Strategi Membuat Perubahan Dalam Manajemen Keperawatan
Strategi Membuat Perubahan Dalam Manajemen Keperawatan
Dunia keperawatan yang dahulu sampai saat ini selalu mengalami perubahan. Perubahan
dalam pelayanan keperawatan merupakan cara keperawatan mempertahankan diri sebagai
profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era global. Karena di era global semakin
berkembang tingkat penduduk sehingga tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan akan terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga
terus mengalami perubahan. Untuk itu perlu adanya strategi untuk menciptakan perubahan
yang baik. Strategi membuat perubahan di kelompokkan menjadi 4 (empat) hal diantaranya :
Dalam menciptakan iklim yang kondusif dan rasa saling percaya terhadap seseorang
dengan kejujuran dan nilai-nilai yang diyakini akan mengarah kepada perubahan yang
lebih. Untuk itu perlu upaya yang harus ditanamkan dalam menciptakan iklim yang
kondusif diantaranya :
Komunikasi adalah unsur yang penting dalam perubahan, setiap orang perlu mendapat
penjelasan tentang perubahan untuk menghindari rumor atau informasi yang salah. Jika
semakin banyak orang mengetahui tentang keadaan, maka mereka akan semakin baik dan
mampu dalam memberikan pandangan ke depan dan mengurangi kecemasan serta
ketakutan terhadap perubahan.
Perubahan perlu disusun oleh orang-orang yang kompeten karena keterlibatannya akan
berdampak terhadap dukungan dan advokasi.
Sebagai seorang profesi, perawat tidak akan pernah berubah atau bertambah baik dalam
mencapai suatu tujuan profesionalisme jika perawat belum memulai pada dirinya sediri.
Perawat seharusnya mengintropeksi dan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang
ada, hal ini akan sangat membantu terlaksananya pengelolaan keperawatan di masa depan
Untuk mencapai perubahan yang besar dalam profersionalisme manajer keperawatan tidak
akan pernah berhasil jika tidak dimulai dari hal-hal yang kecil. Hal-hal kecil harus dijaga
dan ditanamkan perawat Indonesia adalah menjaga citra keperawatan yang sudah mulai
membaik dihati masyarakat dengan tidak merusaknya sendiri. Sebagai contoh dalam
manajemen bangsal, seorang manajer harus menjaga diri dari perilaku yang negatif
mislanya dnegan berbicara kasar, tidak disiplin waktu dan tidak melakukan tindakan tanpa
memperhatikan prinsip aseptik-antiaseptik
Sebagai seorang perawat, seharusnya bisa memanfaatkan kesempatan yang ada karena
kesempatan tidak akan datang dua kali dengan tawaran yang sama dan dalam pelaksanaan
manajerial keperawatan mulainya untuk tidak menunda pekerjaan. Lebih baik dikerjakan
sedikit demi sedikit dari pada tidak sama sekali, dikerjakan sekarang dari pada harus terus
menunda
Pengelolaan perubahan menjadi kompetensi utam bagi manajer perawat saat ini,
ketidakefektifan penerapan perubahan akan berdampak buruk terhadap manajer,staf dan
organisasi serta menghabiskan waktu dan dana yang sia-sia. Untuk itu dijelaskan tahap-tahap
pengelolaan perubahan menurut Balton, dkk 1992.
Tahap Penjelasan
Tahap 1 Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan pengkajian kepada
orang yang layak, menguji dokumen dan menulis bahan-bahan yang sudah
dikembangkan serta secara konsisten menatap ke depan sesuai visi yang
telah ditetapkan
Tahap 2 Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dengan rencana strategis
organisasi
Tahap 3 Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang lain akan
dengan senang hati terlibat didalamnya
Tahap 4 Menentukan siapa yang akan memimpin perubahan. Pemimpin harus
mengkomunikasikan visi secara efektif kepada setiap orang dimasing-
masing tatanan jabatan organisasi dan berperan sebagai pelatih, mentor,
pendengar, pendukung kelompok kerja
Tahap 5 Memfasilitasi komitmen semua pihak yang terlibat
Tahap 6 Mengidentifikasi instrumen tujuan yang spesifik yang dapat dipergunakan
sebagai tolak ukur pencapaian perubahan
Tahap 7 Membangun suatu tim kerja yang solid, mempunyai tanggung jawab yang
jelas, mampu berkomunikasi dengan yang lainnya dan mampu melakukan
negosiasi serta penyelesaian masalah
Tahap 8 Melibatkan semua tim kesehatan yang turut serta dalam praktik
keperawatan profesional kepada pasien. tim tersebut harus mendukung dan
terlibat dalam perubahan yang diharapkan oleh organisasi
Tahap 9 Belajar dari kesalahan masa lalu untuk menghindari kesalahan yang sama
Tahap 10 Ajarkan kepada kelompok kerja tentang proses interaksi perencanaan yang
baik. Selalu mengembangkan sesuatu yang komperhensif dan
mengomunikasikanya secara terus menerus
1. Keterlibatan
2. Motivasi
Orang yang terlibat aktif dalam pembaruan jika mereka termotivasi, motivasi tersebut
akan timbul jika apa yang sudah dilakukan bermanfaat dan dihargai
3. Perencanaan
Jika suatu sistem tidak berjalan efektif maka perlu ada perubahan dalam perencanaan yang
harus dilakukan
4. Legitimasi
Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal yang jelas, siapa yang melanggar, dan
dampak apa yang secara administratif harus diterima olehnya
5. Pendidikan
Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar atau pengenalan cara baru agar
tujuan bisa tecapai
6. manajemen
Agen pembaru harus menjadi model dalam perubahan dengan adanya keseimbangan
antara kepemimpinan terhadap orang dan tujuan/produksi yang harus dicapai
7. Harapan
Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen pembaru, seperti hasil yang berbeda dengan
sebelumnya direncanakan, terselesaikannya masalah-masalah di institusi dan keprcayaan
serta reaksi yang positif dari staf
8. Asuh
Bimbingan dan dukungan satf dalam perubahan. Orang memerlukan suatu bimbingan dan
perhatian terhadap apa yang telah mereka lakukan, termasuk konsultasi terhadap hal-hal
yang bersifat pribadi
9. Percaya
Kuci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah berkembangnya rasa percaya antartim,
semua yang terlibat harus percaya kepada agen pembaru dan agen pembaru juga harus
percaya kepada staf yang terlibat dalam perubahan