ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pertumbuhan perekonomian dan penduduk meningkatkan daya beli masyarakat pada
kebutuhan akan tempat tinggal. Hal ini menjadikan peluang bagi pengembang properti dalam
menyediakan tempat tinggal yang berkualitas, berlokasi strategis, dan terjangkau bagi
masyarakat baik dalam bentuk apartemen maupun landed house. Landed house sebagai suatu
ruang kegiatan berkehidupan dan penghidupan dengan fungsi utama sebagai tempat
tinggal/bermukim, merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Selain landed house, apartemen yang
juga memiliki fungsi utama sebagai tempat tinggal menjadi salah satu alternatif yang dapat
dipilih dalam pengembangan kawasan permukiman.
PT. X sebagai salah satu pengembang terkemuka menangkap peluang tersebut dengan
membuat rencana untuk berinvestasi dalam pengembangan kawasan terpadu di Sidoarjo. Hal
ini menjadi pilihan menarik karena Sidoarjo merupakan salah satu pusat perindustrian di Jawa
Timur telah tumbuh menjadi salah satu pusat perekonomian setelah Surabaya. Berdasarkan
data tahun 2012 pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo sebesar 6,8 persen lebih tinggi dibanding
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
pertumbuhan secara nasional dan masuk dalam 10 besar pertumbuhan ekonomi tertinggi di
Jawa Timur. Pengembangan kawasan milik PT. X akan dilakukan di lahan seluas 7 hektar
dengan pengembangan kawasan permukiman dan beberapa fasilitas pendukung. Kawasan
permukiman untuk hunian tinggal seperti halnya apartemen, landed house, ataupun rusunawa
akan dibangun di lahan seluas 4 hektar. Pengembangan kawasan hunian tinggal menjadi salah
satu aspek yang perlu kajian mendalam sebelum pengembang mengambil keputusan untuk
berinvestasi baik dalam bentuk apartemen maupun landed house. Kajian finansial dan market
sangat penting dilakukan sehingga keputusan investasi akan menjawab kebutuhan pasar dan
menguntungkan bagi pengembang. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dilakukan penelitian
mengenai analisa pilihan investasi berdasarkan kajian pasar dan finansial antara apartemen
dan landed house untuk kawasan milik PT. X di Sidoarjo sehingga diperoleh alternatif
investasi yang paling menguntungkan bagi pengembangan kawasan milik PT. X dalam jangka
waktu kedepan.
Mengingat permasalahan ini cukup kompleks, maka dalam pembahasan dan
penyelesaian masalah ini perlu adanya batasan masalah sebagai berikut:
Analisa investasi dilakukan untuk lahan PT. X seluas ± 4 hektar.
Luas kavling tanah untuk apartemen dan landed house ditentukan berdasarkan hasil
penyebaran kuisoner.
Sumber dana berasal dari kas operasional perusahaan sebesar 100%.
Nilai besaran pajak diperhitungkan sebesar 5% dari nilai pendapatan.
METODE
Penelitian ini secara garis besar terdiri atas dua analisa, yaitu analisa potensi pasar dan
analisa investasi. Data dan tahapan yang dilakukan pada kedua analisa dalam penelitian ini
dijelaskan sebagai berikut.
Analisa Potensi Pasar
Data yang digunakan dalam analisa potensi pasar meliputi data primer yaitu data
survey mengenai karakteristik responden dan properti baik untuk landed house maupun
apartemen dan data sekunder mengenai ketersediaan lahan di Sidoarjo. Data primer pada
analisa potensi pasar dijelaskan sebagai berikut.
Tahap pengolahan data primer dan data sekunder untuk mengetahui potensi pasar
apartemen dan landed house untuk pengembangan kawasan milik PT. X di Sidoarjo
dijabarkan sebagai berikut:
1. Mendeskriptifkan karakteristik responden apartemen dan landed house.
2. Mendeskripsikan preferensi pilihan responden baik apartemen maupun landed house.
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Analisa Investasi
Analisa kelayakan investasi merupakan sistem yang digunakan untuk mengevaluasi
pembiayaan modal dengan perkiraan aliran pendapatan (Phyrr, Cooper, Wofford, Kaplin, &
Lapides, 1998). Pada analisa investasi metode yang digunakan adalah discounted cashflow,
yaitu metode yang mengasumsikan bahwa nilai dari aliran pendapatan properti dapat diterima
pada saat ini juga (Miles, Berens, Eppli, & Weiss, 2007).
