Anda di halaman 1dari 6

Edward Thorndike dilahirkan di Williamsburg, Massachusetts tahun 1874.

Universitas Wesleyen
dan kemudian Universitas Harvard telah membentuk ide-ide Thorndike mengenai psikologi.

Dalam melakukan eksperimennya, pilihan pertamanya mengadakan penyelidikan terhadap anak-


anak (human learning) tetapi kemudian lingkungannya membuat ia mulai mempelajari binatang
(animal learning) sebagai penggantinya. Percobaan pada binatang digunakan untuk membuktikan
teorinya. https://www.blog-guru.web.id/2012/09/teori-belajar-koneksionisme-menurut_18.html

Edward thorndike seorang tokoh behaviorisme, dalam sejarahnya ia menciptakan sebuah teori.
Dalam bukunya yang berjudul“Animal intelligence, An experimental study of associationprocess
in Animal” Buku ini yang merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap tingkah beberapa jenis
hewan seperti kucing, anjing, dan burung.yang mencerminkan prinsip dasar dari proses belajar
yang dianut oleh Thorndike yaitu bahwa dasar dari belajar (learning) tidak lain sebenarnya adalah
asosiasi, suatu stimulus akan menimbulkan suatu respon tertentu.

Teori ini disebut dengan teori S-R. dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses belajar, pertama
kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah (Trial end error). Kalau organisme
berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, maka organisme itu akan mengeluarkan
serentakan tingkah laku dari kumpulan tingkah laku yang ada padanya untuk memecahkan
masalah itu. Teori ini juga biasa di kenal dengan connectionism

http://scdc.binus.ac.id/himpgsd/2017/06/teori-thorndike

Dalam pembuatain teori ini Thorndike menyelidiki reaksi sukarela dan bukan reaksi refleksif dan
berpendapat bahwa koneksi dilakukan antara stimuli tertentu dan perilaku tertentu yang
disengaja. Dari perspektif inilah, perilaku yang terjadi bersifat self-directed atau disengaja dan
bukan merupakan perilaku yang tidak disengaja.

Berikut ini merupakan konsep dari Teori Connectionism yaitu :

1. Pembelajaran Trial and Error

Thorndike meyakini bahwa trial and error terjadi dalam setiap pembelajaran. Koneksi terbentuk
secara mekanis melalui pengulangan yaitu sebuah proses yang tidak memerlukan kesadaran.
Melalui trial and error pembelajaran terjadi dengan membuat beberapa kesalahan hingga
menemukan solusi yang tepat dalam ketiadaan pengajaran, pemodelan, atau petunjuk.
Pembelajaran melalui trial and error merupakan proses yang berlangsung secara bertahap
melalui pengulangan percobaan keberhasilan dan mengabaikan percobaan yang tidak berhasil.
2. Prinsip Pembelajaran Thorndike
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, Thorndike merumuskan beberapa prinsip
pembelajaran yang membentuk teori belajar. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai
berikut :

 Pembelajaran adalah proses yang melibatkan trial and error.


 Pembelajaran adalah hasil dari pembentukan koneksi atau ikatan antara stimulus respon.
 Pembelajaran bersifat incremental dan bukan berwawasan.
 Pembelajaran adalah proses langsung bukan kognitif.
 Koneksi stimulus dan respon dibentuk dalam sistem neuron.
 Kekuatan koneksi antara stimulus dan respon dapat meningkat ataupun menurun.

3. Hukum Pembelajaran Thorndike


Teori Thorndike terdiri dari tiga hukum pembelajaran yang utama yaitu law of effect, law of
readiness, dan law of exercise.

 Law of effect – respon yang diberikan terhadap situasi yang menimbulkan kepuasan akan
diperkuat dan dipelajari. Sedangkan, respon yang diberikan terhadap situasi yang tidak
menimbulkan kepuasan akan ditinggalkan.
 Law of exercise – koneksi menjadi diperkuat dengan latihan dan melemah saat latihan
dihentikan. Hukum ini memiliki dua bagian, yaitu law of use dan law of disuse. Yang dimaksud
dengan law of use adalah respon terhadap stimuli yang menguatkan koneksi. Sedangkan yang
dimaksud dengan law of disuse adalah ketika respon tidak diberikan terhadap stimuli maka
kekuatan koneksi akan melemah atau bahkan dilupakan. Hukum ini kemudian mengalami revisi
dan menyatakan bahwa penggunaan mekanis atau disuse belum tentu mengarah pada
pembelajaran yang efektif.
 Law of readiness – serangkaian tanggapan yang dapat dirangkai bersama untuk memuaskan
beberapa tujuan dan jika berakibat pada gangguan akan ditutup. Jika ada unit konduksi yang siap
untuk melakukan sesuatu maka disebut memuaskan. Jika ada unit konduksi yang tidak siap untuk
melakukan sesuatu maka disebut gangguan. Dan, jika ada unit konduksi yang siap untuk tidak
melakukan sesuatu maka disebut dengan gangguan.

