Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KUALITATIF LIPID

A. Uji Kelarutan Lipid

Pendahuluan : Uji kelarutan lemak/lipid dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit contoh
lemak ke dalam beberapa mL pelarut lemak dan kemudian diselidiki kelarutannya. Derajat
kelarutan dapat ditentukan secara langsung dengan mengidentifikasi lemak tersebut
setelah dikeringkan atau larutan yang pelarutnya diuapkan diatas penangas air mendidih.
Ada atau tidak adanya sisa memperlihatkan bahwa zat tersebut dapat atau tidak dapat
melarutkan lipid.

Bahan : Pelarut minyak : Air, Alkohol, Eter.

: Lipid : Minyak, Margarin dan Mentega

Prosedur :

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 tetes minyak.


2. Tambahkan 20 tetes salah satu pelarut
3. Kocok dengan vortex
4. Amati perubahan yang terjadi
5. Ambillah 1 tetes campuran, dan teteskan pada selembar potongan kertas saring yang telah
ditentukan pusat tetesannya, kering anginkan
6. Amati, apakah terjadi pemisahan. Jika terjadi pemisahan, ukurlah jarak diffusi masing-
masing dari pusat tetesan
7. Ulangi perlakuan di atas dengan pelarut yang lainnya.
8. Ulangi juga dengan mengganti minyak dengan 1 spatula mentega
9. Ulangi juga untuk 1 spatula margarin
10. Amati yng terjadi, dan jelaskan fenomena yang terjadi

B. Pembentukan Emulsi

Bahan : Pelarut : Air, Larutan Na2CO3, Air sabun

: Minyak, Margarin, dan Mentega

Prosedur :

1. Masukkan 5 tetes sampel minyak


2. Tambahkan 2 mL pelarut
3. Vortex
4. Amati yang terjadi
5. Ulangi untuk bahan yang lain sebanyak 1 spatula
6. Ulangi untuk pelarut yang berbeda
C. Uji Penyabunan
Pendahuluan : Minyak atau lemak dalam bentuk trigliserida dapat mengalami hidrolisis menjadi
gliserol dan asam lemak bebas oleh pemanasan ataupun secara enzimatik (lipase).
Asam lemak bebas dapat bereaksi dengan alkali membentuk sabun (reaksi
penyabunan / saponifikasi). Saponifikasi ini akan meningkatkan kelarutan asam
lemak bahkan dapat menjadi emulsifier bagi senyawa nonpolar agar terlarut
dalam air yang bersifat polar. Basa alkali akan mempolarisasi molekul asam lemak
sehingga membentuk misel dengan bagian non polar disebelah dalam dimana
senyawa-senyawa non polar dapat terbungkus dan diemulsikan dalam air.
Pereaksi : KOH alkoholis, HCl
Prosedur :
1. 0,5 mL minyak dalam tabung reaksi ditambah 3 mL larutan KOH alkoholis. Tabung ditutup
2. Panaskan diatas penangas air mendidih sampai penyambunan sempurna. Tambahkan 2 mL
air dan panaskan kembali sampai semua alkohol menguap. Amati pembentukan busa bila
larutan tersebut diaduk.
3. Ambil larutan tahap 2 yang telah dingin kemudian ditambah beberapa tetes asam klorida,
selama penambahan kocok pelahan-lahan dengan baik. Amati peristiwa yang terjadi
ANALISA KUANTITATIF LEMAK

 Dasar Teori
1) Angka asam merupakan ukuran banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam sampel.
angka asam menyatakan jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk meneralkan asam lemak
bebas yang terdapat dalam 1 gram sampel. besarnya angka asam mempengaruhi kualitas
sampel, semakin tinggi angka asam maka semakin buruk kualitas sampel.
2) Angka penyabunan merupakan ukuran banyaknya KOH (dalam mg) yang dibutuhkan
untuk menyabunkan 1 gram minyak/lemak. Angka penyabunan menunjukkan ukuran berat
molekul rata-rata seluruh asam-asam lemak yang ada di dalam minyak lemak. Semakin
kecil angka penyabunan berarti rantai karbon semakin pendek. Besarnya bilangan
penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Semakin kecil berat molekul,
maka semakin besar bilangan penyabunannya.
Prosedur :
A. Penentuan Angka (Bilngan) Asam
1) Ditimbang sebanyak 2,5 gram dalam Erlenmeyer
2) Ditambahkan 50 mL alkohol netral 96% yang telah dipanaskan sampai mendidih
3) Ditambah 3 tetes indikator PP 2 mL
4) Dititrasi dengan larutan 0,1N KOH yang terstandarisasi
5) Dihentikan titrasinya sampai warna berubah menjadi merah jambu dan tidak hilang
6) Dilakukan juga untuk blanko

𝑚𝐿 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑀 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻


𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑎𝑚 =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘

B. Penentuan Bilangan Penyabunan

1) Timbang 0,5 – 1,0 gram minyak/lemak, masukkan dalam labu alas bulat volume
250 ml
2) Tambahkan 50 ml larutan KOH alkoholis 0,5 N yang sudah distandarisasi.
3) Refluk dengan pemanas sampai larutan menjadi jernih ( + 1,5 – 2 jam).
4) Setelah refluk selesai dinginkan dan encerkan sampai 250 ml.
5) Diambil 25 ml larutan hasil pengenceran
6) Titrasi menggunakan HCl 0,1 N menggunakan indikator pp.
7) Titrasi dilakukan tiga kali.

Perhitungan :

Kadar = (b - a) mL x N (HCl) x 56 x 100 %


gram sampel

Keterangan :
b = Volume HCl penitar blangko (KOH Alkoholis)
a = Volume HCl penitar sampel
N = Normalitas HCl

Anda mungkin juga menyukai