Pada penelitian analisa investasi landed house dan apartemen ini, data yang digunakan
berupa data sekunder yang diperoleh dari pengembang dan beberapa data pendukung
penelitian dari dinas terkait di Sidoarjo. Data dari pengembang antara lain sebagai berikut:
1. Data asumsi biaya-biaya investasi diantaranya: biaya lahan, biaya konstruksi, biaya pajak,
biaya operasional, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan lain-lain.
2. Data perkiraan pendapatan yang diharapkan pengembang
3. Data model permodalan yaitu penggunaan modal sendiri.
4. Jangka waktu investasi
5. Biaya-biaya tambahan
Sedangkan data dari dinas terkait berupa data makro ekonomi dan demografi wilayah
sidoarjo.
Tahap pengolahan analisa investasi untuk mengetahui alternatif pilihan investasi yang
menguntungkan bagi PT. X meliputi:
1. Melakukan perhitungan terhadap perkiraan biaya pengembangan (development cost)
diantaranya biaya tanah, konstruksi, dll
2. Menghitung perkiraan pendapatan berdasarkan harga jual tanah dan harga jual unit
kavling
3. Memperkirakan biaya pengeluaran selama proses investasi
4. Menghitung besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital)
dapat dirumuskan dalam persamaan berikut (Pratt, 2000).
= + + (1 − ) (3)
dimana.
WACC : weighted average cost of capital
: proporsi dari common equity di dalam struktur modal
: cost of common equity
: proporsi dari preferred equity di dalam struktur modal
: cost of preferred equity
: proporsi dari debt di dalam struktur modal
: cost of debt
: pajak
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
5. Menghitung nilai NPV dan IRR. NPV merupakan analisis berdasarkan penerimaan yang
diterima sesudah tercapainya payback period atau disebut juga nilai waktu dari uang dari
satu aliran dana (Limanto, 1998). Secara matematis nilai NPV adalah sebagai berikut.
NPV = − + ( ) + ( ) + ⋯ + ( ) (4)
dimana.
NPV : nilai bersih sekarang
i : tingkat discount rate
kt : nilai kapital yang digunakan pada periode investasi
b1, b2,..., bn : penerimaan pada tahun ke-1 sampai ke-n
c1, c2,..., cn : pengeluaran pada periode tahun ke-1 sampai tahun ke-n
Sementara itu Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga pengembalian
yang dapat membuat besarnya Net Present Value (NPV) pada mekanisme aliran dana
diskonto sama dengan nol yang dirumuskan sebagai berikut:
( ) ( )
IRR = ( )
− ( )
=0 (5)
dimana.
IRR : arus pengembalian internal
(C)t : aliran kas masuk tahun ke-t
(C0)t : aliran kas keluar tahun ke-t
n : umur investasi
i : discount Rate
t : periode investasi
6. Uji sensitivitas
19%
81%
Analisa permintaan apartemen dan landed house dapat dilihat dari laju pertumbuhan
penduduk dan kondisi daya beli masyarakat. Hasil analisa permintaan apartemen dan landed
house menunjukkan bahwa dari 90 persen responden yang tertarik untuk berinvestasi
didapatkan besarnya pasar/permintaan apartemen maupun landed house yaitu sebesar 116.676
jiwa atau sekitar 14 persen dari total penduduk Sidoarjo dengan usia diantara 25 hingga 40
tahun yaitu 842.366 jiwa pada tahun 2013. Selanjutnya dilakukan juga perhitungan rasio
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
ketersediaan lahan terhadap jumlah penduduk rentang usia 25 tahun hingga 40 tahun, yang
didapatkan bahwa rasio ketersediaan lahan untuk permukiman di Sidoarjo sebesar 0,0226
ha/jiwa atau 1:44,24 ha/jiwa. Dapat diartikan bahwa dari setiap 1 hektar lahan untuk
pemukiman mampu menampung penduduk rentang usia 25 tahun hingga 40 tahun sejumlah
44 jiwa.
Karakteristik konsumen untuk apartemen dan landed house dijelaskan sebagai berikut.
Apartemen
Persentase konsumen berdasarkan jenis pekerjaan pegawai swasta adalah sebesar 66,67
persen, sedangkan untuk jenis pekerjaan lainnya adalah sebesar 33,37 persen.
Sebesar 50 persen dari konsumen dengan minat investasi apartemen memiliki
pendapatan yang berkisar antara Rp. 6.100.000 hingga Rp. 8.000.000. disusul kemudian
konsumen dengan pendapatan kurang dari Rp. 6.000.000 sebesar 33,33 persen.
