Anda di halaman 1dari 4

Kemiskinan adalah keadaan di mana pendapatan tidak dapat mencukupi kebutuhan harian.

Kemiskinan merupakan masalah utama yang di hadapi setiap negara, terutama negara
berkembang. Kemiskinan mendorong rendahnya laju pertumbuhan ekonomi dan rendahnya
kualitas hidup masyarakat karena tidak mampu menunjang kebutuhan pokoknya.

Selain itu, kemiskinan juga dapat di artikan sebagai sebuah keadaan di mana seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan sulit memperoleh kualitas hidup yang
sesuai dengan kemanusiaan. Kemiskinan di kategorikan sebagai salah satu masalah yang paling
sulit untuk di pecahkan. Hampir setiap negara di hadapkan dengan problem kemiskinan, baik
negara maju maupun negara berkembang.

Kemiskinan merupakan sebuah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berkaitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan antara lain tingkat
pendidikan masyarakat, pendapatan, pengangguran, geografis, karakter, sosial dan budaya, serta
faktor lain yang memperngaruhi. Fenomena dapat di temukan dengan mudah hampir di setiap
sudut wilayah, baik pedesaan maupun perkotaan.

Di Indonesia angka kemiskinan masih terbilang sangat tinggi, meskipun BPS setiap tahunnya
merilis data yang menyatakan penurunan angka penduduk miskin di Indonesia. Namun bukan
berarti Indonesia mengalami perbaikkan secara signifikan karena penurunan angka kemiskinan
tersebut. Meskipun jumlah penduduk miskin berkurang, potensi untuk kembali miskin tetap
besar, apalagi memasuki zaman global yang menuntut seseorang untuk bersaing dengan
kemampuan intelektual, yang tidak hanya berat tapi juga mahal.

Masalah kemiskinan merupakan problematika yang di hadapi oleh hampir setiap negara.
Indonesia sebagai negara berkembang tentu tak luput dari masalah kemiskinan. Beberapa waktu
yang lalu Badan Pusat Statistik resmi mengumumkan angka kemiskinan dan pengangguran
terbuka di Indonesia menurun. Tercatat penduduk miskin di Indonesia berkurang sebanyak
580.000 jiwa di Maret 2016. Hal tersebut menuai pujian dari Bank Dunia, karena meskipun
perekonomian Indonesia masih lesu, namun angka kemiskinannya dapat berkurang.

Namun, meskipun demikian Indonesia tetap menjadi sarang kemiskinan dan


pengangguran terbuka. Kemiskinan menurun bukan berarti masalah kemiskinan teratasi
sepenuhnya, namun hanya sebagian kecilnya. Angka kemiskinan Indonesia masih tetap tinggi.
Tercatat pada tahun 2014, WEF mengumumkan bahwa peringkat daya saing Indonesia di
bandingkan beberapa negara ASEAN berada di posisi 38.

Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan tertinggi di sumbangkan oleh Provinsi Jawa Timur.
Menurut data BPS, kurang lebih 4.775.000 penduduk miskin tinggal di Jawa Timur. berdasarkan
laporan BPS, Jawa Timur adalah Provinsi yang menyumbangkan angka kemiskinan tertinggi di
Indonesia, yaitu sekitar 4,7 juta jiwa. Bahkan daerah penghasil migas seperti Bojonegoro pun
masuk peringkat ke- 9 daerah termiskin di Jawa Timur.

Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik merilis pernyataan bahwa separuh penduduk
Pulau Jawa tergolong miskin. Berikut adalah urutan Provinsi yang menyumbang angka
kemiskinan tertinggi berdasarkan data BPS Jawa Timur yang di lansir oleh JatimTimes, Malang:
(1) Jawa Timur, (2) Jawa Tengah, (3) Jawa Barat, (4) Sumatera Utara, (5) Sumatera Selatan, (6)
Lampung, (7) Nusa Tenggara Timur, (8) Papua, (9) Sulawesi Selatan, dan (10) Aceh.

Dari hasil data penduduk miskin tersebut, Jawa Timur ada di urutan pertama provinsi
yang menyumbang angka kemiskinan terbanyak di Indonesia, yaitu sekitar 4.775.000 penduduk
miskin. Lebih dari 3.2 juta penduduk berada di pedesaan dan 1.5 juta di kota-kota besar dengan
batas penghasilan per bulan berada di angka Rp 318.000.

Jawa Timur merupakan sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia dengan Ibu
kotanya yang terletak di Surabaya. Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di
Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat.
Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi
perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto
nasional. Walaupun Jawa Timur bukan termasuk daerah terbelakang seperti Papua dan Nusa
Tenggara Timur, serta tingkat kontribusi perekonomian di Jawa Timur juga terbilang tinggi,
namun Jawa Timur menjadi sarang bagi penduduk miskin di Indonesia.

Data yang di rilis oleh BPS di tahun 2015 menunjukkan Kabupaten Sampang menempati urutan
pertama dengan jumlah presentase kemiskinan tertinggi di Provinsi Jawa Timur, yaitu sebesar
27,9% dari total jumlah penduduknya. Urutan kedua dan ketiga diikuti Kabupaten Bangkalan
dan Kabupaten Probolinggo masing-masing sebesar 24,7% dan 22,2%. Sedangkan daerah yang
memiliki jumlah presentase kemiskinan terendah adalah Kota Batu sebesar 4,47% dari total
jumlah penduduknya yang hanya berkisar 195 ribu. Kemudian diikuti Kota Malang dan Kota
Madiun masing-masing sebesar 5,21% dan 5,37%.

Padahal Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten penghasil minyak terbesar di Jawa Timur.
Hal tersebut tidak lantas membebaskan Bojonegoro dari fenomena kemiskinan. Dari total jumlah
penduduk Bojonegoro yang mencapai sekitar 1,2 juta 16,6% adalah penduduk miskin. Atau
dalam kata lain terdapat kurang lebih 204 ribu penduduk miskin di Kabupaten Bojonegoro. Hal
ini tentu cukup memprihatinkan, karena berada di atas rata-rata penduduk miskin di seluruh
Provinsi Jawa Timur sebesar 13%. Berdasarkan data-data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dari total 4,9 juta penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur 4 persennya berada di Kabupaten
Bojonegoro.

Tetapi jika kita bandingkan dengan dua Kabupaten lainnya yang masuk wilayah edar Radar
Bojonegoro, angka kemiskinan di Bumi Angling Dharma ini sedikit lebih baik. Kabupaten
Lamongan menempati peringkat ke 8 atau tepat di atas Kabupaten Bojonegoro dengan
prosentase penduduk miskin sebesar 16,7%. Sedangkan kabupaten Tuban ada di posisi ke 6
dengan prosentase penduduk miskinnya adalah 17,8%.

Faktor penyebab kemiskinan di Jawa Timur antara lain di sebabkan oleh beberaoa faktor berikut,
antara lain:

Tingkat partisipasi pendidikan yang masih rendah,

Indeks pembangunan manusia yang rendah,


Kurangnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan rendahnya pendapatan masyarakat,

Laju pertumbuhan penduduk yang cepat,

Perhatian pemerintah yang kurang,

Distribusi yang tidak merata.

Tingkat pendidikan berpengaruh pada tingkat kemiskinan masyarakat di suatu wilayah. Karena
pendidikan memperngaruhi kualitas sumber daya manusia yang dapat menunjang pembangunan
ekonomi, sehingga apabila angka partisipasi masyarakat di bidang pendidikan tinggi, maka
tingkat kemiskinan bisa menurun. Selain itu, tingkat pendidikan juga dapat menjadi tolok ukur
untuk menilai tingkat kemiskinan sebuah daerah. Karena tingkat pendidikan yang rendah adalah
sebuah pertanda rendahnya kualitas kehidupan masyarakat di suatu daerah.

