Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Meskipun ada berbagai kendala yang kami hadapi
namun Alhamdulillah dapat kami lalui.
Tugas makalah ini kami buat sebagai bentuk rasa tanggung jawab kami sebagai seorang
mahasiswa/i dalam memenuhi tugas individu mata kuliah manajemen introduction.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen karena telah membimbing kami, serta
rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini . Kami
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan dan kekurangan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Pendahuluan
1.2. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.2.Wewenang
2.3.Planning
2.4.Organizing
2.5.Actuating
2.6.Controling
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orang-orang dan memerlukan
kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit oriented atau non profit oriented, pasti
sarat dengan manajemen, seperti halnya mengelola, mngatur organisasi (Perusahaan), ormas
atau perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara forml, modern
atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah to manage, bagaimana mengatur,
apa yang di atur dan siapa yang mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.
Manajemen adalah salah satu bagian terpenting dalam suatu perusahaan. Tugasnya
sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan mengawasi kinerja suatu
organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen itu sendiri. Dari
sini dapat diketahui bahwa manajemen mutlak diperlukan dalam suatu organisasi karena
merupakan pusat kinerja dari organisasi itu sendiri.
1.2 TUJUAN
Mengetahui Manajemen
Memahami tentang Manajemen
Mengetahui bagian-bagian Manajemen
A.PENGERTIAN MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.Selain itu
Ricky Griffin manajemen diartikan sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia(1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa
latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang
berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia.Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur
B. PENGERTIAN MANAJER
Definisi paling umum dari manajer adalah seseorang yang bekerja dengan atau melalui orang
lain melalui kegiatan mengkoordinasi berbagai aktifitas pekerjaan dalam upaya untuk
mencapai tujuan organisasi. Tugas utama manajer adalah menkoordinasi. Walalupun nampak
sederhana, namun dalam implementasinya kegiatan mengkoordinasi memerlukan
kemampuan yang cukup kompleks. Seorang manajer tidak akan dapat mengkoordinasikan
suatu proses pekerjaan dengan baik, jika manajer tersebut tidak dianut oleh bagian-bagian
atau unit-unit yang akan dikoordinasikan, maka pasti proses koordinasi tidak akan terjadi.
Setiap manajemen yang baik harus mempunyai tujan yang jelas,untuk mencapai tujuan ini
diperlukan sarana/alat/tools yang dkenal dengan “The six M “ yaitu:
Ke 6 M ini tidak akan berarti apa apa bila tidak di koordinir,yang dimaksud dengan
‘koordinasi” adalah suatu cara untu mempersatukan,menyesuaikan dengan metode yang
seharmonis mungkin segala produksi yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan prodoksi
yang optimakal.
Koordinasi kedalam seperti ini dapat dicapai dengen prose manajemen.Yang dimaksud
dengan proses manajemen adalah bilamana seorang manajer dalam menjaankan tugas
manajemennya menyuruh melakukan sejumlah kegiatan
yaitu,merencanakan,mengkordinasi,mengarahan,mengendalikan menilai suatu usaha
termasuk segala pekerjaan non manajemen.Yang menyelanggarakan proses manajemen ini
adalah manajer,yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakan orang lain
melakukan pekerjaan tertrntu untuk menghasilkan suatu tujuan tertantu.
C. FUNGSI MANAJEMEN
Specific: sebuah perencanaan harus memiliki maksud dan tujuan yang jelas,
dengan menyertakan batasan ruang lingkup dari tujuan yang hendak dicapai
Pelaksanaan (actuating) adalah fungsi dalam manajemen berupa suatu tindakan untuk
mengusahakan agar perencanaan yang sudah dilakukan dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Dalam fungsi pelaksanaan, upaya untuk
menggerakkan semua orang pada semua tingkatan organisasi sangat diperlukan agar
kerja sama antar seluruh tingkatan organisasi dapat tercipta. Seluruh anggota
organisasi harus menyadari tugas, tanggung jawab dan peran masing-masing dan
melaksanakannya sebaik-baiknya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
2.2 Wewenang
Pengertian wewenang
a) Pandangan Klasik
Pandangan klasik wewenang menunjukan bahwa wewenang berasal dari tingkat yang amat
tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat.
b) Pandangan Penerimaan
Pandangan penerimaan wewenang, mengatakan dasar wewenang terletak dalam diri
orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai dengan
pengamatan bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam semua keadaan.
Kuncinya adalah penerima memutuskan apakah akan menerima atau tidak.
Jenis-jenis Wewenang
a) Wewenang Lini ( line authority )
Wewenang lini adalah wewenang manajer yang bertanggu jawab langsung, di seluruh
rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi. Wewenang lini diwujudkan
dengan rantai komando standar, mulai dari dewan direktur sampai tempat aktivitas dasar
organisasi dilaksanakan. Wewenang lini terutama didasarkan pada kekuasaan sah. Misalnya,
manajer perusahaan manufaktur mungkin membatasi fungsi lini pada produksi dan penjualan,
sedangkan manajer di departement store, dengan elemen kunci adalah pembelian, akan
mempertimbangkan departemen pembelian dan departemen penjualan sebagai aktivitas lini.
Kalau sebuah perusahaan kecil, semua posisi mungkin mempunyai posisi lini.
b) Wewenang Staf ( staff authority )
Wewenang staf adalah kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada
manajer lini. Staf memberikan berbagai tipe bantuan pakar dan saran kepada manajer.
Wewenang staf terutama didasarkan pada kekuasaan keahlian. Staf dapat menawarkan
manajer lini saran perencanaan lewat penelitian, analisis, dan pengnmbangan pilihan. Staf
dapat juga membantu dalam implementasi kebijakan, memonitor, dan kendali; dalam masalah
legal dan keuangan; dan dalam desain dan operasi sistem pemrosesan data. Misalnya, rekan
dalam banyak kantor pengacara menambah anggota staf untuk melaksanakan “sisi bisnis” dari
kantor tersebut. Kehadiran dari spesialis ini membebaskan pengacara untuk mempraktekan
ilmu hukum, fungsi lini mereka.
c) Wewenang Fungsional ( functional authority )
Wewenang fungsional adalah wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan
aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik. Wewenang
fungsional umum dijumpai dalam organisasi. Ini diperlukan untuk melaksanakan banyak untuk
mengungkapkan aplikasi keahlian. Jadi, berdasarkan pada kekuasaan sah dan keahlian.
Keahlian yang diperlukan untuk mengelola hubungan wewenang fungsional dan masalah yang
muncul dari hubungan tersebut serupa denganketerampilan yang diperlukan untuk mengelola
hubungan dua atasan dalam organisasi matriks.
Pengertian Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses pembagian
kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedmikian rupa, sehingga akhirnya manajer
hanya mengerjakan bagian perkerjaan yang tidak dapat diserahkan kepada para bawahannya,
berhubung posisinya dalam organisasi.
Sifat dan Asas Pendelegasian Wewenang
Ketika seorang manajer mendelegasikan wewenangnya kebawahannya pada saat yang
sama,manajer tersebut masih tetap memiliki wewenang itu.Manajer(delegator) tidak hilang
haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikannya itu.Jadi,wewenang menjadi milik
bersama delegator dan delegate,sehingga tugas-tugas atas wewenang yang didelegasikan itu
masih dapat dikerjakan sendiri oleh delegator.
Asas pendelegasian wewenang:
a. Asas kepercayaan
b. Asas delegasi atau hasil yang diharapkan
c. Asas penentuan fungsi atau asas kejelasan tugas
d. Asas rantai berkata
e. Asas tigkat wewenang
f. Asas kesatuan komando
g. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
h. Asas pembagian kerja
i. Asas efesiensi
j. Asas kemutlakan tanggung jawab
2.3 PLANNING
A. Pengertian perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana
aktivitas kerja organisasi.
a) Proses.
Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan akan
berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam
perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
c) Pemilihan tindakan.
Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang efektif
ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala tidak efektif.
e) Tujuan .
Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan oleh
organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar yang berlaku baik
kualitatif maupun kuantitatif.
Perencanaan tersendiri dapat digolongkan dalam beberapa metode yang berbeda. Yang
menentukan berhasil atau tidaknya suatu perencanaan tergantung dengan metode
perencanaan yang digunakan.
Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan
dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-
kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan maka fungsi
managemen yang lain pun tidak dapat berjalan.
B. Syarat Perencanaan
Perencanaan yang dibuat harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Faktual dan realistik
b. Logis dan rasional
c. Fleksibel
d. Kontinuitas
e. Dialektis
C. Planning Premises
PLANNING PREMISES , adalah suatu forecests yang meramalkan mengenai data dari fakta
yang ada serta kebijaksanaan2 pokok yang diharapkan dapat dilaksanakan diwaktu yang akan
datang. Jadi suatu perusahaan harus mengadakan forecasts untuk menentukan keadaan
perusahaan yang akan datang, jumlah penjualan yang akan datang dan sebagainya.
Hubungan antara prediction dengan premises
· Prediction (taksiran) adalah mengenai kejadian-kejadian pada masa depan yang tidak
dapat dikontrol.
· Premises (perencanaan ramalan), selalu didasarkan pada ramalan,tapi ramalan dapat
dilakukan tanpa ramalan. Ramalan banyak ketidakpastiannya dan resikonya besar, sedangkan
premises berdasarkan hasil analisa data,informasi dan fakta, jadi resikonya kecil.
Planning premises dapat dibagi menjadi 3 golongan :
1. Non controlable, Ialah hal2 dimana suatu perusahaan yang mengadakan rencana tidak
dapat menguasai keadaan, misalnya mengenai perkembangan penduduk, situasi politik,
kebijaksanaan pajak dsb.
2. Semi controlable, Disini perusahaan tidak dapat mengontrol keadaan, tapi mempunyai
pengaruh terhadap gejala2 yang akan terjadi. Misalnya effisiensi tenaga kerja, kebijaksanaan
harga (dapat dipengaruhi melalui policy tertentu).
3. Controlable, Disini perusahaan dapat mengontrol masalah2 perusahaan sendiri serta
menentukan arah dari suatu rencana.
Planning Premises dibagi menjadi 4 bagian
1. External premises.
Yang termasuk dalam external premises ialah :
a). General bussines environment, misalnya keadaan politik, pengawasan pemerintah, jumlah
penduduk .
b). Product market, yang dimaksud adalah industrial demand, yang meliputi segala yang
mempunyai pengaruh terhadap permintaan barang2 yang dihasilkan oleh perusahaan itu.
c). The factor market, ini meliputi hal2 mengenai tanah, tenaga kerja, lokasi, modal dan
sebagainya.
2. Internal premises.
Adalah semua data yang ada dalam perusahaan seperti, capital investment, sales dan
sebagainya.
3. Tangible premises.
Adalah data yang secara nyata dapat dilihat, dapat diukur dalam satuan-satuan
tertentu, misalnya meter,kilogram,liter dan lain sebagainya.
4. Intangible premises.
Adalah data yang tidak dapat dilihat secara nyata dan tidak dapat dilukiskan secara pasti,
tetapi akibatnya dapat dirasakan misalnya kemauan baik,sikap,status perusahaan dan lain
sebagainya.
Ancangan dalam perencanaan dikenal dengan :
· Top Down Planning adalah rencana yang disusun pada tingkat atas, kemudian
diserahkan kepada bawahan (daerah/cabang)
· Bottom up Planning adalah perencanaan yang terlebih dahulu disusun pada tingkat
bawah (daerah, kantor cabang), kemudian berdasarkan hasil itu ditetapkan apa yang akan
direncanakan di pusat atau kantor pusat perusahaan. Jadi rencana yang dibuat di pusat
berpedoman pada perencanaan dari daerah atau kantor cabang.
2.4 ORGANIZING
1.Pengertian Organizing
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya
merupakan alat dan wadah saja.
George R. Terry
1. Manusia (Human Factor), Manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang
dipimpin (Bawahan)
2. Tempat kedudukan
5. Struktur, Hubungan dan kerja sama antar manusia yang satu dan lainnya.
Organisasi garis merupakan bentuk organisasi tertua, dan paling sederhana. Organisasi
dengan jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya merupakan pimpinan tertinggi didalam
perusahaan/organisasi yang mempunyai hubungan langsungdengan bawahannya. Di sini
setiap bagian-bagian utama langsung berada dibawah seorang pemimipin serta pemberian
wewenang dan tanggung jawab bergerak vertical ke bawah dengan pendelegasian yang
tegas, melalui jenjang hirarki yang ada.
Organisasi fungsional
Organisasi dengan bentuk ini merupakan suatu organisasi yang berdasarkan pembagian
tugasnya serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat-pejabatnya. Organisasi
ini tidak terlalu menekan hilarki sturtural, tetepai lebih pada sifat dan pungsi yang perlu
dijalankan.
Dalam organisasi ini seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa
pejabat serta harus mempertanggung jawabkannya pada masing-masing pejabat yang
bersangkutan.
Organisasi komite/panitia
Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan orang yang diberi kekuasaan
tertentu dan dengan berunding mereka dapat membuat keputusan bersama-sama.
Dengan adanya komite, diharapkan dapat menghilangkan iri hati atau pertentangan diantara
anggota kelompok dan dapat dihindari hambatan-hambatan yang timbul akibat adanya
perintah perintah yang simpang siur antara pimpinan yang sesingkat :
Komite dapat dibagi atas 4 macam yaitu:
Komite yang mempunyai kekuasaan penuh untuk bertindak (biasanya terdapat pada
tingkatan instrusional)
Komite yang tidak mempunyai kekuasaan, tetapi mempunya hak untuk menolak (hak
veto).
Komite penasehat.
Komite pendidikan yang merupakan kelompok diskusi.
a. ORGANISASI FORMAL
Menurut Barnard suatu organisasi dikatakan formal bila aktivitas seorang atau lebih
dikoordinasi secara sadar menuju tujuan tertentu. Inti Organisasi Formal ialah tujuan umum
yang sadar dan bahwa organisasi formal lahir bila orang-orang , dapat berkomunikasi satu
sama lain, bersedia untuk bertindak , dan secara bersama-sama mempunyai satu tujuan.
Dinyatakan Wilfred Brown mengenai kehidupan organisasi yakni “semakin banyak formalisasi
yang ada, semakin jelas kita akan mengetahui batas-batas kebijakan yang dikuasakan kepada
kita untuk disamakan, dan yang akan menjadi tanggung jawab kita, dan bahwa kebijakan yang
ditentukan menjelaskan kepada orang-orang tentang dibidang mana mereka mempunyai
kebebasan untuk bertindak”.
b. ORGANISASI INFORMAL/NONFORMAL
Barnard menganggap setiap gabungan aktivitas pribadi tanpa tujuan untuk bergabung
secara sadar disebut organisasi nonformal, maka semua bentuk kelompok termasuk dalam
organisasi nonformal sehingga semua organisasi yang tidak formal mungkin meliputi
kelompok bengkel mesin, kelompok pengatur produksi, perkumpulan bowling jum’at malam.
Menurut Louis A. Allen : organisasi informal sebagian besar berhuungan dengan apa
yang dilakukan oleh orang-orang, sebab mereka adalah individu-individu terhadap tindakan-
tindakan mereka dipandang dari sudut kebutuhan-kebutuhan, emosi dan tingkah laku, bukan
dipandang dari sudut cara bekerja dan peraturan.
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan
pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan
semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan. Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha
pengorganisasian.