Teori connectionism menunjukkan bahwa transfer pembelajaran tergantung pada adanya


berbagai undur yang identik dan terdapat dalam situasi pembelajaran yang asli dan baru.
Teori connectionism kemudian mengalami pengembangan lebih lanjut yakni dengan
dikenalkannya konsep rasa memiliki atau belongingness, polaritas atau polarity, dan penyebaran
efek atau spread of effect.
 Rasa memiliki atau belongingness – konsep ini membuat koneksi menjadi lebih mudah
terbentuk jika seseorang merasa bahwa stimuli atau tanggapan berjalan secara bersamaan.
 Polaritas atau polarity – koneksi akan terjadi lebih mudah dalam arah yang telah mereka bentuk
sebelumnya dibanding sebaliknya.
 Penyebaran efek atau spread of effect – suatu penghargaan tidak hanya mempengaruhi koneksi
yang menghasilkannya melainkan juga koneksi yang berdekatan secara sementara.

https://pakarkomunikasi.com/teori-connectionism

Social learning theori atau biasa disebut teori pembelajaran sosial, adalah sebuah teori yang
dikembangkan oleh Albert Bandura, seorang psikolog Amerika yang lahir pada 1925. Ketika
para behaviouris melihat lingkungan sebagai motif utama pertumbuhan, pembelajaran sosial atau
kognisi sosial percaya bahwa dorongan utama perkembangan bersumber dari orang.

Pembelajaran sosial klasik menyatakan bahwa orang-orang belajar perilaku sosial yang sesuai
dengan mengobservasi dan mengimitasi model yang mereka lakukan dengan melihat orang lain.
Proses ini dikenal dengan istilah modeling atau pembelajaran observasional. Orang-orang
memulai untuk melanjutkan pelajaran mereka dengan memilih model yang akan ditiru,
katakanlah orang tua atau pahlawan olahraga. Mengimotasi model adalah elemen paling penting
dalam hal bagaimana si anak belajar bahasa, berhadapan dengan agresi, mengembangkan
perasaan moral dan belajar perilaku yang sesuai dengan gendernya.

https://www.kompasiana.com/ndifarah/5840bd86c3afbd2c05dde6a8/social-learning-theory

https://www.academia.edu/29986735/Teori_Belajar_Sosial_Social_Learning_Theory_
TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory)
Teori belajar social juga masyur dengan sebutan teori observational learning, ‘belajar
observasional/ dengan pengamatan’ itu (Pressly & McCormick, 1995: 216) adalah sebuah teori
belajar yang relative masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.
Teori ini dikemukakan oleh Albert Bandura, seorang psikolog pada Universitas Stanford Amerika
Serikat. Teori Bandura berdasarkan tiga asumsi , yaitu:
1. bahwa individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di
lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang ditiru
disebut sebagai perilaku model atau perilaku contoh. Apabila peniruan itu memperoleh
penguatan, maka perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku dirinya. Proses
pembelajaran menurut proses kognitif individu dan kcakapan dalam membuat keputusan.
2. ialah terdapat hubungkait yang erat antara pelajar dengan lingkungannya.
Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan, perilaku dan
factor-faktor pribadi
3. ialah bahwa hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal yang
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut social-kognitif karena proses
kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran
terjadi karena adanya pengaruh lingkungan social. Individu akan mengamati perilaku di
lingkungannya sebagai model, kemudian ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya. Dengan
demikian, maka teori Bandura ini disebut teori pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu
terbentuk melalui peniruan terhadap perilaku di lingkungan, pembelajaran merupakan suatu proses
bagaimana membuat peniruan yang sebaik-baiknya sehingga bersesuain dengan keadaan dirinya
atau tujuannya. Teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan
evaluasi.
Proses pembelajaran menurut Teori Bandura, terjadi dalam tiga komponen (unsure) yaitu
: 1.Perilaku Model (contoh)
Individu melakukan pembelajaran dengan proses mengenal perilaku model (perilaku yang akan
ditiru), kemudian mempertimbangkan dan memutuskan untuk meniru sehingga menjadi
perilakunya sendiri. Perilaku model ialah berbagai perilaku yang dikenal di lingkungannya.
Apabila bersesuaian dengan keadaan dirinya (minat, pengalaman, cita-cita, tujuan, dsb), maka
perilaku itu akan ditiru.
2.Pengaruh Perilaku Model
Untuk memahami pegaruh perilaku model, maka perlu diketahui fungsi model itu sendiri, yaitu:
 Untuk memindahkan informasi ke dalam diri individu
 Memperkuat atau memperlemah perilaku yang telah ada
 Memindahkan pola-pola perilaku yang baru.
3.Proses Internal Pelajar
Model-model yang ada di lingkungan senantiasa meberikan ransangan kepada individu yang
membuat individu memberikan tindak balas apabila terjadi hubungkait antara ransangan dengan
dirinya. Macam-macam model boleh berasal dari ibu-bapak, orang tua, orang dewasa, guru,
pemimpin, teman sebaya, anggota keluarga, anggota masyarakat, tokoh-tokoh yang berpretise
seperti penyanyi, pahlawan, bintang film dan sebagainya.
Dalam kaitan dengan pembelajaran, ada tiga macam model, yaitu:
1.Live Model
Ialah model yang berasal dari kehidupan nyata, misalnya perilaku orang tua di rumah, perilaku
guru, teman sebaya, atau perilaku yang dilihat sehari-hari di lingkungan.
2.Simbolic Model
Ialah model yang berasal dari suatu perumpamaan, misalnya dari cerita di buku, radio, TV, film
atau dari berbagai peristiwa laiinya.
3.Verbal Description Model
Ialah model yang dinyatakan dalam suatu uraian verbal (kata-kata), misalnya petunjuk atau arahan
untuk melakukan sesuatu seperti resep yang memberikan arahan bagaimana membuat satu
masakan.
Proses peniruan model ini akan dipengaruhi oleh factor model itu sendiri dan kualitas individu.
Model-model yang akan ditiru ditentukan oleh tiga factor:
1.Ciri-Ciri model
Yaitu model yang memiliki ciri-ciri yang bersesuaian dengan individu akan lebih mungkin ditiru
disbanding dengan model yang kurang bersesuaian.
2.Nilai Prestise daripada Model
Ialah model yang memberikan prestise. Misalnya para penyanyi. Bintang film, pemimpin, orang
terkenal, pahlawan, pakar, para juara, adalah contoh tokoh yang memiliki pretise tinggi, sehingga
akan lebih mungkin dijadikan sebagai model untuk ditiru.
3.Peringkat Ganjaran Intrinsik
Artinya kualitas rasa kepuasan yang diperoleh dengan meniru suatu model.
Dalam kaitan dengan pengajaran di dalam kelas, guru hendaknya merupakan tokoh perilaku bagi
siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat perhatian dari guru, kemudian
lingkungan hendaknya memberikan dukungan bagi proses pembelajaran, dan guru membantu
siswa dalam mengembangkan perilaku pembelajaran. Guru hendaknya memperhatikan
karakteristik siswa, terutama yang berkenaan dengan perbedaan individual, kesediaan, motivasi,
dan proses kognitifnya. Hal lain yang harus diperhatikan ialah kecakapan siswa dalam
pembelajaran untuk belajar, dan penyelesaian masalah dalam pengajaran. Proses pembelajaran
hendaknya tidak terpisah dari lingkungan social, artinya apa yang dilakukan dalam pembelajaran
dan pengajaran hendaknya memiliki keterkaitan dan padanan dengan kehidupan social yang nyata.
Dalam mengembangkan proses pengajaran yang efektif, teori ini menyarankan strategi sebagai
berikut:
1. mengidentifikasikan model-model perilaku yang akan digunakan dalam kelas
2. mengembangkan perilaku yang memberikan nilai-nilai secara fungsional, dan memilih perilaku-
perilaku model
3. mengembangkan urutan atau peringkat proses pengajaran
4. menerapkan aktifitas pengajaran dan membimbing aktifitas pembelajaran siswa dalam
membentuk proses kognitif dan motorik.
Berikut proses pembelajaran yang penting dari Bandura yaitu:
1.Pembelajaran Observasional ( observational learning )
Adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi, dan keyakinan dengan cara
mengamati orang lain. Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses
pengamatan atau modeling Proses yang terjadi dalam observational learning tersebut antara lain :
a. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap model dengan cermat
b. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan oleh model yang
diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model.
c. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk mengamati
dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka
berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.
d. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi untuk belajar dari
model.
2.Pembelajarang dengan Pengaturan Diri ( self-regulatory learning ) Terdiri atas
pembangkitan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku dengan tujuan untuk
mencapai suatu sasaran.
http://dewikusumadian.blogspot.com/2012/11/teori-belajar-sosial-social-learning.html

Anda mungkin juga menyukai