LP Cairan Prin Kopi
LP Cairan Prin Kopi
Laporan Pendahuluan
a. Definisi
Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam
memelihara fungsi tubuh dan proses homeostasis. Tubuh kita terdiri atas sekitar
60% air yang tersebar didalam sel maupun diluar sel. Namun demikian, besarnya
kandungan air tergantung dari usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak.
(Tarwoto & wartonah, 2015).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yangtetap dalam merespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,
ketidakseimbangan yang terdiri sendiri jarang terjadi dalam kelebihan dan
kekurangan (Tarwoto dan wartonah.2015:29)
b. Tujuan Pemberian
Menurut (Asmadi, 2014) tujuan cairan bagi tubuh adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
b. Transpor nutrien ke sel
c. Transpor hasil sisa metabolism
d. Transpor hormone
e. Pelumas antar-organ
c. Anatomi Fisiologi
Cairan dan Elektrolit masuk melalui makanan, minuman dan cairan
intravena(IV) dan di distribusikan ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Seluruh cairan tubuh manusia didistribusikan diantara dua kompartemen
utama yaitu ekstraseluler dan intraseluler. Cairan ekstraseluler dikelompokkan
lagi dalam dua bentuk yaitu cairan interstisial dan cairan intravaskuler. Selain
dua kelompok utama diatas ada juga sejumlah kecil cairan yang disebut sebagai
cairan transeluler. Kompartemen ini meliputi cairan dalam rongga synovial,
peritoneum, pericardium, dan intraokuler serta cairan serebrospinal. Secara
umum volume cairan transeluler sekitar 1-2 liter.
Jumlah cairan tubuh pada individu dewasa dengan berat badan 70 kg adalah
sekitar 42 kg (60% x 70 kg). proporsi cairan ini dapat berubah –ubah bergantung
pada kondisi. Beradasarkan usia , didapatkan bahwa kompartemen cairan
berubah-ubah setiap saat. (Asmadi, 2008)
Proporsi cairan berdasarkan usia
Bayi baru Usia 3 dewas
Jenis lansia
lahir bulan a
Cairan Intraseluler 40% 40% 40% 27%
Cairan Plasma 5% 5% 5% 7%
Ekstraseluler Cairan Interstisial 35% 25% 15% 18%
Total Cairan 80% 70% 60% 52%
d. Klasifikasi
b. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan penigkatan proses metabolisme dalam
tubuh. Mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui keringat.
c. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal dilingkungan yang iklimnya tidak terlalu
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrim melalui kulit dan
pernapasan. Cairan yang keluar umumnya tidak dapat diobservasi sehingga
disebut kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss , IWL)
besarnya IWL pada setiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, tingkat metabolism, dan usia.
Total asupan dan haluaran pada keadaan normal dan saat beraktivitas
I&O Normal Aktivitas
Asupan (I)
Cairan dari makanan 2100 ?
Cairan dari metabolism 200 200
Total 2300 ?
Haluaran (O)
Insensible water loss kulit 350 350
Insensible water loss paru 350 650
Keringat 100 5000
Feses 100 100
Urine 1400 500
total 2300 6600
d. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan
elektrolit. Jika asupan makanan tidak adekuat atau tidak seimbang. Tubuh
berusaha memecah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah
simapanan glikogen dan lemak.
e. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
stress, tubuh mengalami penignkatan metabolsime seluler, penignkatan
konsentrasi glukosa darah dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan
retensi air dan natrium.
f. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat meyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
dari sel/jaringan yang rusak (mis. Luka robek atau luka bakar).
h. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan
seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan
oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan
dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi
atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan
dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
(Hidayat, 2014)
Terlampir
j. Penatalaksanaan
1) Asuhan keperawatan secara teori
a) Pengkajian
Pengkajian (Data Subjektif dan Objektif)
1. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
No. Reg :
Tgl. MRS :
Tgl. Pengkajian :
Dx Medis :
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hub. dgn pasien :
3. Riwayat Kesehatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral,
parentral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis
cairan dan elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat menganggu
status cairan
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial
4. Factor psikologis seperti perilaku emosional yang menganggu
pengobatan
- Pengkajian Fungsional Pola Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolic
c. Pola cairan dan metabolic
d. Pola istirahat dan tidur
e. Pola aktivitas dan latihan
f. Pola eliminasi
g. Pola persepsi dan kognitif
h. Pola reproduksi dan seksual
i. Pola persepsi dan konsep diri
j. Pola mekanisme koping
k. Pola nilai dan kepercayaan
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit
difokuskan pada hal-hal berikut :
a. Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot,
tetani dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah,
Hemoglobin dan bunyi jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-untah dan bising usus.
6. Pengukuran Klinis
a. Berat Badan
Kehilangan/ bertambanhnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan asam basa cairan :
+ 2 % : ringan,
+ 5 % : sedang,
+ 10 % : berat.
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang
sama
b. Keadaan Umum
1) Pengukuran TTV seperti nadi, tekanan darah, suhu dan
pernafasan,
2) Tingkat kesadaran
c. Pengukuran pemasukan cairan
1) Cairan oral ; NGT dan oral
2) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Irigasi kateter atau NGT
d. Pengukuran pengeluaran cairan
1) Urine : volume, kelernihan/kepekatan
2) Fesef : jumlah dan konsisten
3) Muntah
4) Tube drainase
5) IWL
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat antara intake dan
output normalnya sekitar ± 200 cc.
7. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan elektrolit
- Berat Jenis Urine
- Analisa Gas Darah
- Pemeriksaan Laboratorium
- PH
b) Diagnose keperawatan
1. Hipervolemia
2. Hipovolemia
3. Gangguan pertukaran gas
c) Intervensi keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
k. Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.