Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

TEKNIK
PENDINGIN
Sistem Pendinginan
Menggunakan Cooling Tower

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Teknik Teknik Mesin Kode MK? Dr.Iwan Setyawan, ST. MT

Abstract Kompetensi
Pada modul ini akan menjelaskan  Mengerti tentang prinsip dasar
tentang Prinsip dasar dan kosep dasar konsep sistem pendingin
sistem pendinginan dengan dengan menggunakan cooling
mengunakan cooling tower, jenis-jenis tower
cooling tower, parameter unjuk kerja  Mampu menjelaskan jenis-jenis
cooling tower
cooling tower dan tentang cara
 Mampu menerapka parameter
meningkatkan unjuk kerja cooling tower. performance cooling tower
 Mampu melakukan optimasi
performance cooling tower.
Pembahasan
Sebelum membahan masalah cooling tower maka disini akan sedikit mengulangi
tentang pembahasan sistem pendingin dengan jenis sentral (Chiller). Cooling tower hanya
digunakan pada pendingin terpusat/AC central, sedangkan peda AC jenis split dan windows
tidak mengunakan cooling tower, karena kondenser didinginkan dengan menggunakan
udara luar.

Untuk mengkondisikan udara gedung-gedung besar AC biasa mungkin sudah tidak


efisien lagi. Dapat dibayangkan jika menggunakan AC biasa (AC spli/windows) sangat
banyak refrigerant yang harus digunakan. Begitu pula dengan kerja kompresornya. Oleh
karena itu sering kali sistem yang digunakan adalah sistem Chiller.

Chilled Water

Untuk mendinginkan udara dalam gedung, chiller tidak langsung mendinginkan


udara melainkan mendinginkan fluida lain (biasanya air) terlebih dahulu. Setelah air tersebut
dingin kemudian air dialirkan melaui AHU (Air Handling Unit). Di sinilah terjadi pendinginan
udara. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.

Gambar 1. Skema Chiller

2019 TEKNIK PENDINGIN


2 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap atau sistem
absorbsi. Dalam tulisan ini yang dibahas adalah chiller yang menggunakan sistem refrigerasi
kompresi uap. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller tidak jauh berbeda dengan
AC biasa, namun perbedaannya adalah pertukaran kalor pada sistem chiller tidak langsung
mendinginkan udara.

Pada evaporator terjadi perpindahan kalor antara ruangan dengan vaporator.


Evaporator menyerap kalor dari dalam ruangan dan kalor tersebut diserap oleh fluida
refigrasi sehinga fase fluida berubah dari cair menjadi gas. Penyerapak kalor yang dilakukan
pada evaporator ini terjadi pada Heat Exchanger. Jenis heat exchanger yang digunakan bisa
berbagai jenis seperti double pipe dan bisa juga jenis heat exchanger lainnya. Heat
exchanger jenis double pipe dapa dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Penampang Heat Exchanger Chiller

Di Heat Exchanger tersebut terjadi pertukaran kalor antara refrigeran yang dengan
air. Kalor dari air ditarik ke refrigeran sehingga setelah melewati Heat exchanger air menjadi
lebih dingin. Air dingin ini kemudian dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) untuk
mendinginkan udara. AHU terdiri dari Heat exchanger yang berupa pipa dengan kisi-kisidi
mana terjadi pertukaran kalor antara air dingin dengan udara.
2019 TEKNIK PENDINGIN
3 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Air dingin yang telah melewati AHU suhunya menjadi naik karena mendapatkan kalor
dari udara. Setelah melewati AHU air akan mengalir kembali ke Chiller (Bagian Evaporator)
untuk didinginkan kembali.

Cooling Water

Seperti dijelaskan sebelumnya dalam chiller juga terdapat perangkat refrigerasi yang
sistemnya terdapat bagian yang menyerap kalor dan membuang kalor. Dalam hal
pembuangan kalor sering kali chiller menggunakan perantara air untuk media pembuangan
kalornya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.

