Anda di halaman 1dari 7

BAB X

ETIKA BISNIS, TANGGUNG JAWAB SOSIAL, DAN


KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN

Kelompok 5

1. Ni Kadek Naini Saraswati (1833122096)


2. Ni Made Putri Apsari (1833122099)
3. Ade Nur Wulan Angelina (1833122100)
4. I Gusti Made Dananjaya (1833122108)
5. Ni Putu Juni Toniari (1733122103)

Universitas Warmadewa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi
Tahun 2019
ETIKA BISNIS
Institute of Business Ethics (IBE) baru-baru ini melakukan studi berjudul “Apakah Etika
Bisnis Berhasi?” dan menyimpulkan bahwa perusahaan yang menampilkan “komitmen yang
jelas terhadap pelaksanaan etika” secara komitmen lebih baik dari perusahaan yang tidak
menampilkan pelaksanaan etika. Philppa Foster Black dari IBE menyatakan:”Perilaku beretika
dalam kehidupan bisnis tidak hanya benar secara prinsip, hal itu pun terbayar secara materi.”
Alan Simpson berkata:”Jika Anda memilki integritas, hal lainnya tidak penting. Jika Anda tidak
memilki integritas, hal lainnya tidak penting.” Etika yang baik adalah bisnis yang baik. Etika
yang buruk dapat menggagalkan, bahkan rencana strategis terbaik. Etika bisnis dapat
didefinisikan sebagai prinsip-prinsip pelaksanaan dalam organisasi yang memandu pengambilan
keputusan dan perilaku. Etika bisnis yang baik adalah prasyarat bagi manajemen strategic, etika
yang baik adalah bisnis yang baik.

Kode Etika Bisnis


Hanya memiliki kode etik tidak cukup untuk menjamin perilaku bisnis yang beretika. Kode etik
dapat dilihat sebagai tipuan hubungan masyarakat, sekumpulan hal klise, atau kedok belaka.
Untuk memastikan bahwa kode tersebut dibaca, dipahami, diyakini, dan diingat, pelatihan secara
periodic diperlukan untuk menumbuhkan sensitivitas terhadap isu-isu etika di lingkungan
pekerjaan. Jika karyawan melihat contoh-contoh hukuman atas pelanggaran serta penghargaan
untuk menjunjung tinggi kode tersebut, ini akan memperkuat pentingnya kode etik perusahaan.
Budaya Etika
Suatu “budaya” etika harus menembus organisasi. Untuk membantu menciptkan budaya
etika, Citicorp mengembangkan papan permainan etika bisnis yang dimainkan oleh ribuan
karyawan diseluruh dunia. Disebut “The Word Ethic”, permainan ini mengajukan pertanyaan
etika kepda para pemain, seperti bagaimana Anda menangani pelanggan yang menawarkan tiket
sepak bola kepada Anda sebagai imbalan untuk pengaturan pension individual yang baru? Diana
Robertson di Sekolah Bisnis Wharton meyakini permainan ini efektif karena bersifat interaktif.
Banyak organisasi mengembangkan panduan kode etik yang menguraikan ekspektasi beretika
dan memberikan contoh situasi yang biasa muncul dalam bisnis mereka.
Salah satu alasan pemberian imbalan tinggi kepada penyusun strategi adalah bahwa mereka
harus menanggung risiko moral perusahaan. Penyusun strategi bertanggung jawab untuk
mengembangkan, mengomunikasikan, dan mendorong kode etik bisnis terhadap organisasi
mereka. Meskipun tanggung jawab utama untuk memastikan perilaku beretika terletak pada
strategi prusahaan, suatu bagian integral dari tanggung jawab seluruh manajer adalah untuk
memberikan kepemimpinan beretika melalui contoh dan tindakan secara terus menerus. Manajer
mempunyai posisi yang memudahkan mereka untuk memengaruhi dan mengedukasi banyak
orang. Ini membuta manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan pengambilan keputusan beretika.
Whistle-Blowing
Harris Corporation dan perusahaan lainnya memperingatkan manajer dan karyawan bahwa
kegagalan melaporkan pelanggaran etika oleh orang lain dapat berimbas pada pemecatan.
Securities an Exchange Commision (SEC) baru-baru ini memperkuat kebijakan menyampaikan
informasi pelanggaran, secara virtual memerintahkan setiap orang yang melihat aktivitas tidak
etis untuk melaporkan perilaku tersebut. Whistle-Blowing merujuk kepada kebijakan yang
meminta karyawan untuk melaporkan pelanggaran etika apa pun yang mereka temui atau lihat di
dalam perusahaan.