Persentase terkecil sebesar 11,67 persen berasal dari konsumen dengan pendapatan
antara Rp. 8.100.000 hingga Rp. 10.000.000.
Tingkat pendidikan konsumen dengan minat investasi apartemen terbagi menjadi dua
yaitu SMA/sederajat dan sarjana, dimana sebesar 83,33 persen konsumen berasal dari
konsumen dengan tingkat pendidikan sarjana.
Jika dilihat dari usia dan status perkawinan, konsumen apartemen berasal dari kalangan
muda yang belum menikah dengan range usia antara 20-29 tahun.
Harga unit dari apartemen yang diminati berkisar antara 2 range harga yaitu sebesar
66,67 persen konsumen berminat untuk berinvestasi apartemen dengan harga kurang
dari Rp. 500.000.000 dan sebesar 33,33 persen konsumen berminat untuk berinvestasi
apartemen antara Rp. 500.000.000 hingga Rp. 750.000.000. Pada unit harga apartemen
kurang dari Rp. 500.000.000, model pembiayaan yang diinginkan adalah tunai,
sedangkan untuk unit harga antara Rp. 500.000.000 hingga Rp. 750.000.000 unit
pembiayaan yang diinginkan adalah sewa.
Landed House
Konsumen yang berminat melakukan investasi pada landed house berasal dari
konsumen dengan jenis pekerjaan wiraswasta dengan persentase sebesar 50 persen,
disusul kemudian dari jenis pekerjaan pegawai BUMN dengan persentase sebesar 21
persen. Pada konsumen dengan jenis pekerjaan wiraswasta, sebagian besar konsumen
memiliki jabatan sebagai pemilik yang kemudian diikuti dengan jabatan sebagai
manajer.
Konsumen dengan minat investasi landed house sebesar 41,67 persen memiliki
pendapatan yang lebih besar dari Rp. 10.000.000. Tingkat pendapatan selanjutnya
memiliki persentase yang sama besarnya yaitu 29,17 persen untuk konsumen dengan
pendapatan kurang dari Rp. 6.000.000 dan konsumen dengan pendapatan yang
berkisar antara Rp. 6.100.000 hingga Rp. 8.000.000.
Sebagian besar dari konsumen landed house yaitu sebesar 75 persen berasal dari
konsumen dengan status kawin, sedangkan sisanya sebesar 25 persen berasal dari
konsumen dengan status belum kawin.
Sementara itu untuk segi usia, sebesar 41,67 persen konsumen landed house memiliki
usia antara 20-29 tahun, yang diikuti usia antara 30-39 tahun dan usia antara 40-49
tahun sebesar 20,83 persen, dan sisanya sebesar 16,67 persen memiliki usia 50-59
tahun.
Konsumen landed house dengan range usia 30-39 tahun, 40-49 tahun, dan 50-59 tahun
merupakan konsumen dengan status kawin. Sedangkan untuk konsumen landed house
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
dengan usia 20-29 tahun terbagi dalam dua status perkawinan yaitu kawin sebesar
16,67 persen dan belum kawin sebesar 25 persen.
Persentase terbesar dari konsumen landed house berasal dari konsumen dengan tingkat
pendidikan sarjana yaitu sebesar 66,67 persen. Selanjutnya, persentase berikutnya
sebesar 20,83 persen berasal dari konsumen dengan tingkat pendidikan
SMA/sederajat. Dan persentase terkecil tingkat pendidikan konsumen adalah sebesar
12,5 persen yaitu pasca sarjana.
Jika dilihat dari jumlah orang yang tinggal bersama saat ini, sebesar 91,67 persen
konsumen dengan minat investasi landed house saat ini memiliki jumlah orang yang
tinggal bersama 4-6 orang. Sementara untuk konsumen dengan jumlah orang yang
tinggal bersama 1-3 orang dan 7-10 orang hanya sebesar 4,17 persen konsumen.
Range harga dengan persentase terbesar yaitu 47,83 persen berada pada range harga
antara Rp. 500.000.000 hingga Rp. 750.000.000. Range harga dengan besar persentase
urutan kedua yaitu 41,67 persen berada pada range harga kurang dari Rp.
500.000.000. Pada kedua range harga ini, terdapat dua model pembiayaan yang
diinginkan, yaitu tunai dan KPR, dimana model pembiayaan KPR lebih banyak
diinginkan dari pada tunai pada kedua range harga unit ini. Sedangkan sisa persentase
untuk range harga berada antara Rp. 750.000.000 hingga Rp. 1.000.000.000 dan range
harga lebih dari Rp. 1.000.000.000 dimana untuk kedua range model pembiayaan
yang diinginkan adalah KPR.
Pada range harga kurang dari Rp. 500.000.000, jangka waktu angsuran yang
diinginkan adalah 10 dan 15 tahun, untuk range harga Rp 500.000.000 – Rp.
750.000.000 adalah 10 dan 20 tahun, untuk range harga Rp. 750.000.000 – Rp.
1.000.000.000 adalah 15 tahun, dan untuk range harga di atas Rp. 1.000.000.000
adalah 5 tahun.
Secara finansial, pengembangan yang lebih menarik jika dilihat dari segi keuntungan
yang didapat, nilai NPV, dan nilai IRR adalah pengembangan apartemen. Hal ini dikarenakan
pengembangan apartemen akan menghasilkan nilai keuntungan/laba bersih, NPV dan IRR
yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pengembangan landed house. Kondisi ini tak
terlepas dari jumlah unit yang dapat dibangun di dalam luasan lahan yang sama yang dimiliki
oleh pengembang. Dimana jumlah unit yang dapat dibangun untuk landed house sebanyak
219 unit, sementara apartemen sebanyak 571 unit. Oleh karena itu, dengan jumlah unit yang
dapat terjual lebih banyak maka akan meningkatkan jumlah laba yang akan didapatkan oleh
pengembang. Hasil ini dirangkum dalam Tabel 2.
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Berikut hasil analisa uji sensitivitas terhadap perubahan biaya investasi untuk
pengembangan apartemen dan landed house. Analisa uji sensitivitas dilakukan untuk melihat
sejauh mana nilai NPV dari pengembangan apartemen maupun landed house akan konsisten
terhadap perubahan biaya investasi.
Tabel 3. Uji Sensitivitas Perubahan Biaya Investasi Apartemen dan Landed House
Apartemen Landed House
Keterangan
NPV Biaya Investasi NPV Biaya Investasi
Rp 176,966,515,669 Rp 84,000,000,000 Rp 119,629,383,347 Rp 40,000,000,000 Turun 50%
Rp 160,166,515,669 Rp 100,800,000,000 Rp 111,629,383,347 Rp 48,000,000,000 Turun 40%
Rp 134,966,515,669 Rp 126,000,000,000 Rp 99,629,383,347 Rp 60,000,000,000 Turun 25%
Rp 92,966,515,669 Rp 168,000,000,000 Rp 79,629,383,347 Rp 80,000,000,000 Biaya awal
Rp 50,966,515,669 Rp 210,000,000,000 Rp 59,629,383,347 Rp 100,000,000,000 Naik 25%
Rp 25,766,515,669 Rp 235,200,000,000 Rp 47,629,383,347 Rp 112,000,000,000 Naik 40%
Rp 8,966,515,669 Rp 252,000,000,000 Rp 39,629,383,347 Rp 120,000,000,000 Naik 50%
Berdasarkan hasil uji sensitivitas pada Tabel 414 dapat disimpulkan bahwa
pengembangan proyek apartemen dan landed house di kawasan milik PT. X di Sidoarjo akan
layak berapapun besarnya WACC/tingkat suku bunga pembanding. Dimana ketika tingkat
suku bunga pembanding pengembangan apartemen berturut-turut turun maupun naik sebesar
25 persen, 40 persen, dan 50 persen dari tingkat suku bunga awal pengembangan, nilai NPV
akan berturut-turut tetap pada posisi lebih dari nol atau bernilai positif.
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
DAFTAR PUSTAKA
Limanto, S. (1998). Analisa Investasi Properti Sebuah Kawasan di Surabaya. Program
Pascasarjana ITS. Surabaya.
Miles, M. E., Berens, G. L., Eppli, M. J., & Weiss, M. A. (2007). Real Estate Development
Principles And Process Fourth Edition. Washington DC: ULI-The Urban Land
Institute.
Phyrr, S., Cooper, J. R., Wofford, L. E., Kaplin, S. D., & Lapides, P. D. (1998). Real Estate
Investment: Strategy, Analysis, Decision 2nd Edition. New York: John Wiley and
Sons.
Pratt, Shannon P. (2000). Cost of Capital (2nd Edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-5-8