Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 12, No. 1, April 2018, 10─24 doi: 10.9744/pemasaran.12.1.

10─24
ISSN 1907-235X / e-ISSN 2597-615X

PENGARUH DIGITAL MARKETINGTERHADAP ORGANIZATIONAL


PERFORMANCE DENGANINTELLECTUALCAPITAL DANPERCEIVED
QUALITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA INDUSTRI
HOTEL BINTANG EMPAT DI JAWA TIMUR

Daniel Laksana1 and Diah Dharmayanti2


1,2
Program Studi Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
Email: m36413065@john.petra.ac.id1, dharmayanti@peter.petra.ac.id2

Abstrak: Pertumbuhan pariwisata di Indonesia terutama di kota besar seperti Surabaya mengalami pertumbuhan yang
signifikan. Salah satunya yitu industri perhotelan. Dengan adanya teknologi yang berkembang pesat, media digital digunakan
dalam segala aktivitas pemasaran di industri perhotelan ini dalam rangka meningkatkan performa organisasi dari perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Pengaruh Digital Marketing terhadap Organizational Performance dengan
Intellectual Capital dan Perceived Quality sebagai Variable Intervening pada Industri Hotel Bintang Empat di Jawa Timur.
Terdapat 120 responden karyawan hotel bintang empat di Jawa Timur yang menjadi sampel. Teknik analisa yang digunakan
adalah teknik analisis kuantitatif dengan metode path analysis.

Kata kunci: Digital Marketing, intellectual capital, perceived quality, organizational performance.

Abstract: Growth of tourism in Indonesia especially in big cities like Surabaya experienced a significant growth. One of
them is the hospitality industry. With the rapidly evolving technology, digital media is used in all marketing activities in the
hospitality industry in order to improve the organization's performance from the company. This study aims to analyze the
Influence of Digital Marketing on Organizational Performance with Intellectual Capital and Perceived Quality as
Intervening Variable in Four Star Hotel Industry in East Java. This study was conducted by distributing questionnaires to
120 respondents of four-star hotel employees in East Java. Analysis technique used is quantitative analysis technique with
path analysis method.

Keywords: Digital Marketing, intellectual capital, perceived quality, organizational performanc.

PENDAHULUAN tumbuh hampir empat kali lipat, mencapai US$ 23,7


miliar.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama be- Para wisatawan pada era ini didominasi oleh
berapa tahun terakhir ini terus mengalami pening- mereka yang berusia muda, fasih terhadap internet,
katan.Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indo- dan menginginkan segalanya serba cepat. Karak-
nesia sepanjang 2016 tercatat sebesar 5,02 persen, teristik inilah yang dipandang sebagai potensi besar
meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 4,88 oleh sejumlah pebisnis di Indonesia.Seiring berkem-
persen dan lebih tinggi juga dibanding 2014 sebesar bangnya zaman, tingkat persaingan yang semakin
5,01 persen (Badan Pusat Statistik, 2017). Pertum- tinggi pada industri perhotelan memaksa pelaku
buhan ini di hasilkan dari berbagai sektor perindus- bisnis perhotelan meningkatkan kualitas pelayanan-
trian di Indonesia.Salah satunya adalah dari industri nya untuk menghadapi pesaing. Menurut data dari
pariwisata dan perhotelan. Kemenpar, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel
Bisa dikatakan bahwa perkembangan bisnis berbintang di Jawa Timur mencapai angka yang
pariwisata dan perhotelan di Indonesia mengalami paling tinggi yaitu 58,14 pada tahun 2016. Selain itu,
peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa rata-rata TPK hotel di merupakan yang tertinggi di
dilihat berdasarkan meningkatnya jumlah kunjungan Pulau Jawa melebihi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Hal
wisatawan di Indonesia dan pertumbuhan industri ini menandakan adanya prospek bisnis yang baik
pariwisata termasuk bertumbuhnya jumlah hotel di dalam industri hotel khususnya di daerah Jawa
Indonesia. Tumbuhnya kelas ekonomi menengah ikut Timur.Kemampuan perusahaan didalam memanfaat-
membawa dampak positif terhadap statistik wisata- kan digital marketing secara optimal diharapkan
wan di Indonesia. Riset Frost & Sullivan pada tahun mampu meningkatkan performa dari perusahaan,
2011 menunjukkan pengeluaran yang dikeluarkan terutama dalam industri perhotelan dimana dalam hal
orang Indonesia untuk travelling bernilai US$ 6,4 ini kita mengenalnya sebagai organizational perfor-
miliar. Pada tahun 2030, angka tersebut diperkirakan mance atau performa organisasi. Organizational

10
Laksana:Pengaruh Digital Marketingterhadap Organizational Performance 11

performance adalah aspek kunci dalam banyak organizational performance dari indsutri hotel bin-
penelitian dalam literatur manajemen karena memain- tang empat di Jawa Timur.
kan peran penting dalam mengembangkan, melak-
sanakan, dan memantau rencana strategis dan me- LANDASAN TEORI
nentukan arah masa depan.
Dalam mencapai organizational performance Digital Marketing
dengan standar yang tinggi, hal ini tentunya dipe-
ngaruhi juga oleh modal kapital dan persepsi kualitas. Marketing Institute Digital mendefinisikan pe-
Melihat fakta bahwa saat ini usia produktif para masaran digital sebagai penggunaan teknologi digital
pekerja didominasi oleh mereka yang sangat cakap untuk menciptakan komunikasi yang terintegrasi,
teknologi, maka penggunaan digital marketing dalam sasaran dan terukur yang membantu untuk memper-
segala aspek akan sangat mempengaruhi intellectual oleh dan mempertahankan pelanggan sambil mem-
capital dari perusahaan. Perlu disadari 50-90% nilai bangun hubungan yang lebih mendalam dengan
perusahaan ditentukan oleh intellectual capital dan mereka. Pemasaran digital meliputi pemasaran lang-
bukan ditentukan oleh aset tetap dari perusahaan. sung, yang memperlakukan pelanggan sebagai indi-
Perkembangan ekonomi baru didorong oleh infor- vidu dan mendefinisikan mereka tidak hanya oleh
masi dan pengetahuan yang menyebabkan mening- karakteristik individu tetapi juga oleh bagaimana
katnya perhatian pada intellectual capital. Oleh kare- mereka berperilaku, dan pemasaran interaktif, yang
na itu, Intellectual capital menjadi komponen penting memiliki kemampuan untuk mengatasi individu dan
yang harus dikelola oleh suatu organisasi. Intellectual kemampuan untuk mengumpulkan dan mengingat
capital didefinisikan sebagai jumlah dari aset tidak respon bahwa individu.
berwujud yang terkait dengan pengetahuan tentang Eun Young Kim (2002) menetapkan empat
perusahaan yang telah diformalkan, ditangkap, dan dimensi Digital Marketing yang dapat disebutkan
dimanfaatkan untuk menghasilkan aset bernilai lebih sebagai berikut:
tinggi dan untuk menciptakan keunggulan kompetitif. a) Cost / Transaction,
Persepsi kualitas atau biasa disebut perceived b) Interactive
quality juga merupakan variabel yang dipengaruhi
c) Incentive Program
oleh digital marketing dan menjadi perantara didalam
d) Site Design
mencapai organizational performance yang baik.
Menurut David A. Aaker (2003), perceived quality
Intellectual Capital
merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
Intellectual capital dapat dipandang sebagai
layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan-
pengetahuan dalam pembentukan, kekayaan intelek-
nya.
Melihat pengaruh antara digital marketing ter- tual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk
hadap intellectual capitaldan perceived qualitydalam menciptakan kekayaan (Stewart, 1997). Intellectual
meningkatkan organizational performance pada sek- capital juga dapat didefinisikan sebagai investasi dari
tor perhotelan, serta melihat persaingan yang ketat sumber daya tidak berwujud dengan mengalokasikan
pada industri perhotelan di Jawa Timur, maka sumber daya organisasi yang tidak berwujud dalam
merupakan sebuah penelitian yang menarik untuk bentuk fisik.Dalam hal ini, sumber daya organisasi,
melihat bagaimana pengaruh antar variabel diatas seperti keahlian, pengetahuan, dan kemampuan orga-
dengan memilih objek penelitian hotel bintang empat nisasi perusahaan tidak dapat dinilai secara langsung.
di Jawa Timur karena diyakini bahwa industri per- Intellectual Capital memiliki peran yang sangat
hotelan harus memiliki strategi yang menarik untuk penting dan strategis di dalam mengukur sumber daya
dapat bersaing dengan hotel lainnya serta dalam manusia di dalamnya.Intellectual Capital dikategori-
rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasar- kan sebagai aset tidak berwujud (intangible asset).
kan latar belakang diatas, penulis ingin melakukan Intellectual Capital merupakan Intellectual Capital
penelitian terhadap pengaruh Digital marketing ter- asset yang sangat penting di era informasi dan
hadap organizational performance melalui intellec- pengetahuan, dimana Intellectual Capital mengacu
tual capital dan perceived quality pada industri hotel kepada pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
bintang empat di Jawa Timur. Penulis berharap dapat oleh suatu kolektivitas sosial, seperti organisasi komu-
memberikan gambaran yang jelas bahwa digital nitas intelektual atau praktek profesional. Intellectual
marketing yang di dukung dengan adanya intellectual Capital adalah pengetahuan, namun tidak semua
capital dan perceived quality dapat meningkatkan pengetahuan termasuk di dalam Intellectual Capital.
12 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 10─24

