Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam

jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal

(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan)

bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai

(Kemenkes RI, 2014).


Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang

berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5

juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya

(Kemenkes RI, 2014). Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi

terutama terjadi di negara berkembang pada tahun 2025, dari jumlah 639 juta

kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar

kasus di tahun 2025 (Ardiansyah, 2012).Hipertensi adalah salah satu penyebab

utama kematian dini diseluruh dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang

dewasa akan hidup dengan hipertensi. Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar

orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di

kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di Asia

Timur-Selatan menderita hipertensi (WHO, 2015).


Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes (2013), hipertensi di

Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi yaitu


sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti

Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%),

dan Gorontalo (29,4%) ( Kemenkes RI, 2014 ). Prevalensi penderita hipertensi

tahun 2015 di propinsi Jawa Timur terdapat 685.994 jiwa (Dinkes, 2015).

Berdasarka data Dinas Kesehatan pada tahun 2015 terdapat 7.426 jiwa

penderita hipertensi. Hipertensi disebabkan oleh banyak faktor antara lain

faktor genetik, usia, makanan tinggi garam, stress, obesitas, merokok,

konsumsi alkohol (Karnia Martha, 2012). Faktor seperti kecemasan dan

ketakutan dapat mempengaruhi respon vasokonstriktor pembuluh darah

sehingga aliran darah ke ginjal menurun dan berakibat diproduksinya enzim

renin, merupakan enzim yang diproduksi di ginjal yang berfungsi untuk

mengatur volume cairan ekstraseluler. Renin dapat merangsang pembentukan

angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensis II dengan ACE.

Angiotensin II sebagai vasokonstriktor yang kuat yang dapat merangsang

sekresi aldosteron sehingga menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus

ginjal. Retensi natrium dan air dapat mengakibatkan peningkatan volume

cairan intra vaskuler yang menimbulkan kondisi hipertensi (Smeltzer &

_Suzanne, 2002). Penderita hipertensi jika tidak mendapatkan pengobatan dan

pengontrolan secara teratur akan menyebabkan terjadinya stroke,serangan

jantung, kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, mata bahkan

menyebabkan kematian (Wahdah, 2011). Pengobatan hipertensi dapat

dilakukan secara non-farmakologis dan farmakologis atau gabungan

keduanya. Terapi secara nonfrmakologis dimulai dengan perubahan gaya

hidup sehat, seperti diet rendah garam, berhenti merokok dan minuman yang
mengadung alkohot, aktivitas fisik yang teratur, dan penurunan berat badan

bagi penderita yang mempunyai berat badan berlebih,dan mengguanakan

bahan herbal misalnya daun sirsak.Tanaman sirsak adalah jenis pohon cemara

yang memiliki daun lebar dan berbunga. Nama ilmiah dari daun sirsak adalah

Annona Muricata Linn. Daun sirsak mengandung senyawa

monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan B, gigantetrosin A,

annonasin-10-one murikatosin A dan B, annonasin, dan goniotalamisin dan

ion kalium. Khasiat senyawa-senyawa ini untuk pengobatan berbagai

penyakit. Kandungan daun sirsak yang lain yaitu kalsium, fosfor, karbohidrat ,

vitamin A, vitamin B, vitamin C, tanin, fitosterol, kalsium oksalat, dan

alkaloid murisine. Daun sirsak memiliki antioksidan yang dapat menangkal

radikal bebas, sama halnya dengan bahan alami lainnya, antioksidan ini dapat

melenturkan dan melebarkan pembuluh darah serta menurunkan tekanan

darah. ( Herlina.2011).
Dari latar belakangan di atas penulis bermaksud melakukan penelitian

tentang “Efektivitas Rebusan Daun Sirsak Terhadap Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kabat Banyuwangi Tahun 2019”


1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas rebusan daun sirsak terhadap hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Kabat Banyuwangi tahun 2019?


1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya efektivitas rebusan daun sirsak terhadap hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Kabat Banyuwangi tahun 2019


1.3.2 Tujuan Khusus
 Teridentifikasinya hipertensi sebelum meminum rebusan daun

sirsak di wilayah kerja Puskesmas Kabat Banyuwangi tahun

2019
 Teridentifikasinya hipertensi sesudah meminum rebusan daun

sirsak di wilayah kerja Puskesmas Kabat Banyuwangi tahun

2019
 Teranalisisnya efektivitas rebusan daun sirsak terhadap

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kabat Banyuwangi tahun

2019
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan/informasi yang menyangkut tentang “ Efektivitas Rebusan

Daun Sirsak Terhadap Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabat

Banyuwangi tahun 2019”.


1.4.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh

responden sebagai sumber informasi keefektivitas rebusan daun

sirsak terhadap hipertensi. Sehingga individu dapat secara mandiri

menangani hipertensi yang di alami.


2. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat di kembangkan dan dianalisa lebih

jauh oleh peneliti selanjutnya. Selain itu dapat digunakan sebagai


sumber informasi yang digunakan untuk penelitian mendatang.

Sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan, dan terapi non-

farmakologi dalam menurunkan hipertensi.


3. Manfaat Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat menjadi evidence based practice dalam

ilmu keperawatan sehingga menjadi landasan ilmiah bagi profesi

keperawatan dalam mengembangkan terapi non-farmakologi

sehingga dapat dijadikan sebagai alternative lain dalam menurunkan

hipertensi.
4. Manfaat Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan di wilayah kerja Puskesmas Kabat dalam mengembangkan

terapi non-farmakologi bagi masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai