Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA


Jl. Ahmad Yani No. 2 ( Menara Balaikota Lt. IV ) Telp / Fax. 0411-315049

SPESIFIKASI TEKNIS

Satuan kerja : Dinas Pemuda dan Olahraga Kota


Makassar

Kegiatan : Rehabilitasi Sarana dan Prasarana


Olahraga

Pekerjaan : Rehabilitasi Lapangan Olahraga


Kec. Biringkanayya

Lokasi : Jl. Luwu, Perumnas Sudiang Kel.


Laikang Kec. Biringkanayya
Jl. Tamalabba Sakinah, Kel.
Paccerakkang Kec. Biringkanayya
Jl. Takalar, Perumnas Sudiang Kel.
Laikang Kec. Biringkanayya
BTN Bukit Hartaco Indah Kel.
Sudiang Kec. Biringkanayya

TAHUN ANGGARAN 2019

Dokumen Perencanaan 1
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI
DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MAKASSAR
TAHUN ANGGARAN 2019

1. SPESIFIKASI : A. PEKERJAAN BETON


BAHAN 1. AGREGAT
BANGUNAN  Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari
KONSTRUKSI campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah
yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam
atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua
agregat alam harus dicuci.
 Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih
besar dari tiga perempat ruang bebas minimum di
antara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (acuan).
 Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai
halus dengan hampir seluruh partikel lolos saringan
4,75 mm.
 Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat
kotoran organik dan jika dimintakan demikian oleh
Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan
organik menggunakan standar SNI 03-2816.1-1992.
Setiap agregat yang gagal pada Test warna, harus
ditolak.
 Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton
konstruksi. Pasir harus diambil dari sungai atau
tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir
dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut
pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung
dan lanau tidak boleh lebih dari 3 % perbandingan
berat.

2. SEMEN
 Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus
Portland Cement, harus sesuai dengan SK SNI T-15
1991, Kontraktor harus menyediakan contoh semen
apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh
dari gudang Kontraktor di lapangan dan dari pabrik.
Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan,
bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
 Kontraktor harus mengusahakan agar untuk
pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya menggunakan
satu merk semen saja.
 Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam
kemasan standard dari pabrik dan terlindung.
 Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang
tidak lembab dan tidak terkena air (diberi lapisan pada
bahagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan
penumpukannya harus sesuai dengan urut-urutan
pengiriman.

Dokumen Perencanaan 2
 Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter.
Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh
dipakai

3. AIR
 Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan
membuat bahan adukan harus dari sumber yang
disetujui oleh Direksi dan memenuhi standard SK SNI T-
15 1991.

B. PEKERJAAN KESTING PONDASI BATU GUNUNG


 KESTING BATU GUNUNG
Batu gunung yang digunakan harus batu gunung dari hasil
pecahan-pecahan yang berukuran 10-15 cm dan jenis batu
yang digunakan harus yang keras, berwarna hitam keabu-
abuan atau kemerah-merahan, sama sekali tidak boleh
menggunakan batu-batu bulat berkulit lepas. Semua
pasangan batu gunung dilaksanakan dengan campuran
yang sudah ditentukan dalam kontrak dan disetujui Direksi
baik kualitas material maupun campurannya.
 PLESTERAN
Jenis dan kualitas material sebagaimana yang telah diatur
dalam bab sebelumnya.

C. PEKERJAAN TIMBUNAN
 pekerjaan timbunan Menggunakan Sirtu Padat yang harus
bersih dari kotoran, sampah dan bahan organik lainnya.

D. PEKERJAAN PENGECATAN
1. PERSIAPAN UMUM
Pengecatan dapat dilakukan pada bidang/permukaan yang
telah selesai diacia dan plamur yang benar-benar kering.
Langkah pertama adalah pemberian lapisan plamur, setelah
kering dan digosok halus kemudian dilakukan pengecatan,
setelah kering diulangi sebanyak tiga kali.
Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan pelituran,
lantai harus dicuci seluruhnya dan dijaga agar tidak ada
debu berterbangan. Semua permukaan yang akan dicat
harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah disetujui
dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan.

2. BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Cat Lantai Beton ( Lapangan / Jogging Track )
Cat yang dipergunakan dapat dari merk-merk pabrik
terkenal seperti; Nippon dan Dulux yang kualitasnya
setaraf dan disetujui.
 Cat Besi
Cat yang dipergunakan dapat dari merk-merk pabrik
terkenal seperti; Avian yang kualitasnya setaraf dan
disetujui.

E. PEKERJAAN ASSESORIES LAPANGAN


 KURSI WASIT
Kursi wasit Menggunakan Besi Holo 50 x 50 x 2 mm Untuk
Rangka sedangkan Ukuran atau Dimensi telah ditentukan
Pada Gambar Kerja yang telah dibuat oleh Perencana.
Dokumen Perencanaan 3
 TIANG LAMPU / PENERANGAN
Untuk tiang lampu digunakan Besi Gip 2,5” Medium A dan
2” Medium A Untuk Rangka Penerangan Serta Di Beri Lis
Menggunakan Besi Siku 40,40,2 mm Sebagai Bingkai Titik
Penerangan. Ukuran atau Dimensi telah ditentukan Pada
Gambar Kerja yang telah dibuat oleh Perencana

 TIANG NET
Tiang Net Menggunakan Besi Gip Dia. 3” Medium A dan
Ditanam Ke dalam Tanah Menggunakan System pengecoran
dan Angkur agar Tidak Mudah Goyah dan Kuat, Ukurna
Tinggi Tiang telah ditentukan Pada Gambar Kerja yang telah
dibuat oleh Perencana.