Dari beberapa definisi beberapa penelitian dalam dan kinerja merupakan hasil yang dicapai dari peri-
mengukur intellectual capital, dibedakan menjadi 3 laku anggota organisasi. Maka dari itu, Kinerja per-
komponen yaitu human capital, structural capital, usahaan merupakan tingkat pencapaian hasil dalam
dan customer capital (Bontis, 2008). Ketiga kompo- rangka mewujudkan tujuan perusahaan dan ke-
nen tersebut saling membantu dalam membantu seluruhan kegiatan yang dilakukan untuk mening-
menciptakan nilai dan saling memberikan manfaat katkan performa perusahaan atau organisasi.
timbal balik. Bontis (2008) menetapkan enam elemen Orga-
nizational Performance. Enam elemen tersebut yang
Perceived Quality membantu keberhasilan usaha sebagai variabel
dependen. Enam elemen tersebut yang dikenal se-
Perceived quality dapat didefinisikan sebagai bagai berikut:
penilaian (persepsi) konsumen terhadap keunggulan 1. Role Set
suatu produk secara keseluruhan. Persepsi kualitas 2. Role Script
sendiri melibatkan perbedaan antara besarnya man- 3. Role Congruence
faat yang diterima dan pengorbanan yang diberikan. 4. Role Expansion
Aaker (2003) mengemukakan bahwa perceived 5. Role Discrepancy
quality sebagai persepsi pelanggan terhadap seluruh 6. Role Conflict
kualitas atau keunggulan sebuah produk atau jasa
layanan sehubungan dengan maksud yang diharap- Model Penelitian
kan.
Perceived quality yang tinggi menunjukkan
bahwa konsumen telah menemukan perbedaan dan
kelebihan produk tersebut dengan produk sejenis
setelah melalui jangka waktu yang lama.Perceived
quality adalah komponen dari nilai merk oleh karena
itu perceived quality yang tinggi akan mendorong
konsumen untuk lebih memilih merk tersebut diban-
dingkan pesaing. Berbagai kriteria yang berbeda perlu
mendasari dalam penilaian suatu perceived quality, Gambar 1. Model Penelitian
dan yang terpenting terpenting adalah kepuasan yang
diperoleh oleh pelanggan tidak sama dengan per- Hipotesa
ceived quality. H1 : Digital Marketing berpengaruh positif ter-
Sebuah produk dinyatakan berkualitas jika dapat hadap Intellectual Capital
memenuhi harapan pelanggan sesuai dengan dimensi- H2 : Digital Marketing berpengaruh positif ter-
dimensi yang ada. Menurut pendapat Russel (1993) hadap Perceived Quality
ada 8 dimensi dalam menentukan kualitas sebuah H3 : Digital Marketing berpengaruh positif ter-
perusahaan: hadap Organizational Performance
1. Performance H4 : Intellectual Capital berpengaruh positif ter-
2. Durability hadap Organizational Performance
3. Serviceability H5 : Perceived Quality berpengaruh positif terhadap
4. Aesthetics Organizational Performance
5. Perceived.
6. Conformance METODOLOGI PENELITIAN
7. Reliability
8. Features Populasi

Organizational Performance Populasi adalah gabungan seluruh elemen yang


memiliki serangkaian karakteristik serupa, yang men-
Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002) men- cakup semesta untuk kepentingan masalah riset
definisikan kinerja sebagai catatan tentang hasil-hasil pemasaran (Malhotra, 2004). Pendapat lainnya me-
yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu ngatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.Payaman yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai
Simanjuntak (2005) mendefinisikan kinerja sebagai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
tingkat pecapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Laksana:Pengaruh Digital Marketingterhadap Organizational Performance 13

kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi dalam pe- baik itu berasal dari pelanggan, pemasok, mau-
nelitian ini adalah internal dari industri hotel bintang pun hubungan antara perusahaan dengan
empat di Jawa Timur. pemerintah atau masyarakat sekitar.

Sampel 3. Perceived Quality (Y2)


a. Features yaitu nilai tambah atau inovasi baru
Sampel adalah sebagian dari populasi yang yang ditambahkan pada fitur dasar. Sehingga
ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2009). Malhotra dapat sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
(2007) juga menambahkan bahwa sampel adalah b. Reliability yaitu kemungkinan produk atau jasa
kelompok dari unsur-unsur populasi yang dipilih mampu memenuhi kebutuhan atau keinginan
untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam me- pelanggan sehingga mampu memenuhi cita-
lakukan survei tidak perlu untuk meneliti semua cita pelanggan.
individu dalam populasi karena akan banyak biaya c. Conformance yaitu kesesuaian kinerja dan
dan waktu. Namun, syarat utama sampel yang baik mutu produk dengan janji yang diberikan oleh
yaitu apabila sampel yang diambil mewakili ciri dan perusahaan kepada konsumen.
karakteristik populasi (representatif) dengan bias yang d. Durability yaitu berhubungan dengan jangka
kecil (Sugiyono, 2009). waktu atau masa guna barang atau jasa yang
digunakan dalam satu periode tertentu.
Definisi Operasional Variable e. Serviceability yaitu kemudahan mendapatkan
pelayanan dan informasi yang dibutuhkan oleh
1. Digital Marketing (X1) pelanggan.
a. Transaction / Cost f. Aesthetics yakni menyangkut dengan keindah-
Merupakan salah satu teknik promosi yang an atau penampilan dan penyajian pelayanan
memliki tingkat efisiensi yang tinggi sehingga atau jasa.
dapat menekan biaya dan waktu transaksi.
b. Incentive Program 4. Organizational Performance (Z1)
Program-program yang menarik tentu menjadi a. Role Set yaitu peran set internal yang dibentuk
keunggulan dalam setiap promosi yang dilaku-
melalui hubungan dan pemahaman tentang
kan. Program-program ini juga diharapkan
komitmen peran kerja dengan penyedia layan-
agar dapat memberikan nilai yang lebih ke-
an.
pada perusahaan.
b. Role Script yaitu perilaku peran yang diharap-
c. Site Design
kan, berlaku atau dikembangkan dalam pe-
Merupakan tampilan menarik dalam media
digital marketing yang dapat memberikan nilai layanan antarmuka dengan klien.
positif bagi perusahaan. c. Role Congruence terjadi ketika pemahaman
d. Interactive yang jelas tentang harapan peran ada dan ter-
Merupakan hubungan dua arah antara pihak penuhi.
perusahaan dengan konsumen yang dapat d. Role Expansion, yaituperubahan peran dialami
memberikan info dan dapat diterima dengan melalui tanggung jawab meningkat.
baik dan jelas. e. Role Discrepancy, yaitu kesenjangan yang
terjadi di bawah pemenuhan antara aktual dan
2. Intellectual Capital (Y1) aspek direncanakan.
a. Human Capital
Merupakan sekumpulan aset tidak berwujud ALAT ANALISA
yang mencerminkan kemampuan dalam per-
usahaan berupa pengetahuan yang dimiliki Path Analysis
dalam bentuk pekerja profesional mereka
b. Structural Capital Metode pengujian statistik yang akan digunakan
Merupakan struktur perusahaan yang men- pada model path analysis di penelitian ini adalah
dukung usaha dari pekerja pada perusahaan Partial Least Square. Partial Least Square (PLS)
tersebut untuk dapat menghasilkan kinerja adalah bagian dari Structural Equation Modelling
intelektual yang optimal. (SEM). Metode PLS ini merupakan metode baru
c. Customer Capital yang sudah banyak dipakai dalam penenlitian karena
Adalah hubungan antara perusahaan dengan dapat menggunakan jumlah sampel yang sedikit.
mitra kerja dan pihak eksternal perusahaan Kelebihan dari PLS-SEM adalah metode ini mampu
14 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 10─24

