Anda di halaman 1dari 7

B.

Pemikiran Al-Ghazali tentang

Pendidikan

Pendidikan menurut Al-Ghazali

merupakan proses memanusiakan

manusia sejak masa kejadiannya sampai

alkhir hayatnya melalui berbagai ilmu

pengetahuan yang disampaikan dalam

bentuk pengajaran secara bertahap,

dimana proses pengajaran itu menjadi

tanggung jawab orang tua dan

masyarakat menuju pendekatan diri

kepada Allah sehingga menjadi manusia

sempurna. Tujuan pendidikan menurut

al-Gazali adalah membentuk manusia

shalih. Manusia shalih ialah manusia

yang mempunyai kemampuan

melaksanakan kewajiban-kewajibannya

kepada Allah dan kewajiban-

kewajibannya kepada manusia sebagai

KewajiUdiliiyd nEpaud illdiiu>ld >evagai

hamba-Nya.

a. Subyek Didik

Bertolak dari pengertian pendidikan

menurut Al-Ghazali, dapat dimengerti

bahwa pendidikan merupakan alat bagi


tercapainya suatu tujuan, sedangkan

pendidikan itu sendiri dalam prosesnya

juga memerlukan alat yakni pengajaran

atau ta'lim.

1) Guru atau Pendidik

Munculnya kata pendidik tidak lepas dari

kata "pendidikan". Umumnya kata

pendidikan dibedakan dari kata

pengajaran. Menurut Prof. Dr. Muh. Said,

pandangan semacam itu dipengaruhi

oleh kebiasaan berpikir orang Barat,

khususnya orang Belanda yang

membedakan kata onderwijs (pengajar)

dengan kata opveoding (pendidikan).

Pola pikir semacam ini diikuti oleh

tokoh-tokoh pendidikan di dunia Timur,

termasuk guru-guru muslim seperti

Muhammad Naquib al-Atas. Dalam

bukunya The Concept of Education in

Islam, beliau membedakan secara tajam

antara kata "ta'dib" (pendidikan) dan

tarbiyah" atau "ta'lim" (pengajaran).

Al-Ghazali menyebutkan beberapa hal

yang menjadi tugas dan tanggung jawab

guru profesional, sebagai berikut:


a. Guru ialah orang tua kedua didepan

murid.

b. Guru sebagai pewaris ilmu Nabi.

c. Guru sebagai penunujuk jalan dan

pembimbing keagamaan murid.

d. Guru sebagai sentral vigur bagi murid.

e. Guru sebagai motivator bagi murid.

f. Guru sebagai seorang yang memahami

tingkat Derkembangan intelektual murid,

tingkat perkembangan intelektual murid.

g.Guru sebagai teladan bagi muruid.

Menurut Al-Ghazali, pendidik adalah

orang yang berusaha membimbing,

meningkatkan, menyempurnakan, dan

mensucikan hati sehingga menjadi dekat

dengan Khaliq-Nya. Tugas ini didasarkan

pada pandangan bahwa manusia

merupakan makhluk yang mulia.

Kesempurnaan manusia terletak pada

kesucian hatinya. Untuk itu pendidik

dalam perspektif Islam melaksanakan

proses pendidikan hendaknya diarahkan

pada aspek tazkiyah an-nafs.

Seorang pendidik dituntut memiliki

beberapa sifat keutamaan yang menjadi


kepribadiannya. Diantara sifat-sifat

tersebut adalah

1. Sabar dalam menanggapi pertanyaan

murid.

2. Senantiasa bersifat kasih, tanpa pilih

kasih (objektif).

3. Duduk dengan sopan, tidak riya atau

pamer.

4. Tidak takabur, kecuali terhadap orang

yang zalim dengan maksud mencegah

tindakannya.

5. Bersikap tawadhu' dalam setiap

pertemuan ilmiah

6. Sikap dan pembicaraan hendaknya

tertuju pada topik persoalan.

7. Memiliki sifat bersahabat terhadap

semua murid-muridnya.

8. Menyantuni dan tidak membentak

orang-orang yang bodoh,

9. Membimbing dan mendidik murid

yang bodoh dengan cara yang sebaik-

baiknva.

10. Berani berkata tidak tahu terhadap

masalah yang anda persoalkan.

11. Menampilkan hujjah yang benar.


Apabila ia berada dalam kondisi yang

salah, ia bersedia merujuk kembali

kepada rujukan yang benar.

2) Murid

Menurut al-Ghazali, Subjek didik yang

selanjutnya yaitu murid. Beliau

menguraikan hal-hal yang harus

dipenuhi murid dalam proses belajar

mengajar adalah sebagai berikut:

a. Belajar merupakan proses jiwa.

Pada hakikatnya, yang wajib belajar

adalah murid sedangkan guru bertugas

membimbingnya, berperan sebagai

penunujuk jalan dalam belajar. Seorang

siswa yang belajar tanpa bimbingan atau

arahan guru, apa lagi yang dipelajari

adalah berbagai disiplin ilmu, bisa jadi ia

tidak akan memperoleh ilmu itu,

mengingat psikisnya terutama yang

menyangkut intelektualnya harus sesuai

dengan materi keilmuan yang hendak

dikuasai. Kalaupun ia dapat memperoleh

ilmu itu, kemungkinan kurang

bermanfaat bagi dirinya. Bagaimanapun

juga, guru sangat besar peranannya


dalam proses pendidikan. Seperti yang

dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa

sarat keberhasilan seorang siswa dalam

belajar adalah adanya petunjuk dari

seorang guru.

b. Belajar menuntut konsentrasi

Sesuai dengan pandangan al-Ghazali

tentang tujuan pendidikan yakni

mendekatkan diri pada Allah, dan itu

mendekatkan diri pada Allah, dan itu

tidak akan terwujud kecuali dengan

mensucikan jiwa serta melaksanakan

ibadah kepada-Nya, beliau menyarankan

agar murid memusatkan konsentrasinya

terhadap ilmu yang sedang dikaji, ia

harus mengurangi ketergantungannya

kepada masalah keduniaan.

c. Belajar harus didasari sikap tawadhu'

Pandangan al-Ghazali yang suf

senantiasa mewarnai pendapat yang

dikemukakannya. Berkaitan dengan

tugas murid dalam kegiatan belajar

mengajar, al-Ghazali menasehatkan agar

murid mempunyai sikap tawadhu' dan

merendahkan diri terhadap ilmu dan


guru, sebagai perantara diterimanya

ilmu itu.

d. Belajar bertukar pendapat hendaklah

talah mantan nenootahiuan dacarntTa

Anda mungkin juga menyukai