Selain tingkat pendidikan, angka harapan hidup dalam suatu wilayah juga menjadi penentu yang
dapat di gunakan sebagai alat pendeteksi kemiskinan. Apabila penduduk miskin nya banyak,
maka angka harapan hidup di daerah tersebut pasti akan rendah. Penyebabnya adalah karena
penduduk tidak mampu memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan, sehingga jika jatuh sakit
mereka tidak bisa mengobati dirinya karena ketidakmampuan.

Dampak dari kemiskinan yang dapat terjadi di Jawa Timur sangatberagam. Kemiskinan dapat
menyebabkan rendahnya kualitas hidup masyarakat. Rendahnya kualitas hidup tersebut di
sebabkan oleh rendahnya pendapatan yang di peroleh atau berada di bawah garis kemiskinan.
Rendahnya pendapatan menyebabkan masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
sehingga bisa berdampak pada kesejahteraan yang menurun. Pedapatan yang rendah dapat di
sebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Mengapa lapangan pekerjaan tidak tersedia atau sempit? Karena negara yang miskin akan
menyulitkan masyarakatnya untuk memiliki modal dan peluang usaha. Sehingga bergantung
hanya pada perusahaan orang lain tanpa memikirkan bagaimana mencari peluang untuk
membuka lapangan pekerjaan sendiri bagi diri sendiri dan orang lain.

Selain itu, kemiskinan juga mendorong timbulnya kriminalitas. Kriminalitas terjadi karena
sulitnya memenuhi kebutuhan dengan segala keterbatasan penghasilan dan kesenjangan yang
tinggi, sehingga memancing orang untuk melakukan tindakan kriminal seperti pencurian dan
perampokan serta tindak kejahatan lain.

Dampak lain yang di sebabkan oleh kemiskinan adalah rendahnya kualitas pendidikan dan
kesehatan. Kualitas pendidikan rendah karena kesadaran masyakarat akan pendidikan kurang, di
sebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan. Dan kualitas kesehatan menurun karena apabila
pendidikan rendah, pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan juga rendah. Akibatnya
tingginya tingkat penduduk yang memiliki riwayat penyakit. Dan mereka tidak mampu untuk
mengobati penyakitnya, sehingga angka harapan hidup menjadi rendah, karena sulitnya
mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.
Solusi dari masalah kemiskinan yang di hadapi oleh Provinsi Jawa Timur adalah dengan
melakukan pemberdayaan kepada masyarakatnya. Pemberdayaan dapat di lakukan dengan cara
melakukan penyuluhan dan pelatihan kerja sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Kegiatan pemberdayaan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi, apalagi
apabila banyak masyarakat yang terampil dan membuka peluang usaha sehingga dapat
mengurangi tingkat pengangguran terbuka, dan menciptakan sebuah lapangan kerja baru bagi
masyarakat lain.

Saran dari saya, sebaiknya pemerintah sering-sering mengevaluasi kekurangan dan kelebihan apa
yang ada pada bangsa Indonesia, sektor mana yang paling mungkin untuk berkembang dan di
kembangkan, sebagai alat untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi guna mengurangi tingkat
kemiskinan di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga sebaiknya bisa melihat dengan jelih lagi apa
permasalahan yang paling kompleks yang dapat menyebabkan problem kemiskinan di Indonesia.
Selain itu angka kemiskinan yang terus berkurang dari tahun ke tahun harus di pertahankan dan
di evaluasi terus-menerus hingga mencapai hasil yang signifikan dan kesejahteraan masyarakat
semakin meningkat.

Indonesia juga harus membenahi sistem perekonomian baik perdagangan lokal dan internasional,
investasi, maupun laju peredaran dan pertukaran rupiah. Gunanya agar nilai rupiah tetap stabil,
sehingga terhindar dari masalah inflasi yang menjadi salah satu pendorong angka kemiskinan di
suatu negara. Dan juga Indonesia, harus belajar menjadi bangsa yang tidak konsumtif, dan tidak
tergiur dengan produk-produk asing. Justru masyarakat Indonesia harus memiliki jiwa cinta
produk tanah air, demi membantu sektor usaha lokal yang baru berkembang.

Anda mungkin juga menyukai