menyelesaikan berbagai model yang rumit/kompleks teknik promosi perusahaan dengan tingkat efisiensi
dengan berbagai variabel endogen dan variabel yang sangat tinggi karena digital marketing dapat
eksogen dengan banyaknya indikator yang ada, dapat menghemat biaya begitu besar. Pada tabel 1 dapat
dipakai pada sampel dengan jumlah kecil, dan dengan dijelaskan bahwa nilai mean terbesar dapat ditemui
data distribusi yang ada (Abdillah & Hartono, 2015). pada indikator X1.1 sebesar 3,78. Nilai ini menjelas-
kan bahwa mayoritas karyawan setuju terhadap
T-test pernyataan bahwa digital marketing mempersingkat
waktu transaksi. Dengan adanya teknologi yang
Di dalam penelitian ini terdapat variabel inter- semakin maju maka penggunaan media digital dalam
vening yaitu penghubung antara variabel dependen rangka proses transaksi semakin mudah. Hal seperti
dan variabel independen. Pengujian hipotesis mediasi ini akan mempermudah dari sisi perusahaan dalam
(variabel intervening) dapat dilakukan dengan pro- menjangkau target pasar yang lebih luas. Dengan
sedur T-test. Pengujian T-test digunakan untuk adanya digital marketing yang hampir setiap masya-
mendapatkan nilai t-statistik yang diperlukan apabila rakat memiliki fasilitas tersebut, perusahaan tidak
peneliti ingin melakukan uji hipotesis, sehingga perlu menekan biaya promosi bagi perusahaanya.
peneliti dapat mengatakan pengaruh sebuah variabel Dengan bantuan digital marketing, dengan sendirinya
dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan pelanggan akan mencari tahu sendiri. Secara tidak
atau tidak. T-test dilakukan dengan menggunakan langsung hal ini akan berdampak pada efesiensi
metode bootstrapping. waktu yang akan dicapai oleh setiap pelanggan.
Metode bootstrapping adalah suatu proses peng- Pelanggan tidak perlu datang dulu ke hotel untuk
ujian re-sampling yang dilakukan oleh sistem kom- reservasi atau mencari segala sesuatu seperti fasilitas
puter untuk mengukur akurasi pada sample estimate. yang ditawarkan oleh hotel dan lain sebagainya,
Bootstraping digunakan untuk mengukur akurasi namun cukup bantuan digital marketing maka
pada sample. Apabila nilai bootstrap lebih dari (>) pelanggan dapat mempersingkat waktu dengan me-
1.96 maka dinyatakan bahwa variabel tersebut lakukan reservasi awal pada aplikasi yang mereka
memiliki pengaruh yang signifikan sedangkan apabila miliki. Dengan hal ini maka efisiensi karyawan pun
nilai bootstrap lebih rendah (<) dari 1.96, maka di- semakin meningkat karena waktu transaksi semakin
nyatakan pengaruh variabel tersebut lemah (Abdillah singkat pula.
& Hartono, 2015). Indikator X1.2 memiliki rata-rata sebesar 3,73
yang secara umum menunjukkan bahwa karyawan di
Statistik deskriptif hotel bintang empat merasakan bahwa dengan adanya
digital marketing, maka biaya promosi secara kon-
Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan vensional berkurang secara drastis. Hal ini dikarena-
data secara deskriptif yang menggambarkan karak- kan sistem digital marketing yang sangat merajalela
teristik responden serta jawaban-jawaban responden dalam segala aspek pemasaran sehingga sistem
sehingga mampu digunakan sebagai kesimpulan dari konvensional perlahan ditinggalkan. Bila dahulu
hasil kuisioner yang sudah disebarkan selama pene- untuk melakukan promosi harus dengan media seperti
litian ini. baliho, banner, flyer, dan sebagainya, maka dengan
adanya digital marketing media tersebut dapat
ANALISA DAN PEMBAHASAN digantikan dengan misalnya promosi lewat social
media, e-mail, dan lewat aplikasi sehingga promosi
Analisa Deskriptif yang dilakukan langsung tepat sasaran.
Tabel 1.Analisa Deskriptif Dimensi Transaction/Cost Tabel 2.Analisa Deskriptif Dimensi Incentive Program

Dimensi Transaction/cost mencerminkan ke-


mampuan Digital Marketing pada perusahaan untuk Incentive Program menunjukkan pada Indikator
menekan adanya biaya yang perlu dikeluarkan dalam X1.4 dapat dilihat memiliki mean sebesar 3,91 dan
Laksana:Pengaruh Digital Marketingterhadap Organizational Performance 15

dapat disimpulkan bahwa bahwa digital marketing Tabel 4. Analisa Deskriptif Dimensi Interactive
telah membantu karyawan menjelaskan produk dan
layanan yang perusahaan miliki. Digital marketing
membantu karyawan menjelaskan produk dan layan-
an, hal ini menandakan bahwa para karyawan setuju
bahwa digital marketing membantu dalam memberi-
kan informasi yang jelas, dalam artian, situs maupun
akun jejaring sosial yang perusahaan gunakan mem-
bantu karyawan dalam menjelaskan informasi tentang Interaksi dua arah antara perusahaan dengan
produk-produk yang dimiliki oleh perusahaan, konsumen merupakan hal terpenting yang tidak dapat
dengan begitu, kinerja karyawan bisa dialokasikan ke ditinggalkan apalagi bila melalui digital marketing.
hal-hal lain yang lebih penting. Tabel 4 menunjukkan bahwa para karyawan setuju
Indikator X1.3 juga memiliki nilai mean yang terhadap adanya dimensi Interactive dalam digital
cukup tnggi, yaitu 3,82. Situs digital marketing mau- marketing. Terbukti dari indikator X1.8 dengan nilai
pun jejaring sosial yang dimiliki perusahaan, hal ini mean sebesar 3,79 yang menyatakan bahwa digital
dapat dibuktikan dari website yang dimiliki oleh marketing membantu karyawan dalam menanggapi
perusahaan, karyawan setuju dengan pernyataan komplain pelanggan. Hal pertama yang membuktikan
bahwa media digital marketing yang perusahaan bahwa digital marketing membantu karyawan dalam
mereka miliki dapat memberikan informasi dengan menanggapi komplain adalah pada saat konsumen
jelas. memberikan masukan terhadap perusahaan akan
lebih objektif menggunakan media dibandingkan
Tabel 3. Analisa Deskriptif Dimensi Site Design secara tertulis. Selain itu, akan memudahkan bagi per-
usahaan dalam mengumpulkan data-data dibanding-
kan secara manual atau tertulis.
Pada indikator X1.7 juga menunjukkan bahwa
digital marketing turut berperan dalam hal berkomu-
nikasi diantara karyawan dan konsumen. Hal ini
dilihat dari fasilitas yang perusahaan tawarkan di-
dalam media seperti hotline 24 jam yang memberikan
kemudahan bagi calon pelanggan untuk bertanya
Site Design merupakan tampilan menarik yang seputar kebutuhan mereka pada perusahaan tersebut.
dapat menjadi senjata dalam memberikan nilai positif
bagi para calon konsumen. Pada indikator X1.5 dan Tabel 5. Analisa Deskriptif Dimensi Human Capital
X1.6 menunjukan nilai mean yang sama yaitu sebesar
3,84. Hal ini menandakan bahwa karyawan di industri
hotel bintang 4 setuju bahwa antara design yang me-
narik dan design yang tersusun rapi sama pentingnya.
Hal seperti ini harus diperhatikan bagi perusahaan
demi memberikan nilai positif bagi pelanggan. Hal
utama yang dibutuhkan konsumen dalam memanfat-
kan digital mareketing milik perusahaan adalah Human Capital mencerminkan suatu kemampu-
kemudahan dalam mengakses informasi yang mereka an pada perusahaan agar dapat menghasilkan solusi
butuhkan. Apabila dari segi tampilan digital market- yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
ing menjawab kebutuhan tersebut, maka calon kon- oleh orang-orang yang berda di dalam pengetahuan
sumen secara tidak langsung akan melanjutkan apa tersebut. Dimensi ini dapat diukur dengan dua
yang menjadi kebutuhan mereka. Menata tampilan indikator yang terdapat pada Tabel 5. Indikator
demi tampilan supaya tersusun rapi, layout design dengan jumlah rata-rata tanggapan tertinggi adalah
yang menarik perhatian serta navigasi-navigasi yang Y1.2 sebesar 3,90. Karyawan hotel bintang empat di
jelas harus diperhatikan oleh perusahaan. Konsumen Jawa Timur mengakui bahwa digital marketing
banyak memanfaatkan fasilitas digital marketing memudahkan karyawan dalam memberikan layanan
melalui handphone canggih mereka, oleh karena itu terbaiknya untuk para konsumen. Dengan meman-
tampilan pada web komputer harus di sinkronkan faatkan digital marketing, maka karyawan akan
dengan tampilan akses melalui smartphone para semakin mudah dalam memberikan layanannya
pelanggan. karena semua terintegrasi dalam suatu sistem online.
16 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 10─24