Gambar 3. Skema Cooling water dengan Cooling Tower

2019 TEKNIK PENDINGIN


4 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hampir sama dengan Chilled water, pertukaran kalor chiller pada kondensernya juga
melalui perantara air. Air dialirkan melalui kondenser. Kondenser ini juga merupakan Heat
exchanger berupa pipa yang didalamnya terdapat pipa. Pipa yang lebih besar untuk aliran
air dan pipa yang lebih kecil untuk aliran refrigeran. Di Heat exchanger ini terjadi pertukaran
kalor dimana kalor yang dibuang kondenser diambil oleh air. Akibatnya air yang telah
melewati kondenser akan menjadi lebih hangat. Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower
untuk didinginkan dengan udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian alirkan
kembali ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang kondenser.

Jadi di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu kesatuan
sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi (Chiller), Siklus Chilled
Water, dan siklus Cooling Water. Untuk menjelaskan hal ini dapat dilihat gambar 4.

Gambar 4. Skema Chiller, Chilled Water dan Cooling Water

2019 TEKNIK PENDINGIN


5 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Cooling tower

Merupakan alat pembuang kalor yang digunakan untuk memindahkan kalor buangan ke
atmosfer. Menara pendingin dapat menggunakan penguapan air atau hanya menggunakan
udara saja untuk mendinginkannya. Menara pendingin umumnya digunakan untuk
mendinginkan air yang dialirkan pada kilang minyak, pabrik kimia, pusat pembangkit listrik,
dan pendingin gedung.

Fungsi Cooling Tower

Adalah sebagai alat untuk mendinginkan fluida panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.
Berikut gambar Cooling tower dengan sistem kerjanya seperti pada gambar 5:

Gamba 5. Proses pendinginan air dengan cooling Tower

Jenis-jenis Cooling Tower

1. Menara Pendingin Forced Draft

Prinsip kerjanya adalah udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang terletak
pada saluran udara masuk sehingga terjadi kontak langsung dengan air yang jatuh,
seperti yang terlihat pada gambar 6:

2019 TEKNIK PENDINGIN


6 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6. Cooling Tower Forced Draft

2. Cooling tower induced draft dengan aliran berlawanan

Prinsip kerjanya :

 Air masuk pada puncak dan melewati bahan pengisi (filler)

 Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau pada sisi yang
berlawanan (menara aliran ganda)

 Fan mengalirkan udara melintasi bahan pengisi menuju saluran keluar pada puncak
menara .

Cooling tower jenis induced draft dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Cooling Tower induced draft dengan aliran berlawanan

2019 TEKNIK PENDINGIN


7 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Cooling Tower induced draft dengan aliran melintang

Prinsip kerjanya :

 Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (filler)

 Udara masuk dari samping menara melewati filler, sehingga terjadi kontak
langsung dengan air (pendinginan) dan keluar menuju puncak seperti yang
terlihat pada gambar 8.

Gambar 7. Cooling Tower induced draft dengan aliran melintang

4. Natural Draught Cooling Tower

Menara pendingin jenis natural draft atau hiperbola menggunakan perbedaan suhu
antara udara ambien dan udara yang lebih panas dibagian dalam menara. Begitu udara
panas mengalir ke atas melalui menara (sebab udara panas akan naik), udara segar yang
dingin disalurkan ke menara melalui saluran udara masuk di bagian bawah. Tidak diperlukan
fan dan disana hampir tidak ada sirkulasi udara panas yang dapat mempengaruhi kinerja.
Kontruksi beton banyak digunakan untuk dinding menara dengan ketinggian hingga
mencapai 200 m. Menara pendingin tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk jumlah
panas yang besar sebab struktur beton yang besar cukup mahal. Skema Natural Draught
Cooling Tower dapat dilihat pada gambar 7.