Fungsi Actuating merupakan usaha untuk menciptakan kerjasama diantara staf pelaksana
program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.Fungsi actuating
haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki
tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya.Ia harus memiliki
kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
Pokok-pokok masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan atau Directing adalah :
1. Pengadaan Pegawai (STAFFING)
2. Koordinasi (Coordination)
3. Komunikasi (Communication)
4. Kepemimpinan (Leadership)
5. Motivasi (Motivation)
Fungsi pengisian jabatan atau biasa disebut staffing adalah kegiatan untuk memperoleh
karyawan efektif yang akan mengisi jabatan –jabatan kosong di organisasi perusahaan.
Pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada pejabatnya yang akan melaksanakan
tugas-tugas pada setiap jabatannya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pengisian jabatan dilakukan dengan cara penarikan, seleksi dan penempatan karyawan yang
baik, agar bisa bekerja efek tif dalam menjalakannya. Seperti yang disebutkan dalam Asas
pengisian jabatan “ the right man in the right place and the right man in the right job”
(penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang-orang
yang tepat pada pekerjaan yang tepat.
a.Penarikan (Recruiting) adalah kegiatan mencari dan mempengaruhi tenaga kerja agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong diperusahaan. “Mencari” yaitu menetapkan
sumber-sumber tenaga karja yang akan ditarik. “Mempengaruhi” adalah menetapkan cara-
cara penarikannya, seperti melalui iklan pada media massa atau melalui para karyawan yang
telah ada.
b.Seleksi , adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau yang
ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Dasar seleksi adalah spesifikasi pekerjaan dari
perusahaan bersangkutan.
KOORDINASI
Pedoman Koordinasi
a. Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian
bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingat
bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan
keinginan berbeda.
KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan hal sangat penting terutama, dalam semua tingkatan manajemen
secara umumnya. Komunikasi dapat sebagai penyampaian informasi dari pengirim kepada
penerima dimana informasi itu dapat dipahami oleh penerima komunikasi.
Dari dasar diatas dapat disimpulkan, bahwa komunikasi adalah suatu sarana untuk
menyampaikan perintah, laporan, berita, ide pesan atau informasi dari komunikator kepada
komunikan agar diantara mereka terdapat interaksi. Komunikasi bisa terjadi diantara dua
orang, sekelompok masyarakat bahkan dalam suatu organisasi.
MOTIVASI
Manajemen adalah mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain, ini berarti
pimpinan menyuruh para bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari tugas-tugasnya
dalam mencapai tujuan perusahaan. Pimpinan dalam membina kerja sama mengarahkan dan
mendorong gairah kerja para bawahannya, perlu memahami tingkah laku manusia.
Tingkah laku manusia dapat kita ketahui dengan mempelajari psikologi, sosiologi, antropologi,
psiologi social, psiologi manajemen.
Manusia dalam berkelompok mempunyai latar belakang yang heterogin, seperti jenis
kelamin, umur, pendidikan, agama, kebudayaan, kepentingan dan lain sebagainya. Tetapi
disamping perbedaan ini juga terdapat persamaan, seperti kebutuhan (needs) untuk makan,
minum, keamanan, keturunan atau biologis, persamaan kebutuhan inilah yang membentuk
kerjasama dan hidup berkelompok.
Needs atau kebutuhan adalah yang diperlukan oleh setiap orang, sedang wants (keinginan)
adalah yang ditentukan oleh cita-cita seseorang.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi.Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti
bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia
pada pelaksanaan tugas.Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi.Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti
bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia
pada pelaksanaan tugas.
2.6 CONTROLING
1.Pengertian Pengawasan
Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa masing-masing fungsi manajemen
berhubungan erat satu dengan yang lainnya, dan fungsi yang paling utama adalah
perencanaan,kemudian pengorganisasian, pergerakan dan terakhir adalah pengawasan
Pengawasan berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, boleh dikatakan kedua fungsi ini
saling mengisi karena :
1. Fungsi pengawasan harus terlebih dahulu direncanakan sedangkan pengawasan hanya
dapat dilakukan jika ada perencanaan.
2. Pelaksanaan suatu rencana akan baik jika pengawasan dilaksanakan dengan baik pula.
3. Tercapai tidaknya suatu rencana akan dapat diketahui setelah pengawasan atau
pengukuran dilakukan
2.Tujuan Pengawasan
Tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan.
Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf
pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah
dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam pelaksana rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat
diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang
akan datang.
3. Asas-asas Pengawasan/Controlling
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel menetapkan asas pengawasan sebagai berikut :
2. Asas efisiensi pengawasan (principle of efficiency of control). Pengawasan itu efisien bila
dapat menghindari deviasi-deviasi dari perencanaan, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain
yang diluar dugaan.
3. Asas tanggung jawab pengawasan (principle of control responsibility). Pengawasan hanya
dapat dilaksanakan apabila manager bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
rencana.
4. Asas pengawasan terhadap masa depan (principle of future control). Pengawasan yang
efektif harus ditujukan kearah pencegahan penyimpangan perencanaan yang akan terjadi
baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
5. Asas pengawasan langsung (principle of direct control). Teknik kontrol yang paling efektif
ialah mengusahakan adanya manager bawahan yang berkualitas baik. Pengawasan itu
dilakukan oleh manager atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah .Cara yang paling
tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan ialah
mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang baik.
9. Asas standar (principle of standard). Control yang efektif dan efisien memerlukan standar
yang tepat, yang akan dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan yang
tercapai.
10. efektif dan efisien Asas pengawasan terhadap strategis (principle of strategic point
control). Pengawasan yang memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor-
faktor yang strategis dalam perusahaan.
11. Asas pengecualian (the exception principle). Efisien dalam control membutuhkan adanya
perhatian yang ditujukan terhadapfaktor kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam
keadaan tertentu ketika situasi berubah/atau tidak sama.
12. Asas pengawasan fleksibel (principle of flexibility of control). Pengawasan harus luwes
untuk menghindarkan kegagalan pelaksanaan rencana.
13. Asas peninjauan kembali (principle of review). Sistem kontrol harus ditinjau berkali-kali
agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
14. Asas tindakan (principle of action). Pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuran-
ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing dan
directing.
4. Cara-cara Pengawasan
Seorang manager harus bisa memastikan bahwa semua fungsi manajemen dapat terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses pengawasan.atau cara2 pengawasan
sebagai berkut :
1. Pengawasan langsung (Pengawasan Pribadi)
2. Pengawasan tidak langsung secaralisan
3. Pengawasan tidak langsung secara tertulis
4. Pengawasan berdasarkan kekecualian.
Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung ialah pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh seorang
manajer secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri. bagaimana hasil-hasil pekerjaan
bawahannya apakah sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak.
Pengawasan langsung ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung, observasi ditempat
(on the spot observation) dan laporan ditempat (on the spot report).
Manager yang mempunyai tugas komplek tidak mungkin melakukan pengawasan langsung
sebanyak mungkin, maka untuk tugas pengawasan ini biasanya dilakukan dengan tidak
langsung.
Pengawasan melalui laporan tertulis (written report) adalah merupakan suatu pertanggung
jawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan instruksi
dan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dengan laporan tertulis ini maka atasan dapat
mengetahui apakah bawahan-bawahannya melaksanakan tugas-tugas yang diberikannya.
3.1 Kesimpulan
1. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Fungsi manajemen klasik secara tradisional meliputi: merencanakan (planning),
mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
3. Perkembangan teori manajemen terbagi menjadi tiga aliran pemikiran yaitu:
a. Aliran Klasik (Manajemen Ilmiah dan Teori Organisasi Klasik)
b. Aliran Hubungan Manusia
c. Aliran Manajemen Modern
3.2 Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga masih diperlukan tambahan
perbaikan – perbaikan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi dan lengkap. Adapun
saran dari penyusun adalah perlu adanya perbaikan – perbaikan tambahan dari pembaca untuk
kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini, selain itu pula hendaknya pembaca perlu
mengetahui manajemen serta mengimplementasikannya di setiap organisasi.
Daftar Pustaka
Studiobelajar.com/manajemen/.
Pengantar Manajemen Edisi 3 Yaya Ruyatnasih,SE.,MM & Liya Megawati,SE.,MM