Sebagai contoh, karyawan yang sedang melakukan kan karyawan dalam melakukan follow up kepada
promosi perusahaan kepada calon konsumen atau para konsumennya dan dapat diakses dari mana saja
pelanggan, cukup memanfaatkan fasilitas digital mar- karena digital marketing ini berifat online dan
keting yang dimiliki perusahaan dalam memaparkan terhubung antar jaringan. Perkembangan ini menye-
produknya (fasilitas hotel, gambar kamar hotel, serta babkan karyawan menjadi capable atau mampu
tawaran lainnya yang dipaparkan melalui animasi dalam mengumpulkan informasi yang relevan yang
maupun grafis). dapat menjadi kontribusi berharga bagi perkem-
Indikator Y1.1 memiliki jumlah rata-rata yang bangan perusahaan.
tidak jauh beda dengan indikator Y1.2 yaitu nilai Indikator Y1.4 juga menunjukkan angka yang
mean sebesar 3,87. Karyawan hotel bintang empat cukup tinggi yaitu nilai mean 3,80 dengan total
setuju bahwa dengan adanya digital marketing, akan tanggapan 46,67% menyatakan setuju dan 18,33%
memudahkan mereka dalam mempelajari produk menyatakan sangat setuju. Hal ini menandakan
digital marketing yang dimiliki oleh perusahaan. mayoritas karyawan hotel bintang 4 setuju bahwa
Dalam hal ini, digital marketing berperan cukup besar digital marketing memudahkan karyawan dalam
dalam memandaikan para karyawannya. Selain mempelajari SOP atau Standar Operasional Prosedur.
karena teknologi yang semakin maju dan kebutuhan Proses implemenatsi SOP dibutuhkan perusahaan
konsumen yang ingin serba cepat, maka meng- dalam rangka memperkenalkan SOP kepada setiap
akibatkan karyawan secara mau atau tidak mau harus orang yang terlibat dalam struktur perusahaan tersebut
menguasai media digital marketing tersebut. Dengan dan menjadikan SOP menjadi bagian yang penting
menguasai produk-produk yang dimiliki perusahaan, dalam setiap operasi rutin. Digital marketing sangat
maka proses penyampaian informasi kepada pe- berperan di sini karena rekapan dokumen SOP yang
langgan juga akan berjalan dengan baik. Maka dari itu didistribusikan sesuai dengan kebutuhan dapat
peran digital marketing cukup berpengaruh terhadap diakses dengan mudah oleh seluruh anggota per-
pemahaman produk dari para karyawannya. Selain usahaan, terutama yang terlibat langsung dalam SOP
itu, media sosial dan aplikasi obrolan online sebagai tersebut.
sarana digital marketing juga dapat membantu para
karyawan dalam pertukaran informasi sehingga Tabel 7. Analisa Deskriptif Dimensi Customer Capital
produk-produk yang dimiliki oleh karyawan dapat
dipelajari dengan lebih cepat dan mudah.

Tabel 6. Analisa Deskriptif Dimensi Structural Capital

Customer Capital atau juga dikenal sebagai


relational capital atau external capital terdiri dari
hubungan dengan pelanggan dan pemasok, peme-
Structural capital pada hakekatnya ialah suatu rintah atau asosiasi industri terkait, nama merek,
kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan merek dagang dan reputasi. Customer capital me-
rutinitas, serta struktur perusahaan yang mendukung rupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh
usaha dari pekerja pada perusahaan tersebut untuk perusahaan kepada para mitra kerja maupun kepada
dapat menghasilkan kinerja intelektual yang optimal. para pelanggannya. Indikator Y1.5 dengan nilai rata-
Indikator Y1.3 memiliki nilai mean sebesar 3,92. rata 3,90 menunjukkan karyawan setuju bahwa digital
Mayoritas karyawan setuju bahwa indikator ini me- marketing mampu membuat karyawan lebih dekat
rupakan yang terbesar dibandingkan indikator lannya dengan pelanggan. Sebagai contoh yaitu pada saat
dalam dimensi ini terbukti dengan 77,5% merasa karyawan melakukan proses follow-up melalui e-
setuju dan sangat setuju dengan pernyataan bahwa mailmaupun SMS untuk dapat berkomunikasi secara
digital marketing memudahkan karyawan dalam personal mengenai informasi tentang informasi-
mencari informasi. Baik itu informasi yang bersifat informasi maupun promosi terbaru. Pelanggan juga
primer maupun sekunder. Sebagai contoh yaitu dapat melakukan kontak kepada perusahaan melalui
dengan adanya big data yang dimiliki perusahaan saranasocial media, telepon, e-mail dan situs resmi
mengenai daftar pelanggannya sehingga memudah- dari pihak hotel. Hal ini tentu saja membuat karyawan
Laksana:Pengaruh Digital Marketingterhadap Organizational Performance 17