2019 TEKNIK PENDINGIN


8 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 7. Skema Natural Draught Cooling Tower

Prinsip Kerja Natural Drought Cooling Tower

 Di bagian bawah Cooling Tower, terdapat beberapa aliran air panas masuk ke
cooling tower.
 Setelah itu akan terjadi perpindahan panas mengalir ke atas cooling tower, udara
dingin disalurkan masuk.
 Maka akan terjadi pendinginan yang disebabkan perpindahan panas antara udara
panas dan udara dingin.
 Udara panas yang tersisa akan terlepas ke atmosfir.

Mengapa Perlu ada Cooling tower ?

Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan
system kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi(perubahan
tekanan) dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan
media berupa refrigerant yang mengalir dalam system pemipaan yang terhubung dari satu
komponen ke komponen lainnya. Untuk mendinginkan refrigran, Kondensor menggunakan
air sebagai media untuk proses pendinginannya. Uap refrigeran panas mengalir dalam pipa
yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran panas
berubah fase dari fase gas menjadi cair, yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat
ekspansi (perubah tekanan) , sementara air yang keluar dari kondensor memiliki temperatur

2019 TEKNIK PENDINGIN


9 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor
maka temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower.

Langkah kerja Cooling Tower

Berikut adalah langkah kerja Cooling Tower:

 Langkah pertama adalah memompa air panas dari kondensor menuju menara
cooling tower melalui system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle
untuk tahap atau semburan.
 Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan kontak dengan
udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan/blower yang
terpasang pada cooling tower.
 Kemudaian air yang sudah mengalami penurunan temperatur ditampung dalam
bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di
dalam chiller.
 Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke
sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan air ketika
proses evaporative dan blowdown.
 Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”,
dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach
adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar.
 Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak
jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan
perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah
pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk
system refrigerasi pada skala besar seperti chiller.

Faktor Yang Mempengaruhi Perancangan

 Rangka dan wadah. Menara yang terbuat dari kayu, seperti wadah casing fiber glass
disekitar rangka kayu, saluran masuk udara louvers dari fiber glass karena banyak
digunakan untuk wadah dan kolam menara pendingin, sebab dapat memperpanjang
umur menara pendingin dan memberi perlindungan terhadap bahan kimia yang
berbahaya.
 Bahan pengisi. Plastik sangat banyak digunakan sebagai bahan pengisi, termasuk
PVC, polypropylene, dan polimer lainnya. Jika kondisi air memerlukan penggunaan
splash fill, splash fill kayu yang sudah diberi perlakuan juga banyak digunakan.

2019 TEKNIK PENDINGIN


10 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Disebabkan efisiensi perpindahan panasnya lebih besar, bahan pengisi film dipilih
untuk penggunaan yang sirkulasi airnya bebas dari sampah yang dapat menghalangi
lintasan bahan pengisi.
 Fan. Bahan yang biasa digunakan untuk fan adalah alumunium, fiber glass dan baja
yang digalvanis celup panas. Baling-baling fan terbuat dari baja galvanis, alumunium,
plastik yang diperkuat oleh fiber glass cetak.

Formulasi (rumus cooling tower)

= overall material balance

Laju kalor yang diserap cooling tower :

2019 TEKNIK PENDINGIN


11 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh kasus

Air yang dialirkan dari cooling tower mempunyai debit 172 liter/jam, cooling tower yang
dipakai mempunyai kapasitas bak penampung 200 liter dan Cp air = 4,179 kJ/kg.K. Suhu air
masuk melalui heat exchanger sisi shell 32oc Suhu air keluar heat exchanger sisi shell 37oC.
Tentukan Laju Kalor Yang Diserap oleh cooling tower ?( P=994,92 kg/m3 pada suhu 32oC).

Dari data di atas didapatkan : Laju aliran air yang dibutuhkan 1 unit heat exchanger adalah :

Q= 172 liter/jam = 0,172 m3/jam Dengan faktor koreksi 20% sehingga menjadi :

Q= 1,2 x 0,172 m3/jam = 0,2064 m3/jam

Q= 5,73 x 10-05 m3/detik

Laju kalor yang diserap / air pendingin dihitung dengan persamaan :

m =Q.ρ= 0,0000573 m3/det x 994,92 kg/m3 = 0,057 kg/detik

q =m.cpair. ∆ T

q = 0,057 kg/detik . 4,179 kJ/kg K. (310K – 305K)

q = 1,191 KJ/detik

Dengan mengetahui kalor yang harus diserap oleh media pendingin dalam hal ini air maka
dalam pemilihan cooling tower harus diperhatikan kemampuan cooling tower agar mampu
menerima dan melepaskan kalor sebesar 1,191 kW ke lingkungan.

Menentukan Kemampuan Cooling Tower

Untuk menentukan harga kisaran suhu (temperature range) dan harga pendekatan
(temperature approach) adalah sebagai berikut: Kisaran suhu (temperature range) Δt
merupakan hasil dari temperatur air yang masuk dikurangi temperatur air yang keluar :

Δt = t1 – t2 = 37oC – 32oC = 5oC

2019 TEKNIK PENDINGIN


12 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan harga pendekatan (temperature approach) adalah hasil dari temperatur
air keluar dikurangi temperatur udara basah :

t2 – Twb = 32oC – 26,4oC = 5,6oC

Perhitungan cooling tower dianggap terbagi-bagi atas beberapa bagian seperti pada
gambar 8 dan gambar 9. Dimana setiap tingkat bagian penurunan suhu air 0,5 0C. Karena
air jatuh melalui bagian dasar (paling bawah), t turun dari 32,5 0C menjadi 32,0 0C. Suhu
bola basah udara yang masuk hampir secara tepat menunjukkan entalphi udara, dengan
menggunakan grafik psikrometri :

Gambar 8. Menara pendingin aliran berlawanan.

2019 TEKNIK PENDINGIN


13 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 9. Pertukaran energi dalam suatu volume diferensial

laju alir air yang masuk dari bagian puncak sebesar L

Laju alir udara yang masuk dari bagian dasar sebesar G

Suhu udara kering (Tdl) = 33 0C

Untuk suhu udara basah (Twb) = 26,4 0C

Kelembaban relative ( RH) = 62 %

Entalphi = 82,20 kJ/kg

Rasio perbandingan L/G diambil = 1,2 (batasan L/G berharga 0,75 – 1,5), sedangkan dalam
menentukan harga entalphi :

2019 TEKNIK PENDINGIN


14 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Entalphi udara yang meniggalkan bagian ruas paling bawah ha, adalah:

(82,20 + 2,5074) kJ/kg = 84,7074 kJ/kg

Entalphi rata-rata dalam bagian ini yaitu :

Air mempunyai suhu rata-rata 32,25 0C dalam bagian paling bawah dan entalphi
udara jenuh pada suhu ini menggunakan perhitungan :

Untuk harga (hi-ha)m dalam bagian paling bawah ini yaitu :

Perhitungan-perhitungan untuk mencari jumlah 1/(hi-ha)m digunakan untuk menentukan


perhitungan performance cooling tower.

Laju aliran air

Dengan memakai persamaan :

Harga

2019 TEKNIK PENDINGIN


15 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Merupakan fungsi dari dinamika pola aliran udara dan dinamika tetesan air dalam cooling
tower, tetapi besarnya harga tersebut pada dasarnya tetap konstan untuk sebuah cooling
tower tertentu, asalkan laju aliran udara dan laju aliran airnya tetap konstan. Harga in untuk
menentukan karakteristik cooling tower dan merupakan dasar untuk meramal unjuk kerja
(performance) pada suhu air masuk dan suhu bola basah udara masuk.

2019 TEKNIK PENDINGIN


16 Dr.Iwan Setyawan, ST. MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai