kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan
kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah (Entjang, 2000). Azrul Azwar dalam
Effendy (1998) juga menjelaskan bahwa UKS ialah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta
lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan
Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmoni dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat
kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan
mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup:
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan
narkoba, alkohol dan kebiasaa merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah
sosial lainnya.
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat pendidikan
sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
agama, pendidikan kejuruan, dan pendidikan khusus (sekolah luar biasa) (Notoatmodjo, 2012).
Untuk sekolah dasar, Usaha Kesehatan Sekolah diprioritaskan pada kelas I,III, dan kelas
a. Kelas I
Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari
pengawasasn orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar
karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan. Disamping itu kelas I adalah
saat yang baik intuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas I ini dilakukan penjaringan untuk
b. Kelas III
Dilaksanakan di kelas III untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS dikelas I dahulu dan
b. Sasaran sekunder: guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan
c. Sasaran tertier: lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada sekolah
lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta
Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga
sekolah-sekolah mulai Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekola Lanjutan Atas dan yang
sederajat. Pendidikan kesehatan di sekolah dapat diwujudkan melalui dua jalur, yakni:
a. Jalur kurikuler
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No.22 Tahun 2006 dalam mata ajaran “Pendidikan
Jasmani Olah Raga dan Kesehatan”. Menurut surat keputusan ini, semua satuan tingkat
pendidikan dari TK sampai SLTA dan yang sederajat, Pendidikan Kesehatan diberikan sesuai
b. Jalur ekstrakurikuler
sekolah. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta
kesehatan.
Melalui kegiatan pendidikan kesehatan baik kurikuler maupun non-kurikuler ini, maka
anak sekolah, guru dan karyawan dapat menyebarluaskan kepada keluarga dan lingkungan
sosialnya. Muatan pendidikan kesehatan tersebut disesuaikan dengan karakter perilaku yang
dipandang sebagai faktor resiko terhadap kesehatan anak sekolah. Misalnya, pada anak usia SD
diberikan pendidikan kesehatan tentag perlunya menjaga kebersihan diri, mengenal pentingnya
imunisasi, mengenal makanan sehat, mengenal penyakit diare, demam berdarah, dan influenza,
mengenal kebersihan lingkungan, sekolah, dan rumah, serta memahami pentingnya buang
sampah pada tempatnya. Adapun pada anak SLTA diberikan materi tentang bahaya narkotika,
a. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
e. Memiliki kemampuan dan kecakapan (life skill) untuk berperilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambah tingginya badan dan berat badan secara
harmonis (proporsional).
h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (napza, arus informasi dan gaya
i. Memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai dan derajat kesehatan yang optimal
sehat bagi masyarakat sekolah, terutama anak sekolah. Oleh sebab itu, program atau kegiatan
pelayanan kesehatan tidak semata-mata adanya pelayanan untuk anak sekolah yang sakit/cedera
b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit, kelainan, dan cacat.
pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan
lingkungannya.
peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain:
a. Dokter Kecil
b. Lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit.
kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit
a. Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-
e. Imunisasi peserta didik dari kelas I sampai kelas VI di sekolah dasar dan madrasah
ibtidaiyah.
f. Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber infeksi dan
g. Konseling kesehatan remaja di sekolah dan perguruan agama oleh kader kesehatan
sekolah, guru BP, dan guru agama dan Puskesmas oleh Dokter Puskesmas atau tenaga
kesehatan lain.
dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
a. diagnosis dini
b. pengobatan ringan
d. rujukan medik
Lingkungan sekolah yang sehat merupakan faktor pemudah (enabling factors) bagi
terwujudnya perilaku yang sehat. Meskipun siswa-siswa telah mengetahui dan memahami bahwa
buang sempah harus ditempatnya, buang air kecil atau air besar harus di WC sekolah, tetapi
kalau di lingkungan sekolah tidak ada tempat sampah atau WC sekolah, maka siswa tersebut
akan membuang sampah di sembarang tempat. Oleh sebab itu, lingkungan sekolah harus
kondusif untuk perilaku hidup sehat, atau mempunyai fasilitas lingkungan yang mendukung
perilaku hidup sehat.
Selain itu juga dibutuhkan pembinaan lingkungan masyarakat sekitar yang berada dekat dengan
e. Pemeliharaan WC/jamban/urinoir
penghijauan sekolah)
dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah (7K), sehingga tercipta suasana
dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah. Selain
peningakatan pelaksanaan konsep 7K program pembinaan dilakukan dalam bentuk kegiatan
antara lain:
a. Konseling kesehatan
c. Perkemahan
d. Penjelajahan/hiking/darmawisata
sekolah/madrasah dan pondok pesantren, guru, pembina UKS. Misalnya dengan jalan
sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat. Untuk ini masyarakat diundang ke
3. Penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media cetak dan audio
visual.
2. Pelayanan kesehatan
4. Ketenagaan
5. Sasaran prasarana
7. Manajemen organisasi
peserta didik :
2. Siswa sehat fisik, mental, maupun sosial dan untuk siap untuk menjalani hidup sehat
dan sejahtera.
3. Siswa memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan
(Depkes, 2007).
Semua ruangan dan kamar mandi, WC, dan pekarangan sekolah bersih, tidak ada
sampah, serta tersedianya sumber air bersih bagi siswa ( Effendi, 2007).