Penyuapan
Penyuapan (bribery) didefinisikan oleh Black’s Law Dictionary sebagai penawaran,
pemberian, penerimaan, atau meminta barang apa pun yang bernilai untuk mempengaruhi
perilaku sebuah badan atau orang lain untuk membebaskannya dari tanggung jawab public atau
hukum, sebagai sebuah hadiah yang diberikan untuk memengaruhi perlakuan penerima. Suap
(bribe) adalah hadiah yang diberikan untuk memengaruhi perintah si penerima. Hadiah tersebut
dapat berupa uang, barang, hak dalam bertindak, property, kenaikan pangkat, hak istimewa,
honor, objek bernilai, keuntungan, atau hanya sebuah janji atau usaha untuk mendorong atau
memengaruhi tindakan, pilihan, atau pengaruh dari seseorang dalam jabatan atau kapasitas
publik.

Romansa di Tempat Kerja


Romansa di tempat kerja (workplace romance) adalah hubungan akrab antara dua orang
karyawan yang saling menyetujui, berlawanan dengan pelecehan seksual (sexual harassment), di
mana Equal Employment Opportunity mendefinisikan perbuatan ini secara meluas sebagai
kelanjutan hubungan seksual yang tidak diinginkan, permintaan dukungan seksual, dan tindakan
verbal atau fisik bersifat seksual. Pelecehan seksual adalah melawan hukum, tak beretika, dan
merusak bagi organisasi apa pun dan dapat berakhir dalam tuntutan hukum yang mahal,
merendahkan moral, dan mengurangi produktivitas. Bagaimanapun ini penting untuk dicatat
bahwa romansa di tempat kerja dapat merusak morak dan produktivitas di tempat kerja untuk
sejumlah alasan yang meliputi:
1. Keluhan akan sikap pilih kasih dapat naik.
2. Kerahasiaan catatan tertentu dapat dilanggar
3. Mengurangi kualitas dan kuantitas kerja yang dapat menimbulkan masalah
4. Pendapat pribadi dapat berujung pada pendapat kerja.
5. Membisikkan rahasia dapat membawa kepada tekanan dan permusuhan di antara
rekan kerja.
6. Tuduhan pelecehan seksual (atau diskriminasi) dapat terjadi kemudian, baik oleh
keterlibatan wanita atau pihak ketiga.
7. Konflik kepentingan meningkat, khususnya ketika kesejahteraan mengalahkan
mitranya menjadi kesejahteraan perusahaan.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Walmart bertanggung jawab secara sosial sesudah gempa bumi dan tsunami yang
menghancurkan Jepang pada tahun 2001. Mengikuti bencana tersebut, Walmart dengan cepat
memobilisasi usaha bantuan local untuk mengirimkan pasokan, seperti air dan senter untuk
korban yang selamat.
Beberapa ahli strategi sepaham dengan Ralph Nader yang menyatakan bahwa organisasi-
organisasi memiliki tanggung jawab sosial luar biasa. Contohnya, ExxonMobil yang memiliki
lebih banyak aset daripada kebanyakan Negara, dank arena ini, perusahaan seperti itu yang
memilki sebuah kewajiban untuk membantu pulihnya penyakit di masyarakat. Pihak lain setuju
dengan pendapat ahli ekonomi Milton Friedman yang menegaskan bahwa organisasi tidak
memiliki kewajiban untuk melakukan lebih bagi masyarakat dari yang diminta secara hukum.
Friedman berpendapat bahwa perusahaan tidak bertanggung jawab untuk memberikan uang
untuk amal. Tentunya kita semua setuju bahwa tanggung jawab sosial pertama dari bisnis apa
pun haruslah untuk membuat keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya di masa depan
karena jika tidak tercapai, tidak ada tanggung jawab sosial lain yang dapat dipenuhi. Sungguh,
tidak ada kebutuhan sosial yang dapat dipenuhi oleh perusahaan jika perusahaan gagal.
Kebijakan Sosial
Kebijakan sosial memperhatikan tanggung jawab apa yang dimiliki perusahaan kepada
karyawannya, pelanggan, lingkungan, minoritas, komunitas, pemegang saham, dan kelompok
lain.setelah berdebat selama beberapa decade, banyak perusahaan masih berjuang untuk
menentukan kebijakan sosial yang sesuai.

BALANCED SCORECARD
Balance Scorecard adalah alat penting untuk mengevaluasi strategi, agar perusahaan dapat
mengevaluasi strategi dari empat perspektif: performa keuangan, pengetahuan pelanggan, proses
bisnis internal, dan pertumbuhan. Analisis Balance Scorecard mewajibkan perusahaan mencari
jawaban dari: (1) Seberapa baik perusahaan terus tumbuh dan menciptakan nilai seiring dengan
mengukur inovasi, kepemimpinan, kualitas produk, efisisensi proses operasi, dan seterusnya? (2)
Seberapa baik perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kompetensi utama dan
keunggulan kompetitifnya? dan (3) Seberapa puas pelanggan perusahaan?

SUMBER INFORMASI DALAM EVALUASI STRATEGI


Informasi yang digunakan dalam evaluasi strategi dapat berasal dari sumber yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Selain itu, informasi yang digunakan dapat
berasal dari internal maupun eksternal perusahaan.

KARAKTERISTIK DARI SISTEM EVALUASI YANG EFEKTIF


Agar efektif, sistem evaluasi haruslah: (1) ekonomis, (2) terkait dengan tujuan perusahaan,
dan (3) dapat menyediakan informasi yang berguna dan tepat waktu. Evaluasi strategi harus
didesain untuk menyediakan gambaran sebenarnya tentang apa yang terjadi. Proses evaluasi
strategi seharusnya tidak mendominasi keputusan dan justru seharusnya membuat saling
pengertian dan percaya antar berbagai elemen di dalam organisasi.
Tak ada sistem evaluasi strategi yang sungguh-sungguh ideal. Karakteristik unik dari
sebuah organisasi, termasuk ukurannya, gaya manajemen, tujuan, masalah, dan kekuatan, dapat
menentukan desain final evaluasi strategi dan sistem kontrol.
RENCANA KONTINJENSI
Rencana kontinjensi dapat didefinisikan sebagai rencana alternatif yang dapat digunakan
jika beberapa kejadian kunci tidak terjadi sesuai harapan. Rencana kontinjensi harus dibuat
sesederhana mungkin. Sayangnya, banyak perusahaan yang menyiapkan kontinjensi hanya untuk
hal-hal buruk, padahal memanfaatkan kesempatan yang muncul juga dapat meningkatkan posisi
kompetitif perusahaan.
Linneman dan Chandran mengatakan bahwa rencana kontinjensi memberikan tiga
keuntungan: (1) memberikan respon yang cepat terhadap perubahan, (2) mencegah kepanikan di
situasi krisis, dan (3) membuat manajer lebih adaptif dengan mendorong mereka untuk
memahami masa depan yang begitu bervariasi. Perencanaan kontinjensi yang efektif memiliki
tujuh langkah proses sebagai berikut:
1. Identifikasi baik kejadian merugikan maupun menguntungkan yang mungkin saja
mempengaruhi strategi,
2. Merinci poin-poin pemicu. Tentukan kira-kira kapan kejadian tersebut akan terjadi.
3. Buat penilaian setiap dampak kejadian kontinjen. Perkirakan keuntungan atau kerusakan
potensial dari setiap kejadian kontinjen.
4. Kembangkan rencana kontinjensi. Pastikan rencana kontinjensi kompatibel dengan
strategi sekarang dan secara ekonomi dapat dilakukan.
5. Nilai dampak balikan dari setiap rencana kontinjensi
6. Tentukan sinyal deteksi dini dari masing-masing kejadian kontinjen kunci
7. Untuk kejadian kontinjen dengan sinyal deteksi dini yang dapat diandalkan, kembangkan
rencana tindakan lebih lanjut untuk memperoleh keuntungan dari waktu yang ada.

AUDIT
Alat yang sering digunakan dalam mengevaluasi strategi adalah audit. Audit, menurut
AAA, dapat didefinisikan sebagai proses sistematis dari mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
secara objektif terkait kriteria yang diyakini dan disediakan dan mengomunikaiskan hasilnya ke
pengguna.

TANTANGAN DALAM MANAJEMEN STRATEJIK


Ada tiga tantangan yang akan dihadapi semua strategis di era saat ini, yaitu:
1. memutuskan apakah proses manajemen stratejik lebih mengedepankan ilmu atau seni,
2. memutuskan apakah strategi harus lebih terbuka atau tersembunyi dari pemangku
kepentingan, dan
3. memutuskan apakah proses harus lebih berorientasi atas-bawah atau bawah-atas dalam
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

David, Freed R. dan Forest R. David 2016. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan
Bersaing-Konsep. Edisi 15 .Jakarta: Salemba Empat
David, Fred R. 2011. Strategic Management-Concept and Case. Pearson International.

Anda mungkin juga menyukai