memiliki rasa kedekatan yang baik dengan pelanggan pelanggan akan meningkatkan nilai-nilai yang di-
dan dapat meningkatkan performa dari perusahaan miliki perusahaan secara otomatis, data-data ini pun
karena hal tersebut. dapat dijual nantinya dan akan masuk sebagai Big
Indikator Y1.6 memperkuat indikator Y1.5 di- Data. Hal ini disetujui oleh responden pada indikator
atas dengan nilai mean sebesar 3,83. Kemitraan Y2.2 dengan responden setuju sebanyak 56,67% dan
dengan stakeholder merupakan hal yang sangat menjawab sangat setuju sebesar 12,5%.
diperhatikan oleh perusahaan karena stakeholder
menjadi salah satu aset penting yang harus dijaga. Tabel 9. Analisa Deskriptif Dimensi Reliability
Dengan adanya hubungan yang baik dengan stake-
holder, maka akan berhubungan langsung dengan
performa perusahaan. Dalam hal ini pelanggan adalah
salah satu bagian dari stakeholder yang harus dijaga
baik hubungannya dengan perusahaa.Maka kemudah-
an dalam berkomunikasi dengan stakeholder berarti
secara langsung pihak penyedia layanan hotel telah
mendekatkan diri dengan pelanggan. Dalam hal ini
pihak karyawan setuju bahwa Digital Marketing Reliability merupakan kemungkinan digital
memudahkan karyawan berkomunikasi dengan stake- marketing dalam menjalankan fungsinya dengan baik
holder. setiap kali digunakan. Pada indikator Y2.3 dan Y2.4
dapat kita lihat memiliki mean yang sama yaitu
Tabel 8. Analisa Deskriptif Dimensi Features
sebesar 3,78. Hal ini menandakan para karyawan
merasakan bahwa digital marketing mampu mem-
bantu karyawan dalam memberikan informasi mau-
pun memudahkan karyawan berkomunikasi dengan
pelanggan dengan sama baiknya. Dengan meman-
faatkan digital marketing, dapat secara langsung
memberikan informasi tanpa perlu kita jelaskan.
Features dalam digital marketing merupakan Pelanggan dapat secara langsung melihat informasi
fitur-fitur ekstra atau tambahan yang ada untuk me- yang terdapat di website maupun akun sosial per-
lengkapi fitur utama dari digital marketing. Features usahaan. Komunikasi juga merupakan hal yang perlu
ini bersifat pelengkap karena berhubungan dengan diperhatikan. Komunikasi yang terjadi adalah 2 arah
aspek tambahan yang dapat saling melengkapi. dan tidak ada halangan maupun hambatan yang
Indikator terkuat yang mempengaruhi dimensi ini terjadi, komunikasi tersebut terjadi secara real-time
adalah indikator Y2.1 dengan nilai mean sebesar 3,87. dan tidak ada tunggu menunggu untuk menyampai-
Indikator ini membahas tentang fitur-fitur dalam kan pesan sehingga informasi yang diberikan akan
digital marketing yang memiliki teknologi yang up to secara langsung tersampaikan kepada pelanggan
date. Artinya para karyawan setuju dengan adanya melalui aplikasi digital marketing yang memudahkan
digital marketing yang memiliki teknologi terbaru karyawan berkomunikasi dengan pelanggan
sesuai dengan perkembangan jaman yang akan
menunjang persepsi pelanggan yang dapat ber- Tabel 10. Analisa Deskriptif Dimensi Conformance
dampak langsung terhadap kinerja karyawan, yaitu
mempermudah karyawan dengan cara mengedukasi
dan menarik minat pelanggan. Dengan menguasai
dan memanfaatkan teknologi yang semakin ber-
kembang, maka karyawan akan dapat lebih efektif
untuk menjangkau para konsumennya yang juga
memanfaatkan digital marketing untuk pencarian
informasi.
Dengan memiliki dan menggunakan teknologi Conformance merupakan kesesuaian yang ter-
yang up to date, maka database pelanggan yang jadi antara karyawan dan pelanggan, baik dalam hal
sudah diisi sebelumnya oleh pelanggan akan dapat kemanan maupun kepercayaan. Pada 2 indikator
tersimpan dengan rapi melalui media digital market- dalam dimensi ini, yaitu indikator Y2.5 dan Y2.6
ing dan akan berdampak kepada perusahaan karena dapat kita temui bahwa kedua indikator ini memiliki
aset perusahaan ini terjaga dengan baik. Database mean yang sama pula yaitu sebesar 3,78. Digital
18 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 10─24

marketing mampu memberikan keamanan bagi lain, karena apabila akun tersebut sudah terkena hack,
pelanggan, yaitu dengan cara merahasiakan data-data maka kepercayaan yang sudah dibangun oleh per-
pribadi milik pelanggan yang telah mereka isi se- usahaan akan hilang dan reputasi perusahaan pun
belumnya. Sistem ini membuat pelanggan merasa akan menurun karena ketidakpercayaan para pe-
nyaman dan aman karena tidak khawatir data pribadi langan terhadap perusahaan dan menganggap bahwa
mereka dapat diretas oleh pihak-pihak yang tidak perusahaan kurang konsisten dalam mengelola digital
bertanggungjawab. marketing yang dimiliki.
Diikuti juga dengan Indikator Y2.6 dimana 70%
dari para responden menjawab setuju dengan per- Tabel 12. Analisa Deskriptif Dimensi Serviceability
nyataan ini, digital marketing dapat membantu karya-
wan dalam meyakinkan pelanggan, dengan web
design yang menarik, situs berisi informasi yang
berbobot, dan adanya review dari pelanggan-pelang-
gan sebelumnya, tentu pelanggan akan semakin
tertarik melihat dan mencari tau tentang perusahaan
maupun produk yang kita sedang pasarkan. Hal ini
menyebabkan performa organisasi yang meningkat
karena pelanggan merasa yakin akan perusahaan. Serviceability adalah kemudahan layanan dari
perusahaan maupun adanya perbaikan ketika sedang
Tabel 11. Analisa Deskriptif Dimensi Durability dibutuhkan oleh pelanggan. Hal ini tentu saja harus
diperhatikan dalam memaksimalkan peran digital
marketing sebagai strategi promosi yang diberikan
oleh perusahaan.
Pada indikator Y2.9, digital marketing mampu
memberikan pelayanan terbaik. Hal ini artinya bahwa
bantuan digital marketing perusahaan sudah mampu
memberikan layanan yang terbaik. Artinya pelanggan
Durability adalah ketahanan dari digital market- bisa mendapatkan informasi dengan mudah, tidak
ing itu sendiri, apakah digital marketing tersebut kesulitan dalam menggali informasi, maupun tidak
aman dari gangguan para peretas yang tidak ber- menyulitkan pelanggan dalam mengakses digital
tanggungjawab, dan juga ketahanan yang dilihat dari marketing milik perusahaan. Karyawan setuju bahwa
jangka waktu digital marketing ini sendiri dapat digital marketing yang mereka gunakan mampu
dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan. Dalam memberikan pelayanan terbaik, sebab dengan hal itu,
hal ini, dengan nilai mean sebesar 3,88, mayoritas pelanggan dapat dengan mudah mencari informasi
para karyawan setuju dengan adanya programmer tanpa karyawan harus memberikan penjelasan-
yang handal akan membuat akun-akun digital penjelasan umum. Dalam hal ini karyawan sangat
marketing dari perusahaan akan aman dari hacker dan terbantu dengan adanya digital marketing. Nilai mean
tidak akan bocor segala data dan konten yang ada sebesar 3,85 menjadi bukti bahwa karyawan merasa
didalamnya, yang semua terjaga demi privasi dan data terbantu dengan adanya digital marketing.
pribadi perusahaan. Indikator Y2.7 ini menunjukan Digital marketing mampu menanggapi kom-
bahwa digital marketing yang digunakan oleh per- plain pelanggan, dalam situs yang dimiliki oleh
usahaan sudah aman dari gangguan hacker maupun perusahaan tentu akan terdapat kolom komentar,
gangguan lainnya. kritik, dan saran di dalamnya. Hal ini sudah dirasakan
Indikator Y2.8 yang memiliki mean sebesar 3,81 karyawan dan hal tersebut membuat mereka mengerti
ini juga mengindikasikan bahwa karyawan setuju tentang apa saja yang perlu diperhatikan secara ekstra
dengan digital marketing yang mereka miliki, bahwa dan mengerti keluhan-keluhan apa yang dirasakan
digital marketing yang mereka miliki memiliki oleh pelanggan, dan dapat ditanggapi dengan cepat
konsistensi yang baik. Yang dimaksudkan dengan oleh pihak perusahaan sehingga citra perusahaan
konsistensi yang baik adalah situs yang tidak mudah tidak buruk. Indikator Y2.10 ini memiliki nilai Mean
down, akun-akun jejaring sosial yang selalu aktif, 3,79, nilai yang cukup tinggi dan dapat dikatakan
maupun akun email dan hotline yang selalu aktif bahwa para karyawan hotel bintang 4 yang menjadi
dalam menerima berbagai informasi dan keluhan responden dalam penelitian ini setuju dengan
pelanggan maupun menerima kritik dan saran. pernyataan bahwa digital marketing yang mereka
Kedua indikator ini, yaitu Y2.7 dan Y2.8 me- gunakan mampu mengatasai komplain dari para
rupakan dua indikator yang saling berkaitan satu sama pelanggan.
Laksana:Pengaruh Digital Marketingterhadap Organizational Performance 19

Tabel 13. Analisa Deskriptif Dimensi Aesthetics dibaca pada saat itu juga, sehingga pertukaran infor-
masi yang terjadi otomatis meningkat dalam segi
kecepatan, efisiensi akan tercipta dan kerjasama team
yang bagus akan terjadi seiring dengan pertukaran
informasi yang cepat. Dapat kita lihat Indikator Z1.1
dengan nilai mean 3,88 menunjukkan bahwa karya-
wan setuju dengan hal tersebut.
Indikator Z1.2 memiliki nilai mean 3,77, dapat
Aesthetic merupakan estetika atau keindahan dikatakan bahwa digital marketing memudahkan
yang menyangkut komposisi, konstruksi dan pena- karyawan dalam melayani konsumen, dengan adanya
taan daripada situs digital marketing itu sendiri. digital marketing, karyawan dapat menanggapi kon-
Indikator Y2.11 memiliki nilai Mean 3,78. Nilai ini sumen secara cepat dan tepat. Dengan bantuan media
menandakan bahwa karyawan setuju dengan per- digital marketing, frekuensi karyawan untuk ber-
nyataan bahwa digital marketing yang mereka buat bicara dengan pelanggan akan berkurang karena
memiliki tampilan yang menarik, hal ini sangat semua dapat diakses secara online.
berpengaruh dan berdampak kepada pelanggan.
Tampilan dan desain dari suatu situs digital marketing Tabel 15. Analisa Deskriptif Dimensi Role Script
yang menarik akan membuat pelanggan merasa betah
dan tertarik untuk melakukan pencarian informasi
lebih dalam lagi mengenai perusahaan. Oleh dari itu,
tampilan digital marketing harus dibuat semenarik
mungkin supaya pelanggan tidak merasa jenuh dan
bosan.
Indikator Y2.12 juga disetujui oleh sebagian
besar karyawan. Dengan nilai mean 3,80 dapat
disimpulkan bahwa karyawan juga memiliki digital Role script merupakanperilaku peran yang
marketing dengan tampilan yang modern, hal ini juga diharapkan, berlaku atau dikembangkan dalam pela-
mempengaruhi rasa ketertarikan pelanggan untuk yanan antarmuka dengan klien. Indikator Z1.3 me-
berlama-lama di situs digital marketing. Selain konten miliki nilai mean yang cukup tinggi, yaitu 3,87, dalam
dan isi yang menarik, desain yang futuristik dan hal ini dapat diindikasikan bahwa karyawan setuju
moderen akan menarik perhatian para pelanggan. dengan pernyataan tersebut, yaitu digital marketing
Estetika merupakan hal penting yang wajib diper- meningkatkan kualitas layanan hotel. Dengan adanya
hatikan dalam sebuah situs maupun digital marketing digital marketing karyawan merasa terbantu dalam
lainnya. Tanpa estetika yang baik, tentu desain dan meningkatkan kualitas layanan hotel, karena dalam
tampilan situs tersebut menjadi tanpa adanya tujuan media yang dimiliki oleh perusahaan, pelanggan
dan tidak enak dilihat serta sulit dipahami. Dengan dapat secara langsung melihat, memesan, maupun
adanya estetika yang baik dan menarik, maka rasa membayar layanan yang mereka inginkan.
ingin tahu dari konsumen juga akan semakin tinggi. Digital marketing memudahkan hotel memberi-
kan layanan yang berkesinambungan. Indikator Z1.4
Tabel 14. Analisa Deskriptif Dimensi Role Set memiliki nilai mean yaitu 3,74 yang berarti benar
adanya bahwa karyawan merasa bahwa digital
marketing membantu mereka dan memudahkan hotel
dalam memberikan layanan terbaiknya. Hal ini di-
sebabkan karena pelanggan dapat secara langsung
memesan semua yang layanan yang ada dan saling
berkesinmbungan antara satu sama lain.
Role Congruence terjadi ketika pemahaman
Role set merupakan peran set internal yang yang jelas tentang harapan peran ada dan terpenuhi.
dibentuk melalui hubungan dan pemahaman tentang Indikator Z1.5 memiliki nilai mean 3,81, yaitu
komitmen peran kerja dengan penyedia layanan. menyatakan bahwa digital marketing membantu hotel
Digital Marketing membantu hubungan kerjasama dalam menarik pelanggan, hal ini disebabkan karena
team, dikarenakan komunikasi yang mudah, intens, digital marketing meningkatkan keinginan pelanggan
dan berisi. Media digital marketing membantu dalam dengan desain situs yang menarik, dan juga didukung
hal ini, karyawan dapat mengirimkan pesan dan dengan situs yang tidak rumit serta mudah untuk
20 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 10─24

diakses. Apabila situs dan media digital marketing tugas sekaligus, untuk mempersingkat waktu kerja.
yang dituju sulit untuk diakses, kecenderungan Dengan dapat melakukan multitask, maka pekerjaan
pelanggan akan berganti dan akan berpindah ke akan semakin efektif dan efisien dan berpengatuh
website atau situs yang lain. Dalam hal ini 81,67% kepada meningkatknya performa organisasi.
karyawan setuju dengan pernyataan diatas.
Tabel 18. Analisa Deskriptif Dimensi Role Discrepancy
Tabel 16. Analisa Deskriptif Dimensi Role Congruence

Discrepancy merupakan kesenjangan yang


Pernyataan diatas dapat kita artikan bahwa terjadi di bawah pemenuhan antara aktual dan aspek
digital marketing mampu membantu karyawan dalam direncanakan. Pada dimensi ini dapat kita lihat
memberikan informasi maupun menyampaikannya. indikator Z1.10 memiliki mean sebesar 3,88 yang
Indikator Z1.6 dengan nilai mean 3.89 dapat di- berarti para karyawan setuju bahwa digital marketing
simpulkan bahwa para karyawan setuju dengan meningkatkan kreativitas karyawan. Dengan adanya
pernyataan tersebut, karena digital marketing dapat media berupa digital marketing ini, mau tidak mau
secara langsung memberikan informasi tanpa perlu karyawan harus mampu berpikir secara kreatif dan
kita jelaskan. Pelanggan dapat secara langsung me- inovatif supaya unggul dari pesaing dan para konsu-
lihat informasi yang terdapat di media digital market- men semakin tertarik dengan keberadaan dan ke-
ing milik perusahaan. mampuan perusahaan.
Sedangkan pada indikator Z1.9 juga memiliki
Tabel 17. Analisa Deskriptif Dimensi Role Expansion mean yang cukup tinggi sebesar Z1.9. Digital market-
ing digunakan para karyawan dalam berimprovisasi
dalam rangka supaya menjadi pembeda diantara yang
lainnya dan nantinya akan meningkatkan performa
perusahaan.

Evaluasi Path Coefficient dan Coefficient of


Determination

Role Expansion yaituperubahan peran dialami


melalui tanggung jawab meningkat. Pada indikator
Z1.7 dapat dilihat bahwa digital marketing membantu
hotel dalam memperoleh pelanggan baru. Dengan
nilai mean 3,88, dapat kita artikan bahwa karyawan
setuju dengan digital marketing yang membantu
memperoleh pelanggan baru, hal ini bisa dijelaskan
dalam pembuatan media digital marketing yang me-
narik dan modern akan menarik perhatian pelanggan
dan meningkatkan keinginan pelanggan untuk me-
ngetahui lebih dalam mengenai konten di dalamnya.
Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa dengan mem-
berikan digital marketing dapat membantu karyawan Gambar 2. Path Coefficient dan Coefficient of deter-
dalam memperoleh pelanggan. mination
Indikator Z1.8 yang menyatakan digital market-
ing membantu karyawan dalam banyak tugas (multi Pada analisa path coefficient ini telah dibuktikan
task) memiliki nilai mean yang berbeda tidak terlalu bahwa Intellectual Capital dan Perceived Quality
jauh yaitu sebesar 3,86. Artinya karyawan tentu setuju merupakan variabel intervening dimana memperkuat
dengan pernyataan tersebut, digital marketing sangat hubungan antara Digital Marketing dan Organi-
membantu, aplikasi dan media yang disediakan zational Performance. Dari gambar diatas dapat di-
membantu karyawan dalam mengerjakan beberapa jelaskan bahwa nilai path coefficient terbesar ditun-
Laksana:Pengaruh Digital Marketingterhadap Organizational Performance 21

