Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tenaga Kerja atau karyawan senantiasa mempunyai kedudukan yang

penting karena tanpa adanya karyawan suatu Instansi tidak dapat melaksanakan

aktivitasnya. Karyawan yang terampil dan penuh dedikasi serta mempunyai

kualitas yang bisa dihandalkan, sedapatnya mereka lebih diperhatikan agar

karyawan tidak merasa jenuh dan karyawan akan lebih berusaha mempunyai citra

yang baik dalam Instansi.

Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, dan kemampuannya. Menurut Murpy dan Cleveland

dalam Pasolong (2013:175) mengatakan bahwa : “Kinerja adalah kualitas perilaku

yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan.” Hal ini berarti bahwa kinerja pegawai

dalam sebuah Instansi ditentukan oleh sikap dan perilaku pegawai terhadap

pekerjaannya dan orientasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya tersebut.

Kinerja menurut Amstrong dan Baron seperti dikutip oleh Wibowo

(2014:222) adalah : “Tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari

pekerjaan tersebut.” Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai

hubungan kuat dengan tujuan strategis Instansi, kepuasan konsumen dan

memberikan kontribusi ekonomi.

1
2

Menurut Simanjuntak (2005:221), definisi kinerja adalah : “Tingkat

pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.” Kinerja setiap orang dipengaruhi

oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi

individu orang yang bersangkutan, dukungan Instansi, dan dukungan manajemen.

Semakin berkembangnya pekerjaan yang dijalani, Instansi mampu

diharapkan terus meningkatkan usaha dan menciptakan produktivitas yang tinggi

dengan didukung oleh kinerja karyawan serta karyawan yang mampu berprestasi

kerja secara optimal dalam bentuk efektivitas kerja atau kinerja. Selain itu kinerja

karyawan juga sangat erat hubungannya dengan tujuan Instansi itu sendiri, karena

apabila kinerja karyawan dalam Instansi baik maka tujuan Instansi akan tercapai

dengan baik pula, dan sebaliknya apabila kinerja karyawan dalam Instansi tidak

berjalan baik maka tujuan Instansi tidak akan tercapai dengan baik. Dalam hal ini

kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, dua diantaranya adalah

Pengawasan kerja yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan dan disiplin kerja

yang dilakukan oleh para karyawan dalam Instansi tersebut.

Kinerja karyawan perlu adanya penilaian dengan maksud untuk

memberikan satu peluang yang baik kepada karyawan atas rencana karier mereka

dilihat dari kekuatan dan kelemahan, sehingga Instansi dapat menetapkan

pemberian gaji, memberikan promosi, dan dapat melihat perilaku karyawan.

Penilaian kinerja dikenal dengan istilah “performance rating” atau “performance

appraisal”.
3

Menurut munandar (2008:287), penilaian kinerja adalah :

”Proses penilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja, dan hasil kerja


seseorang tenaga kerja atau karyawan (pekerja dan manajer), yang dianggap
menunjang unjuk kerjanya, yang digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan terhadap bidang
ketenagakerjaan.”

Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu serta penetapan

sistem pengelolaan yang baik, maka perlu dilakukan perencanaan, Pengawasan,

pembinaan, pengembangan pemuasan, dan pemanfaatan sebaik-baiknya. Meski

sebagian Instansi menjalankan tugasnya dengan mengunakan peralatan teknologi

tinggi, namun tidak akan dapat menggantikan fungsi dan kedudukan tenaga kerja.

Dengan kata lain, maka penting bagi Instansi menggunakan tenaga kerja yang

mempunyai kinerja tinggi, professional serta kesadaran tanggung jawab berkerja

yang lebih baik dan maksimal, sehingga tujuan Instansi dapat tercapai.

