi rezeki yang
terbaik.” Hal itu sejalan dengan konteks perdagangan dan permainan
yang seakan-akan menjadi aktivitas turunan dari perdagangan.1
Aktifitas kerja mubah dilakukan setelah selesai shalat Jum’at,
berdasarkan firman Allah, “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka
bertebaranlah kamu di bumi.” Maksud dari firman ini ialah apabila
kalian teah selesai melaksanakan shalat bagi kalian bisa berpencar
kemana saja dibelahan bumi ini dan aktivitas kerja yang lain. Akan tetapi
di tengah aktivitas kerja janganlah kalian lupa untuk banyak menginat
Allah dan menyenantiasakan dzikir, seperti bertasbih, takbir, istigfar dan
lain sebagainya.2
1
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith, (Depok: Gema Insani, 2013), hal 652
2
Wahbah az-Zuhaili, Ibid., hal 651
3
Teungku Muhammad Hasbi Ash- Shiedieqy, Tafsir Al- Qur’anul Majid An-
Nuur,(Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra,2000 ), hal 4224
4
Teungku Muhammad Hasbi Ash- Shiedieqy, Ibid., hal 4225
3
Hal ini menunjukkan agar kita menyeimbangkan antara urusan
dunia dan juga akhirat. Kita harus bisa mencukupi keduanya.5
c. Tafsir Al-Azhar
Jika di ayat sebelumnya di larang untuk berjual beli ataupun
melakukan kegiatan lainnya untuk melakukan sholat jum’at. Maka,
dalam ayat ini Allah sudah memperbolehkan jual beli ataupun melakukan
kegiatan lainnya. Disebutkan juga “maka carilah karunia Allah” ini
menunjukan agar manusia mencari karunia atau rizki Allah untuk
memenuhi kebutuhannya baik dengan berdagang, bertani, berkebun,
ataupun lain sebagainya. Kemudian Allah juga memerintahkan untuk
senatiasa ingat kepada Allah agar dimudahkan rizki yang halal lagi
berkah.6
5
Teungku Muhammad Hasbi Ash- Shiedieqy, Tafsir Al- Qur’anul Majid An-
Nuur,(Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra,2000 ), hal. 4225
6
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Putra Panjimas, 2008), hal 143
7
Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir,(Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’I,2008), hal 540
8
Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Ibid., hal540
4
e. Tafsir Imam Syafi’i
Dalam penafsiran Imam Syafi’i menjelaskan bahwa perintah di
dalam kitab, sunnah, dan ungkapan manusia memiliki arti yang sangat
luas. Jika tidak dijelaskan secara khusus maka biasanya memiliki makna
yang bermacam-macam. Sebagai salah satu contohnya yaitu Allah SWT
mengharamkan sesuatu kemudian Ia menghalalkanya. Yang dimaksud
adalah perintah Allah tersebut berarti menghalalkan apa yang haram, jadi
segala sesuatu yang haram akan menjadi halal jika dilakukan dalam
waktu yang diperbolehkan. Dalam surat Al-Jumuah ayat 10 ini
dijelaskan bahwa larangan melakukan jual-beli di hari Jumat ketika
sudah dikumandangkan adzan sampai berakhir setelah shalat Jumat
dilaksanakan. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa jual-beli yang
sebelumnya haram ketika adzan dikumandangkan menjadi halal ketika
shalat jumat telah ditunaikan. Jadi jual-beli diperbolehkan jika dilakukan
diluar waktu yang telah diharamkan tersebut.9
3. Ayat diatas juga diperkuat dengan hadits di bawah ini
Artinya:
9
Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir Imam Syafi’i, ( Jakarta Timur : Almahira,
2008), hal 535-536
10
Syaikh Mansyur Hasan Alu Salman, Silsilah Hadits Shahih, (Jakarta: Pustaka Imam
Syafi’I, 2011), hal 711
5
benar dan baik. Serta senantiasa ingat kepada Allah karena segala rizki
berasal dari Allah. Dan seberapa banyak rizki yang kita dapat sudah di
takdirkan oleh Allah.
4. Korelasi ayat
Memilih surah al jumu'ah ayat 10 dikarenakan Ayat tersebut
memerintahkan manusia untuk mencari rezeqi dari kata bertebaranlah
dimuka bumi sedang disamping itu kita juga harus senantiasa mengingat
Allah agar kita dipermudah dalam mencari rizqi. Mengingat Allah disini
mengarah kepada ketauhidan mengingat berarti dengan mengingat Allah
kita percaya kepada Allah.
Sedangkan memilih hadits tersebut untuk memeperkuat ayat al jumu'ah
ayat 10 karena hadits tersebut juga memerintahkan manusia untuk mencari
rizki yang baik dan halal dengan cara yang baik pula. Disebutkan juga
bawasanya setiap rizki sudah Allah takdirkan kepada kita seberapa
banyaknya bagian kita tergantung bagaimana usaha kita meraih rizki
tersebut.Kita percaya bahwa Allah telah menakdirkan seberapa banyak
rizki kita itu termasuk dalam prinsip tauhid dalam ekonomi.
11
Rahmat Ilyas, “Konsep Maslahah dalam Konsumsi Ditinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam”, Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol. 1, No.1, hal 13
6
sendiri. Seperti penjelasan hadits di atas ketia seorang manusia berusaha
mencari rizkinya dengan cara baik lagi halal maka Allah akan
memudahkan mendapatkan rizkinya sesuai yang ditakdirkan.12
12
Supardan Mansyur, “Tauhid Sebagai Norma Dasar Hukum Ekonomi Islam”, Jurnal
Jatiswara, Vol. 26, No. 2, 2011, hal 44
7
(orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam
kesesatan yang nyata.
b. Tafsir Al-Azhar
Peringatan kepada umat manusia untuk selalu menyembah Allah
mengingat Allah-lah yang telah memberikan banyak rizki baik dari
langit ataupun dari bumi seperti halnya tumbuh-tumbuhan yang hidup
subur karena Allah menurunkan hujan dan juga binatang-binatang dan
masih banyak lagi yang ada di langit dan di bumi ini. 14
13
Fathurrahman Abdul Hamid, Tafsir Al-Qurthubi, ( Jakarta Selatan : Pustaka Azzam,
2009), hal 720-722
14
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta :Gema Insani, 2015) hal 311
8
Jika Allah tidak menurunkan rizkinya maka manusia untuk
membuka mulutpun tak sanggup. Maka sudah sepatutnya Allahlah
yang disembah bukan berhala yang tidak mungkin memberinya rizki
sehingga manusia tidak akan pernah sanggup memenuhi kebutuhan
hidupnya.15
c. Tafsir Yusuf Ali
d. Tafsir Al Wasith
15
Hamka, Ibid., hal 312
16
Abdullah Yusuf Ali, Tafsir Yusuf Ali, ( Bogor : Pustaka Literal Antar Nusa, 2009) hal 628
17
Abdullah Yusuf Ali, Ibid., hal 628
9
hanya Allah lah yang dapat memberikan segala syafaat bagi seluruh
orang.18
e. Tafsir At-Thabari
18
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith, (Depok: Gema Insani, 2013),hal 168
19
Ahmad Abdurraziq Al Bakri, dll, Tafsir Ath Thabari, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2008) hal
408
10
7. Korelasi antara ayat surat saba’ dengan tema
Dalam pemilihan surah saba' ayat 24 dikarenakan surah saba'ayat
24 menegaskan bawasanya apapun yang ada di langit dan bumi, rizki
yang ada dilangit dan dibumi adalah milik Allah. Hal ini condong kepada
ketauhidan dimana kita percaya semua yang ada dilangit dan ada dibumi
hanya milik Allah semata.
20
Elida Elfi Barus, “Tauhid Sebagai Fundamental Filsafah Ekonomi Islam”, Jurnal
Perspektif Ekonomi Darussalam, vol. 2, no. 1, hal 77
11
Sesungguhnya Allah adalah pemberi semua rezeki bagi semua
orang. Bahkan bukan hanya bagi umat islam saja namun dengan orang-
orang kafir sekalipun. Namun semua kembali kepada diri kita masing-
masing bagaimana cara kita mencari rezeki yang baik dan benar.
Karena sesungguhnya semua orang pasti berada dalam kebenaran dan
kesesatan yang nyata. Maka dari itu kita sebagai umat muslim harus
dapat mencari rezeki kita dengan cara yang baik dan yang dibenarkan
oleh Allah.
12
kepada kaum muslim karena Allah sayang kepada kaum muslim maka
Allah tidak memberikan harta yang belimpah. Karena ketika keimanan
sesorang berada ditingkat yang paling tinggi maka harta itu tidaklah
penting lagi bagi kehidupan seseorang.
13
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Ali, Abdullah.2009. Tafsir Yusuf Ali. Bogor : Pustaka Literal Antar Nusa.
15