jukkan dari pengaruh Digital Marketing terhadap dalam lingkaran variabel Intellectual Capital, Per-
Perceived Quality sebesar 0,728. Sedangkan kon- ceived Quality, dan Organizational Performance,
tribusi nilai Digital Marketing terhadap Intellectual membuktikan bahwa variabel Intellectual Capital
Capital tidak berbeda jauh, sebesar 0,721. Hubungan dipengaruhi oleh Digital Marketing dengan nilai
menuju Organizational Performance terkuat juga varian sebesar 0,520. Artinya, sebanyak 48% lainnya
didapat ketika Digital Marketing melewati Intellec- dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Lalu
tual Capital dan Perceived Quality menuju Organiza- variabel Perceived Quality dipengaruhi oleh Digital
tional Performance. Marketing dengan nilai varian sebesar 0,530. Artinya
Pada hubungan Digital Marketing terhadap pengaruh Digital Marketing terhadap Perceived Qua-
Organizational Performance secara langsung me- lity sebesar 53%, sedangkan 47% lainnya dijelaskan
miliki path coefficient senilai 0,095. Lalu ketika oleh variabel lain diluar penelitian. Sedangkan varia-
hubungan tersebut melalui variabel Intellectual Capi- bel Organizational Performance dipengaruhi oleh
tal terlebih dahulu, maka nilai dari path coefficient variabel Digital Marketing, Intellectual Capital, dan
meningkat menjadi 0,301 (=0,721 x 0,417). Sehingga Perceived Quality dengan nilai varian 0,625. Maka
hal ini merupakan bukti bahwa Intellectual Capital dari itu diketahui bahwa didalam penelitian ini
merupakan variabel intervening yang memperkuat Organizational Performance dipengaruhi sebesar
hubungan antara Digital Marketing dengan Organiza- 62,5% dimana 37,5% terbentuknya Organizational
tional Performance. Performance dijelaskan oleh variabel-variabel lain
Selain Intellectual Capital, Perceived Quality diluar penelitian.
juga memiliki peranan sebagai variabel intervening
dimana memperkuat hubungan antara Digital Mar- T-Statistic
keting dengan Organizational Performance. Diketa-
hui bahwa nilai path coefficient dari hubungan Digital Tabel 19. T-Statistic
Marketing dengan Organizational Performance
sebesar 0,095. Lalu ketika hubungan tersebut melalui
variabel Perceived Quality maka nilaitersebut me-
ningkat menjadi 0,255 (= 0,728 x 0,350). Sehingga
dari hal tersebut menjadi bukti bahwa Perceived
Quality sebagai variabel intervening memperkuat
hubungan yang sudah ada.
Jadi kesimpulan bagi seluruh variabel dalam
model ini memiliki path coefficient dengan angka
yang positif. Artinya, jika semakin besar nilai path
coefficient pada satu variabel independen terhadap
variabel dependen, maka semakin kuat juga pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel depen- Dengan melihat table 19, dapat diartikan bahwa
den tersebut. Namun hubungan Digital Marketing nilai original sample (O) adalah nilai path coefficient
terhadap Organizational Performance secara lang- yang menunjukkan kekuatan pengaruh dari satu latent
sung memiliki angka yang paling rendah, yaitu 0,095 variable ke satu latent variable lainnya. Sedangkan
yang berarti pengaruh Digital Marketing terhadap nilai pada kolom sample mean (M) menunjukkan
Organizational Performance rendah. nilai tengah dari path coefficient. Sedangkan standard
Hubungan Digital Marketing terhadap Organi- error (STDERR), menunjukkan nilai error pada
zational Performance secara langsung tidak kuat sampel mean. Nilai T statistics untuk melihat nilai T
karena hanya dengan media digital, industri hotel hitung yang akan digunakan untuk pengujian hipo-
bintang 4 di Jawa Timur belum mampu meningkat- tesis, dimana T statistics yang memiliki nilai di atas
kan performa organisasinya. Memiliki digital mar- 1,96 memiliki pengaruh.
keting yang baik namun tidak diikuti dengan ke-
mampuan sumber daya berupa modal intelektual para
PEMBAHASAN
karyawan yang mau terus belajar dan mengikuti
perkembangan zaman, dan juga kurangnya persepsi
kualitas yang baik dari mata masyarakat maka per- Digital Marketing terhadap Intellectual Capital
usahaan tidak mampu meningkatkan Organizational
Performance. Pada objek penelitian ini sangat di- Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varia-
butuhkan peran Intellectual Capital dan Perceived bel Digital Marketing dari hotel bintang 4 di Jawa
Quality menuju Organizational Performance. Timur memiliki pengaruh yang positif terhadap
Sementara itu, nilai coefficient of determination Marketing Capability dengan hasil nilai uji T-
(R2) yang pada gambar ditunjukkan pada angka di statistics > 1,96 yaitu sebesar16,403.
22 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 10─24

Pemanfaatan teknologi digital marketing saat ini yang diciptakan kepada konsumen mengenai kualitas
tidak terbatas hanya untuk kalangan kelas dan golong- dari suatu produk yang ditawarkan oleh para pelaku
an kelas tertentu.Dalam kaitannya dengan intellectual bisnis. Dapat dikatakan bahwa dalam pengaplikasian
capital, tentu digital marketing memiliki peranan Digital Marketing memiliki dampak positif dan ber-
yang sangat siginifikan. Sebagai aset perusahaan yang hubungan dengan persepsi yang diciptakan kepada
tidak berwujud (intangible), setiap elemen dari para konsumen.
intellectual capital harus terus diperhatikan. Entah itu Dalam pengaplikasian media digital marketing,
dalam hal human capital, structural capital, maupun hal ini sangat berpotensi menciptakan persepi dalam
relational capital yang ada. Perusahaan saat ini ber- masyarakat mengenai kualitas ataupun performa.
lomba-lomba memandaikan aset mereka ini dengan Persepsi seperti inilah yang menjadi nilai tambah dan
digital marketing. Strategi ini terus dipakai untuk tidak dimiliki oleh pelaku bisnis hotel yang tidak
keberhasilan jangka panjang perusahaan. memanfaatkan digital marketing.Ditambah lagi, di
Sementara aktivitas pemasaran yang lain tetap era ini yang didominasi oleh generasi yang meng-
berjalan seperti biasa, strategi-strategi baru terus andalkan teknologi dan suka semua yang serba cepat
bermunculan dengan memanfaatkan teknologi dalam dan instan, maka penciptaan kesan kualitas inilah
dunia digital yang berkembang dengan amat pesat yang dapat menjadi senjata dalam memberikan nilai
seperti social media integration, mobile marketing, yang sebelumnya tidak dimiliki. Persepsi yang
web metrics and analytics, digital campaign mana- tercipta karena adanya digital marketing ini menjadi
gement, email marketing, dan lain sebagainya. Di- suatu keuntungan tersendiri dalam jangka waktu yang
tambah lagi dalam perindustrian hotel yang sebagian tidak sedikit.Tentunya hal ini menjadi nilai positif
besar pelanggannya merupakan tamu dalam rangka perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ada.
berbisnis atau hanya untuk berwisata, mereka pasti Apabila melihat pada nilai path coefficient,
sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Peran digital hubungan dari Digital Marketing menuju Perceived
marketing sangat diperlukan supaya karyawan se- Quality memiliki nilai sebesar 0,728 yang merupakan
bagai aset perusahaan dapat menangani dan meng- hubungan positif. Hal ini berarti keberadaan Digital
anggapi kebutuhan pelanggan dengan cepat dan Marketingdalam industri hotelbintang 4 di Jawa
praktis. Maka dari itu, digital marketingdalam industri Timur mampu berperan dalam menciptakan kesan
hotel bintang 4 berperan sangat signifikan pada kualitas yang baik di mata masyarakat.
intellectual capital dalam memandaikan karyawan
mereka yang bertujuan untuk kemajuan organisasi Digital Marketing terhadap Organizational Perfor-
dan perusahaan. mance
Digital Marketing sendiri memiliki nilai path
positif terhadap Intellectual Capital sebesar 0,721. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
Hal ini menunjukkan bahwa Digital Marketing Digital Marketing tidak berpengaruh cukup kuat
memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk terhadap Organizational Performance. Pada hasil
Intellectual Capital dari karyawanhotel bintang 4 di penelitian ini diketahui bahwa tidak adanya pengaruh
Jawa Timur. kuat tersebut dari hasil uji T-statistics dengan nilai
0,903. Dikatakan tidak cukup kuat karena T-statistics
Digital Marketing terhadap Perceived Quality yang dimiliki lebih kecil dari 1,96. Hasil tersebut
membuktikan bahwa Digital Marketing tidak me-
Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa miliki pengaruh signifikan terhadap Organizational
Digital Marketing tidak hanya memiliki pengaruh Performance. Bila dilihat dari path coefficient,
pada Intellectual Capital, namun berpengaruh pula hubungan dari Digital Marketing terhadap Organi-
pada Perceived Quality dari industri hotel bintang 4 di zational Performance sebesar 0,095. Angka ini jauh
Jawa Timur dengan nilai uji T-statistics >1,96 yaitu lebih kecil daripada hubungan Digital Marketing
15,531. Hasil tersebut membuktikan bahwa Digital terhadap Organizational Performance bila melalui
Marketing memiliki dampak signifikan bagi kemam- Intellectual Capital yaitu sebesar 0,301 (=0,721 x
puan perusahaan untuk meningkatkan kesan kualitas- 0,417) dan Perceived Quality 0,255 (= 0,728 x 0,350).
nya di mata konsumen. Digital Marketing industri hotel bintang 4 di
Digital marketing sebagai salah satu teknik Jawa Timur belum mampu secara langsung mening-
promosi yang baik dan efisien, tentu menjadi ancam- katkan performa organisasi perusahaan. Hal ini terjadi
an serius dalam persaingan yang berada dalam satu karena adanya digital marketing yang baik namun
industri serupa, terutama dalam industry hotel bintang tidak diikuti dengan kemampuan sumber daya berupa
4 di Jawa Timur.Media ini dapat membentuk persepsi modal intelektual para karyawan yang mau terus
Laksana:Pengaruh Digital Marketingterhadap Organizational Performance 23

belajar dan mengikuti perkembangan zaman, dan juga berharga yang langsung terkait dengan kinerja dan
kurangnya persepsi kualitas yang baik dari mata performa dari organisasi perusahaan, yang dalam hal
masyarakat,maka perusahaan tidak mampu mening- ini adalah industri hotel bintang 4 di Jawa Timur.
katkan Organizational Performance. Maka dari itu Dapat disoroti bahwa organisasi mendapatkan ke-
pada objek penelitian ini sangat dibutuhkan peran untungan dari hal yang dirasakan secara positif oleh
variabel intervening Intellectual Capital dan Per- karyawan dan pelanggan. Sebuah citra perusahaan
ceived Quality untuk menghasilkan Organizational yang solid dapat akan menjadi sangat menarik dan
Performance yang baik. mereka memiliki persepsi tertentu tentang sebuah
organisasi bahkan sebelum mereka mulai berinteraksi
Intellectual Capital terhadap Organizational Per- secara langsung.
Nilai path coefficient dari Perceived Quality
formance
terhadap Organizational Performance adalah 0,350.
Nilai ini menunjukkan adanya pengaruh yang cukup
Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa Digital kuat dari Perceived Quality terhadap Organizational
Marketing yang dimiliki oleh industri hotel bintang 4 Performance. Karyawan hotel bintang 4 di Jawa
di Jawa Timur akan menciptakan Organizational Timurakan terusberusaha untuk meningkatkan kesan
Performance bagi perusahaan dengan nilai uji T- kualitas perusahaan di mata masyarakat yang nanti-
statistics >1,96 yaitu senilai 5,011 sehingga disimpul- nya akan berdampak dalam peningkatan performa
kan bahwa Digital Performance berpengaruh pada perusahaannya.
peningkatan Financial Performance perusahaan.
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan ditentu- KESIMPULAN DAN SARAN
kan oleh tingkat kemampuan karyawan dalam
mengelola aset dan sumber daya yang dimiliki oleh Dari seluruh pembahasandalam penelitian ini,
perusahaan. Apabila perusahaan memiliki karyawan maka dapat disimpulkan bahwa Digital Marketing
dengan kapabilitas tinggi, kompetensi yang bagus, merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh
karyawan yang terpuaskan, kemudian perusahaan industri hotel bintang empat untuk terus berkembang
memiliki organisasi yang bagus seperti struktur dan dan bisa menghadapi persaingan. Hal ini dibuktikan
proses organisasi yang jelas, maka hal tersebut dapat dalam penghitungan statistik bahwa implementasi
meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Digital Marketing berpengaruh positif terdahap
Selain itu apabila dilihat dari nilai path Intellectual Capital dan Perceived Quality serta
coefficient, hubungan dari Intellectual Capital menuju variabel-variabel tersebut yang berperan penting
Organizational Performance sebesar 0,417, dimana dalam menciptakan Organizational Performance.
merupakan hubungan yang baik. Nilai ini juga lebih Oleh karena itu, industri hotel bintang empat di
besar jika dibandingkan dengan hubungan langsung Jawa Timur harus lebih meningkatkan Digital
Marketing agar terciptanya modal intelectual dan
antara Digital Marketing dengan Organizational
kesan kualitas yang baik. Dengan adanya training
Performance sehingga Intellectual Capital terbukti
bagi karyawannya, maka diharapkan tidak ada lagi
berperan sebagai variabel intervening. Hal ini meng- kesenjangan sehingga penyampaian informasi ke
konfirmasi bahwa modal intelektual perusahaan yang pelanggan dapat terlaksana dengan baik dan hal ini
berupa aset tidak berwujud ini dapat meningkatkan dapat meningkatkan performa organisasi dari per-
performa dari organisasi atau perusahaan. usahaan.
Perceived Quality terhadap Organizational Perfor- DAFTAR PUSTAKA
mance
Aaker, D. (2003), “The power of the branded diffe-
Nilai Perceived Quality terhadap Organizational rentiator”, Sloan Management Review, Fall, pp.
Performance pada industri hotel bintang 4 di Jawa 83-87.
Timur memiliki nilai t-Statistic di atas 1,96, yaitu Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial Least
3,163. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara Square (PLS) - Alternatif Stuctural Equation
Perceived Quality dan Organizational Performance Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis
memiliki nilai yang signifikan. (Cetakan 1). Yogyakarta: Penerbit Andy.
Penciptaan kesan kualitas memiliki dampak Badan Pusat Statistik, 2017, retrieved on 25 Maret
yang cukup signifikan terhadap performa organisasi. 2017, from source http://www.bps.go.id
Persepsi yang baik dari suatu perusahaan atau merek Bernardin and Russel, 1993.Human Resource Mana-
tertentu adalah sumber utama keunggulan kompetitif. gement. New Jersey: International Editions
Oleh karena itu, hal ini merupakan aset strategis yang Upper Saddle River, Prentice Hall
24 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 12, NO. 1, April 2018: 10─24

Bontis, N. (2008). Intellectual capital and business Malhotra, N.K. (2007). Marketing Research, an
performance in the Portuguese banking industry Applied Orientation. New Jersey: Pearson Edu-
Maria do Rosário Cabrita, 43, 212–237. cation.
Kim, E. Y., & Kim, Y. (2011). Predicting online pur- Simanjuntak, Payaman J., Manajemen dan Evaluasi
Kinerja. Jakarta: FE UI, 2005.
chase intentions for clothing productsnull. Euro-
Stewart, T. (1997) Intellectual Capital: The New
pean Journal of Marketing, 38(7), 883–897. Wealth of Organizations,. Nicholas Brealey
Malhotra, N. K. (2004). Marketing research : an Publishing, Business Digest, New York.
applied orientation (4th Edition). New Jersey: Sugiyono. (2009). Metode penelitian bisnis : pende-
Upper Saddle River. katan kuantitatif, kualitatif, dan R & D (Cetakan
14). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai