KWN - Kelompok 1 - Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa
KWN - Kelompok 1 - Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa
Oleh :
Nelawati 220110150005
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makaah mengenai “Filsafat Pancasila
Sebagai Pemersatu Bangsa” dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini ialah
sebagai laporan diskusi mata kuliah Kewarganegaraan. Adapun makalah ini telah
diusahakan semaksimal mungkin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
setiap diri warga Indonesia. Dimana hal tersebut akan membahas tentang ke-
dasar Negara.
mana kata tersebut berasal dari bahasa sansekerta, panca berarti lima dan sila
berarti asas dan diartikan sebagai suatu rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia. Pancasila dicetuskan oleh para
pendiri bangsa Indonesia sebab, pancasila ditujukan sebagai pondasi yang kuat
oleh bangsa lain. Selain itu, tujuan dibentuknya pancasila telah tercantum
dalam ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 pada tanggal 22 maret 1978 yang
1
Indonesia, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hokum, Pancasila
tujuan bangsa Indonesia, Pancasila seabgai falsafah hidup bangsa dan Pancasila
tentang Pancasila. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis bertujuan untuk
bangsa?”
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Hasil dari makalah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk
2
BAB II
PEMBAHASAN
diperlukan pondasi yang menopang atau lebih dikenal dengan istilah dasar
Negara. Dasar Negara Indonesia adalah pancasila, Pancasila berasal dari dua kata
bahasa sansakerta yaitu panca yang berarti lima dan sila berarti asas. Jadi,
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah istilah pancasila tercetus tidak
terkait tatanan pemerintahan salah satunya merumuskan dasar negara (Rahmat et.
al., 2009). Sidang pertama BPUPKI pata tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 membahas
rumusan dasar Negara dan Ir.Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme/Perikemanusiaan
3. Mufakat/Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
3
Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. Kebangsaan Pemuda Indonesia; 3. Rasa
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
Hubungan antar Bangsa yang Bersifat Asia Timur Raya. Dari ketiga usulan baik
panitia yang lebih kecil untuk membahas lebih mendalam mengenai dasar Negara,
panitia tersebut disebut Panitia Sembilan yang dibentuk tanggal 22 Juni 1945
(Yuliastuti, 2011).
pemeluknya
3. Persatuan indonesia
permusyawaratan/perwakilan.
4
pada 17 Agustus 1945, BPUPKI diubah menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 diputuskan bahwa sila pertama dalam
yang ada sehingga dengan pengubahan tersebut pancasila dapat diterima oleh
atas pancasila maka pada zaman pemerintahan Soeharto tahun 1968 dikeluarkan
3. Persatuan Indonesia
sendiri. Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Arab (falsafah) dan bahasa
kata majemuk dari philos atau philein berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata
(Poespowardoyo, 1989).
5
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai
pandangan hidup serta dalam arti praktis. Artinya filsafat pancasila memiliki
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila dapat didefinisikan yaitu rafleksi kritis dan rasional tentang pancasila
sebagai dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
Sehingga pancasila disebut sebagai sitem filsafat yang artinya antara satu sila
dengan sila lain merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat serta tidak terpisah-
pisah (Kaelan, 2013). Hal tersebut dapat digambarkan yakni (Kansil & Kansil,
2013):
2. Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1; dan mendasari, menjiwai sila 3,4,
dan 5
dan 5
4. Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2, 3; dan mendasari, menjiwai sila 5
beberapa kali proses mufakat. Hal ini menunjukan bahwa pancasila merupakan
6
beberapa bagian-bagian dari kepingan panjang. Faktanya bahwa Indonesia
bahwa ada 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS (2010) dengan keyakinan
agama Islam, Kristen, katolik, Hindu, dan Buddha. Hal tersebut menunjukan
keberagaman yang ada yang akhirnya dibingkai menjadi suatu kesatuan dalam
kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat
istiadat, kebudayaan, dan agama yang berbeda. Secara hakiki, bangsa Indonesia
Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi disimpulkan
memiliki kesatuan darah. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang
menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada
persatuan dan kesatuan sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat
Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia,
yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara yang
7
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala bagian
dan seluruh anggotanya , segala golongan berhubungan erat dengan lainnya dan
dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan lainnya. Negara harus
dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi semua
Oleh karena itu, negara tidak mempersatukan diri dengan golongan terbesar, juga
tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan Negara
sehingga bangsa Indonesia mampu bersatu, hidup dalam kerukunan, kuat, saling
berdampingan, damai serta dinamis. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam
Sila persatuan Indonesia, antara lain mengandung nilai bahwa seluruh wilayah
Indonesia adalah milik seluruh bangsa dan negara Indonesia. Bangsa Indonesia
8
terdiri atas berbagai suku, budaya, Bahasa, agama, serta tradisi yang
diibaratkan sebagai sebuah keluarga yang utuh. Memang dalam suatu keluarga
terdapat beberapa golongan, seperti orang tua, anak, bahkan juga kerabat lain atau
egoisnya, maka dapat terjadi suatu perpecahan dalam keluarga tersebut. Bagaikan
anak yang melawan orang tua atau suami dan istri yang saling bertengkar,
keharmonisan dalam suatu keluarga akan sulit terwujud. Persaudaraan ini dapat
Menurut Kirom (2011), sila ketiga ini diliputi dan dijiwai oleh Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputidan
golongan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, cinta tanah air
9
dan bangsa, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
semboyan NKRI yaitu ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang memiliki makna bahwa
walaupun berbeda-beda tetap satu yakni NKRI atau ‘berbeda-beda namun tetap
satu jua’. Bhineka Tunggal Ika merupakan karya sastra agama yang dikarang oleh
Mpu Tantular, seorang sastrawan yang hidup pada masa kerajaan Majapahit pada
usulan dari M.Yamin pada siding cabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) pada
11 Februari 1950, beliau meyakini bahwa karya Mpu Tantular tersebut sangat
yang mana bukan hanya perihal keyakinan agama saja tetapi termasuk perbedaan
sudut pandang ideologi, ras, suku, etnik, dan golongan. Sebenarnya semboyan
tersebut sudah beberapa kali M.Yamin sampaikan saat sidang BPUPKI bulan
Mei-Juni 1945. Saat usulan M.Yamin disampaikan pada sidang kabinet RIS,
temannya bernama I Gusti Bagus Sugriwa yang ikut mendukung bahkan beliau
menjelaskan bahwa ungkapan ‘Bhineka Tunggal Ika’ masih hidup dan dipelajari
10
meski ungkapan itu ditulis oleh sastrawan Buddha (Sabigin, 2009). Spontan para
pendiri Negara lainnya yang merupakan islampun cukup toleransi menerima hal
tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa sejak dulu toleransi dan persatuan bangsa
Indonesia yaitu dengan lahirnya sumpah pemuda yang mengikat hati pemuda-
Sumpah pemuda tersebut ditetapkan pada tanggal 28 Oktober 1928, yang meliputi
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air
Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
bahasa Indonesia.
Bila ditarik antara sejarah sumpah pemuda, lahirnya pancasila, dan adanya
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kokohnya suatu bangsa yang berdaulat. Indonesia merupakan negara yang luas
dengan berbagai macam budaya di dalamnya. Dalam hal ini pancasila memiliki
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan sehari-
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Kansil & Kansil. (2013). Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka
Cipta.
13
Yuliatuti, Rima. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK
Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementrian Pendidikan
Nasional.
14