2. SPESIFIKASI : A. PERALATAN UNTUK PEKERJAAN BETO DAN ASSESORIES


PERALATAN LAPANGAN
KONSTRUKSI DAN 1. Molen
PERALATAN Mesin ini digunakan untuk membantu proses aduk semen,
BANGUNAN dengan menggunakan alat ini hasil adukan semen akan lebih
merata
2. Bak air
Bak ini digunakan untuk menampung air kerja, Kualitas air
yang baik telah dijelaskan pada Bab Sebelumnya.
3. Mesin Las
Mesin Las digunakan untuk Merakit Perlengkapan Lapangan
Atau Assesories Lapangan Seperti Kusrsi Wasit, Tiang
Peneranan dan Tiang Net Sebagai Pekengkapa Sarana Olahraga
Tersebut

Jenis dan Spesifikasi Alat Tersebut diatas Adalah :


No Kepemilikan
Jenis Kapasitas Jml Kondisi
. / Status
1. Molenk 35O Liter 2 Unit Milk / Sewa Baik

2. Bak Air 520 Liter 2 Unit Milik Baik


Mesin
3. 900 watt 2 Unit Milik / Sewa Baik
Las

3. SPESIFIKASI : Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada


PROSES KEGIATAN kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang
meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada
kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain
serta jalur transportasi, dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
2. Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat
pengawasan kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan
kembali atas kesehatannya secara teratur.
3. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus
dicatat dan disimpan untuk referensi.
4. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit
yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat
atau seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada

Dokumen Perencanaan 4
kecelakaan (PPPK).
5. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus
disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori
oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
6. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling
sedikit dengan obat untuk kompres, perban, antiseptik,
plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
7. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi
benda-benda lain selain alat-alat PPPK yang diperlukan
dalam keadaan darurat.
8. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi
keterangan-keterangan/instruksi
9. yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
10. Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa
secara teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak
boleh kosong).
11. Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu
tersedia.
12. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada
keadaan lain, alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat
tempat mereka bekerja.
13. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang
menyebabkan adanya risiko
14. tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus
selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
15. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan
mengangkut dengan
16. cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau
mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat
lainnya.
17. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat
yang baik dan strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan,
alat-alat PPPK, ruang PPPK, ambulans, tandu untuk
orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas
K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk
menelepon/memanggil ambulans, nomor telepondan
nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit
dan tempat penolong yang dapat segera dihubungi
dalam keadaan darurat.

Perlengkapan keselamatan kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi
pekerja dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :

1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari


benturan benda keras selama mengoperasikan atau
memelihara AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan
terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan
benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk
melindungi mata pada lokasi
4. pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material
keras lainnya.
Dokumen Perencanaan 5
5. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun
ruang operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan
tetap dipakai.
6. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan
pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras,
misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.

A. Pengecoran
Pekerjaan Pengecoran pada Pekerjaan Perkerasan Beton
mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu :
1. Terjadi gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai
pakaian dan peralatan yang sesuai dengan standar,
2. Terjadi iritasi pada kulit dan mata akibat percikan
adukan yang mengandung semen,
3. Terluka atau kecelakaan akibat papan acuan
pengecoran tidak kuat atau rusak,
4. Terluka akibat terkena percikan beton pada saat
penuangan beton dari bak muatan,
5. Kecelakaan oleh ambruknya beton yang sedang
mengeras akibat getaran, bahan kimia atau
pembebanan,
6. Terjadi kecelakaan atau terluka oleh mesin penggetar
ketika pengecoran dilakukan,
7. Kecelakaan ataupun terluka oleh mesin aduk beton,
8. Terjadi kecelakaan pada orang luar /bukan pekerja dan
penduduk yang sedang melintas,
9. Terjadi kecelakaan pekerja yang melakukan pekerjaan
pada kondisi gelap atau malam hari,

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat


Pekerjaan Pengecoran pada Pekerjaan Perkerasan Beton yaitu :
 Pekerja harus memakai baju kerja, sarung tangan, helm, topi
baja, kaca mata pengaman dan sepatu yang sesuai dengan
standar, bila perlu untuk mencegah bahaya terhadap gangguan
paru-paru maka pekerja harus memakai alat pengatur
pernafasan (respirator) tutup mulut (masker),

4. SPESIFIKASI : Pekerjaan Utama yang diuraikan dalam Metode Pelaksaan


METODE Pekerjaan ini :
KONSTRUKSI /
METODE
PELAKSANAAN / NO JENIS PEKERJAAN UTAMA
KERJA
1.  Pekerjaan Beton

PERSIAPAN PENGECORAN BETON


A. Umum
Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelumnya
Kontraktor harus membuat laporan tertulis kepada Direksi Proyek
yang mneyebutkan :
 Jumlah volume beton dicor.
Dokumen Perencanaan 6
 Jumlah portland cement yang tersedia dilapangan.
 Jumlah koral/kerikil yang tersedia dilapangan.
 Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
 Jumlah tenaga kerja yang tersedia dilapangan.
 Time Schedule pelaksanaan pengecoran.
 Pengawas ahli dari Kontraktor yang ditugaskan.

Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut diatas


terpenuhi, dan disetujui Direksi Proyek.
1. Persiapan Permukaan yang akan dicor beton
Sebelum adukan dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi
dengan beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran,
kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding
yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sebelum pengecoran, permukaan tersebut harus
bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur
serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran beton.

2. Pencampuran Beton
 Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau
takaran-takaran semen, agregat dan air harus disetujui
Direksi Proyek sebelum dipergunakan.
 Semen, pasir dan koral harus dicampur sedemikian rupa
dan jumlah air yang ditambahkan harus menghasilkan
adukan yang homogen dan kekentalan yang merata.
Kotoran dan benda lain yang tidak diinginkan harus
dibuang.
 Selama pengadukan berlangsung, kekentalan aduka nbeton
harus diawasi terus-menerus oleh tenaga-tenaga pengawas
yang ahli dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran beton yang baru.
 Pengadukan di tiap molen harus terus-menerus dan waktu
pengadukan tergantung kapasitas drum pengaduk,
banyaknya adukanyang diaduk, jenis dan susunan butir dari
agregat yang dipakai dan slump dari betonnya, akan tetapi
tidak kurang dari 1,5 menit sesudah bahkan termasuk air
berada di dalam molen, selama itu molen harus terus
berputar pada kecepatan yang menghasilkan kekentalan
adukan yang merata pada akhir waktu pengadukan.
 Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna yang merata. Apabila
karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimum, misalny terlalu encer karena kesalahan dalam
memnberikan jumlah air pencampur atau sudah mengeras
sebagian atau yang tercampur dengan bahan-bahan asing,
maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
dari tempat pelaksanaan.
 Beton atau lapisan adukan yang telah mengeras tidak
diijinkan terkumpul pada permukaan molen. Dilarang
mencampur kembali dengan menambah air ke dalam
adukan beton yang sebagian telah mengeras.

3. Pelaksanaan Pengecoran
 Pengangkutan dan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton,
Dokumen Perencanaan 7
Kontraktor harus memberi tahu Direksi dan mendapatkan
persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan Direksi Proyek,
maka Kontraktor akan diperintahkan untuk menyingkirkan
beton yang dicor atas biaya sendiri.
 Pengecoran beton tidak diijinkan, bila Direksi Proyek
berpendapat bahwa Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang
baik untuk melayani pengecoran, proses pengerasan dan
penyelesaian beton.
 Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan tanpa dihadiri
oleh Direksi Proyek.
 Adukan beton yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan atau mutunya rendah menurut keputusan
Direksi Proyek, harus disingkirkan dan dipindahkan dengan
biaya Kontraktor.
 Pengecoran Beton pada waktu cuaca panas dan Kontraktor
harus mencegah pengeringan cepat dari adukan beton yang
baru dicor. Bila suhu disekeliling dalam bekisting lebih dari
32oC, suhu adukan beton yang dicor tidak boleh melebihi
32o. Adukan beton yang baru dicor harus di beri pelindung
terhadap panas matahari secepat mungkin setelah
pengecoran dan segera setelah permukaan beton yang baru
sudah cukup mengeras.

4. Perawatan Beton
Beton yang telah selesai Dicor harus dijaga agar tetap basah
selama sekurang-kurangnya 14 (empat belah) hari setelah
dicor, yaitu dengan cara penyimpanan, menutupi dengan
karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang
dibenarkan.

5. SPESIFIKASI :
JABATAN KERJA
KONSTRUKSI

Dokumen Perencanaan 8
Pendidikan
Jabatan dalam Sertifikat
NO Jml terakhir /
pekerjaan Keahlian
Minimal
1 Pelaksana 2 org SMA / SKT Pelaksana
Lapangan Sederajat Lapangan TS
028
2. Tukang Cor 2 Org SMA / SKT Tukang
Sederajat Cor TS 013

3. Tukang Las 2 org SMA / SKT Tukang


Sederajat Las TM 028
Catatan : ( Tenaga Tersebut Diatas memiliki Referensi /
Pengalaman Kerja Minimal 1 ( Satu ) tahun dari Pemberi Kerja /
PPK. )
Tenaga terampil tidak menjadi syarat pada saat proses pemilihan
dan dibuktikan pada saat PAM (Syarat Berkontrak)

Makassar, Mei 2019

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ( PPK )

DRS. A. HENDRA HAKAMUDDIN S, S.TP. MPA


Pangkat : Pembina Tk. 1
Nip. 19781117 199711 1 001

Dokumen Perencanaan 9

Anda mungkin juga menyukai