Kinerja karyawan dapat ditingkatkan salah satunya melalui Pengawasan

dalam melaksanakan pekerjaan. Pengawasan ini dilakukan oleh pimpinan sebagai

suatu usaha membandingkan apakah yang dilakukan sesuai dengan rencana yang

ditetapkan. Hal ini berarti juga Pengawasan merupakan tindakan atau kegiatan

pimpinan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana

yang ditetapkan atau hasil kerja yang dikehendaki.

Pengawasan yang dilakukan adalah bermaksud untuk mendukung

kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga dapat terwujud daya guna, hasil guna,

dan tepat guna sesuai rencana dan sejalan dengan itu, untuk mencegah secara dini

kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan kerja. Hal ini dikarenakan perkembangan


4

bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, sehingga persaingan bisnis semakin ketat

dan sangat kompetitif.

Pengawasan merupakan suatu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.

Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan

organisasi. Suatu pengawasan dikatakan penting karena tanpa ada pengawasan

yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan ,baik bagi

organisasinya sendiri maupun bagi para pekerjanya. Pengawasan yang dilakukan

oleh pimpinan sangat diperlukan di setiap organisasi. Dengan adanya pengawasan

diharapkan dapat meningkatkan hal - hal yang diawasi. Pelaksanaan suatu rencana

atau program tanpa diiringi dengan sistem pengawasan yang baik dan

berkesinambungan, jelas akan mengakibatkan lambatnya atau bahkan tidak

tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Siagian (2014:54) Pengawasan adalah : “Keseluruhan upaya

pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa berbagai

kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Pendapat ahli lain menurut Handoko (2014:360 - 361) menjelaskan bahwa

Pengawasan adalah :

“Suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan


tujuan - tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan pengukur penyimpangan - penyimpangan
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa
semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara yang efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan – tujuan perusahaan.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan

merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksanakan sesuai


5

dengan rencana yang ditetapkan serta hasil yang dihekendaki sehingga prestasi

kerja akan didapat.

Setiap karyawan belum tentu bersedia mengerahkan prestasi kerja yang

dimilikinya secara optimal, sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar

seseorang mau menggunakan seluruh potensinya untuk bekerja. Daya dorong

tersebut lazim disebut motivasi yang salah satunya dilakukan melalui disiplin

terhadap karyawan dalam bekerja, sehingga Pengawasan akan mendorong

seseorang karyawan melakukan suatu kegiatan dengan menggunakan seluruh

kemampuannya untuk mencapai tujuan. Seorang karyawan akan mengerahkan

segenap kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaan bilamana dalam

mengerjakan pekerjaan tersebut terdapat sistem Pengawasan yang terkoordinir dan

aturan disiplin kerja yang jelas.

Tindakan disiplin kerja yang dilaksanakan secara tidak benar adalah

destruktif bagi karyawan. Oleh karena itu, tindakan disiplin kerja haruslah tidak

diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan yang bijak.

Hubungan antara karyawan dan Instansi merupakan sesuatu yang dinamis.

Hubungan itu terus berubah menyesuaikan dengan harapan terhadap yang lain dan

sumbangan yang akan diberikannya sebagai imbalan tersebut.

Untuk mencapai tujuan Instansi diperlukan kerja sama yang serasi dalam

tim kerja dan kesadaran yang tinggi bagi setiap anggota Instansi untuk bekerja sama

secara bersungguh-sungguh serta patuh terhadap peraturan yang telah disepakati.

Secara umum kedisiplinan seseorang dapat dilihat dari perilaku orang tersebut
6

dalam menjalankan tugasnya. Secara lebih mendalam kedisiplinan memuat dimensi

sikap yang melibatkan mental seseorang.

Menurut Mangkunegara (2001:129) Disiplin kerja adalah : Pelaksanaan

manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman Instansi”.

Sedangkan menurut Rival (2014:444) Disiplin Kerja adalah :

“Suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan


karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan Instansi dan norma-norma sosial yang
berlaku”.

Disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang

berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya

dengan pekerjaan, disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku karyawan

terhadap peraturan Instansi. Niat dapat diartikan sebagai keinginan untuk berbuat

sesuatu atau kemauan untuk menyesuaikan diri dengan peraturan. Sikap dan

perilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh berbagai inisitif, kemauan dan kehendak

untuk menaati peraturan. Artinya, seseorang yang dikatakan memiliki disiplin yang

tinggi tidak semata-mata taat dan patuh pada peraturan secara kaku dan mati,

namun juga mempunyai kehendak (niat) untuk menyesuaikan diri dengan peraturan

Instansi.

Berikut daftar hadir karyawan di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar

Kota Banjar :
7

Tabel 1.1
Daftar Hadir Karyawan Selama 1 Bulan
Di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar

Kehadiran Tanggal
No Jabatan Jumlah
1 Bulan S I A LN LB
1 Kepala Desa 31 0 0 0 2 8 21
2 Sekretaris Desa 31 0 0 0 2 8 21
3 Kaur Umum dan Kepegawaian 31 0 0 0 2 8 21
4 Kaur Perencanaan Program 31 4 0 0 2 8 17
5 Kaur Keuangan 31 0 0 0 2 8 21
6 Kasi Pemerintahan dan Ketertiban Umum 31 0 0 0 2 8 21
7 Kasi Perekonomian dan Pembangunan 31 0 0 0 2 8 21
8 Kasi Kesejahteraan Masyarakat 31 0 0 0 2 8 21
9 Staf Urusan Keuangan 31 0 0 0 2 8 21
10 Staf Urusan Umum 31 0 0 0 2 8 21
11 Staf Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum 31 0 0 0 2 8 21
12 Kepala Dusun Jajawar Kulon 31 0 0 0 2 8 21
13 Kepala Dusun Jajawar Wetan 31 0 0 0 2 8 21
14 Kepala Dusun Karang Pucung Wetan 31 0 0 0 2 8 21
15 Kepala Dusun Karang Pucung Kulon 31 0 0 0 2 8 21
16 Kepala Dusun Balokang Patrol 31 0 0 0 2 8 21
17 Register Capil 31 0 0 0 2 8 21
18 Petugas Pembantu 31 0 0 0 2 8 21

Ket :
S : Sakit
I : Izin
A : Tanpa Keterangan
LN : Libur Nasional
LB : Libur Biasa

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa intensitas Kinerja Karyawan

di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar masih tinggi. Dalam 1

Bulan kerja (21 hari), hampir semua hadir. Ketidakhadiran para karyawan hanya

pada hari libur, kecuali di bagian Perangkat Desa Kaur Perencanaan Program yang

mengalami ketidakhadiran dikarenakan sakit.

Di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar tingginya hasil

kerja karyawan di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar akan

berdampak kepada tingginya kinerja karyawan. Prestasi kerja karyawan bukanlah


8

suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi di antaranya

Pengawasan dan disiplin kerja yang ditegakkan.

Masih belum adanya pengawasan dikarenakan sistemnya masih manual.

Banyak karyawan yang tidak terawasi misalnya masih banyak para karyawan yang

kurang disiplin, diantaranya seringnya bolos kerja, keterlambatan kerja, banyaknya

pekerjaan yang masih terbengkalai dan sebagainya. Termasuk Kepala Desa saja

jarang masuk, sehingga menimbulkan contoh yang buruk bagi karyawan lainnya.

Para perangkat desa hanya rajin disaat ada pemeriksaan saja dari kota, sedangkan

apabila di hari-hari biasa para perangkat desa masih berleha-leha dalam

mengerjakan pekerjaannya karena kurangnya pengawasan dari Kepala Desa.

Prestasi kerja akan tercapai apabila didahului dengan melaksanakan tugas

yang dibebankan sesuai dengan aturan dan konsekuensinya. Karyawan dapat

melaksanakan tugasnya secara maksimum antara lain ditentukan oleh aturan

disiplin yang diterapkan, sehingga dapat tercapai tujuan instansi di bawah arahan

dan kepemimpinan yang dapat menciptakan suasana kondusif terhadap lingkungan

di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Di samping itu, prestasi

kerja juga dapat dipengaruhi oleh adanya Pengawasan. Pengawasan yang kurang

sehingga para karyawan masih dengan setengah hati mengerjakan pekerjaan

mereka. Karena dengan adanya Pengawasan, maka disiplin kerja yang dimiliki oleh

seorang karyawan akan dimaksimalkan, sehingga tercapainya tingkat prestasi kerja

yang tinggi.

Proses tercapainya tujuan suatu Instansi maupun Instansi, kinerja karyawan

mempunyai arti yang penting. Kinerja pada dasarnya merupakan hal yang harus
9

selalu diperhatikan oleh pimpinan karena dengan adanya kinerja yang tinggi dari

para karyawan maka sebuah Instansi akan dengan mudah mencapai target tujuan

yang sudah ditentukan. Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 berbunyi, “Instansi adalah setiap bentuk usaha

yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan,

atau milik badan hukum, baik milik swasta, maupun milik negara yang

mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk

lain” (Anonim, 2014:27).

Semakin berkembangnya pekerjaan yang dijalani, Instansi diharapkan terus

meningkatkan usaha dan menciptakan produktivitas yang tinggi dengan didukung

oleh kinerja karyawan serta karyawan yang mampu berprestasi kerja secara optimal

dalam bentuk efektivitas kerja atau kinerja. Selain itu kinerja karyawan juga sangat

erat hubungannya dengan tujuan Instansi itu sendiri, karena apabila kinerja

karyawan dalam Instansi baik maka tujuan Instansi akan tercapai dengan baik pula,

dan sebaliknya apabila kinerja karyawan dalam Instansi tidak berjalan baik maka

tujuan Instansi tidak akan tercapai dengan baik. Dalam hal ini kinerja karyawan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, dua diantaranya adalah Pengawasan kerja yang

dilakukan oleh atasan atau pimpinan dan disiplin kerja yang dilakukan oleh para

karyawan dalam Instansi tersebut.

Suatu Instansi melakukan penilaian kinerja didasarkan pertimbangan bahwa

perlu adanya suatu sistem evaluasi yang objektif terhadap Instansi. Selain itu,

dengan adanya penilaian kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar yang

objektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan


10

masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada Instansi secara keseluruhan.

Semua ini diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan kepada

masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien.

Desa merupakan entitas pemerintahan yang langsung berhubungan dengan

rakyat, namun secara geografis berjarak cukup jauh dari pusat kekuasaan di tingkat

atasnya. Hal itu menyebabkan desa memiliki arti penting sebagai basis

penyelenggara pelayanan publik dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak publik

rakyat lokal.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Desa adalah : “Kesatuan

masyarakat hukum yang memilik kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat

yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di Daerah Kabupaten.”

Desa dapat dibentuk, dihapus, dan/atau digabung dengan memperhatikan

asal-usulnya atas prakarsa masyarakat dengan persetujuan Pemerintah Kabupaten

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Secara sosiologis desa merupakan sebuah gambaran dari satu kesatuan

masyarakat atau komunitas penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu

lingkungan dimana masyarakat saling mengenal dengan baik corak kehidupan

mereka relatif homogen serta banyak bergantung pada alam atau dengan pengertian

umum Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
11

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (pasal 1 ayat 1 UU No.6 Tahun 2014).

Secara substantif di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar

menyiratkan adanya upaya pemberdayaan aparatur pemerintah desa dan juga

masyarakat desa. Pemerintahan Desa atau dalam bentuk nama lain seperti halnya

Pemerintahan Marga, keberadaannya adalah berhadapan langsung dengan

masyarakat, sebagai ujung tombak pemerintahan yang terdepan. Pelaksanaan

otonomisasi desa yang bercirikan pelayanan yang baik adalah dapat memberikan

kepuasan bagi masyarakat yang memerlukan karena cepat, mudah, tepat dan

dengan biaya yang terjangkau, oleh karena itu pelaksanaan di lapangan harus

didukung oleh faktor-faktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan tentang

Desa tersebut.

Posisi Pemerintahan Desa yang paling dekat dengan masyarakat adalah

Kepala Desa selaku pembina, pengayom, dan pelayanan masyarakat sangat

berperan dalam mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan

Desa. Penyelenggaraaan Pemerintahan Desa merupakan sub sistem dalam

penyelenggaraan sistem Pemerintahan Nasional, sehingga Desa memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya seperti

halnya Administrasi Kependudukan. Oleh karena itu sangat diperlukan sekali para

pegawai yang kompeten dalam mengurusi administrasi desa di Kantor Desa

Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Partisipasi masyarakat dalam Pengawasan

dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan sangat diperlukan untuk


12

peningkatan para aparatur desa di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota

Banjar.

Kinerja karyawan di dalam suatu instansi dapat digambarkan dari

kedisiplinan yang ada pada setiap karyawan, karena kedisiplinan seperti datang

tepat waktu membuat karyawan semakin mempunyai waktu yang cukup untuk

menyelesaikan pekerjaannya, dan sebaliknya keterlambatan karyawan datang ke

kantor merupakan salah satu indikasi suatu pekerjaan akan tertunda

penyelesaiannya, dan mempengaruhi capaian kinerja secara keseluruhan dalam

suatu Instansi. Permasalahan ini tentunya memerlukan Pengawasan rutin oleh

pimpinan terhadap karyawan, untuk menimbulkan rasa tanggungjawab guna

mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, dimana pimpinan harus

mengetahui kondisi kualitas kedisiplinan yang ada pada diri setiap karyawannya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang :

“Pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan

(Studi Penelitian di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar)”

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pengawasan kerja sehingga berdampak terhadap

kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan kerja di Desa Jajawar Kecamatan

Banjar Kota Banjar.


13

2. Tindakan disiplin kerja yang dilaksanakan secara tidak benar adalah

destruktif bagi karyawan dan Instansi. Oleh karena itu, tindakan disiplin

kerja haruslah tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan

memerlukan pertimbangan yang bijak.

3. Kelemahan dalam kinerja karyawan yang harus dibenahi diantaranya

kurangnya perhatian dari pada atasan-atasan di Kantor Desa Jajawar

Kecamatan Banjar Kota Banjar dalam hal ini Kepala Desa kurang

memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. Banyak karyawan yang

tidak terawasi misalnya masih banyak para karyawan yang kurang disiplin,

diantaranya seringnya bolos kerja, keterlambatan kerja, banyaknya

pekerjaan yang masih terbengkalai dan sebagainya.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan di

Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar?

2. Seberapa besar pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan di

Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar?

3. Seberapa besar pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja

Karyawan di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar?


14

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui :

1. Besarnya pengaruh Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan di Kantor

Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar.

2. Besarnya pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Kantor

Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar.

3. Besarnya pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja

Karyawan di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu ekonomi manajemen, terutama, yang berkaitan dengan

pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Kantor

Desa Jajawar Kecamatan Banjar Kota Banjar.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Bagi Masyarakat, penelitian in dapat digunakan sebagai bahan perhatian

untuk lebih mengembangkan daerahnya, khususnya Pengawasan, Disiplin

Kerja, dan Kinerja Karyawan di Kantor Desa Jajawar Kecamatan Banjar

Kota Banjar.
15

2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat digunakan untuk bahan penelitian lebih

lanjut dan pengembangan ilmu pendidikan, khususnya yang berkaitan

dengan pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja.

3. Bagi Instansi, penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam

meningkatkan kinerja Instansi, khususnya di Kantor Desa Jajawar

Kecamatan Banjar Kota Banjar.

Anda mungkin juga menyukai